Anda di halaman 1dari 6

Kaum Yahudi adalah orang-orang kafir yang kebenciannya kepada kaum muslimin

sangatlah besar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

ْ ۖ ‫ين َأ ۡش َر ُك‬
‫وا‬ َ ‫وا ۡٱليَهُو َد َوٱلَّ ِذ‬ َ ‫اس َع ٰ َد َوةً لِّلَّ ِذ‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬ ِ َّ‫لَتَ ِج َد َّن َأ َش َّد ٱلن‬
“Sungguh, engkau akan dapati orang yang paling keras permusuhannya kepada kalian
adalah orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin.”  (al-Maidah: 82)

Kaum yahudi menunjukkan bagaimana orang yahudi mempercayai keberadaan Nabi


Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi akhir zaman. Meskipun karena
kesombongan mereka, merekapun menolak dan mengingkarinya. Allah ceritakan
dalam al-Quran,

‫ون َأ ْبنَا َءهُ ْم َوِإ َّن‬


َ ُ‫ْرف‬
ِ ‫ْرفُونَهُ َك َما يَع‬ِ ‫اب يَع‬َ َ‫ين َآتَ ْينَاهُ ُم ْال ِكت‬
َ ‫الَّ ِذ‬
َّ ‫ون ْال َح‬
َ ‫ق َوهُ ْم يَ ْعلَ ُم‬
‫ون‬ َ ‫فَ ِريقًا ِم ْنهُ ْم لَيَ ْكتُ ُم‬
“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri al Kitab (Taurat dan Injil)
mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan
sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal
mereka mengetahui.” (QS. al-Baqarah: 146).

Mereka paham detail siapakah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sampai


mereka paham mengenai tempat keluarnya nabi terakhir. Tapi iman tidak hanya
sebatas mengakui keberadaan tapi juga menjalankan konsekuensinya.

SEJARAH YAHUDI

Dimulai dari nabi Ibrahim AS. Beliau memiliki 4 istri yang bernama Sarah binti Alm
alkhalil, hajar binti Al qibthiyyah Al-mishriyyah, qanthurah binti yaqthan, dan Hajun
binti Al-Amin. Dari istri nya yang bernama Sarah binti Alm Alkhalil beliau dikaruniai
anak bernama Ishaq kemudian Ishaq menikah dengan seorang wanita mulia
bernama Rafqah binti batu’il dan di karuniai anak kembar bernama ishu dan ya’kub.

Ketika remaja ishu di perintahkan untuk berkelana di daerah Roma dan Ya’kub di
perintahkan oleh ayahnya (Ishaq) untuk pergi ke *fadan A’raam (tempat dulu nabi
Ibrahim beraktifitas) dan diminta untuk bertemu paman dari ibunya yg bernama
Laban, pamannya memiliki anak yg bernama Rahel dan kakaknya bernama layya.
Singkatnya ya’kub di perintahkanoleh ayahnya agar ayahnya dan pamannya Laban
bisa besanan. Ada sebuah riwayat mengatakan beliau di tawarkan untuk
menikahkan kakaknya layya terlebih dahulu, namun karena nabi ya’kub adalah
seseorang yang perasa, tidak ingin menyakiti orang lain dan lebih memilih untuk
cerita kepada Allah, beliau memilih menikahi keduanya (layya dan Rahel) pada saat
ini belum turun QS. An-nisa:23 tentang larangan menikahi kakak beradik. Pertama
menikai layya kemudian adiknya Rahel. Dari layya melahirkan 5 anak Rabil,
Syam’un, leui/Lewi, yahudza, idzaka, zabalun. Dan dari Rahel melahirkan 2 org anak
nabi Yusuf dan Bunyamin.

Karena nabi ya’kub memiliki sifat yang patuh, taat. Dan beliau disebut Israil (hamba
yang taat). Dan kumpulan anak” nabi ya’kubdi sebut Bani Israil. Asal nya anak” itu
di sebut Bani Israil agar terus mengikuti bapaknya selalu berbuat baik, taat jangan
menyimpang, di dalam Al-Qur’an juga banyak diksi yang menunjukkan “ya Bani
Israil..” untuk menyadarkan lagi bapak mereka baik jangan menodai cinta keluarga,
menyakiti bapak mereka. Setiap mereka menyimpang di ajak kembali lagi. Ada yang
mengatakan Yahudi muncul dari paham keagamaan ada yang mengatakan muncul
dari 12 keturunan nabi

Setelah peristiwa nabi Yusuf dibuang ke sumur, seseorang yang menentukannya


menjual Nabu Yusuf ke keluarga raja Fir’aun(Fir’aun itu sebutan raja di Mesir).
Kemuynabi Yusuf di rawat. Dari kisah ini kita lihat beberapa sifat hasadnya kaum
Yahudi sehingga membuang saudaranya sendiri.

KAUM YAHUDI ADALAH KAUM YANG DI MURKAI ALLAH

Mereka adalah kaum yang dimurkai oleh Allah subhanahu wa ta’ala karena jeleknya
amal perbuatan mereka sehingga mendapat kemarahan, laknat, dan kemurkaan dari
Allah Ta’ala. Mereka terus berupaya agar ada di antara kelompok kaum muslimin
yang mengikuti mereka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

َ ٰ َّ‫نك ۡٱليَهُو ُد َواَل ٱلن‬


ۗۡ‫ص َر ٰى َحتَّ ٰى تَتَّبِ َع ِملَّتَهُم‬ َ ‫َولَن تَ ۡر‬
َ ‫ض ٰى َع‬
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kalian hingga kalian
mengikuti agama mereka.” (al-Baqarah: 120)

AMALAN DAN KEYAKINAN YAHUDI

1. Ghuluw

Ghuluw artinya melampaui batas. Adapun secara syariat, ghuluw artinya melampaui
batas dalam memuji dan mencela.

Ghuluw terjadi dalam masalah akidah, ibadah, muamalah, ataupun adat. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman,
ِّ ‫وا فِي ِدينِ ُكمۡ غ َۡي َر ۡٱل َح‬
‫ق‬ ِ َ‫قُ ۡل ٰيََٓأ ۡه َل ۡٱل ِك ٰت‬
ْ ُ‫ب اَل ت َۡغل‬

“Katakanlah, ‘Hai ahli kitab, janganlah kalian berbuat ghuluw (melampaui batas)
dengan cara tidak benar dalam agama kalian’.” (al-Maidah: 77)

Di antara bentuk ghuluw kaum Yahudi adalah mengultuskan dan menyembah


manusia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang perbuatan Yahudi dan
Nasrani,

ِ ‫ٱتَّخَ ُذ ٓو ْا َأ ۡحبَا َرهُمۡ َور ُۡه ٰبَنَهُمۡ َأ ۡربَابًا ِّمن د‬


ِ ‫ُون ٱهَّلل‬

“Mereka menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka sebagai rabb selain Allah.” (at-
Taubah: 31)

2. Men-tahrif Kalamullah

Tahrif maknanya memalingkan ucapan dari makna yang zahir kepada makna lain
yang tidak ditunjukkan oleh konteks kalimat, tanpa ada dalil yang menunjukkannya.

Tahrif ada dua macam: tahrif lafzhi dan tahrif maknawi.

Tafrif lafzhi ada tiga macam:

a. Mengubah harakat.

Contohnya, mereka men-tahrif firman Allah subhanahu wa ta’ala,

‫َو َكلَّ َم ٱهَّلل ُ ُمو َس ٰى ت َۡكلِي ًما‬

“Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung.” (an-Nisa: 164)

Mereka membacanya dengan me-nashab-kan lafzhul jalalah sehingga dibaca َ‫هللا‬


sehingga maknanya Nabi Musa-lah yang berbicara kepada Allah subhanahu wa
ta’ala.

b. Menambah satu huruf.

Misalnya, seperti tahrif yang dilakukan ahlul bid’ah terhadap kata ‫( استوى‬naik di atas)
mereka tahrif menjadi ‫( استولى‬menguasai).

c. Menambah satu kata.

Contohnya, tahrif yang mereka lakukan terhadap firman Allah subhanahu wa ta’ala,

َ‫َو َجٓا َء َربُّك‬


“Rabb-mu datang ….” (al-Fajr: 22)

Menjadi

َ‫َو َجا َء َأ ْم ُر َربِّك‬

“Perintah Rabb-mu datang.”

Tahrif adalah perbuatan orang-orang Yahudi. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman


tentang mereka,

ِ ‫ُوا يُ َحرِّ فُونَ ۡٱل َكلِ َم عَن َّم َو‬


‫اض ِع ِهۦ‬ ْ ‫ِّمنَ ٱلَّ ِذينَ هَاد‬

“Di antara orang Yahudi ada yang mentahrif (menyelewengkan makna) firman Allah
dari makna yang benar.” (an-Nisa: 46)

3. Menjadikan kuburan sebagai masjid

Di antara sebab Allah melaknat Yahudi dan Nasrani adalah mereka menjadikan
kuburan sebagai masjid. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫ اتَّ َخ ُذوا قُبُو َر َأ ْنبِيَاِئ ِه ْم َمس‬،‫ارى‬


‫ْجدًا‬ َ ‫ص‬َ َّ‫لَ َعنَ هللاُ ْاليَهُو َد َوالن‬

“Allah melaknat Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabi
mereka sebagai masjid.” (HR. Al-Bukhari no. 1330)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memperingatkan umatnya dari perbuatan


yang demikian. Beliau pernah berkata

‫اللَّهُ َّم اَل تجْ َعل قَب ِْري َوثَنًا يُ ْعبَ ُد‬

“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah.”
(HR. Malik; Syaikh al-Albani menilainya sahih dalam Misykatul Mashabih no. 750)

4. Berloyalitas kepada musuh-musuh Allah

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang perbuatan Bani Israil (Yahudi),

َ‫ب هُمۡ ٰخَ لِ ُدون‬


ِ ‫س َما قَ َّد َم ۡت لَهُمۡ َأنفُ ُسهُمۡ َأن َس ِخطَ ٱهَّلل ُ َعلَ ۡي ِهمۡ َوفِي ۡٱل َع َذا‬ ْ ۚ ‫تَ َر ٰى َكثِيرًا ِّم ۡنهُمۡ يَتَ َولَّ ۡونَ ٱلَّ ِذينَ َكفَر‬
َ ‫ُوا لَبِ ۡئ‬

“Kamu melihat kebanyakan dari mereka berwala’ (berloyalitas) kepada orang-orang


yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka persiapkan bagi
diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam
siksaan.” (al-Maidah: 80)
Allah subhanahu wa ta’ala melarang kaum muslimin melakukan perbuatan seperti
Yahudi yaitu berloyalitas dan cinta kepada orang-orang kafir. Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman,

‫وا ِم ۡنهُمۡ تُقَ ٰى ۗةً َويُ َح ِّذ ُر ُك ُم‬ َ ‫ينَ َو َمن يَ ۡف َع ۡل ٰ َذلِكَ فَلَ ۡي‬
ْ ُ‫س ِمنَ ٱهَّلل ِ فِي َش ۡي ٍء ِإٓاَّل َأن تَتَّق‬ ۖ ِ‫اَّل يَتَّ ِخ ِذ ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ ۡٱل ٰ َكفِ ِرينَ َأ ۡولِيَٓا َء ِمن دُو ِن ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬
‫صي ُر‬ ِ ‫ٱهَّلل ُ ن َۡف َس ۗۥهُ َوِإلَى ٱهَّلل ِ ۡٱل َم‬

“Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin


(teman dekat) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat
demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat)
memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka.” (Ali Imran: 28)

5. Sihir

Orang-orang Yahudi termasuk orang-orang yang menggunakan sihir. Bahkan, salah


seorang di antara mereka telah menyihir Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Mereka telah membuang apa yang dibawa oleh para rasul, lalu beriman kepada
kitab-kitab sihir. Allah subhanahu wa ta’ala menerangkan,

َ‫ُور ِهمۡ َكَأنَّهُمۡ اَل يَ ۡعلَ ُمون‬ َ َ‫ب ِك ٰت‬


ِ ‫ب ٱهَّلل ِ َو َرٓا َء ظُه‬ َ َ‫وا ۡٱل ِك ٰت‬
ْ ُ‫ٱلَّ ِذينَ ُأوت‬ َ‫ق ِّمن‬ ٌ ‫ق لِّ َما َم َعهُمۡ نَبَ َذ فَ ِري‬ َ ‫َولَ َّما َجٓا َءهُمۡ َرسُو ٌل ِّم ۡن ِعن ِد ٱهَّلل ِ ُم‬
ٌ ‫ص ِّد‬
‫اس ٱلس ِّۡح َر‬ ِّ ْ ٰ ٰ
َ َّ‫َو َما َكفَ َر ُسلَ ۡي ٰ َمنُ َولَ ِك َّن ٱل َّشيَ ِطينَ َكفَرُوا يُ َعل ُمونَ ٱلن‬ َۖ‫ك ُسلَ ۡي ٰ َمن‬ ۡ ٰ
ِ ‫وا ٱل َّشيَ ِطينُ َعلَ ٰى ُمل‬ ْ ُ‫ُوا َما ت َۡتل‬
ْ ‫ َوٱتَّبَع‬١٠١

“Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang
membenarkan apa (Kitab) yang ada pada mereka, sebagian orang-orang yang diberi
Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggung)-nya, seolah-olah
mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab Allah). Dan mereka mengikuti apa
yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka
mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidaklah kafir
(tidak mengerjakan sihir). Hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir).
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia.” (al-Baqarah: 101—102)

6. Beriman kepada sebagian ayat Allah dan mengingkari sebagian yang lain.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman menerangkan sebagian sifat Yahudi,

‫ض‬ ِ َ‫ض ۡٱل ِك ٰت‬


ٍ ۚ ‫ب َوت َۡكفُرُونَ بِبَ ۡع‬ ِ ‫َأفَتُ ۡؤ ِمنُونَ بِبَ ۡع‬

“Apakah kalian beriman kepada sebagian kitab dan mengingkari sebagiannya?” (al-
Baqarah: 85)

Mereka tidak beriman kecuali yang sesuai dengan hawa nafsu mereka. Padahal
keimanan mereka kepada sebagian ayat Allah subhanahu wa ta’ala tidaklah
bermanfaat bagi mereka jika mendustakan yang lainnya.

7. muslihat
Di antara amalan Yahudi yang tercela adalah melakukan hiyal dalam rangka menolak
ajaran para rasul serta menyelamatkan kekufuran dan kesesatan mereka. Mereka
melakukan tipu muslihat karena tidak mampu menolak secara terang-terangan.
Akhirnya, mereka melakukan makar secara tersembunyi. Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman tentang mereka,

َ‫خَي ُر ۡٱل ٰ َم ِك ِرين‬


ۡ ُ ‫ُوا َو َم َك َر ٱهَّلل ۖ ُ َوٱهَّلل‬
ْ ‫َو َم َكر‬

“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu.
Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Ali Imran: 54)

Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berhijrah ke Madinah dan menang


dalam Perang Badr, orang Yahudi tidak mampu menghalangi manusia dari agama
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Mereka pun melakukan hiyal (tipu
muslihat) dan makar. Sekelompok mereka berkata, “Masuk Islamlah kalian di awal
siang. Jika sudah di akhir siang, murtadlah kalian dari Islam. Ucapkanlah oleh kalian,
‘Tidak kami dapati kebaikan di dalam agama Muhammad.’ Niscaya manusia akan
mengikuti langkah kalian karena kalian adalah ahlul kitab.”

Anda mungkin juga menyukai