Anda di halaman 1dari 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Streptococcus mutans Toksonomi Streptococcus mutans.

Kingdom : Monera Divisio : Firmicutes Class : Bacili Order : Lactobacilalles Family : Streptococcaceae Genus : Streptococcus Species : Streptococcus mutans Streptococcus mutans pertama kali dijumpai oleh JK Clark pada tahun 1924 setelah beliau mengisolasinya dari sebuah lesi pada karies gigi. Tahun 1960-an ketertarikan yang sebenarnya muncul setelah para peneliti mulai menjalani penelitian mengenai karies gigi. Banyak tipe telah di isolasi secara biokimia mempunyai kesamaan tetapi mempunyai antigenik yang berbeda. Terdapat 7 serotipe dari Streptococcus mutans yaitu a, b, c, d, e, f dan g yang ditemukan.8 Penelitian berikutnya meneliti profil protein pada masing-masing strain, struktur dinding sel dan komposisi kasar DNA untuk mengkonfirmasikan penemuan serologi yang menentukan banyak variasi dari isolasi Streptococcus mutans.8 Pemakaian gigitiruan memicu tingginya prevalensi Streptococcus mutans, lactobacilli, stafilokoki dan jamur didalam rongga mulut jika dibandingkan dengan bukan pemakai gigitiruan.9

2.2 Gigitiruan

Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Deskripsi Gigitiruan penuh adalah suatu alat tiruan yang menggantikan semua gigi-geligi asli dan berhubungan dengan struktur maksila dan mandibula, didukung oleh membran mukosa, jaringan penghubung dan lapisan tulang. Gigitiruan sebagian lepasan adalah suatu alat yang menggantikan gigi pada sebagian lengkung gigi, dapat dilepas dari mulut serta dapat di pasang kembali sesuai keinginan.4 Banyak masalah terjadi selama pemakaian gigitiruan seperti clicking, tergelincir (slipping), iritasi pada gingiva dan bau, oleh karena itu harus dilakukan 3R (readjust, reline atau remade) pada gigitiruan tersebut. 4

2.3 Jenisjenis gigitiruan 2.3.1 Gigitiruan penuh Gigitiruan penuh dipakai oleh pasien yang kehilangan semua gigi pada arkus maksila

atau mandibula (gambar 1).12 Gambar 1. Gigitiruan penuh (maksila).12

Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Pemeliharaan gigitiruan (denture care) Gigitiruan yang terbuat dari resin mempunyai pori mikroskopis yang dapat

menyebabkan penumpukan debris dari makanan dan bakteri. Gigitiruan dapat terkontaminasi karena berada di dalam mulut selama 24 jam. Infeksi yang terus menerus dapat memicu penyakit mikrobial yang kronis dan dapat menyebabkan penyakit sistemik, oleh karena itu penting untuk melakukan pemeliharaan gigitiruan seperti di bawah ini :12

1.

Bersihkan gigitiruan 2 kali sehari dengan sikat gigi dan pencuci gigitiruan yang tidak abrasif.

2. dengan hati-hati. 3.

Gigitiruan mudah patah sehingga harus dijaga

Jangan memakai gigitiruan pada waktu malam karena jaringan mukosa memerlukan istirahat.

2.4 Denture stomatitis Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa pemakai gigitiruan penuh dan gigitiruan sebagian lepasan. Lesi pada denture stomatitis menunjukkan berbagai bentuk klinis yang berbeda dan biasanya lebih banyak dijumpai pada bagian mukosa rahang atas terutama di palatal. Gingiva pada rahang bawah tidak didapati adanya denture stomatitis karena adanya aksi pembersihan dari saliva.12 Pemakaian gigitiruan menyebabkan terjadinya perubahan pada mikroflora rongga mulut. Bagi sebagian individu, perubahan ini menyebabkan perkembangan suatu denture stomatitis. Hal Ini disebabkan karena adanya biofilm dari mikrobial yang melekat pada permukaan gigitiruan.8

Universitas Sumatera Utara

Secara klinis denture stomatitis dibagi kepada 3 tipe yaitu:3 Tipe I : Hiperemi berupa bintik atau titik sebesar jarum pentul (petekia palatal). Tipe II : Eritema yang tidak berbatas tegas. Tipe III : Inflamasi granuler atau hiperplasia papilary inflamatory.

Gambar 2. Tipe II (Eritema mukosa pada pemakai gigitiruan).3

Gambar 3. Tipe III (Hiperplasia papilari pada pemakai gigitiruan). 3

Universitas Sumatera Utara

2.4.1 Kolonisasi mikroorganisme pada gigitiruan Adanya biofilm atau plak pada gigitiruan yang berkontak dengan permukaan mukosa adalah faktor etiologi yang terbesar dalam patogenesis terjadi denture stomatitis dan inflamasi hiperplasia papilari dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4. Model pembentukan biofilm pada gigtiruan dan gigi asli.1 Kolonisasi mikroba yang ada pada permukaan gigitiruan membentuk suatu deposit yang dikenal sebagai plak denture. Permukaan yang kasar pada gigitiruan merupakan faktor yang mempermudah kolonisasi Streptococcus mutans. Pada regio posterior dan bagian dalam dijumpai lebih banyak koloni Streptococcus mutans daripada bagian anterior dan permukaan

Universitas Sumatera Utara

luar gigitiruan. Porositi pada permukaan gigi tiruan berperan penting dalam proses pembentukan plak seperti yang terlihat pada gambar 5.1

Gambar 5. Mikropori pada akrilik1 Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa permukaan yang kasar memberi efek terhadap akumulasi plak dan kolonisasi bakteri dimana permukaan kasar pada akrilik (polimetilmetakrilik atau PMMA) berperan dalam tahap awal pembentukan biofilm. Penelitian lain menyatakan bahwa penggunaan cold-cured acrylic resin dijumpai lebih banyak koloni bakteri dibandingkan dengan heat-cured acrylic resin.1

Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1 KERANGKA KONSEP

Denture stomatitis

- Gigitiruan yang dipakai terus menerus. Streptococcus mutans - Penjagaan kebersihan gigitiruan yang tidak memadai sehingga terjadi penumpukan plak pada permukaan gigitiruan.

pH asam saliva

Asupan karbohidrat yang tinggi Fermentasi Streptococcus mutans.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai