Anda di halaman 1dari 5

Obat Sempitnya Hati

Saudara-saudaraku kaum muslimin, ketika seseorang menjalani kehidupan didunia, ia tidak bisa terlepas
dari segala macam bentuk hiruk-pikuk kegiatan yang harus ia hadapi. Mulai dari tanggung jawab yang
diberikan kepadanya, amanah yang ia pikul, kewajiban yang harus ia tunaikan, yang terkadang hal
tersebut menjadikan dadanya terasa sempit, dan hidup terasa berat.

Sebagai seorang manusia yang memiliki naluri yang sehat, tentu ingin sekali memiliki kebahagiaan dalam
menjalani hidup, seperti dilapangkan dadanya oleh Sang Pencipta dan dijauhkan dari hal hal yang bisa
mempersempit dada sang pemiliknya.

Oleh karena itu, di antara sekian banyak kenikmatan yang Allah Ta’ala karuniakan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah nikmat dilapangkan dadanya. Allah ‘Azza Wa Jalla
berfirman :

َ ‫ص ْد َر‬
‫ك‬ َ َ‫َألَ ْم نَ ْش َرحْ ل‬
َ ‫ك‬

“Bukankah kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?” (QS. Al Insyirah:1)

Kemudian, lihatlah kisah Nabi Musa ‘alaihissalam, di antara para Nabi ulul ‘azmi yang diuji dengan
tingkah pola dan prilaku kaumnya yang rusak, pemimpinnya para Nabi dari kaum Bani Israil, ketika
beliau diangkat menjadi seorang Nabi sekaligus sebagai Rasul utusan Allah Yang Maha Kuasa, Allah
Ta’ala memerintahkan nabi-Nya ini untuk menemui Firaun. lantas apa yang Nabi Musa ‘alaihissalam
minta kepada Allah Ta’ala ketika itu?

Pertama kali beliau meminta kelapangan, sembari berkata:

‫ص ْد ِرى * َويَسِّرْ لِ ٓى َأ ْم ِرى‬


َ ‫ال َربِّ ٱ ْش َرحْ لِى‬
َ َ‫ق‬

“Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, Lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku” (QS.
Thoha: 25-26).

Kaum Muslimin Yang Berbahagia!

Pelajarilah Al-Qur’an, belajar tajwid dan tahsinnya, perdalam memahami arti dan tafsirnya, renungi apa
yang terkandung di dalamnya secara perlahan dan bertahap, niscaya engkau akan mendapatkan rahasia,
di antara sebab terbesar seseorang dilapangkan dadanya oleh Allah Yang Maha Pemurah adalah
dijadiakannya ia sebagai seorang Muslim sejati.

Mengikuti ajaran Islam dengan benar dan berpegang teguh dengannya. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman:
ٓ
‫ض ٰلَ ٍل ُّمبِي ٍن‬ َ ‫ور ِّمن َّربِّ ِهۦ ۚ فَ َو ْي ٌل لِّ ْل ٰقَ ِسيَ ِة قُلُوبُهُم ِّمن ِذ ْك ِر ٱهَّلل ِ ۚ ُأ ۟و ٰلَِئ‬
َ ‫ك فِى‬ ٰ َ ُ ‫َأفَ َمن َش َر َح ٱهَّلل‬
ٍ ُ‫ص ْد َرهۥُ لِِإْل ْسلَ ِم فَهُ َو َعلَ ٰى ن‬

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia
mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang
besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan
yang nyata.” (QS. Az-Zumar: 22).

Di dalam ayat lain, Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman:

َ ِ‫ص َّع ُد فِى ٱل َّس َمٓا ِء ۚ َك ٰ َذل‬


َ ْ‫ك يَجْ َع ُل ٱهَّلل ُ ٱلرِّج‬
‫س‬ َّ َ‫ضيِّقًا َح َرجًا َكَأنَّ َما ي‬ ِ ‫ص ْد َرهۥُ لِِإْل ْس ٰلَ ِم ۖ َو َمن ي ُِر ْد َأن ي‬
َ ْ‫ُضلَّهۥُ يَجْ َعل‬
َ ُ‫ص ْد َرهۥ‬ َ ْ‫فَ َمن ي ُِر ِد ٱهَّلل ُ َأن يَ ْه ِديَهۥُ يَ ْش َرح‬
َ‫َعلَى ٱلَّ ِذينَ اَل يُْؤ ِمنُون‬

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan
dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya
Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah
menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am: 125).

Maka dengan beragama Islam secara benar dan baik, tidak neko-neko, walupun sering jatuh pada salah
dan khilaf karena tidak ma’shum sebagaimana Para Rasul, hanya insan biasa, yang penting dari itu
semua, dia mau kembali kepada Allah Yang Maha Pengasih, serta bersegera untuk bertaubat kepadaNya
Yang Maha Penerima Taubat. Maka ini adalah modal besar menghadapi ‘sempitnya dunia itu’

Kaum muslimin, jama’ah jum’at, semoga Allah Yang Maha Pemurah menganugerahkan Taufiq-Nya
kepada kita semua !

Setelah kita mengetahui bahwa agama Islam adalah sebab terbesar dilapangkannya dada seseorang,
dan diberikannya hidayah dari Allah ‘Azza Wa Jalla, maka sudah sepantasnya seorang Muslim menjaga
dirinya dari segala hal yang mampu menghilangkan pokok keislamannya tersebut.

Menjaga diri dari segala macam bentuk praktik kesyirikan kepada Sang Pencipta, entah itu syirik dalam
rububiyyah (Perbuatan Allah Ta’ala Yang Maha Sempurna), uluhiyyah (Hak Allah Ta’ala sebagai satu-
satunya yang berhak disembah di atas muka bumi ini), maupun asma dan sifat (Nama-nama Allah Yang
Maha Indah Dan sifat-sifatNya Yang Maha Agung).

Manfaat yang bisa diraih ketika menjauhkan diri dari dosa-dosa yang paling besar tersebut, agar
menjadikan hidup terasa lebih bermakna dan jauh dari kesempitan. Allah Ta’ala berfirman:
ٓ
َ ‫وا َولَ ْم يَ ْلبِس ُٓو ۟ا ِإي ٰ َمنَهُم بِظُ ْل ٍم ُأ ۟و ٰلَِئ‬
َ‫ك لَهُ ُم ٱَأْل ْمنُ َوهُم ُّم ْهتَ ُدون‬ ۟ ُ‫ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka ituklah
yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82).

Lain halnya dengan mereka, orang-orang kafir yang selalu melakukan kesyirikan. Hakikat kehidupan
mereka diumpamakan bagaikan orang yang memiliki dada yang sempit, sehingga berujung pada
kesengsaraan hidup. Allah Ta’ala berfirman:

ٍ ‫ خَ َّر ِمنَ ٱل َّس َمٓا ِء فَت َْخطَفُهُ ٱلطَّ ْي ُر َأوْ تَه ِْوى ِب ِه ٱلرِّ ي ُح فِى َمكَا ٍن َس ِحي‬a‫ُحنَفَٓا َء هَّلِل ِ َغي َْر ُم ْش ِر ِكينَ بِ ِهۦ ۚ َو َمن يُ ْش ِر ْك بِٱهَّلل ِ فَ َكَأنَّ َما‬
‫ق‬
“Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa
mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh
burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj: 31).

‫ت َأقُو ُل قَوْ لِي هَ َذا َوا ْستَ ْغفِرُوا هللاَ اِنَّهُ ه َُو ْال َغفُوْ ُر ال َّر ِح ْي ُم‬
ِ ‫فَا ْستَبِقُوا ْال َخي َْرا‬

Anda mungkin juga menyukai