Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum Wr. Wb.

Muqoddimah…….

Hadirin yang berbahagia..

Masih ingatkah kita dalam sebuah kisah,ketika nabi Muhammad dalam


perjalanan hijrahnya, pertama kali menginjakkan kaki di kota Thaif, Nabi dilempari
batu oleh penduduk Thaif hingga berdarah.

Masih ingatkah kita didalam sebuah kisah, pernah setiap kali nabi akan pergi
melaksanakan sholat di masjid, nabi selalu diludahi bahkan dilempari dengan kotoran
onta. Melihat kejadian-kejadian tersebut nabi tetap sabar dan tidak pernah marah,j
ustru malaikat Jibrillah yang marah dan berkata” Wahai nabi andai engaku
mengizinkan niscaya akan aku pindahkan gunung uhud untuk kutimpakan kepada
penduduk kota ini “namun bagaimana jawab Nabi ??
Dengan sangat bijaksana dan murah hati nabi menjawab “ tidak ya Jibril, mungkin
suatu saat nanti mereka akan mendapatkan hidayah dan beriman padaku, atau
mungkin anak-anak mereka, atau mungkin cucu mereka” subhanallah….
Maha suci Allah yang telah mengutus seorang nabi sebagai mahluk yang paling
sempurna, dan menjadi tauladan bagi seluruh umat didunia.

Hadirin wal hadirot serta teman-temanku yang tercinta rohimakumullah….

Mari kita renungkan dari kisah-kisah tersebut, bagaimana metode dakwah nabi
yang begitu mulia dan bijaksana, Dakwah yang begitu santun,dapat diterima oleh
siapapun, serta dakwah yang sangat toleran dan penuh kebijaksanaan. Namun yang
paling penting disini ialah tidak pernah dicontohkan oleh Nabi untuk berdakwah
dengan cara kekerasan dan paksa an, meski kita ketahui bahwa mayoritas penduduk
Arab pada saat itu ialah penyembah berhala, yahudi, nasrani bahkan majusi. Dengan
dalil inilah dapat dibuktikan bahwa sesungguhnya nabi sangat menjunjung tinggi
pluralitas dan cinta akan kedamaian. Sesuai dengan surat An-nahl ayat 125 Allah
berfirman :

   


 
  
     
     
   


125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Abul Fida’ Imamuddin Ismail bin Umar bin Katsir, didalam kitabnya tafsir al-Qur’an
al-Adzim menyatakan bahwa makna hikmah di dalam ayat tersebut ialah ‫ماانزله اليه من‬
‫والسنة‬ ‫الكتاب‬
yang berarti al-Qur’an dan al- Sunnah. Cukup jelas dalam ayat tersebut, bahwa Allah
memerintahkan nabi Muhammad S.A.W untuk berdakwah dengan 3 cara :

1. Dengan al-Qur’an serta contoh yang baik


2. Nasihat-nasihat yang baik
3. Berdebat dengan cara baik

Bahkan dipertegas kembali didalam surat al-Baqarah ayat 256

‫ الاكراه في الدين‬: Tidak ada paksaan dalam beragama.

Dari dalil-dalil tersebut ditegaskan bahwa tidak ada perintah untuk berdakwah secara
keras dan paksa.

Namun mari kita tengok bagaimana keadaan di sekitar kita saat ini, banyak orang-
orang dan ormas yang mengatasnamakan Islam, berdakwah dengan cara paksaan,
arogan bahkan tidak berprikemanusiaan. Menganggap semua yang tidak sepemikiran
adalah sesat, menganggap hanya merekalah yang paling benar,hanya merekalah yang
mendapat petunjuk dan kesempurnaan. Sungguh menyedihkan....

Hadirin wal hadirot hafidzoni wa hafidzokumullah...

Karena itulah teman-temanku sekalian,kita sebagai generasi muda penerus bangsa


melalui lembaga dakwah kampus, mari kita tunjukkan cara dakwah seperti yang telah
dicontohkan Rasulullah Muhammad S.A.W. ,dakwah yang bersifat plural dan cinta
akan kedamaian. Agar semakin nampak bahwa Islam adalah rahmatan lil
alamin,rahmat bagi seluruh alam. Generasi muda yang hebat, pemeluk agama Islam
yang kuat agar tercipta negara yang toto tentrem kerto raharjo, gemah ripah loh
jinawi, baldatun toyyibatun wa robbun ghofur.....

Anda mungkin juga menyukai