Anda di halaman 1dari 7

MUHAMMADIYAH

(Sekilas tentang: Lahir, Visi, Misi, Tujuan dan Strategi Dakwahnya)

A. Lahirnya Muhammadiyah.
Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan pembaharuan dari
pendirinya, didirikan pada 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan 18 Nopember 1912 Miladiyah
oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta, didorong oleh dan atas pergumulannya dalam
menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat yang sedang dalam jajahan Belanda
kala itu, juga menjadi tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan sepanjang sejarah perjuangan
warga persyarikatan Muhammadiyah.
Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah: antara lain:
1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, (yang
sesungguhnya itu kewajiban muslim).
ْ ‫اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا َأ ِطي ُعوا اهَّلل َ َوَأ ِطيعُوا َّالر ُس و َل َوُأويِل األ ْم ِر ِمنْمُك ْ فَ ْن تَنَ َازعْمُت ْ يِف يَش ْ ٍء فَ ُردُّو ُه ِإ ىَل اهَّلل ِ َو َّالر ُس ولِ ِإ ْن ُك ْنمُت‬
‫ِإ‬
)٥٩( ‫ون اِب هَّلل ِ َوالْ َي ْو ِم اآل ِخ ِر َذكِل َ َخرْي ٌ َوَأ ْح َس ُن تَْأ ِويال‬ َ ُ‫تُْؤ ِمن‬
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (Q.S. An Nisaa
(4): 59).
‫هللا َو ُسنَّ َة ن َ ِب ِيّ ِه‬
ِ ‫اب‬َ ‫ ِك َت‬،‫تَ َر ْك ُت ِف ْيمُك ْ َأ ْم َر ْي ِن لَ ْن ت َِضل ُّ ْوا َما تَ َم َّس ْكمُت ْ هِب ِ َما‬.
“Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh dengan keduanya kalian
tidak akan sesat selama-lamanya yaitu: Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya”. (Hadist Riwayat
Malik secara mursal (Al-Muwatha, juz 2, hal. 999).
Akibat dari keadaan no. 1 di atas sehingga merajalela:
1) Syirik: menyandarkan sesuatu kepada sebab, bukan kepada kekuasaan Allah Swt.
2) Takhayul bahasa: berasal dari kata khayal: apa yang tergambar pada seseorang
mengenai suatu hal baik dalam keadaan sadar atau sedang bermimpi, sedang dari
istilah takhayul ada dua hal yang termasuk dalamnya, yaitu:
a) Kekuatan ingatan yang yang terbentuk berdasarkan gambar indrawi dengan segala
jenisnya, (seperti: pandangan, pendengaran, pancaroba, penciuman) setelah
hilangnya sesuatu yang dapat diindera tersebut dari kita, kadang muncul khayalan,
takhyul.
b) Kekuatan ingatan lainnya yang disandarkan pada gambar idrawi, kemudian satu
dari unsurnya menjadi sebuah gambar yang baru. Gambar baru tersebut bisa jadi
satu hal yang benar-benar terjadi, atau hal yang diluar kebiasaan (kemustahilan).
Muncullah kisah seperti terbentuknya Buntu Kabobong di Enrekang Sulawesi
Selatan dan cerita rakyat lainnya di kalangan masyarakat.
3) Bid’ah: menambah-nambah, mengada-ada dalam masalah ibadah, tidak ada contoh
dari Nabi.
4) Khurafat, (kamus Munawir khurafat diartikan dengan: hal yang berkenaan dengan
kepercayaan yang tidak masuk akal (batil), yang mengakibatkan umat Islam tidak
merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, lebih kelihatan sebagai
masyarakat yang bodoh, yang miskin demikian pula agama Islam tidak memancarkan
sinar kemurniannya lagi.
Syirik, Takhayul, Bid’ah, Khurafat (keempat hal pokok inilah) yang merusak
kemurnian Islam secara terus menerus, sehingga mukmin wajib mewaspadai sepanjang
hidupnya.
َ ‫اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا ات َّ ُقوا اهَّلل َ َح َّق تُ َقا ِت ِه َوال تَ ُموتُ َّن ال َوَأنْمُت ْ ُم ْس ِل ُم‬
)١٠٢( ‫ون‬
‫ِإ‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (Q.S. Ali Imran
(3): 102).
2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara Islam umat, akibat dari tidak tegaknya
ukhuwah Islamiyah karena memang ditekan dan dikondisikan penjajah dalam hidup
berpecah belah, serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat, yang sebenarnya muslim itu
wajib bersatu.
… ‫اب اِب لْ َح ِّق ِل َي ْحمُك َ بَنْي َ النَّ ِاس ِفميَا ا ْختَلَ ُفوا ِفي ِه‬
َ َ‫اَك َن النَّ ُاس ُأ َّم ًة َوا ِحدَ ًة فَ َب َع َث اهَّلل ُ النَّ ِبيِّ َني ُمبَرِّش ِ َين َو ُمنْ ِذ ِر َين َوَأ ْن َز َل َم َعه ُُم ْال ِكت‬
)٢١٣(
“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para
Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar,
untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan…” (Q.S.
Al Baqarah (2): 213).
3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam membentuk kader-
kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman, sebagai akibat dari usaha
sungguh-sungguh pihak penjajah, bahkan sengaja diadakan adu domba di kalangan
mereka, yang sebenarnya muslim itu wajib mempersiapkan kekuatan untuk kelangsungan
hidup dalam kebenaran.
‫ون ِب ِه عَ دُ َّو اهَّلل ِ َوعَ دُ َّومُك ْ َوآ َخ ِر َين ِم ْن ُدوهِن ِ ْم ال تَ ْعلَمُ وهَن ُ ُم اهَّلل ُ ي َ ْعلَ ُمهُ ْم‬
َ ‫َوَأ ِعدُّوا لَه ُْم َما ْاس َت َط ْعمُت ْ ِم ْن قُ َّو ٍة َو ِم ْن ِراَب ِط الْ َخ ْيلِ تُ ْر ِه ُب‬
)٦٠( ‫ون‬ َ ‫َو َما تُ ْن ِف ُقوا ِم ْن يَش ْ ٍء يِف َسبِيلِ اهَّلل ِ يُ َو َّف لَ ْيمُك ْ َوَأنْمُت ْ ال ت ُْظلَ ُم‬
‫ِإ‬
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari
kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;
sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”. (Q.S. Al Anfal (8):
60).
4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta
berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme,
mereka mengagung-agungkan tradisi leluhur dan lain sebagainya ketimbang ajaran Islam
yang murni, yang sebenarnya muslim itu wajib berpikiran maju menuju kelangsungan
hidup dalam kebenaran.
َّ ‫ون يِف َخلْ ِق‬
‫الس َم َاو ِات َواأل ْر ِض َربَّنَا َم ا َخلَ ْق َت َه َذا اَب ِطال ُس ْب َحان ََك‬ َ ‫اذَّل ِ َين ي َ ْذ ُك ُر‬
َ ‫ون اهَّلل َ ِق َيا ًما َوقُ ُعودًا َوعَىَل ُجنُوهِب ِ ْم َوي َ َت َفكَّ ُر‬
)١٩١( ‫فَ ِقنَا عَ َذ َاب النَّا ِر‬
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q.S. Ali Imran (3): 191).
5. Dan karena kurangnya keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh
agama Islam, berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang
semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat.
Orang Yahudi dan Nasrani tidak ridha kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
dan kepada para pengikutnya sehingga mengikuti agamanya:
‫َولَ ْن تَ ْرىَض َع ْن َك الْهَي ُو ُد َوال النَّ َص َارى َحىَّت تَت َّ ِب َع ِملَّهَت ُ ْم قُ ْل َّن هُدَ ى اهَّلل ِ ه َُو الْهُدَ ى َولَنِئ ِ ات َّ َب ْع َت َأه َْوا َءمُه ْ ب َ ْعدَ اذَّل ِ ي َج ا َءكَ ِم َن‬
‫ِإ‬
)١٢٠( ‫الْ ِعمْل ِ َما كَل َ ِم َن اهَّلل ِ ِم ْن َويِل ٍ ّ َوال ن َِص ٍري‬
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan
Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu,
Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (Q.S. Al Baqarah (2): 120).

B. Visi Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah
dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif dalam melaksanakan
dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar di semua bidang dalam upaya mewujudkan Islam
sebagai rahmatan lil'alamin menuju terciptanya/terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
Islam agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam yang meliputi: manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan dan abiotik sebagaimana firman-Nya:
)١٠٧( ‫َو َما َأ ْر َسلْنَاكَ ال َرمْح َ ًة ِللْ َعالَ ِم َني‬
‫ِإ‬
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
(Q.S. Al Anbiyaa (21): 107).

C. Misi Muhammadiyah.
Upaya mewujudkan Islam dalam kehidupan dilakukan melalui dakwah itu ialah mengajak
kepada kebaikan (amar makruf) dan mencegah kemunkaran (nahi munkar) dan mengajak untuk
beriman (tukminuuna billah) guna terwujudnya umat yang sebaik-baiknya atau khairu ummah,
sebagaimana firman-Nya:
َ ‫وف َويَهْن َ ْو َن َع ِن الْ ُم ْن َك ِر َوُأولَِئ َك مُه ُ الْ ُم ْف ِل ُح‬
)١٠٤( ‫ون‬ ِ ‫ون اِب لْ َم ْع ُر‬ َ ‫َولْ َت ُك ْن ِم ْنمُك ْ ُأ َّم ٌة يَدْ ع‬
َ ‫ُون ىَل الْ َخرْي ِ َويَْأ ُم ُر‬
‫ِإ‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang
yang beruntung”. (Q.S. Ali Imran (3): 104) [217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan
kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-
Nya.
‫نُون اِب هَّلل ِ َولَ ْو آ َم َن َأ ْه ُل ْال ِكتَ ِاب لَاَك َن َخرْي ً ا لَهُ ْم‬
َ ‫وف َوتَهْن َ ْو َن َع ِن الْ ُم ْن َك ِر َوتُْؤ ِم‬
ِ ‫ون اِب لْ َم ْع ُر‬
َ ‫ُك ْنمُت ْ َخرْي َ ُأ َّم ٍة ُأ ْخ ِر َج ْت ِللنَّ ِاس تَ ْأ ُم ُر‬
)١١٠( ‫ون‬ َ ‫ون َوَأ ْكرَث ُ مُه ُ الْ َف ِاس ُق‬
َ ُ‫ِمهْن ُ ُم الْ ُمْؤ ِمن‬
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik”. (Q.S. Ali Imran (3): 104).
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi munkar memiliki misi :
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah Swt. yang dibawa
oleh para Rasul sejak Nabi Adam AS. hingga Nabi Muhammad Saw.
2. Memahami agama dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk
menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan.
3. Menyebar luaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur'an sebagai kitab Allah terakhir
dan Sunnah Rasul untuk pedoman hidup umat manusia.
4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Karena itu, jika disimpulkan bahwa berdirinya Muhammadiyah adalah karena alasan-
alasan dan tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam.
2. Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern.
3. Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.
4. Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar.

D. Tujuan Muhammadiyah.
Maksud dan Tujuan Muhammadiyah dijelaskan pada Bab. III Pasal 6 AD dan ART
Muhammadiyah sebagai berikut: Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

E. Dakwah Muhammadiyah.
Berkaitan dengan kondisi objektif dewasa ini, maka Muhammadiyah sebagai Gerakan
Dakwah Islam yang berlandaskan Al Qur’an dan as-Sunnah maqbulah dalam melaksanakan
amar ma’ruf nahi mungkar harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengembangkan TV dan Radio Muhammadiyah dengan secara profesional sehingga dapat
dinikmati oleh semua pemirsa di seluruh tanah air. Program-programnya harus dikemas
sedemikian rupa sehingga menarik semua orang dan tentunya tetap membawa misi islamisasi
pengetahuan dan budaya.
2. Membuat jaringan melalui internet dan mengisi sarana yang ada dengan tetap mengacu pada
islamisasi.
3. Menggunakan media dakwah yang relevan dengan kondisi objektif baik pelaksanaan dakwah
faridyah (individual) maupun dakwah jamaah (kolektif). Paling tidak setiap PWM dan PDM
di seluruh Indonesia sudah menggunakan LCD dalam menyampaikan dakwah atau kegiatan
penting lainnya.
4. Melakukan pendataan yang akurat tentang berbagai aspek dalam Muhammadiyah di setiap
PWM dan PDM, Cabang dan Ranting yang meliputi asset dan peta dakwah, sehingga dapat
menopang keberhasilan dakwah Muhammadiyah.
5. Dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas Muhammadiyah semua AUM harus
menjadikan tenaga pendidik dan tenaga administrasi menjadi warga Muhammadiyah yang
aktif, tidak hanya sekedar punya KTM tetapi tidak diketahui di ranting mana dia aktif
bermuhammadiyah. Suatu hal yang harus dihindari adalah mencari makan di AUM tetapi
tidak pernah aktif mengembangkan Muhammadiyah.
6. Dalam rangka menjalankan dakwah Muhammadiyah harus tetap meneladani prilaku dakwah
Rasulullah Saw. yang mengacu kepada ketentuan surat an-Nahal ayat 25 yang juga sudah
diaplikasikan oleh K.H.Ahmad Dahlan sejak lahirnya Muhammadiyah.
ُ ‫ا ْد ُع ىَل َسبِيلِ َربِّ َك اِب لْ ِحمْك َ ِة َوالْ َم ْو ِع َظ ِة الْ َح َسنَ ِة َو َجا ِدلْه ُْم اِب لَّيِت يِه َ َأ ْح َس ُن َّن َرب َّ َك ه َُو َأ ْعمَل ُ ِب َم ْن َض َّل َع ْن َس ِبيهِل ِ َوه َُو َأ ْعمَل‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
)١٢٥( ‫اِب لْ ُمهْ َت ِد َين‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”. (Q.S. An Nahl (16): 125). [845] Hikmah: Perkataan yang tegas dan benar
yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
7. Menjalankan dakwah secara profesional dengan landasan ikhlas karena Allah merupakan
kunci keberhasilan dakwah di masa mendatang.

Catatan tentang buku bacaan:


1. Departemen Agama R I , Al Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah Al Qur’an, 1983.
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah.
3. Ensiklopedi Muhammadiyah, Tim Penyusun Ensiklopedi Muhammadiyah.
4. Majalah Bulanan Tabligh, Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PPM Jakarta.
5. Pimpinan Pusat Muhammadiyah
E-mail: tarjih_ppmuh@yahoo.com dan ppmuh_tarjih@yahoo.com

Ciri Perjuangan Muhammadiyah


Editor: Admin | Jumat, 17 Mei 2019 22:55 WIB | Kategori : Tajdid

Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan persyarikatan Muhammadiyah


sejak kelahirannya, memperhatikan faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya, aspirasi,
motif, dan cita-citanya serta amal usaha dan gerakannya, nyata sekali bahwa didalammya
terdapat ciri-ciri khusus yang menjadi identitas dari hakikat atau jati diri Persyarikatan
Muhammadiyah. Secara jelas dapat diamati dengan mudah oleh siapapun yang secara sepintas
mau memperhatikan ciri-ciri perjuangan Muhammdiyah itu adalah sebagai berikut.
Muhammadiyah adalah gerakan Islam
Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar
Muhammadiyah adalah gerakan tajdid

Muhammdiyah sebagai Gerakan Islam


Telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa Persyarikatan Muhammadiyah dibangun oleh
KH Ahmad Dahlan sebagi hasil kongkrit dari telaah dan pendalaman (tadabbur) terhadap
Alquranul Karim. Faktor inilah yang sebenarnya paling utama yang mendorong berdirinya
Muhammadiyah, sedang faktor-faktor lainnya dapat dikatakan sebagai faktor penunjang atau
faktor perangsang semata. Dengan ketelitiannya yang sangat memadai pada setiap mengkaji
ayat-ayat Alquran, khususnya ketika menelaah surat Ali Imran, ayat:104, maka akhirnya
dilahirkan amalan kongkret, yaitu lahirnya Persyarikatan Muhammadiyah. Kajian serupa ini
telah dikembangkan sehingga dari hasil kajian ayat-ayat tersebut oleh KHR Hadjid dinamakan
“Ajaran KH Ahmad Dahlan dengan kelompok 17, kelompok ayat-ayat Alquran”, yang
didalammya tergambar secara jelas asal-usul ruh, jiwa, nafas, semangat Muhammadiyah dalam
pengabdiyannya kepada Allah SWT.
Dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah seperti di atas jelaslah bahwa
sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena diilhami, dimotivasi, dan
disemangati oleh ajaran-ajaran Al-Qur’an karena itupula seluruh gerakannya tidak ada motif lain
kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam. Segala yang dilakukan
Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan,
kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk
mewujudkan dan melaksankan ajaran Islam. Tegasnya gerakan Muhammadiyah hendak berusaha
untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang riil, kongkret, dan nyata, yang dapat
dihayati, dirasakan, dan dinikmati oleh umat sebagai rahmatan lil’alamin.

Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam


Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islamiyah. Ciri
yang kedua ini muncul sejak dari kelahirannya dan tetap melekat tidak terpisahkan dalam jati diri
Muahammadiyah. Sebagaimana telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa faktor utama yang
mendorong berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pendalaman KHA Dahlan
terdapat ayat-ayat Alquran Alkarim, terutama sekali surat Ali Imran, Ayat:104. Berdasarkan
Surat Ali Imran, ayat : 104 inilah Muhammadiyah meletakkan khittah atau strategi dasar
perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam, amar ma’ruf nahi munkar dengan
masyarakat sebagai medan juangnya. Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah
masyarakat bangsa Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar
dapat menyentuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak taman
kanak-kanak hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit, panti-panti
asuhan dan sebagainya. Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan
suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan
tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islamiyah.

Muhammadiyah sebagi Gerakan Tajdid


Ciri ke tiga yang melekat pada Persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai Gerakan
Tajdid atau Gerakan Reformasi. Muhammadiyah sejak semula menempatkan diri sebagai salah
satu organisasi yang berkhidmat menyebarluaskan ajaran Agama Islam sebagaimana yang
tercantum dalam Alquran dan Assunah, sekaligus memebersihkan berbagai amalan umat yang
terang-trangan menyimpang dari ajaran Islam, baik berupa khurafat, syirik, maupun bid’ah lewat
gerakan dakwah. Muhammadiyah sebagai salah satu mata rantai dari gerakan tajdid yang diawali
oleh ulama besar Ibnu Taimiyah sudah barang tentu ada kesamaaan nafas, yaitu memerangi
secara total berbagai penyimpangan ajaran Islam seperti syirik, khurafat, bid’ah dan tajdid, sbab
semua itu merupakan benalu yang dapat merusak akidah dan ibadah seseorang.
Sifat Tajdid yang dikenakan pada gerakan Muhammadiyah sebenarnya tidak hanya sebatas
pengertian upaya memurnikan ajaran Islam dari berbagai kotoran yang menempel pada
tubuhnya, melainkan juga termasuk upaya Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan
cara-cara pelaksanaan Islam dalam kehidupan bermasyarakat, semacam memperbaharui cara
penyelenggaraan pendidikan, cara penyantunan terhadap fakir miskin dan anak yatim, cara
pengelolaan zakat fitrah dan zakat harta benda, cara pengelolaan rumah sakit, pelaksanaan sholat
Id dan pelaksanaan kurba dan sebagainya.
Untuk membedakan antara keduanya maka tajdid dalam pengertian pemurnian dapat
disebut purifikasi (purification) dan tajdid dalam pembaharuan dapat disebut reformasi
(reformation). Dalam hubungan dengan salah satu ciri Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid,
maka Muhammadiyah dapat dinyatakan sebagai Gerakan Purifikasi dan Gerakan Reformasi.

Anda mungkin juga menyukai