Marilah kita senantiasa panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah
mencurahkan nikmat dan rahmat-Nya kepada kita semua terutama nikmat iman, Islam dan
sehat walafiat, sehingga pada saat ini kita bisa hadir di masjid yang mulia ini untuk
menunaikan salah satu kewajiban kita yaitu melaksanakan shalat jumat berjamaah. Shalawat
dan salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Mudah-
mudahan kita umatnya senantiasa selalu bershalawat kepada beliau sehingga pada hari
Kiamat nanti Insya Allah kita merupakan salah satu umat beliau yang mendapatkan syafaatu
ujma dari baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
Selanjutnya Khotib berwasiat kepada diri khotib sendiri dan Jamaah Jumat, Marilah kita
tingkatkan kualitas dan kuantitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan
melaksanakan segala perintah-perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-larangan-Nya
sehingga kita digolongkan oleh Allah SWT termasuk dari golongan muttaqien.
Tema kotbah kita kali ini : Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Nabi berkata yauma wulidtu fihi (itu adalah hari aku dilahirkan) adalah kalimat yang
menekankan betapa hari tersebut sangatlah berharga bagi Rasulullah saw. sehingga beliau
berpuasa di hari itu. Meskipun tidak ada perintah langsung dari Rasulullah mengenai
penghormatan tersebut, tetapi bagi sebagian umat tentunya hadits tersebut telah cukup
menjadi tanda untuk menghormati hari kelahiran Rasulullah SAW.
Fa iza qoday tumu assholata fathkuru allaha qiyaman waqo udan wa ala junubikum fa iza
itma nan tum faqimu asholata inna asholata kinat ala almuminin kitaban muwkotan
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di
waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman (QS.
Annisa : 103)
Dzikir merupakan perintahnya, sedangkan teknisnya terserah kita, duduk, berdiri, berbaring
dirumah, dimasjid sendirian, bersama-sama, suara pelan ataupun dengan suara keras tidak ada
batasan-batasan, tergantung kepada situasi dan kondisi asal tidak melanggar ketentuan
syariat.
Membaca shalawat juga diperintahkan sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran:
Innallaha wamala ikatahu yosuluna ala nabiyi ya ayuhallazina amanu solu alayhi
wassalimutaslima
Sesungguhnya Allah dan malaikat bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS.
Al-Ahzab : 56).
Perintah membaca shalawat ada sedangkan teknisnya terserah kita. Boleh sholawat yang
panjang, pendek, prosa, maupun syair, yang penting bershalawat kepada rasullullah. Hal ini
termasuk juga berdakwah, Allah berfirman:
Serulah (manausia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. (QS
an-Nahl 125)
Berdakwahlah kamu ke jalan Allah dengan cara hikmah dan mau idzah hasanah atau
wejangan yang baik. Perintahnya ada sedangkan teknis pelaksanaannnya terserah kita, boleh
dalam bentuk pengajian umum, pengajian rutin di masjid, ataupun media TV, radio, koran,
majalah, diskusi, maupun seminar. Semuanya dipersilakan, yang penting momentum dan
misinya adalah dakwah.
Maasyiral muslimin sidang Jumat rahimakumullah
Peringatan Maulid Nabi yang diisi dengan pembacaan shalawat kepada Rasul, pengajian
umum, ceramah tentang kesadaran terhadap islam, membaca sejarah Nabi, amal saleh, bakti
sosial, khitanan massal dan lain-lain itu merupakan ibadah muthallaqah ghairu muqayadah
atau ibadah yang mutlaq dan tidak terikat tata caranya dimana perintahnya ada sedangkan
pelaksanaannya terserah kita.
Maka dengan demikian mengadakan peringatan Maulid Nabi yang diisi dengan pembacaan
shlawat, pengajian umum dan perbuatan yang baik bukan termasuk bidah dhalalah, tapi
merupakan amrum muhtasan, yaitu sesuatu yang dianggap baik dan kalau dilakukan secara
ikhlas karena Allah maka akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Demikian juga Sayyid Alwi Al-Maliki al-Hasani menjelaskan dalam kitab Mukhtashar Sirah
Nabawiayah: Bahwa memperingati Maulid Nabi bukan bidah dhalalah, tapi sesuatu yang
baik.
Demikian mudah-mudah bermamfaat
Mua yadi sobirina biaziizi nasrih Wa muya saari saakirina Lihamidi sukri
Wa mu wa fakil muh tariina lil kiyami bi amrih
Amaa bakdu
Allahumaagfir
Ibadallah Inallaaha yak muru bil adli Wal ihsani, Wa iita idil Qurba
Wa yan ha Anil fah sa i wal mungkar
Wal bag yi Ya i zukum la alaakum Tazakaaruun
Faz kuruullaha al azim Yaz kurkum
Was kuruuhu ala nikmatihi yazikum wala zikrullahi akbar