Marilah kita panjatkan puji dan syukur kita ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya
kepada kita semua, sehingga kita bisa berkumpul di tempat yang mulia ini.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membebaskan kita dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan, dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang seperti sinar matahari.
Hari ketika dilahirkan Nabi Muhammad SAW dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa memiliki ciri-
ciri, alam semesta ikut bergembira, langit teduh, bumi sejuk, dan seluruh pohon-pohon berbuah
dengan sempurna. Kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan saja menjadi kebahagiaan bagi seluruh
alam, akan tetapi juga kebahagiaan seluruh makhluk di muka bumi. Rasulullah SAW adalah
khataman nabiyyin. Beliau juga bagaikan nurun fauqa kulli nur (cahaya di atas cahaya) dan basyarun
lakal basyari (manusia tidak seperti manusia).
Ada beberapa hikmah yang dapat dipetik dari adanya peringatan Maulid Nabi. Pertama, kita kembali
mengingat bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan panutan kita. Jadi, sudah seharusnya kita terus
berusaha meniru akhlak nabi untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS
Ali Imran: 31)
Dengan mengenang Maulid Nabi, marilah kita kaum muslimin untuk senantiasa mengikuti akhlak
Rasulullah SAW agar kita mendapatkan rida dan ampunan dari Allah SWT, sebagaimana telah
tertera dalam ayat tersebut. Pertanyaannya, bagaimana jika diterapkan dalam konteks umat
sekarang yang tidak berjumpa dengan Rasulullah SAW secara langsung?
Maka dalam rangka meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW seharusnya kita sebagai umat muslim
di era modern ini mengikuti akhlak guru kita, guru-guru yang benar-benar memiliki sanad keilmuan
sampai kepada Rasulullah SAW. Hal itu sangat penting supaya kita tidak salah arah atau tersesat.
Dalam konteks saat ini, seorang yang mengaku mencintai nabi, seharusnya ia menjaga tutur
katanya.
Demikian pidato yang dapat saya sampaikan tentang Maulid Nabi Muhammad. Jika ada kekurangan
baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja saya mohon maaf, karena kesempurnaan hanya
milik Allah SWT.