Anda di halaman 1dari 31

Contoh Khutbah Jumat tentang Maulid

Nabi Muhammad SAW


Kategori Dunia: Contoh Khutbah & Pidato
Khutbah Jumat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW. Hari ini, semua umat muslim di
berbagai penjuru dunia telah memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Nah.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini Dunia Baca dot Com akan berbagi
Contoh Khutbah Jumat atau Ceramah tentang Peringatan Maulid Nabi Muhammad
SAW.
Langsung saja Anda simak ulasannya berikut ini. Contoh Khutbah Jumat Maulid Nabi, Oleh
KH Abdurrahman Navis Lc, seperti dilansir dari sumber yang tercantum di akhir khutbah ini.

. . .



. . .
.

. .

Maasyiral muslimin sidang Jumat rahimakumullah


Dalam kesempatan yang mulia ini marilah kita tadzakkur dan tafakkur, mengingat segala apa
yang kita amalkan selama ini dan berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada
Allah SWT. Dalam arti kita berusaha melaksanakan segala usaha yang diperintahkan Allah dan
menjauhi segala yang dilarang-Nya.
Marilah kita tinggalkan sejenak tugas-tugas duniawiyah, pekerjaan di kantor, bisnis dan
perdagangan, untuk masuk masjid melaksanakan sholat Jumat,untuk dzikrullah, ingat kepada
Allah SWT.Semoga dengan demikian kita termasuk golongan orang-orang yang tidak lalai ingat
kepada Allah, walaupun kita disibukkan dengan aktivitas jual beli dan perdagangan. Semoga kita
semua dijadikan oleh Allah SWT sebagai hamba Allah yang muttaqin dan husnul khatimah.
Amin.
Maasyiral muslimin sidang Jumat rahimakumullah
Di bulan Rabiul Awwal yang lebih dikenal dengan bulan maulid atau bulan kelahiran Nabi
Muhammad SAW, tepatnya tanggal 12 rabiul awwal, biasanya kaum muslimin merayakan
peringatan mauld Nabi Muhammad SAW, baik dirumah dengan mengundang tetangga dan
handai taulan. Atau diadakan oleh lembaga, organisasi, masyarakat kampung dengan bentuk
pengajian umum dan ceramah, ada juga dengan bakti sosial, khitanan masal, dan bentuk amalamal sholeh yang lain.Yang menjadi pertanyaan, pernakah nabi Muhammad merayakan
peringatan maulidnya? Dan sejak kapankah diadakan dan untuk apa? Lalu bagaimana hukumnya
mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad SAW?
Maasyiral muslimin sidang Jumat rahimakumullah
Jika menelusuri sejarah, ternyata Nabi Muhammad SAW belum pernah merayakan hari ulang
tahunnya dengan upacara dan acara. Rasulullah memperingati kelahirannya dengan berpusa.
Suatu ketika Nabi Muhammad ditanya: Wahai rasul, mengapa engkau berpuasa hari Senin?
Rasul menjawab: Pada hari Senin itu aku dilahirkan. Dengan demikian Nabi Muhammad
merayakannya denga puasa yang kemudian di masyarakat kita dikenal dengan puasa weton
(puasa kelahiran).
Namun sejarah tidak pernah mencatat Rasulullah merayakan maulid dengan mengundang orang
lain untuk bacaan shalawat, untu bacaan berberzanjian, dibaan dan pengajian umum.Nah, apakah
kalau Nabi Muhammad SAW sahabat tidak pernah mengadakan peringatan maulid ini berarti
mengada-ngada, dan apakah termasuk bidah?Maasyiral muslimin sidang Jumat
rahimakumullahMari kita mengkaji hukum peringatan mauled Nabi Muhammad SAW.
Dalam sebuah kitab yang ditulis oleh Imam Jalaluddin as-Suyuthi yang berjudul Husnul Maqasid
fil Amal al-Mawalid. Beliau menjelaskan bahwa di zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin
memang belum diadakan peringatan dalam bentuk upacara, shalawatan dan pengajian tentang
maulid Nabi, sehingga ada sebagian kaum muslimin yang tidak mau memperingati kelahiran
dengan bentuk upacara itu.Jadi, kapan peringatan kelahiran Nabi ini mulai dilaksanakan?

Maasyiral muslimin sidang Jumat rahimakumullah


Sejarah menyebutkan bahwa sejak Islam berjaya dengan menaklukan romawi, Persia bahkan
Eropa, banyaklah orang non muslim masuk Islam, termasuk orang-orang salib dari Eropa. Baik
karena sukarela ataupun karena terpaksa. Hal ini menimbulkan dendam kaum Nasrani, akhirnya
mereka membalas dendam dengan menjajah Timur Tengah. Maka berkobarlah perang salib.
Kaum kafir membunuh orang islam, merampas kekayaan, dijauhkan dari Islamnya, dijauhkan
dari Nabinya, dijauhkan dari sejarah kejayaan Islam. Yang ditampilkan oleh penjajah di hadapan
kaum muslimin adalah tokoh-tokoh kafir, tokoh-tokoh fiktif sehingga rusaklah moral anak-anak
muda, hancurlah kejayaan kaum muslimin, hilang keteladanan, hingga tidak kenla kehebatan
Islam.
Melihat kondisi umat yang terpuruk dan semakin jauh dari Islam, serta tidak punya semangat
memperjuangkan agamanya, para ulama dan tokoh Islam mencari solusi bagaimana
membangkitkan keislaman kaum muslimin dan melepaskan diri dari cengkraman tentara salib.Di
antaranya seorang raja yaitu Al-Malik Mudhaffaruddin (Raja Himsiyyah), mengundang para
ulama dan masayikh ke istana untuk bermusyawarah, bagaimana membangkitkan semangat
umat Islam, membebaskan diri dari penjajah, serta menanamkan kecintaan anak muda dan
muslimin kepada Rasulullah, sehingga mau menteladani beliau.
Dari musyawarah ulama tersebut akhirnya ada yang mengusulkan agar diadakan peringatan
peristiwa bersejarah dalam Islam, diantaranya dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW,
yang kemudian dikampanyekan dengan besar-besaran, mengundang para penyair agar menulis
syair pujian kepada Nabi, serta para ulama dan mubaligh yang bertugas menceritakan sejarah
Nabi.Al-Malik Mudhaffaruddin menanggapi usulan ini dengan antusias. Tetapi ada yang tidak
setuju, dengan alasan kerena peringatan seperti itu tidak pernah dikerjakan oleh Nabi, dan itu
berarti itu bidah.
Menanangapi ketidak setujuan mereka, akhirnya dijawab oleh ulama yang hadir, bahwa dalam
penjelasan tentang bidah itu tidak semua sesat. Menurut Imam al-Iz Abdussalam, Ibnu Atsar
menjelaskan bahwa ada bidah dholalah dan bidah hasanah. Bidah dholalah (sesat) adalah
bidah yang tidak ada dasar hukummnya dan tidak ada perintah sama sekali dari syariat,
sedangkan bidah hasanah adala suatu amalan yang dasar perintahnya sudah ada dari Rasulullah,
namun teknisnya tidak diatur langsung dan itu bukan temasuk ibadah mahdah muqayyadah
(ibadah murni yang telah ditentukan tata caranya).
Maasyiral muslimin sidang Jumat rahimakumullah
Seperti sering dijelaskan bahwa ibadah itu ada dua macam. Pertama, ibadah mahdah
muqayyadah yaitu ibadah murni yang tata caranya terikat dan tidak boleh diubah, karena
perintah dan teknis pelaksanaannya contohkan langsung oleh Rasulullah, seperti shalat dan haji
yang harus sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasul.Kedua, ibadah muthalaqah ghoiru
muqayyadah, yaitu ibadah mutlaq yang tata caranya tidak terikat, perintahnya ada sedangkan
teknis pelaksanaannya terserah masing-masing orang. Seperti berdzikir, perintahnya sudah ada
namun teknisnya tidak ditentukan sebagaiman firman Allah:

Yang artinya: Berdzikirlah kalian dalam keadaan berdiri duduk, dan berbaring. (QS an-Nisa)
Dzikir merupakan perintahnya, sedangakan teknisnya terserah kita, duduk, berdiri, berbaring
dirumah, dimasjid sendirian, bersama-sama, suara pelan ataupun dengan suara keras tidak ada
batasan-batasan, tergantung kepada situasi dan kondisi asal tidak melanggar ketentuan
syariat.Membaca shalawat juga diperintahkan sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran:

Yang Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salan penghormatan
kepadanya. (QS al-Ahzab56).
Perintah membaca shalawat ada sedangkan teknisnya terserah kita. Boleh sholawat yang
panjang, pendek, prosa, maupun syair, yang penting bershalawat kepada rasullullah. Hal ini
termasuk juga berdakwah, Allah berfirman dalam Al-Quran:

Yang artinya: Serulah (manausia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik. (QS an-Nahl 125)

Berdakwahlah kamu ke jalan Allah dengan cara hikmah dan mauidzah hasanah atau wejangan
yang baik. Perintahnya ada sedangkan teknis pelaksanaannnya terserah kita, boleh dalam bentuk
pengajian umum, pengajian rutin di masjid, ataupun media TV, radio, koran, majalah,diskusi,
maupun seminar. Semuanya dipersilakan, yang penting momentum dan misinya adalah dakwah.
Maasyiral muslimin sidang Jumat rahimakumullah
Peringatan Maulid Nabi yang diisi dengan pembacaan shalawat kepada Rasul, pengajian umum,
ceramah tentang kesadaran terhadap islam, membaca sejarah Nabi, amal saleh, bakti sosial,
khitanan massal dan lain-lain itu merupakan ibadah mutlaqah ghairu muqayadah atau ibadah
yang mutlaq dan tidak terikat tata caranya dimana perintahnya ada sedangakan pelaksanaannya
terserah kita.
Maka dengan demikian mengadakan peringatan Maulid Nabi yang diisi dengan pembacaan
shlawat, pengajian umum dan perbuatan yang baik bukan termasuk bidah dlalalah, tapi tapi
merupakan amrum muhtasan, yaitu sesuatu yang dianggap baik dan kalau kalau dilakukan
secara ikhlas karena Allah maka akan mendapatka pahala dari Allah SWT.
Demikian juga Sayyid Alwi Al-Maliki al-Hasani menjelaskan dalam kitab Mukhtashar Sirah
Nabawiayah: Bahwa memperingati Maulid Nabi bukan bidah dlalalah, tapi sesuatu yang baik.
Maasyiral muslimin sidang Jumat rahimakumullahAkhirnya para ulama yang hadir bersama
Al-Malik Mudhaffaruddin dalam pertemuan itu memutuskan bahwa peringatan Maulid Nabi
Muhammad itu boleh.
Kemudian Al-Malik Mudhafar sendiri langsung menyumbang 100 ekor unta dan sekian ton
gandum untuk mengadakan peringatan maulid Nabi muhammad SAW. Setiap daerah diundang
penyair untuk membuat syair pujian dan shalawat kepada Nabi muhammad. Kitab-kitab yang
tersisa hingga sekarang di antaranya yang dikarang oleh Syeikh al-Barzanji dan Syeikh
Addibai.Ternyata dengan diadakannya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini sangat
efektif untuk menyadarkan kaum Muslimin cinta kepada Rasul, sehingga seorang pemuda
bernama Shalahudin Al-ayyubi menggalang anak-anak muda, dilatih fisiknya, disadarkan cinta
Rasul, diajak membebaskan diri dari penjajahan tentara salib. Akhirnya, laskar Islam bersama
panglima Shalahudin al-Ayyubi, bisa memenangkan perang salib pada tahun 580 H.
Sejak tahun itulah peringatan Maulid Nabi SAW diadakan oleh negara muslim lainnya.Mudahmudahan dengan peringatan Maulid Nabi hati kita semakin cinta kepada Rasulullah SAW.
Dengan cinta kepada Rasulullah kita akan melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya
dan kita termasuk orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah SAW. Sebagaimana sabda beliau
yang artinya: Orang-orang yang telah menghidupkan sunnahku maka dia berarti cinta kepadaku,
dan orang-orang yang cinta padaku nanti akan bersamaku disurga. Semoga kita dikumpulkan
bersama Rasulullah SAW kelak disurga nanti. Amiin, ya rabbal alamin.

.
.



- See more at: http://duniabaca.com/contoh-khutbah-jumat-tentang-maulid-nabi-muhammadsaw.html#sthash.ZpcwLUa2.dpuf

KHUTBAH JUMAT
MEMPERINGATI MAULID NABI BESAR MUHAMMAD SAW

KHUTBAH PERTAMA






Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan karunianya kepada kita.
Diantara karunia dan rahmat besar yang dilimpahkan kepada kita sebagai umat
akhir zaman adalah dilahirkannya Muhammad SAW yang kemudian diangkat
menjadi Nabi dan Rasul.
Rasulullah sangat menginginkan umatnya memperoleh hidayah serta kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat. Maka segala hal yang diperintahkan Allah untuk
disampaikan kepada umatnya telah beliau sampaikan. Segala hal yang
mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka beliau paparkan. Bahkan
Rasulullah menyimpan doa terbaiknya untuk umatnya kelak di yaumul hisab agar
umatnya beroleh syafaat. Itulah bentuk-bentuk kasih sayang Rasulullah kepada
umatnya.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Lalu bagaimana sikap kita terhadap beliau yang demikian luar biasa kasih
sayangnya kepada kita? Beliau yang namanya kita sebut dalam syahadat, kita
bersaksi bahwa beliau adalah Rasulullah lalu kita membacanya setiap kali shalat.
Salah satu kewajiban kita terhadap beliau adalah meneladaninya. Menjadikannya
sebagai teladan sepanjang zaman.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)
Ayat ini menjadi pedoman bagi kita bahwa manusia terbaik yang harus kita teladani
adalah Rasulullah SAW. Teladan yang seharusnya kita contoh perilakunya, kita
contoh kata-katanya, kita contoh ibadah dan akhlaknya.
Dalam ayat yang lain Allah SWT menegaskan bahwa kecintaan kepada Allah baru
dikatakan benar jika seseorang meneladani Rasulullah dan mengikuti sunnahnya.







Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. Ali Imran : 31)
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Meneladani Rasulullah SAW itu artinya kita mengikuti sunnahnya dan tidak
menyelisihinya. Kita mentaatinya dan tidak menentang ajarannya.
Rasulullah SAW bersabda,

Sungguh aku telah tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti
siang. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa.
Barangsiapa di antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan.
Maka kalian wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku,
dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnahsunnah itu dengan gigi geraham. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
Mereka yang bersegera untuk mengikuti petunjuk Nabi yang diketahui melalui
hadits-haditsnya akan dijanjikan surga. Sementara mereka yang enggan mengikuti
sunnah Nabi, enggan mengikuti hadits Rasulullah dan lebih suka menyelisihinya
akan menyesal di akhirat nanti sebab ia menolak surga dan terseret ke neraka.
Rasulullah SAW bersabda,







Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, Para sahabat bertanya, Wahai
Rasulullah, lantas siapa yang enggan? Nabi menjawab: Siapa yang taat kepadaku
(mengikuti aku) masuk surga dan siapa yang menyelisihi aku berarti ia enggan.
)(HR. Bukhari
Semoga kita tergolong umat Muhammad yang berusaha mempelajari sunnahnya,
lalu mengikuti dan mengamalkannya. Semoga kita tidak tergolong orang-orang
yang menyelisihi dan hadits-hadits Nabi, baik dalam hal aqidah, ibadah maupun

akhlak dan muamalah



KHUTBAH KEDUA






.



*






.

.

.


.





.

.
.
.

.
:


Khutbah Jumat: Isra Miraj


Ditulis pada Juni 4, 2013 oleh alveesyukri

Khutbah Pertama




.


.


. . . . ,
.
:
.


) (102 :
:
. .
) (1 :
Maasyiral muslimin sidang jamaah jumat rahimaniy wa rahimakumullah
Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita kepada Allah dengan berupaya
maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Quran dan juga
Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja
larangan Allah yang termaktub dalam Al-Quran dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara
itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan.
Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana
perintah Allah dalam Al-Quran:

.
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad saw). Wahai
orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad saw). (QS. Al)Ahzab [33] : 56
Maasyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah
Manusia hidup dalam tiga dimensi waktu: masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
Orang yang baik adalah orang yang pandai mengambil pelajaran dari masa lalu untuk

menentukan sikap hari ini dan merencanakan masa depan, sehingga hari ini bisa lebih baik dari
hari kemaren dan besok bisa lebih di atas tingkat prestasi yang dicapai dari pada hari ini.
Dalam konteks itulah Isra Miraj yang merupakan peristiwa masa lampau tetap relevan diambil
sebagai pelajaran untuk kita jadikan acuan hidup di zaman sekarang agar masa depan kita jauh
lebih berkualitas dari pada hari ini atau pun kemaren.
Maasyiral muslimin sidang jamaah jumat rahimaniy wa rahimakumullah
Kalau kita perhatikan, hampir setiap bulan dalam kalender Islam memiliki nilai sejarah. Kalau
kita bicara Muharram misalnya, kita diingatkan pada peristiwa hijrah. Di bulan Ramadhan kita
bertemu dengan Nuzulul Quran. Di bulan Dzul Hijjah membawa kita ke peristiwa Idul Qurban.
Kita menjumpai Idul Fitri di bulan Syawwal. Kita bersua dengan Maulid Nabi di bulan Rabiul
Awwal. Dan ketika perjalanan hidup kita tiba di bulan Rajab, kita diajak mengembara,
merasakan ke-MahaBesar-an Allah bersama peristiwa menakjubkan: Isra dan Miraj.
Al-Quran memang bukan kitab sejarah, tetapi al-Quran banyak menceritakan peristiwa
bersejarah. Dan kalau kita telaah gaya bahasa yang digunakan al-Quran dalam menceritakan
peristiwa bersejarah itu ternyata berbeda-beda.
Sangat istimewa sekali, bahwa untuk mengisahkan peristiwa Isra Miraj, Allah memulai ayatNya dengan kalimat tasbih. Allah berfirman:
. .

Dalam ayat ini Allah memulainya dengan kalimat ( Maha Suci Allah). Banyak peristiwa
yang diceritakan Al-Quran, tetapi jarang sekali diawali dengan kalimat Tasbih. Ketika al-Quran
menceritakan bagaimana firaun dan bala tentaranya ditenggelamkan di Laut Merah, itu
peristiwa hebat, tapi tidak dimulai dengan kalimat Tasbih.
Kalau untuk memaparkan peristiwa Isra Miraj Allah memakai kalimat Tasbih, tentulah bukan
suatu kebetulan. ( Maha Suci Allah). Maha Suci dari segala kelemahan. Maha Suci
dari segala sifat kekurangan. Maha Suci dari segala kesia-siaan. Allah mempertaruhkan
kesucian-Nya untuk menjamin kebenaran peristiwa Isra dan Miraj. Pertanda bahwa Isra Miraj
bukan peristiwa biasa.
Maasyiral muslimin sidang jamaah jumat rahimaniy wa rahimakumullah
Kalimat selanjutnya: berasal dari kalimat ( artinya berjalan), yang
kemudian dibentuk menjadi mutaaddi dengan menambahkan Hamzah di awalnya:
( artinya memperjalankan).
Dari kalimat itu tampak bahwa dalam peristiwa Isra Miraj yang aktif sebenarnya Allah.
Karenanya tidak heran jika nabi berangkat dari Mekkah menuju Masjidil Aqsha di Palestina, lalu
naik ke langit ke tujuh, naik lagi ke Baitul Makmur setelah itu ke Shidratul Muntaha, hingga tiba
di bawah Arsy menerima perintah shalat, melakukan kunjungan ke Syurga dan Neraka,
kemudian kembali lagi ke Mekkah, hanya memakan waktu tidak lebih dari sepertiga malam.
Kenapa tidak? Allah-lah yang memperjalankan. Nabi sendiri pasif, sekedar diperjalankan dan
terima beres. Andai kata Rasul berjalan sendiri, jelas beliau tidak akan sanggup menempuh jarak
yang demikian jauh dalam waktu sesingkat itu. Oleh karena itu, dalam memahami peristiwa Isra

Miraj jangan memakai logika manusia, tetapi harus menggunakan logika ke-MahaKuasa-an
Allah.
Dahulu Abu Jahal, Abu Lahab dan kawan-kawannya memahami peristiwa Isra Miraj ini dengan
logika berfikir manusia, terang saja mereka tidak bisa mencerna. Padahal kalau sedikit saja mau
merenungi ayatnya, orang tidak akan kesulitan memahami Isra Miraj. Peristiwa Isra Miraj itu
kehendak Allah, bukan kehendak Rasulullah SAW.
Maasyiral muslimin sidang jamaah jumat rahimaniy wa rahimakumullah
Kemudian lanjutan ayat terdapat kalimat: ( hamba-Nya). Kenapa Allah tidak
menggunakan kalimat lain, misalnya langsung saja disebut nama Nabi:
(Maha Suci Allah yang telah memperjalankan Muhammad)?
Ada dua pengertian yang dikandung kata ( hamba-Nya) dalam ayat tersebut:
Pertama: Kata hamba itu menjelaskan bahwa Nabi Isra Miraj dengan ruh dan jasad. Sebab,
orang hanya akan dipanggil hamba kalau punya jasad dan ruh sekaligus.
Kedua: Kalimat juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad itu oleh Allah benar-benar
telah diakui sebagai hamba-Nya. Mungkin kita bertanya, Apakah kita bukan hamba Allah?
Tentu kita ini hamba Allah, tapi kata siapa? Kalau kata kita, itu namanya pengakuan. Kita
mengaku sebagai hamba Allah. Boleh-boleh saja. Tetapi apakah pengakuan kita itu juga diakui
oleh Allah, ini yang jadi masalah. Mengaku sebagai hamba Allah masih menyimpan tanda tanya
besar tentang bukti empiris dari pengakuan tersebut, sementara panggilan hamba dari Allah
merupakan penilaian tersendiri dari Allah atas realitas ke-hamba-an kita. Nabi Muhammad,
Allah-lah yang mengakuinya benar-benar sebagai hamba-Nya.
Maasyiral muslimin sidang jamaah jumat rahimaniy wa rahimakumullah
( pada suatu malam). Kata ini memakai bentuk mufrad (tunggal) untuk
Kalimat selanjutnya
menunjukkan satu. Ayat ini mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh
Allah dalam peristiwa Isra Miraj ini pada malam hari dan waktunya hanya satu malam (bahkan
hanya sepertiga malam). Kenapa Nabi diperjalankan pada malam hari? Karena menurut
kebiasaan kabilah Arab yang mayoritasnya berprofesi sebagai pedagang, mereka melakukan
perjalanan jauh pada malam hari agar tidak merasakan panas teriknya matahari di tengah gurun
sahara pada siang hari. Begitu juga Nabi Isra Miraj ini adalah untuk menghadap bertemu
dengan Allah SWT. Waktu terbaik untuk menghadap bermunajat kepada Allah juga adalah pada
malam hari.
Maasyiral muslimin sidang jamaah jumat rahimaniy wa rahimakumullah
Hakikat dan tujuan Isra Miraj hanya Allah yang Maha Tahu. Tetapi di penghujung ayat itu kita
menjumpai kalimat: ( Agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
kebenaran Kami).
Seluruh pemandangan dan peristiwa yang dilihat dan dijumpai Nabi sepanjang perjalanan
merupakan sebagian kecil dari tanda-tanda kebesaran Allah. Dan itu merupakan tamsil, contoh,
dan pelajaran bagi kita yang hidup di zaman sekarang. Misalnya ketika Nabi melihat orang yang
mencakar-cakar mukanya dengan kukunya sendiri. Beliau bertanya, Ya Jibril, itu orang macam

apa? Jibril yang pada perjalanan Isra Miraj bertugas sebagai pendamping menjelaskan,
Muhammad, itulah contoh dari ummatmu yang suka menjelek-jelekkan saudaranya sendiri.
Sesama muslim adalah bersaudara seperti satu tubuh. Jika yang satu sakit yang lain ikut merasa
sakit. Seorang muslim terinjak yang lainnya ikut merasa pedih. Refleks tanpa harus menunggu
undangan. Sehingga logis jika seorang muslim yang suka menjelek-jelekkan saudaranya
digambarkan seperti orang yang mencakar-cakar mukanya sendiri. Seperti kata pepatah,
Menepuk air di dulang, terpercik ke muka sendiri.
Lalu Nabi melihat orang yang dipotong lidahnya. Kata Malaikat Jibril, Muhammad, itulah
tamsil dari umatmu yang suka membuat fitnah, tukang bikin gosip.
Kemudian beliau menjumpai orang memikul kayu. Bebannya tampak sudah berat, akan tetapi,
beban yang sudah membuat jalannya terseok-seok itu makin ditambah. Makin berat makin
ditambah, begitu seterusnya. Sehingga Nabi merasa heran dam bertanya, Jibril, apa lagi ini?
Jawab Malaikat Jibril, Muhammad, itulah gambaran ummatmu yang dipercaya untuk memikul
suatu amanat, tetapi sebelum dilaksanakan dia sudah menerima amanat yang lain. Akhirnya
bertumpuk-tumpuk di pundaknya. Dia diberi jabatan dan tak mampu menunaikan, namun ketika
dikasih lagi dia mau, diberi lagi dia terima lagi, dan seterusnya. Demikian banyak jabatan yang
dirangkap, tapi tak satupun yang berhasil dilaksanakan.
Di tempat lain Nabi menyaksikan sekelompok orang yang bercocok tanam. Anehnya, saat itu
menanam saat itu juga pohon itu berbuah. Tiap kali dipetik seketika itu keluar lagi buahnya. Kata
Malaikat Jibril, Wahai Muhammad, itulah sebuah potret ummatmu yang gemar memberikan
bantuan kepada orang yang memang memerlukannya. Mereka rajin sedekah, membantu fakir
miskin, menyantuni anak yatim, memberikan bantuan kepada pembangunan masjid,
menyelenggarakan dakwah, pendidikan dan semacamnya.
Jadi orang yang rajin membelanjakan hartanya di jalan Allah itu ibarat orang yang sekali
menanam dan terus menerus memanen buahnya. Sehingga milik kita yang sebenarnya bukanlah
apa yang ada pada diri kita sekarang ini. Uang kita yang sesungguhnya adalah uang yang sudah
kita belanjakan di jalan Allah
Dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa yang disaksikan Nabi Muhammad SAW sebagai
pelajaran bagi kita ummatnya sekaligus merupakan sebagian kecil dari tanda-tanda kebesaran
Allah SWT.
Maasyiral muslimin sidang jamaah jumat rahimaniy wa rahimakumullah
Isra Miraj sesungguhnya adalah batu ujian. Setelah terjadinya peristiwa Isra Miraj tampak di
antara orang-orang yang beriman makin mantap imannya, yang ragu-ragu makin kembali kepada
kekafirannya, dan yang memang sudah kafir kian hebat kekafirannya.
Kelompok pertama yang makin mantap imannya diwakili oleh Abu Bakar Shiddiq RA. Ketika
diceritakan orang bahwa Nabi Muhammad berangkat dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha,
lalu ke Shidratul Muntaha, dan kembali lagi ke Mekkah hanya dalam waktu semalam, beliau
menjawab, Kalau memang Muhammad yang cerita, jangankan cuma ke Masjidil Aqsha di
Palestina, lebih dari itupun saya percaya. Sejak peristiwa Isra Miraj itulah mulai tampak mana
yang benar-benar beriman, mana yang setengah-setengah, dan mana yang memang kafir.

Maka bersyukurlah kita yang hidup di zaman yang jauh dari zaman Rasulullah, kita belum
pernah berjumpa dengan Nabi, belum pernah mendengar tuturan beliau, juga tidak pernah
menyaksikan gerak langkah perjuangan beliau, tetapi kita percaya akan peristiwa Isra Miraj.
Jauh lebih beruntung dari pada mereka yang hidup di zaman Nabi, tapi mereka tidak mau
beriman.
Hanya saja yang perlu kita catat, bahwa berbicara dan memperingati Isra Miraj bukanlah pesta
pora, melainkan bercermin. Betapa ilmu pengetahuan manusia ada batasannya. Bahkan titel
paling akhir tidak lain adalah almarhum. Setiap manusia berjalan ke arah sana. Untuk itu marilah

kita menyiapkan diri kita untuk melangkah ke arah itu.




.


. .

Khutbah Kedua



.


. . . . :
.

{ } :
. .} :

{
. } :



.

{ .
. . . . .
. . . . .

.
.

.
.
!
. .


.
.

Mi'raj 'Isra Perjalanan

Khutbah Jumat, 22 Rajab 1432 H / 24 Juni 2011 M


Perjalanan Isra Miraj

Khutbah Pertama




:


[ :

.([1])]





Kaum mukminin : sesungguhnya riwayat hidup para Nabi, serta pengajaran
dan pelajaran yang terkandung didalamnya hendaknya menjadi inspirasi
bagi kita untuk mengambil hal yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita,
Allah berfirman : Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (Yusuf 111)
Dalam riwayat hidup Nabi Muhammad Saw terdapat mukjizat Isra' Mi'raj,
Nabi Saw diisra'kan (diperjalankan) dari masjidil haram di Makkah menuju ke
Masjidil Aqsha baitul maqdis, Allah Swt berfirman : " Maha Suci Allah, yang
telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari masjidil haram
menuju masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Al Isra' 1),
kemudian di mi'rajkan ke langit hingga sampai ke sidratul muntaha, Allah
Swt berfirman : Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam
rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di
dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika
Sidratilmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya
(Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula)
melampauinya.Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda
(kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. (An Najm 13-18)
Hamba Allah ; perjalanan Isra' dan Mi'raj sebagai penghormatan dan
penobatan Nabi Saw atas kesungguhan dan kesabarannya dalam
menanggung beban, sebagai penguat hatinya, sebagai penghibur atas
kesedihannya atas wafatnya paman dan isterinya, sebagai pelipur
perasaannya dan sebagai pengangkat kondisinya setelah ia mendapatkan
cobaan di Makkah dan Thaif, dan hendaknya kita mengenang mukjizat ini
agar kita memahami kejadian dan tujuannya, setelah kesabaran akan
datang jalan keluar, dan setelah kesempitan akan ada keluasan, dan tidak
akan terputus harapan orang yang selalu hatinya tersambung dengan Dzat
Yang Maha Pemberi
Kaum muslimin ; Sesungguhnya diantara pelajaran Isra' Mi'raj adalah selalu
menjaga kebersihan hati dan keselamatannya, pembersihan dan
pemenuhannya dengan keimanan, hal ini tampak saat pembersihan hatinya
Saw sebelum perjalanan Isra' Mi'raj, tersebut dalam sabda Rasulullah Saw :
"Dibukakan dari atap rumahku saat aku di Makkah, kemudian Jibril turun dan
membedah dadaku lalu mencucinya dengan air zamzam, kemudian ia
membawa bejana dari emas yang dipenuhi dengan kebijaksanaan dan

keimanan lalu dituangkan kedalam dadaku, lalu ditutupnya kemudian ia


memegang tanganku dan membawaku naik" (mi'raj) (Muttafaq 'alaih). Maka
hendaknya kita selalu berusaha untuk membersihkan hati dan menjernihkan
niat kita, meningkatkan spiritual kita dan membaguskan akhlak kita, karena
tidak ada kehormatan dan kedudukan bagi manusia kecuali dengan
keimanan, hati yang bersih dan jalan yang lurus.
Kaum mukminin ; dalam perjalanan Isra' Mi'raj tampak ketinggian kedudukan
Rasulullah diantara para nabi, dimana Beliau menjadi imam shalat di baitul
maqdis, Rasulullah Saw bersabda : "Kemudian aku masuk ke baitul maqdis,
lalu dikumpulkan para nabi Alaihiumussalam dihadapanku, lalu Jibril
menempatkanku didepan hingga aku menjadi imam mereka, kemudian ia
naik bersamaku kelangit" (An Nasa'i 450)
Dan ini merupakan ajakan kepada pengikut semua Nabi untuk hidup
berdampingan, bergandengan tangan, bertoleransi, kasih dan damai, karena
semua Nabi merupakan saudara dan pemilik satu risalah, Rasulullah Saw
bersabda : Para Nabi adalah saudara seayah, ibu-ibu mereka berbeda dan
agama mereka adalah satu(Bukhari 3443)
Hamba Allah ; Rasulullah Saw melihat dalam perjalanan Mi'raj beberapa
kejadian yang menganjurkan kita untuk menjaga shalat, berlomba-lomba
dalam kebaikan, dan mengajak kita untuk menjauh dari penyia-nyiaan
ketaatan, dan mengajak kita mencegah melakukan dosa besar dan hal-hal
yang diharamkan, sebagaimana Rasulullah Saw menyaksikan orang-orang
yang beriman agar menjadi kabar gembira dan penjelasan bagi kita, dari
Ibnu Abbas RA berkata : Ketika Nabi SAW diisra`kan, beliau melewati
seorang nabi dan beberapa nabi, dan bersama mereka ada banyak orang.
Dan seorang nabi dan beberapa nabi, dan bersama mereka beberapa orang.
Dan seorang nabi dan beberapa nabi, dan bersama mereka tidak ada
seorangpun sampai beliau melewati kelompok yang besar. Aku berkata:
Siapa Ini? Dijawablah (oleh Jibril): Musa dan kaumnya. Akan tetapi angkatlah
kepalamu, kemudian lihatlah! Kemudian ada kelompok besar yang
memenuhi ufuk dari sebelah sana dan dari sebelah sana. Lalu dikatakan
(oleh Jibril): Mereka adalah umatmu dan yang lainnya adalah kelompok dari
umatmu yang berjumlah tujuh puluh ribu (70.000) orang yang akan masuk
surga tanpa hisab (perhitungan amal). (Muttafaq alaih, ini adalah lafal
hadits At Tirmidzi 2446)
Marilah kita bersyukur kepada Allah yang telah menjadikan kita ummat yang
terhormat dengan diutusanya Nabi Saw dan marilah kita selalu bertauladan
dengannya, dengan mengikuti sunnahnya dengan sempurna, dan marilah
kita mohon kepada Allah semoga Dia menjadikan kita termasuk golongan
orang yang masuk surga tanpa diazab dan tanpa dihisab terlebih dahulu,
dan semoga Allah memberikan kita semua taufiq untuk mentaati-Nya dan
mentaati orang-orang yang diperintahkan untuk ditaatinya, sebagai
pengamalan dari firman-Nya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu (An Nisa 59).




Khutbah Kedua










.






Hamba Allah ; Perjalanan Isra Miraj menegaskan bahwa setiap
kebaikan yang dilakukan oleh manusia di masa hidupnya akan
mendapatkan balasan yang besar dan kenikmatan yang
langgeng, bahkan bila manusia mampu menjaga ucapannya dan
menyibukkannya dengan berdzikir kepada Allah maka ia
menggapai puncak surga, Rasulullah Saw bersabda : Aku
menjumpai Ibrahim pada malam Isra, lalu ia berkata : wahai
Muhammad sampaikan salamku kepada ummatmu, dan
beritakan kepada mereka bahwa surga itu bagus tanahnya, segar
airnya, dan sesungguhnya ia hamparan luas. Tanaman disana
terdiri dari Subhaanallaah, Alhamdu lillaah, Laa ilaaha illallaah
)dan Allaahu Akbar. (At Tirmidzi 3462




[:







)]([2
]






:




)]([3




)








[









)
]




KHUTBAH JUM'AT silaturahmi dan Halal


Bi Halal
Written By syaiful rohman on Jumat, 09 Agustus 2013 | 01.38
KHUTBAH I

,
,
,
, .... ,
.
Sidang sholat jumah yang berbahagia!
Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Alloh SWT, dengan
taqwa yang sesungguhnya, yakni melaksanakan semua perintah-perintah
Alloh serta menjauhi segala larangannya.
Alhamdulillah di dikesempatan ini kita sudah memasuki di bulan
syawal, bulan ke-sepuluh dari tahun hijriyah, bulan syawal adalah bulan yang
mengandung tuntutan agar manusia meningkatkan segala amal ibadah nya,
karena kata Syawal itu sendiri mempunyai arti berkembang atau tumbuh
atau meningkat.
Kalau selama bulan ramadlon kita semua sudah melaksanakan segala
tuntunan Alloh, dengan berpuasa satu bulan penuh, sholat teraweh,
membaca Al-Quran, sedekah dan amal2 sholih lainnya, berarti kita telah
membakar dosa, membakar noda, kita telah menggilas habis-habisan segala
nafsu syaithoniyyah.

Sidang sholat jumah yang berbahagia!

Sekiranya manusia sudah mampu menjalin hubungan baik kepada Alloh,


dalam artian segala dosa dan noda sudah kita selesaikan, kemudian di
lanjutkan dengan menjalin hubungan yang harmonis terhadap sesama
manusia, antara lain lewat halal bihalal, anjang sana, bersilaturrohim pada
sanak family, dengan berjabat tangan serta saling maaf memaafkan, berarti
kita sudah menjadi manusia yang fitri, yang berarti suci, bersih, dari dosa
dan noda kita kepada Alloh maupun kepada sesama manusia, seperti waktu
kita baru lahir dari kandungan ibu kita masing-masing.

Sidang solat jumat yang berbahagia


Dalam suasana yang masih lebaran ini marilah sekiranya kita saling
brsilaturrohim, anjangsana maaf-memaafkan, agar kita diberi keberkahan
usia dan dimudahkan rezekinya oleh Alloh, sesuai dg sabda Nabi:






.














Barang siapa yang ingin rizkinya diluaskan dan umurnya dipanjangkan maka
bersilaturrahimlah
Sidang sholat jumah yang berbahagia!
Maka inilah saatnya kita mengisi kesucian hati kita ini dengan amal sholih,
kita tingkatkan hubungan kita dengan sesame manusia, kita tingkatkan
ukhwah

islamiyah

dengan

cara

saling

bersilaturrohim,

saling

maaf-

memaafkan antara sesame, kita tingkatkan hubungan kita kepada Alloh, kita
tingkatkan amal ibadah kita, kita tingkatkan sholat jamaah kita, kita
tingkatkan iman serta taqwa kita, dan selalu kita memohon kepada Alloh
agar kita mendapat akhiran yang khusnul khotimah , amin ya robal alamin.

KHUTBAH II






. !
,
,
,
,



.

,






.
,
,

Halal Bi Halal Silaturahmi Hakikat Khutbah:

Pertama Khutbah
- - -
. ,


.




.

,

,
:

.


, ,


. . .
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.
Di Hari Raya Idul Fitri ini sungguh kita benar-benar berada dalam karunia dan
rahmat Allah SWT yang amat besar. Karena saat ini kita dikumpulkan oleh Allah
SWT di tempat ini dengan tujuan menggapai kemuliyaan di hadapan Allah SWT.

Merenunglah sejenak akan keberadaan saudara-saudara kita yang belum dipilih


oleh Allah untuk mendapat rahmat-Nya, yaitu mereka yang di saat ini telah berada
di dalam sebuah tempat berkumpul akan tetapi Allah murka kepada mereka. Yaitu
mereka-mereka yang lalai dan sibuk mengikuti hawa nafsu mereka sehingga
mereka tercebur di dalam kubang kemaksiatan dan kenistaan.
Akan tetapi kita pada saat ini pada detik ini dihantarkan dan dimudahkan oleh Allah
untuk yang diridhoi oleh Allah, yaitu sholat Id bersama di tempat ini. Inilah nikmat
dan rahmat besar dari Allah SWT untuk kita.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.
Semarak hari raya Idul Fithri kita saksikan. Tradisi mudik, saling berziarah dan halal
bi halal mewarnai suasana Idul Fithri di negeri tercinta ini, yang sungguh
membutuhkan biaya yang amat besar. Ada yang mereka cari, akan tetapi tidak
semua dari mereka menemukan apa yang mereka cari. Ada yang mereka rindukan,
akan tetapi tidak semua dari mereka menemukan apa yang mereka rindukan.
Mereka mencari cinta di sela-sela kesibukannya. Mereka merindukan cinta di
tengah-tengah kekerasan dan kebejatan sebagian bangsa manusia. Mereka tidak
butuh gebyar lahir, marak hari raya dan berbagai tradisi yang tidak menghadirkan
makna cinta. Ada yang perlu dicermati, apa yang menjadikan cinta tidak kunjung
terwujud dalam kebersamaan bangsa ini, kendati aktivitas lahir penyambung hati
sudah dilaksanakan. Cinta tersembunyi dibalik tabir kedengkian, kesombongan, dan
kerakusan yang tak terkendalikan. Maka sesemarak apapun gebyar silaturahmi lahir
kita adakan, jika tabir-tabir tersebut tidak disingkap dan disingkirkan sungguh sinar
cinta tidak kunjung memancar di hati kita.
Silaturahmi adalah kalimat yang sering kita dengar, khususnya adalah di saat kita
memasuki bulan fitri, dihari raya Idul Fithri. Sehingga apa yang kita dengar dengan
arus mudik, berbondong-bondongnya orang pindah dari satu tempat ke tempat lain,
berziarah kesana- kemari adalah dalam irama mewujudkan makna silaturahmi ini.
Akan tetapi amal perbuatan seperti apapun besarnya, jika tidak dibarengi dengan
renungan dan niat yang baik, maka semuanya akan sia-sia.
Untuk melengkapi apa yang pernah kita lakukan dari tradisi yang mulia ini yaitu
silaturahmi, maka perlu dikukuhkan makna bahwa silaturahmi ini adalah
menghadirkan makna kerinduan saling cinta diantara sesama manusia, yang tidak
cukup hanya dengan sekedar basa-basi. Akan tetapi jika silaturahmi kita ini hanya
terbatas kepada basa-basi dzahir, hanya saling mengunjungi dan lain sebagainya,
maka sesungguhnya belumlah ia sampai kepada silaturahmi yang sesungguhnya.
Dan silaturahmi itu adalah hal yang mendekatkan hati seseorang kepada orang lain,
mendekatkan antara orang yang saling bermusuhan menjadi orang yang saling
mencintai, orang yang saling dendam menjadi orang yang saling merelakan.
Silaturahmi yang benar adalah jika memang telah menumbuhkan rasa cinta
diantara sesama. Sehingga hal yang demikian itu tidak cukup hanya dengan basabasi social saling kunjung dan memberi hadiah, akan tetapi harus dibarengi dengan
renungan yang sesungguhnya. Pertemuan itu bukan jaminan bersambungnya hati
akan tetapi ternyata silaturahmi yang sesungguhnya adalah seperti yang pernah
disabdakan oleh Nabi Rasulullah SAW, bahwasanya agar mendapatkan derajat yang
besar di hadapan Allah SWT, seperti yang disabdakan Nabi SAW


"Demi Allah kalian tidak akan masuk surga kecuali sudah beriman dan tidak akan

"beriman secara sesungguhnya diantara kalian sehingga kalian saling mencintai.


Saling mencintai itulah yang menghantarkan keindahan di hadapan Allah SWT. Yang
sering berziarah kesana kemari jika tidak menghadirkan makna cinta adalah
pekerjaan sia-sia. Maka yang harus kita tekankan saat ini adalah ziarah yang kita
lakukan secara lahir harus ada buahnya, yaitu bertemunya hati dan saling cinta.
Dan cinta ini mempunyai tanda, diantaranya kita mudah untuk memaafkan
kesalahan saudara kita, ikut merasakan sakit yang mereka rasakan dan merasa
senang atas kegembiraan mereka. Dan ini semua adalah makna yang akan hadir
setelah ada makna cinta di dalam hati.
Sungguh dua orang sahabat yang saling berziarah, dua-duanya adalah orang yang
berkhianat jika ternyata tidak ada cinta di dalam hatinya. Dan untuk menumbuhkan
rasa cinta ini adalah disamping kita berziarah secara dzahir, harus disertai dengan
berziarah secara bathin. Ziarah secara bathin ini lebih penting daripada ziarah
secara dzahir. Ziarah secara bathin ini adalah saling mendoakan kepada sesama
kita di saat sesama kita itu tidak ada di hadapan kita. Mendo'akan kepada sesama
kita dengan do'a-do'a yang baik biarpun untuk orang yang memusuhi kita, dan
itulah hakikat silaturahmi,. Seperti yang disabdakan Nabi SAW,



"Bukanlah menyambung persaudaraan itu adalah membalas kebaikan seseorang,


akan tetapi yang dimaksud menyambung silaturahmi itu adalah jika hubungannya
diputus ia memulai untuk menyambungnya, jika dia didzalimi sabar dan memohon
maaf terlebih dahulu.
Ini adalah makna silaturahmi, maka dari itu marilah kita hadirkan makna do'a, do'a
baik yang sesungguhnya dengan tulus kepada Allah SWT untuk orang yang kita
cintai dan orang-orang yang membenci dan mendengki kita sekalipun. Dengan
inilah kebersihan hati akan segera kita rasakan dan akan terwujud hakikat
silaturahmi diantara kita. Dengan hidup dalam kebersamaan dengan penuh kasih
dan cinta tanpa dengki dan dendam. Begitu sebaliknya biarpun ziarah dzahir kita
lakukan seribu kali dalam sehari tanpa dibarengi dengan ziarah hati yang kami
maksud maka tidaklah kita sampai kepada silaturahmi yang sesungguhnya. Wallahu
a'lam bissawab
Kedua Khutbah


- - - - - -






.
:

.


:


) : ( .


.
.

BASUNI HABIB JABBAR ABDUL : OLEH QUR'AN NUZUL JUM'AT KHUTBAH


MEKKAH

QUR'AN NUZUL
MEKKAH BASUNI HABIB JABBAR ABDUL : OLEH


Khutbah pertama








:





.

Firman-Nya segala dengan Allah benar Maha


ini dho'if yang hamba lisan dan hati membimbing SWT Allah Semoga
tersalah bila hamba mengampunkan dan benar, yang perkataan kepada
nikmat semua kita kepada memberikan dan ucapan, dalam dan hati dalam
sebenar-benar yang mengenal dapat kita sehingga agama kefahaman
dita'ati.aamiin untuk petunjuk
Kaum muslimin jamaah jum'at yang dirahmati oleh Allah swt.

Puji syukur kepada Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kita semua menurut qadar yang telah ditentukan-Nya. Puji syukur kita
meliputi segala pujian yang ada, baik puji hamba kepada Tuhannya, puji kita
sesame hamba, puji Allah trhadap hamba-Nya dan puji Allah terhadap diri-Nya
sendiri. Alhamdulillahirobbil'alamiin.
Sholawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi Akhir zaman,
penghulu sekalian Nabi, Muhammad saw. pembawa suluh api, penerang hati yang
gelap, kepada cahaya yang terang yaitu cahaya keimanan yang sebenarnya. Benar
Allah telah mengutus beliau, dan menjadikan beliau sebagai media menyampaikan

Firman atau petunjuk berupa pedoman hidup bagi kita yaitu Al qur'an. Tdk hanya
itu, sungguh Rasulullah juga memiliki akhlaq sebagaimana apa yang ia bawa yaitu
wahyu kebenaran. Dan mudahlah bagi kita menteladani, mensifati, mencontoh,
mengambil ibrah, dsb dari keberadaan Rasulullah saw. Sebab beliaulah suri
tauladan yang sempurna sebagai pedoman dalam usaha mencapai keselamatan
baik didunia maupun diakhirat. Allahumma sholli'ala muhammad wa'ala ali
muhammad kama shollaita'ala ibrohiim, wa'a'ala ali ibrohiim. Fil'alamiinainnaka
hamiidummajiid.
Saudara kaum muslimin jamaah jum'at yang dirahmati Allah SWT.
Judul khutbah kali ini adalah malam lailatul qadar
Bermula dari kebingungan yang melanda hati seorang hamba yang terbina
kesuciannya yaitu

Muhammad,

yang

menyaksikan

betapa

rusaknya akhlaq

kaumnya yaitu kaum qurays mekkah, yang sudah terlalu jauh tenggelam dalam
bid'ah, merubah-rubah ajaran ibrahim yang lurus. Akhlaq mereka itu yang kita kenal
dengan akhlaq jahiliyah, dan zamannya kita sebut zaman jahiliah. Mereka orangorang qurays telah jauh mempersekutukan Tuhan yang sebenarnya, mereka
menyembah Allah melalui perantara latta dan al uzza (berhala), mereka berqurban
dengan nama-nama itu, dan mereka menghalalkan darah saudara mereka sendiri,
mereka telah membunuh anak-anak perempuan mereka karena takut miskin,
mereka telah menghalalkan mendatangi kaum wanita-wanita untuk ditiduri sesuka
hati tanpa ikatan yang sah, mereka bertawaf mengelilingi ka'bah dengan bertepuktepuk tangan, bernyanyi dan bersiul serta ada diantara mereka tanpa mengenakan
busana sedikitpun. Sungguh akhlaq yang demikian tdk sedikitpun mengena dihati
dan di aqal fikiran Muhammad padahal saat itu beliau Muhammad adalah kaum
mereka juga.
Kebingungan yang sangat dalam melanda hati dan fikiran beliau, sehingga
beliau memutuskan untuk menyendiri, mencari petunjuk. Beliau menyendiri
dirumah, ditempat-tempat yang sepi memikirkan keadaan yang sedemikian itu
yang sama sekali tidak diterima oleh aqal sehat beliau sambil berdiri, berjalan,
duduk dan berbaring, keadaan beliau sangat gundah, oleh sebab itu Allah
mengilhamkan didalam hatinya untuk memilih suatu tempat yang sepi dan jauh
dari kaumnya dan tempat itu adalah Gua Hiro. Sebuah gua yang teletak di dekat
perbatasan mekkah yang berada di puncak bukit yang paling tinggi dimekkah.
Saudara kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT
Selama tiga tahun lamanya. Muhammad sering menyendiri digua itu
bermunajat, memikirkan(tafaqqur) kebenaran, dan kemudian pada tahun terakhir
jatuh pada bulan romadhan (musim panas), beliau berada di gua selama 17 hari
dalam bulan itu maka turunlah cahaya kebenaran dari Allah berupa petunjuk yang
dinanti-nantikannya. Yaitu diturunkannya Wahyu berupa Firman Allah yang pertama

yang disampaikan melalui malaikat jibril as, dan Itulah malam kemuliaan, malam
yang penuh berkah yang kita kenal dengan sebutan malam Lailatul qadr.

( Sesungguhnya Kami telah menurunkannya) yaitu menurunkan


Alquran seluruhnya secara sekali turun dari lohmahfuz hingga ke langit yang paling
bawah
Isinya adalah lima ayat yang meliputi keseluruhan isi firman dan petunjuk
kepada manusia. Iqro'Bismirobbikalladzi kholaq,iqro' warobbukal akram, alladzi
'allamabil kalam, 'allamal insanama lam ya'lam.
Iqro' artinya bacalah....!!! perintah ini tegas sehingga diulang tiga kali dalam
satu malam itu sementara Dia muhammad itu orang yang buta tulis baca, dia tdk
tahu apa yang harus ia baca, maka dijelaskan ianya dengan kalimat Iqro'
bismirobbikalladzi kholaq...! bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dengan demikian fahamlah Muhammad dengan apa yang diperintahkan, bahwa
beliau harus membaca apa yang telah diciptakan Allah SWT, termasuk diciptakanNya kaum qurays yang berakhlaq jahil sebagaimana yang difikirkannya. Kemudian
Rasulullah saw juga tdk mampu membacanya dan darimana harus memperbaiki
akhlaq kaumnya itu, maka turun lagi ayat Kholaqol insanamin 'alaq, Yang telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Adalah perintah agar Rasulullah
membaca dirinya sendiri (mengenal diri) dari apa ia diciptakan, dengan demikian
mampulah ianya mengenali orang lain dengan taqdir-taqdir yang sudah ditentukan.
Iqro' warobbukal akram, bacalah dan tuhanmulah yang maha Mulia,alladzi
'allamabilqolam, yang mengajarkan manusia dengan petunjuk sehingga hilanglah
kekhawatiran dalam diri Rasulullah karena Allah akan senantiasa memberikan
petunjuk padanya, yaitu Al qur'an yang diturunkan berangsur-angsur sesuati
dengan keadaan (sebab-sebab turunnya), 'allamal insanama lam ya'lam, yang
mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tdk diketahuinya. Tdk ada yang
menghalangi akan petunjuk Allah itu atas orang orang yang yaqin atas kemuliaan
Allah yang menciptakan segala sesuatu, meliputi pengetahuan tentang sesuatu
yang sudah terjadi maupun yang sebelum terjadi, sebab Allah yang mengajarkan
kepada Manusia tentang apa yang tdk diketahuinya. Walladjinajahadu fina
lanahdiyannahum subulana. Maka lengkaplah firman Allah yang diturunkan pada
suatu malam itu yaitu lima ayat surat al 'alaq.pada malam kemuliaan malam yang
lebih baik daripada seribu bulan.
-

(pada malam kemuliaan) yaitu malam Lailatulkadar, malam

yang penuh dengan kemuliaan dan kebesaran.


( Dan


tahukah kamu) Hai Muhammad -

( apakah

malam kemuliaan itu?) ungkapan ini sebagai pernyataan takjub atas keagungan
yang terdapat pada Lailatulkadar.





( Malam





kemuliaan itu lebih baik

daripada seribu bulan) yang tidak ada malam lailatulkadarnya; beramal saleh
pada malam itu pahalanya jauh lebih besar dan lebih baik daripada beramal saleh
yang dilakukan selama seribu bulan yang tidak mengandung malam lailatulkadar.

( Turunlah malaikat-malaikat) bentuk asal dari lafal Tanazzalu



adalah Tatanazzalu, kemudian salah satu huruf Ta-nya dibuang, sehingga jadilah
Tanazzalu -


( dan Ar-Ruh) yakni malaikat Jibril - (di malam itu) artinya

( dengan izin Rabbnya)



( untuk mengatur segala urusan)

pada malam kemuliaan/lailatulkadar itu dengan perintah dari-Nya -

atau untuk menjalankan ketetapan Allah buat tahun itu hingga tahun berikutnya,
hal ini terjadi pada malam kemuliaan itu. Huruf Min di sini bermakna Sababiyah
atau sama artinya dengan huruf Ba; yakni mereka turun dengan seizin Rabbnya
dengan membawa segala urusan yang telah menjadi ketetapan-Nya untuk tahun itu
hingga tahun berikutnya.



( Malam itu penuh dengan kesejahteraan) lafal ayat ini sebagai
Khabar Muqaddam atau Khabar yang didahulukan, sedangkan Mubtadanya ialah -

(sampai terbit fajar) dapat dibaca Mathlaal Fajri dan

Mathlail Fajri, artinya hingga waktu fajar. Malam itu dinamakan sebagai malam
yang penuh dengan kesejahteraan, karena para malaikat banyak mengucapkan
salam, yaitu setiap kali melewati seorang mukmin baik laki-laki maupun perempuan
mereka selalu mengucapkan salam kepadanya.
Demikian Wahyu(petunjuk) yang diTurunkan Oleh Allah pada malam kemuliaan itu,
yang

berisikan

pedoman

pengetahuan

terdahulu

maupun

setelahnya

bagi

Rasulullah, sehingga beliau mampu memperbaiki akhlaq kaumnya yang jahil


menjadi akhlaq islam(yang selamat), tdk hanya itu, cahaya kebenaran yang
terpancar dari diri beliau sejak malam itu (malam lailatul qadr) memancar menjadi
rahmat

bagi

sekalian

alam

termasuklah

kita

semua.

Allahummasholli'ala

Muhammad
Saudara-saudara jemaah jum'at yang diberkahi
Sungguh Bulan romadhan ini bulan yang penuh berkah, penuh dengan rahmah,
penuh dengan maghfirah, dikarenakan pada bulan itu Allah menurunkan Alqur'an
sebagai petunjuk bagi kita tentunya bagi barangsiapa yang sungguh-sungguh
dalam menjalankan ibadah pada Bulan itu. Sebagaimana dikatakan barangsiapa

yang berpuasa dibulan romadhan dengan keimanan dan keikhlasan maka


diampunkan Allah dosa-dosanya sebagaimana bayi yang baru lahir.
Sekarang tinggallah bagaimana kita menyikapi segala kebaikan yang telah
ditetapkan Allah pada bulan itu, marilah kita mengkaji diri kita, sudah benarkah
ibadah puasa yang kita jalankan, sudah benarkah..?





Khutbah kedua

,.


Mutiara Nasehat
sungguh bula romadhon itu adalah masa dimana kita diwajibkan berpuasa,
mendidik nafsu dengan berbagai pelajaran. pelajaran yang baik bagi nafsu adalah
lapar, dan kelelahan. maka ajari nafsu kita dengan lapar disiang hari dan lelah
dimalam hari, benar-benar dia tdk bisa lari dari dua masa itu.orang yang sedang
berpuasa secara alamiyah energinya akan menurun, maka dengan menurunnya
enenrgi nafsu maka akan memberikan kesempatan buat menerima energi baru.
masukan enenrgi baru yang positif. yaitu mengisi energi bathin sehingga ianya
hidup.segala panca indera lahir dilemahkan diganti dengan energi bathin yang kuat.
pada suatu saat dia akan menjadi penguasa didalam jiwa dan terpancarlah sinar
jiwa yang sebebanarnya dari dalam diri.saat itu adalah saat yang lebih baik dari
seribu bulan.
maka sepuluh malam terakhir itu kita dapati diri kita benar-benar lemah,..dan
tunggulah saat saat itu, dimana cahaya dirimu terpancar.segalanya tunduk sujud
padamu sebagaimana perintah Allah agar para malaikat bersujud kepada adam.
empat malaikat akan mengiringimu, sementara iblis sudah musnah terbakar api
kebencina sendiri, terbelenggu karena tiada lahan berniaga dan berladang didalam
hatimu,sentuhan sir pada sepertiga malam, akan menghantarmu menduduki arsy
yang indah.duduk diatas kursi yang megah berupa alam kesejatian rasa meliputi
segala roh yang mengitari diri. roh kesempurnaan diri, yang terpancar dari diri, dia

akan berjumpa segala yang suci dengan yang suci, menghadap yang maha
suci.sementara pandangan mata kasar manusia menyaksikan saat itu. bahwa kita
tdk lain hanyalah setumpukan kain busuk yang teronggok dilantai.
setelah saat itu. bila keadaan nafsu yang lemah itu tdk berubah, maka bicaralah
pada apa saja, maka semua akan berbicara padamu. misal bertanyalah kepada
pohon kayu tentang sesuatu, maka dia akan menjawab pertanyaanmu namun
dalam bahasa yang lain yang hanya dirimu yang mengetahui perkataannya. cirinya
yaitu bagai dua orang yang sedang berbicara dalam hatimu yang semirip dengan
perkataan hatimu sendiri.....mansaumaromadhona imanan wahtisaban ghuifirolahu
mataqoddamats minjzambih
mengapa demikian...demikianlah yang terjadi pada diri Rasul kita Muhammad saw,
yang energi elektromagnetik yang ada didalam dirinya menjadi kuat dikarenakan
bagian

syetan

yang

ada

dihatinya

dibersihkan,

dan

semua

alam

tunduk

padanya.pembersihan kali kedua yaitu saat dia berada digua hiro, dimalam 17
romadhan, yang ada hanya dirinya, dan malaikat jibril yang membawa wahyu.dan
kali ketiga pembersihan dirinya yaitu ketika ia hendak mi'raz kesidhratul muntaha,
yang ada hanya dirinya dan Tuhannya.sungguh Rasulullah melawan hawa nafsunya
setiap saat, dengan puasa wisal. sedangkan kita cukup dengan Romadhan, dan
mencapai pembersihan hati sebagaimana pembersihan hati yang dilakukan
terhadap Rasulullah ketika dia berumur lima tahun.ma taqoddamat minzambih.
Jemaah Jum'at Yang dirahmati Allah, biasanya saat bulan romadon senjata nafsu itu
adalah dendam, yaitu dendam kepada apa yang kita usahakan menahannya.bila hal
itu muncul...mulailah pelajaran baru..katakan pada nafsu...Hai nafsu dengan
ajakanmu ini aku menjadi mengetahui tentang dirimu,kau mengajak aku makan
yang banyak nanti sewaktu berbuka, ya..aku akan kasi kamu makan yang sedikit,
kau mengajak aku minum yang banyak maka kau akan kuberi minum segelas saja
diwaktu berbuka, walaupun kau katakan aku akan lemah, memang sebenarnya aku
akan buat kamu lemah hingga kau tunduk".....demikianlah perkataan yang sering
kita dapatkan didalam kitab-kitab tentang seorang waliullah yang berbicara pada
syetan atau nafsu. sebenarnya dia bicara kepada diri mereka sendiri dengan
kalimat

dua

perkataan

hati

serupa

tapi

tak

sama.

Rasulullah saw. ditanya, "Wahai Rasulullah, apakah malam itu malam Lailatul
Qadar?"Rasulullah saw. menjawab, "Bukan, tetapi selayaknya seorang pekerja itu
diberi upahnya apabila telah menyelesaikan pekerjaannya." (Hr. Ahmad)
Dan ini kesempurnaan sifat yang ada pada kita, kendalikanlah ianya sehingga kita
menjadi seperti apa yang kita inginkan, bacalah dan kendalikanlah setiap dia hadir.
Demikianlah khutbah yang singkat ini saya sampaikan, semoga Allah merahmati
kita semua amin.

Anda mungkin juga menyukai