Anda di halaman 1dari 3

Kewajiban Mempertahankan Identitas Muslim

Minimnya ilmu, tipisnya iman, dan kuatnya dorongan hawa nafsu kerap kali
menutup pintu hati seseorang untuk memahami hakikat kehidupan dunia yang
sedang dijalaninya. Godaan syahwat dan syubhat di era globalisasi modern ini
tak jarang menjadikan seorang muslim jauh dari agama Islam yang murni.
Padahal agama Islam adalah bekal utama bagi seseorang dalam hidup ini.
Dengan Islam seseorang akan hidup bahagia dan terbimbing dalam menghadapi
pahit getirnya kehidupan. Sebaliknya, tanpa Islam hidup seseorang tiada berarti
dan di akhirat termasuk orang yang merugi. Namun sayang, di antara manusia
ada yang menggadaikan Islam yang merupakan agama dan bekal utamanya
demi kesenangan dunia yang sesaat. Betapa meruginya orang itu. Dia akan
menghadap Allah Subhanahu wata’ala di hari kiamat dengan tangan hampa dan
terhalang dari kebahagiaan yang hakiki. Setiap muslim berkewajiban
mempertahankan identitas muslimnya. Lebih dari itu, dia pun harus berupaya
untuk masuk ke dalam agama Islam secara total kemudian istiqamah di atasnya.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

‫ت‬ ُ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ا ْد ُخلُوا فِي الس ِْل ِم َكافَّةً َو ََل تَت َّ ِبعُوا ُخ‬
ِ ‫ط َوا‬
‫ان ۚ ِإنَّهُ لَ ُك ْم َعد ٌُّو ُّم ِبين‬
ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ال‬
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara total, dan
janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang
nyata bagi kalian.” (al-Baqarah: 208)

ْ َ‫اب َمعَ َك َو ََل ت‬


َ‫طغ َْوا ۚ ِإنَّهُ ِب َما تَ ْع َملُون‬ َ ‫فَا ْست َ ِق ْم َك َما أ ُ ِم ْر‬
َ َ ‫ت َو َمن ت‬
‫صير‬ ِ َ‫ب‬
“Istiqamahlah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan
(juga) orang yang telah tobat beserta kamu, dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Hud: 112)

َ ‫ث ُ َّم َجعَ ۡلنَ ٰـ َك‬


َ‫علَ ٰى ش َِريعَة ِمنَ ۡٱۡلَمۡ ِر فَٱتَّبِعۡ َها َو ََل تَتَّبِ ۡع أَ ۡه َوآ َء ٱلَّذِين‬
َ‫ََل يَعۡ لَ ُمون‬
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (rincian aturan hidup yang
harus dijalani) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti
hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (al-Jatsiyah: 18)
ۖ ‫عا ُك ْم ِل َما يُ ْحيِي ُك ْم‬
َ َ‫سو ِل ِإذَا د‬ ُ ‫لر‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ا ْست َ ِجيبُوا ِ َّّلِلِ َو ِل‬
َ‫َّللاَ يَ ُحو ُل بَيْنَ ْال َم ْر ِء َوقَ ْل ِب ِه َوأَنَّهُ ِإلَ ْي ِه ت ُ ْحش َُرون‬ َّ ‫َوا ْعلَ ُموا أَ َّن‬
“Hai orang-orang yang beriman, sambutlah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul
menyeru kalian kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kalian. Ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-
Nyalah kalian akan dikumpulkan.” (al- Anfal: 24)
Bahkan, Allah Subhanahu wata’ala berjanji kepada orang-orang yang menerapkan agama
Islam dalam kehidupan ini dengan beriman dan mengerjakan berbagai amalan saleh, akan
menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, meneguhkan mereka di atas agama yang telah
diridhai-Nya, dan benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah ketakutan menjadi
aman sentosa. Hal ini sebagaimana firman-Nya Subhanahu wata’ala,

‫ت لَ َي ْستَ ْخ ِلفَنَّ ُه ْم فِي‬


ِ ‫صا ِل َحا‬ َّ ‫ع ِملُوا ال‬ َ ‫َّللاُ الَّذِينَ آ َمنُوا ِمن ُك ْم َو‬
َّ َ‫عد‬ َ ‫َو‬
‫ف الَّذِينَ ِمن قَ ْب ِل ِه ْم َولَيُ َم ِكن ََّن لَ ُه ْم دِينَ ُه ُم الَّذِي‬ َ َ‫ض َك َما ا ْستَ ْخل‬ ِ ‫ْاۡل َ ْر‬
‫ض ٰى لَ ُه ْم َولَيُبَ ِدلَنَّ ُهم ِمن بَ ْع ِد خ َْوفِ ِه ْم أَ ْمنًا ۚ يَ ْعبُدُونَنِي ََل‬ َ َ ‫ارت‬
ْ
َ‫ش ْيئًا ۚ َو َمن َكفَ َر بَ ْعدَ ٰذَ ِل َك فَأُو ٰلَئِ َك ُه ُم ْالفَا ِسقُون‬ َ ‫يُ ْش ِر ُكونَ ِبي‬
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan
mengerjakan berbagai amalan saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya
untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadah hanya kepada-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku.” (an-Nur: 55)
Akhir kata, mengingat betapa mahalnya nilai istiqamah di tengah kuatnya badai fitnah baik
syubhat maupun syahwat di era globalisasi modern ini, sudah saatnya bagi kita untuk kembali
kepada Allah Subhanahu wata’ala. Kembali kepada-Nya dengan memegang erat-erat agama
Islam dan meniti jejak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya,
kemudian bersatu di atasnya. Itulah satu-satunya jalan keselamatan di dunia dan di akhirat.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

‫َّللا َعلَ ْي ُك ْم ِإ ْذ‬


ِ َّ ‫ت‬ َ ‫َّللا َج ِميعًا َو ََل تَفَ َّرقُوا ۚ َوا ْذ ُك ُروا ِن ْع َم‬ ِ َّ ‫ص ُموا ِب َح ْب ِل‬ ِ َ ‫َوا ْعت‬
‫شفَا‬ َ ‫صبَ ْحتُم ِبنِ ْع َمتِ ِه ِإ ْخ َوانًا َو ُكنت ُ ْم َعلَ ٰى‬ ْ َ ‫ف بَيْنَ قُلُو ِب ُك ْم فَأ‬ َ َّ‫ُكنت ُ ْم أ َ ْعدَا ًء فَأَل‬
َّ ‫ار فَأَنقَذَ ُكم ِم ْن َها ۗ َك ٰذَ ِل َك يُبَ ِي ُن‬
َ‫َّللاُ لَ ُك ْم آيَاتِ ِه لَعَلَّ ُك ْم ت َ ْهتَدُون‬ ِ َّ‫ُح ْف َرة ِمنَ الن‬
“Dan berpegang teguhlah kalian dengan tali (agama) Allah secara bersama-sama dan
jangan berceraiberai. Ingatlah akan nikmat Allah yang telah dicurahkan kepada kalian,
ketika kalian dahulu bermusuhan lalu Allah menyatukan hati-hati kalian sehingga kalian
menjadi bersaudara dengan nikmat tersebut, dan (juga) kalian dahulu berada di tepi jurang
neraka lalu Allah selamatkan kalian darinya. Demikianlah Allah Subhanahu
wata’ala menerangkan tanda-tanda kekuasaan- Nya kepada kalian agar kalian mendapat
hidayah.” (Ali Imran: 103)

َ‫َوات َّ ِبعُوهُ لَعَلَّ ُك ْم ت َ ْهتَدُون‬


“Dan ikutilah dia (Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam) supaya kalian
mendapatkan petunjuk.” (al-A’raf: 158)

ۖ ‫فَإِ ْن آ َمنُوا ِب ِمثْ ِل َما آ َمنتُم ِب ِه فَقَ ِد ا ْهتَدَوا‬


“Jika mereka beriman seperti apa yang kalian (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan
para sahabatnya) beriman dengannya, sungguh mereka akan mendapatkan hidayah.” (al-
Baqarah: 137)
Semoga ampunan, taufik dan hidayah ilahi selalu mengiringi perjalanan hidup kita.

ُ ‫ت أَ ْقدَا َمنَا َوان‬


‫ص ْرنَا‬ ْ ‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا ذُنُوبَنَا َو ِإ ْس َرافَنَا فِي أ َ ْم ِرنَا َوثَ ِب‬
َ‫علَى ْالقَ ْو ِم ْال َكافِ ِرين‬ َ
“Wahai Rabb kami ampunilah dosadosa kami dan tindak-tanduk kami yang keterlaluan
dalam urusan kami, dan teguhkanlah pendirian kami, serta tolonglah kami atas kaum yang
kafir.” (Ali Imran: 147)
Wallahu a’lam.__

Anda mungkin juga menyukai