Anda di halaman 1dari 9

ALHAMDULILLAHI, 2X

Innal hamda lillaahi nahmaduhu


wanas ta iinuhuu
wanastag firuh
wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa
wa min sayyiaati akmaalinaa,
mayyahdihillaahu falaa mudilalah
wa man yud lilhu falaa hadiyalah.
Asyhadu allaa ilaahaillallaah wahdahu laa syariikalah
wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu
laanabiyya ba’dah.
Allaahumma shalli wa sallim wabaarik ‘alaa muhammadin
wa ‘alaa aalihii wa shohbihi wa manih tadaa bi hudaahu
ilaa yaumil qiyaamah.
Amaaba’du,
Yaa ayyuhannasu uushikum wa iyyaaya bi taqwallaahi
fa qad faazaal muttaquun.
Qolullahu fil Kitab bil Karim,
A’uzubillahiminas syaitaniroziim, Bismillahirohmanirrohiiim

Fa ḥama lat-hu fan taba żat bihī makā nang qa ṣiyyā


Fa ajā`ahal-ma khāḍu ilā jiż'in-nakh lah, qālat yā lai tanī mittu qabla hāżā wa kuntu
nas-yam mansiyyā
Fa nādāhā min taḥtihā allā taḥzanī qad ja'ala rabbuki taḥtaki sariyyā
Wa huzzī ilaiki bijiż'in-nakhlati tusāqiṭ 'alaiki ruṭaban janiyyā

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,


Puji dan syukur Alhamdulillah marilah kita sampaikan kehadirat Allah Robbul’izzati,
pada kesempatan jumat ini kita kembali dapat melaksanakan kewajiban sebagai
seorang muslim yaitu shalat Jumat secara berjamaah di masjid yang kita cintai ini.
Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada uswatun hasanah kita yaitu
baginda nabi besar Muhammad SAW. Juga kepada segenap keluarga dan
sahabatnya, semoga kita semua yang hadir di masjid ini, kelak di hari qiyamat
mendapatkan syafaat dari beliau. Aamiin.2 YRA
Judul Kutbah : dunia ini ibarat tempat penyeberangan
Menghawali khutbah singkat pada kesempatan ini, sebagaimana biasa khatib
berwasiat kepada diri pribadi dan kepada seluruh jamaah, marilah kita bertaqwa
kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa yaitu melaksanakan semua perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya

Islam mengajarkan kemuliaan dan akhlak-akhlak terpuji. Tidak hanya perlakuan


baik terhadap sesama muslim, namun juga kepada orang Non muslim. Bahkan
seorang muslim dianjurkan berbuat baik kepada orang-orang Non Muslim, selama
orang-orang non muslim tidak memerangi kaum muslimin.

Allah Ta’ala berfirman,

Lā yan-hākumullāhu 'anillażīna lam yuqātilụkum fid-dīni wa lam yukhrijụkum min


diyārikum an tabarrụhum wa tuqsiṭū ilaihim, innallāha yuḥibbul-muqsiṭīn

berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu
karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah: 8)

Bacalah kutipan ayat di bawah ini. Allah Ta’ala berfirman,

ُ ‫ِت َق ْب َل َه َذا َو ُك ْن‬


( ‫ًًّي ا‬FG ِ‫ت َنسْ يًا َم ْنس‬ ُّ ‫ت َيا لَ ْي َتنِي م‬ ْ َ‫ع ال َّن ْخلَ ِة َقال‬Fِ ‫) َفأ َ َجا َء َها ْال َم َخاضُ إِلَى ِج ْذ‬22( ‫ًًّي ا‬FG ِ‫ت بِ ِه َم َكا ًنا َقص‬
Fْ ‫َف َح َملَ ْت ُه َفا ْن َت َب َذ‬
( F‫ًًّي ا‬FG ِ‫ْك ُر َطبًا َجن‬ ْ ْ
Fِ ‫ع ال َّن ْخلَ ِة ُت َساقِط َعلَي‬Fِ ‫جذ‬ َ
Fِ ‫) َوه ُِّزي إِلَي‬24( ‫ًًّي ا‬FG ‫د َج َع َل َربُّكِ َتحْ َتكِ َس ِر‬Fْ ‫ِن َتحْ تِ َها أاَّل َتحْ َزنِي َق‬Fْ ‫) َف َنا َدا َها م‬23
ِ ‫ْك ِب‬
)25

“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia mengasingkan diri dengan kandungannya


itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia
(bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: ‘Aduhai, alangkah baiknya
aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan.’
Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati,
sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan
goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan
menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS. Maryam: 22-25)

Kutipan ayat di atas menunjukkan bahwa Maryam mengandung Nabi ‘Isa ‘alahis
salam pada saat kurma sedang berbuah. Dan musim saat kurma berbuah adalah
musim panas. Jadi selama ini natal yang diidetikkan dengan musim dingin (winter),
adalah suatu hal yang keliru.

Ketahuilah wahai kaum muslimin, perkara yang remeh bisa menjadi perkara yang
besar jika kita tidak mengetahuinya. Mengucapkan selamat pada suatu perayaan
yang bukan berasal dari Islam saja terlarang (semisal ucapan selamat ulang
tahun), bagaimana lagi mengucapkan selamat kepada perayaan orang kafir? Tentu
lebih-lebih lagi terlarangnya.

Meskipun ucapan selamat hanyalah sebuah ucapan yang ringan, namun menjadi
masalah yang berat dalam hal aqidah. Terlebih lagi, jika ada di antara kaum
muslimin yang membantu perayaan natal. Misalnya dengan membantu
menyebarkan ucapan selamat hari natal, boleh jadi berupa spanduk, baliho, atau
yang lebih parah lagi memakai pakaian khas acara natal (santa klaus, pent.)

Allah Ta’ala telah berfirman,

Fِ ‫َو َت َع َاو ُنوا َعلَى ْال ِب ِّر َوال َّت ْق َوى َواَل َت َع َاو ُنوا َعلَى اإْل ِ ْث ِم َو ْالع ُْد َو‬
‫ان‬
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah:
2).

Oleh: Ustadz Ihsan Tanjung

Sungguh kondisi sebagian ummat Islam dewasa ini sudah sangat


memprihatinkan. Betapa tidak, Allah di dalam Kitabullah Al-Quranul Karim jelas-jelas
memerintahkan kita untuk mengajak Ahli Kitab (yakni kaum penganut Yahudi dan
Nasrani) agar menyembah Allah sendiri, namun dalam realitanya justeru tidak sedikit
ummat Islam yang setiap tahun ketika memasuki bulan Desember malah
berbondong-bondong selamat atas Anugerah hari Natal. Sudahkah mereka benar-
benar merenungi dampak dari ucapan “Selamat Natal” yang mereka layangkan
kepada ummat Kristiani tersebut? Mari kita coba mendalami hal ini dengan hati yang
tenang dan pikiran yang jernih.

Marilah kita lihat apa yang Allah memerintahkan kepada kita ummat Islam di dalam
Al-Qur'an. Allah berfirman:

‫ب َت َعالَ ْوا إِلَى َكلِ َم ٍة َس َوا ٍء َب ْي َن َنا َو َب ْي َن ُك ْم أَال َنعْ بولِال نعبلال‬
ِ ‫قُ ْل َيا أَهْ َل ْال ِك َتا‬
Katakanlah, “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) pada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali
Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu apapun.” (QS. Ali Imran [3]:
64)
Jelas di dalam ayat di atas Allah memerintahkan kita mengajak kaum Nasrani untuk
bertauhid yaitu hanya mengesakan dan menyembah Allah sendiri dan agar tidak
mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun di muka bumi ini. Dan tidak ada
seorangpun muslim yang tidak kenal surah Al-Ikhlas —bahkan hafal sejak masih
duduk di bangku SD— di mana di dalamnya terdapat firman Allah sebagai berikut:

‫لَ ْم َيل ِْد َولَ ْم يُولَ ْد َولَ ْم َي ُكنْ َل ُه ُكفُ ًوا أَ َح ٌد‬
“Dia (Allah) tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun
yang setara dengan Dia (Allah).” (QS. Al-Ikhlas [112]: 3-4)
Bagi seorang muslim keyakinan bahwa Allah subhaanahu wa ta'aala itu Maha Esa
adalah perkara yang sudah selesai dan mantap diyakininya. Allah tidak punya anak
dan Allah tidak punya orang-tua. Baik tidak ada sesuatupun atau seseorangpun di
muka bumi ini, baik di masa lalu, masa kini maupun di masa depan yang bisa dan
boleh disetarakan atau diserupakan dengan Allah subhaanahu wa ta'aala.
Lalu mengapa Allah memerintahkan ummat Islam untuk mengajak ahli Kitab —
termasuk kaum Nasrani di dalamnya— agar bersepakat dengan ajaran
tauhid? Bahwa tidak boleh ada di dunia ini yang disembah selain Allah dan bahwa
tidak boleh ada apapun atau apapun di dunia ini yang dipersekutukan dengan
Allah subhaanahu wa ta'aala . Allah memerintahkan kita mengajak mereka pada
kalimat Tauhid sebab pada asalnya kalimat ini pulalah yang telah dikirim oleh Yesus
Kristus (kata mereka) atau Nabiyullah Isa 'alaihis salaam (kata Allah dan ummat
Islam) kepada Bani Israel. Nabiyullah Isa 'alaihis salaam tidak pernah menyatakan
bahwa dirinya adalah anak tuhan apalagi tuhan itu sendiri. Nabiyullah Isa 'alaihis
salaam tidak pernah memerintahkan ummatnya untuk mempersekutukan Allah
dengan dirinya dan diri ibundanya Maryam.

‫وإذ قال هللا يا عيسى ابن مريم أأنت قلت للناس اتخذوني وأمي إلهين من دون هللا قال سبحانك ما يكون لي أن أقول ما‬

‫ليس لي بحق‬
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman,“ Hai Isa putra Maryam, adakah kamu berkata
kepada manusia, 'Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?' ”Isa
menjawab, 'Maha Suci Engkau, dan patut bagiku mengatakan apa yang bukan
hakku (mengatakannya). '” (QS. Al-Maidah [5]: 116)
Adalah suatu dusta besar bila ada yang menyangka apalagi saya yakin bahwa
seorang Nabi yang diutus Allah akan memerintahkan ummatnya untuk menyembah
dirinya dan bukan menyembah Allah subhaanahu wa ta'aala yang telah mengutus
dirinya menjadi seorang Nabiyullah.

atau lebih banyak lagi ‫ان ِل َب َش ٍر‬


َ ‫َما َك‬
Tidak bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan
kenabian, lalu dia mengatakan kepada manusia, “Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” (QS. Ali Imran [3]: 79)
Sehingga Nabiyullah Isa 'alaihis salaam sendiri ketika ditanya Allah mengenai dusta
besar yang telah dilakukan oleh sebagian ummatnya, menjawab sebagai berikut:

‫ت لَ ُه ْم إِال َما أَ َمرْ َتنِي ِب ِه أَ ِن اعْ ُب ُدوا هَّللا َ َربِّي َو َر َّب ُك ْم‬
ُ ‫َما قُ ْل‬
"Aku tidak pernah mengatakan pada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan
kepadaku (suara) nya yaitu, 'Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu'." (QS. Al-
Maidah [5]: 117)
Sebenarnya peringatan dan peringatan hari kelahiran Yesus Kristus peringatan
peringatan hari ulang tahun biasa ulang tahun manusia lain pada umumnya. Bagi
sebagian besar ummat Kristiani di seluruh dunia Hari Natal atau kelahiran Yesus
setiap tanggal 25 Desember merupakan hari lahirnya anak tuhan bahkan hari
lahirnya tuhan itu sendiri…! Subhaanallahi 'amma yusyrikun (Maha Suci Allah dari
apa yang mereka persekutukan). Ummat Nasrani meyakini bahwa setiap tanggal
tersebut mereka kembali Keyakinan keliru mereka bahwa Allah punya anak atau
Allah boleh diserupakan dengan seorang manusia, dalam hal ini Yesus atau kita
disebut Isa 'alaihis salaam .
Dan Allah dengan tegas memvonis kafir bagi siapa saja yang kalimat sesat tersebut:

‫ِين َقالُوا إِنَّ هَّللا َ ه َُو ْالمَسِ ي ُح ابْنُ َمرْ َي َم َو َقا َل ْالمَسِ وا إِنَّ هَّللا َ ه َُو ْالمَسِ ي ُح ابْنُ َمرْ َي َم َو َقا َل ْالمَسِ ي ُح كلب َّمسي ُح بلب‬
َ ‫لَ َق ْد َك َف َر الَّذ‬

َ ‫َّمسي ُح‬
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah
adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israel,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. (QS. Al-Maidah [5]: 72)

ُ ‫ِين َقالُوا إِنَّ هَّللا َ َثال‬


‫ِث َثال َث ٍة َو َما مِنْ إِلَ ٍه إِال إِلَ ٌه َوا ِح ٌد‬ َ ‫لَ َق ْد َك َف َر الَّذ‬
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, 'Bahwasanya Allah salah
satu dari yang tiga', padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Tuhan Yang Esa.” (QS. Al-Maidah [5]: 73)
Bila Allah memvonis mereka karena ucapan batilnya itu, lalu mengapa ummat Islam
malah membalas ucapan selamat kepada mereka atas kebatilan keyakinan mereka
itu? Alih-alih kita ajakan mereka untuk bertaubat dan hanya menyembah Allah
memerintahkan Allah perintahkan kita dan Nabiyullah Isa 'alaihis salaam atau Yesus
menyuruh mereka, malah sebagian ummat Islam dewasa ini memberikan dukungan
dan ucapan selamat atas kekeliruan, kekafiran dan kemusyrikan mereka itu.
Bukankah ucapan selamat dari ummat Islam justeru akan melestarikan keyakinan
sesat mereka? Mereka tidak diingatkan bahwa itu keliru malah mereka diberikan
kalimat ucapan selamat? Alangkah tega dan zalimnya perbuatan orang-orang yang
selamat Natal kepada umat Kristiani yang lahir hari kelahiran anak tuhan bahkan
kelahiran tuhan itu sendiri. Kita tahu bahwa itu adalah kebatilan tetapi kita malah
memberikan penguatan dengan Ucapan Natal yang diucapkan, baik melalui ucapan
langsung, facebook, email, kartu Natal atau Televisi. Ibaratnya seorang muslim yang
seperti itu sedang menyatakan kepada seorang Nasrani, “Selamat ya Anda telah
menjadi seorang yang kafir di mata Allah Yang Sebenarnya.” Na'udzubillahi min
dzaalika…!
Bahkan di dalam ayat-ayat berikut Allah sangat murka dengan orang-orang yang
meyakini bahwa Allah Yang Maha Pemurah telah mengambil seorang
anak. Sehingga Allah mengancam dengan berbagai bencana alam dahsyat karena
adanya orang-orang yang menerapkan klaim batil tersbut.

‫وقالوا اتخذ الرحمن ولدا لقد جئتم شيئا إدا تكاد السماوات يتفطرن منه وتنشق األرض وتخر الجبال هدا أن دعوا للرحمن‬

‫ولدا وما ينبغي للرحمن أن يتخذ ولدا إن كل من في السماوات واألرض إال آتي الرحمن عبدا‬
“Dan mereka menyatakan, 'Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai)
anak.' Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat
mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan
gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah
mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil
(mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan
datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. ” (QS. Maryam
[19]: 88-93)
Sekali lagi, alangkah tega dan zalimnya bila ada seorang muslim yang mengaku
menjadikan Allah sebagai Tuhan Yang Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan,
tidak bisa diserupakan dengan apapun dan organisasi, kemudian melihat ada orang-
orang yang meng- mengklaim bahwa Ar-Rahman (Allah Yang Maha Pemurah)
punya anak lalu malah memberikan pesan selamat pada hari dimana mereka
peringatan hari kelahiran anak tuhan atau bahkan tuhan mereka itu.
Tidak mengucapkan “Selamat Natal” kepada kaum Nasrani bukan berarti kita tidak
bisa bergaul dan bekerja dengan baik kepada mereka. Silahkan baik-baik dengan
mereka sepanjang tahun. Tapi pada giliran tiba bulan Desember, khususnya tanggal
tertentu, tunjukkanlah sikap Tauhid kita dengan tidak ikut serta melegitimasi
kekeliruan keyakinan mereka dengan kata-kata Salam Natal .
Mungkin ada yang bertanya, “Tetapi kenapa kita tidak mengucapkan 'Salam Natal'
kepada mereka sedangkan mereka mengucapkan 'Selamat Hari Raya Idul Fitri'
kepada kita?” Saudaraku, sungguh sungguh-sungguh sama antara Perayaan Natal
dengan Hari Raya Idul Fitri. Hari Raya Idul Fitri merupakan sebuah momen dimana
ummat Islam bersyukur sebulan penuh mengisi Ramadhan dengan shaum di siang
hari, taraweh di malam hari dan berburu lailatul qadar. Ini semua merupakan
perintah-perintah Allah untuk dilaksanakan dan dijanjikanNya akan mendatangkan
keselamatan di dunia maupun di akhirat bagi pelakunya. Artinya memang seorang
muslim yang mentaati Allah dengan kata-kata Ramadhan adalah fihak yang selamat
dan patut diberikan ucapan selamat. Sementara fihak yang merujuk peringatan hari
lahirnya 'anak tuhan' atau lahirnya 'tuhan' bagaimana bisa dikatakan selamat
sedangkan Allah sangat murka dengan klaim batil tersebut? Lalu apa perlunya
ucapan ucapan selamat datang? Malah semestinya —jika sanggup — kita mengajak
mereka untuk bertaubat dari klaim batil tersebut dan kembali kepada ajaran murni
Yesus alias Nabiyullah Isa 'alahis salaam , yakni ajaran Tauhid.

Malah seharusnya kita malu kepada Allah karena kita belum kunjung melaksanakan
perintahNya untuk mengajak mereka kepada kalimat yang disepakati kita antara
mereka:

َ
‫ك ِب ِه‬ ِ ‫َت َعالَ ْوا إِلَى َكلِ َم ٍة َس َوا ٍء َب ْي َن َنا َو َب ْي َن ُك ْم أال َنعْ ُب َد إِال هَّللا َ َوال ُن ْش‬
َ ‫ير‬
Katakanlah, “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) pada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali
Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu apapun.” (QS. Ali Imran [3]:
64)
Ya Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengampun, ampunilah kami yang belum
kunjung sanggup terbuka melaksanakan perintahMu di atas bahkan sebagian kami
justeru malah melegitimasi kesesatan Ahli Kitab dari kalangan kaum Nasrani. Amin
ya Rabbal 'aalamiin .

Barokallahu Li walakum Fil Qur’an nil adzim


Wana fa ani Wa iyaakum Bima Fii Minal Ayati Wadzakril Hakim
Wataqobaala Minaa Wamingkum Tilawatahu inaahu Huwas saamii ul Alim
Aquulu Qauli Hadza Wa as Tak Firullahal Adzim
Li walakum Walisa’iril Muslimiin Na wal Muslimat
Wal Mukminiin Na Wal Mukminat
Fas Tagfiruuhu Huwal Gofururoohiim.
Alhamdulillah 2X
Mu’a yadi sobirina biaziizi nasrih
Wa muya saari saakirina
Lihamidi sukri
Wa mu wa fakil muh tariina lil kiyami bi amrih
Ahma duhu
ala ma an ama Wa as lama li amrihi fiima hakama wa abrom
Ashadu anla ilahailallah wahdahula sariikalah
Wa as hadu ana Muhamadda abduhu Warasulu
Allaahuma solii ala sayidina muhamaad
Sollallaahu alaihi wa ala alihi muntahad dzuuhur
Solatan da’i man bila fana’i wala futuur ,
Wasallaamutasliima kasiro
Amaa bakdu
Faya ayuhannasu Takulla Inallaha amarakum bi amri bada afiihi bi nafsih
Wasanaa bi mala ikati wa ayaa da bil mukminiin min ibadih
Fakola azaa ming kuli Inallaaha
wa mala ikatahu yosoluna ala naabi
Ya ayuuhal lazi na amanu solu ala ihi wasalaamutaasliima
Allahumaa soluu ala sayidina Muhamaad, sayidil mursaliin
Wa ambiyak ika, Wa rosulika, Wa mala ika tikal mukoroobiin
Wa ahli zo atika Azj maiin.

Allahumaagfir

Lil mukminiina Wal mukminat


Wal muslimiina Wal muslimat
Inaaka samii’u Qoriibu muzibudaa a wat
Robbana firlana, Wali ihwanina alaaziina sabaguna bil iiman
Wa la tadz alna Fii Qulu bina gilaa lillaaziina amanu. Robbaana inaaka Ro ufur
rohiim.
Robbana atina Fidunya HasanahWa fil ahiroti hasanah, wakina aza banaar
Ibadallah Inallaaha yak muru bil adli Wal ihsani, Wa iita idil Qurba
Wa yan ha Anil fah sa i wal mungkar Wal bag yi Ya i zukum la alaakum
Tazakaaruun
Faz kuruullaha al azim Yaz kurkum Was kuruuhu ala nikmatihi yazikum wala
zikrullahi akbar

Barokallahu Li walakum Fil Qur’an nil adzim


Wana fa ani Wa iyaakum Bima Fii Minal Ayati Wadzakril Hakim
Wataqobaala Minaa Wamingkum Tilawatahu inaahu Huwas saamii ul Alim
Aquulu Qauli Hadza Wa as Tak Firullahal Adzim
Li walakum Walisa’iril Muslimiin Na wal Muslimat
Wal Mukminiin Na Wal Mukminat
Fas Tagfiruuhu Huwal Gofururoohiim.

Alhamdulillah 2X
Mu’a yadi sobirina biaziizi nasrih
Wa muya saari saakirina
Lihamidi sukri
Wa mu wa fakil muh tariina lil kiyami bi amrih
Ahma duhu
ala ma an ama Wa as lama li amrihi fiima hakama wa abrom
Ashadu anla ilahailallah wahdahula sariikalah
Wa as hadu ana Muhamadda abduhu Warasulu
Allaahuma solii ala sayidina muhamaad
Sollallaahu alaihi wa ala alihi muntahad dzuuhur
Solatan da’i man bila fana’i wala futuur ,
Wasallaamutasliima kasiro
Amaa bakdu
Faya ayuhannasu Takulla Inallaha amarakum bi amri bada afiihi bi nafsih
Wasanaa bi mala ikati wa ayaa da bil mukminiin min ibadih
Fakola azaa ming kuli Inallaaha
wa mala ikatahu yosoluna ala naabi
Ya ayuuhal lazi na amanu solu ala ihi wasalaamutaasliima
Allahumaa soluu ala sayidina Muhamaad, sayidil mursaliin
Wa ambiyak ika, Wa rosulika, Wa mala ika tikal mukoroobiin
Wa ahli zo atika Azj maiin.

Allahumaagfir

Lil mukminiina Wal mukminat


Wal muslimiina Wal muslimat
Inaaka samii’u Qoriibu muzibudaa a wat
Robbana firlana, Wali ihwanina alaaziina sabaguna bil iiman
Wa la tadz alna Fii Qulu bina gilaa lillaaziina amanu. Robbaana inaaka Ro ufur
rohiim.
Robbana atina Fidunya HasanahWa fil ahiroti hasanah, wakina aza banaar
Ibadallah Inallaaha yak muru bil adli Wal ihsani, Wa iita idil Qurba
Wa yan ha Anil fah sa i wal mungkar Wal bag yi Ya i zukum la alaakum
Tazakaaruun
Faz kuruullaha al azim Yaz kurkum Was kuruuhu ala nikmatihi yazikum wala
zikrullahi akbar

Anda mungkin juga menyukai