Anda di halaman 1dari 5

IFRATH WAT TAFRITH

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ ِإَّنَم ا َأَنا َع ْبٌد ؛ َفُقْو ُلْو ا َع ْبُد ِهّٰللا َو َر ُسْو ُلُه‬، ‫اَل ُتْطُرْو ِنْي َك َم ا َأْطَرِت الَّنَص اَر ى اْبَن َم ْر َيَم‬

“Janganlah kalian memujiku berlebih-lebihan seperti orang-orang Nasrani


memuji berlebihan terhadap Isa putra Maryam, sesungguhnya aku hanya
hamba, maka ucapkanlah hamba Allah dan RasulNya.” [1]

Syarah:
‫اَل ُتْطُرْو ِنْي َك َم ا َأْطَرِت الَّنَص اَر ى اْبَن َم ْر َيَم‬
Janganlah kalian memujiku berlebih-lebihan seperti orang-orang Nasrani
memuji berlebihan terhadap Isa putra Maryam
Bagaimana sikap orang Nasrani terhadap Nabi Isa?
‫َلَقْد َكَفَر اَّلِذ ْيَن َقاُلْٓو ا ِاَّن َهّٰللا ُهَو اْلَم ِس ْيُح اْبُن َم ْر َيَم ۗ َو َقاَل اْلَم ِس ْيُح ٰي َبِنْٓي ِاْس َر ۤا ِء ْيَل اْع ُبُدوا َهّٰللا َر ِّبْي َو َر َّبُك ْم ۗ ِاَّنٗه َم ْن‬
‫ّٰظ‬ ‫ْأ‬
‫ُّيْش ِر ْك ِباِهّٰلل َفَقْد َح َّر َم ُهّٰللا َع َلْيِه اْلَج َّنَة َو َم ٰو ىُه الَّناُرۗ َو َم ا ِلل ِلِم ْيَن ِم ْن َاْنَص اٍر‬
Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih
putra Maryam.” Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah,
Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan
tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.(Al-Maidah ayat 72)

‫َلَقْد َكَفَر اَّلِذ ْيَن َقاُلْٓو ا ِاَّن َهّٰللا َثاِلُث َثٰل َثٍةۘ َو َم ا ِم ْن ِاٰل ٍه ِآاَّل ِاٰل ٌه َّو اِح ٌد ۗ َو ِاْن َّلْم َيْنَتُهْو ا َع َّم ا َيُقْو ُلْو َن َلَيَم َّس َّن اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ا‬
‫ِم ْنُهْم َع َذ اٌب َاِلْيٌم‬
Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan, bahwa Allah adalah salah satu
dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang
yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih. (Maidah ayat 73)

‫َو َقاَلِت اْلَيُهْو ُد ُعَز ْيُر ِۨ اْبُن ِهّٰللا َو َقاَلِت الَّنٰص َر ى اْلَم ِس ْيُح اْبُن ِهّٰللاۗ ٰذ ِلَك َقْو ُلُهْم ِبَاْفَو اِهِهْۚم ُيَض اِهُٔـْو َن َقْو َل اَّلِذ ْيَن‬
‫َكَفُرْو ا ِم ْن َقْبُلۗ َقاَتَلُهُم ُهّٰللاۚ َاّٰن ى ُيْؤ َفُك ْو َن‬
Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih
putra Allah.” Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir
yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (At-Taubah: 30)
Mensifati Nabi Muhammad dengan sifat-sifat ketuhanan

Lafadz shalawat nariyah antara lain sebagai berikut :


‫ألّلُهَّم َص ِّل َص اَل ًة َك اِم َلًة َو َس ِّلْم َس اَل ًم ا َتاًّما َع َلى َس ِّيِد َنا ُم ـَحَّمِد اّلِذ ي َتْنَح ُّل ِبِه اْلُع َقُد َو َتْنَفِر ُج ِبِه اْلُك َر ُب َو ُتْقَض ى ِبِه‬
‫اْلـَح َو اِئُج َو ُتَناُل ِبِه الَّرَغاِئُب َو ُح ْسُن اْلـَخ َو اِتـِم َو ُيْسَتْس َقى اْلَغ َم اُم ِبَو ْج ِهِه اْلَك ِر ْيـِم َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه ِفْي ُك ِّل‬
‫َلْمَح ٍة َو َنَفٍس ِبَع َد ِد ُك ِّل َم ْع ُلْو ٍم َلَك‬
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah
salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad,
yang dengan sebab beliau (bukan karena Allah-red) semua kesulitan dapat
terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat
terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat
diraih,dan berkat diri beliau (bukan karena Allah-red) yang mulia hujanpun
turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarga beliau serta para sahabat
beliau, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang
diketahui oleh Engkau.”

(‫ )تنحل به العقد‬Dengannya simpul akan terurai. Maksudnya bahwa orang tersebut


akan mendapatkan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya atau dari
perkara yang sulit dia pecahkan. Boleh juga dimaknai sebagai yang dapat
meredam kemarahan.

(‫ )تتفرج به الكرب‬Kepedihan akan sirna. Maksudnya adalah hilangnya kesedihan


dan kegundahan akan sirna dari dalam jiwa.

(‫ )تقضى به الحوائج‬Kebutuhan akan dipenuhi. Maksudnya adalah bahwa dia akan


mendapatkan apa yang dia inginkan dan dia upayakan.

(‫ )تنال به الرغائب وحسن الخواتيم‬Keinginan tercapai dan akhir kehidupan yang baik.
Maksudnya adalah cita-citanya terwujud, baik di dunia atau akhirat. Di
antaranya mendapatkan akhir kehidupan yang baik.

(‫ )يستسقى الغمم بوجهه الكريم‬Maksudnya adalah berdoa kepada Allah Ta’ala untuk
diturunkan hujan.

Nabi menolak segala sifat-sifat ketuhanan yang disematkan kepada beliau.


، ‫ ِإَّنَم ا َأَنا َع ْبٌد‬: “Sesungguhnya aku hanya hamba

Lalu beliau mengajari:

‫ َفُقْو ُلْو ا َع ْبُد ِهّٰللا َو َر ُسْو ُلُه‬: maka ucapkanlah hamba Allah dan RasulNya.”
Yakni, sifatilah aku demikian, tidak lebih dari itu. Katakanlah, Muhammad
adalah hamba Allah dan RasulNya, sebagaimana Tuhanku menyifatiku
demikian,

Allah Ta’ala berfirman,

‫اْلَحْم ُد ِهَّلِل اَّلِذ ي َأْنَز َل َع َلى َع ْبِدِه اْلِكَتاَب‬


“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (al-Qur`an) kepada
hambaNya.” (Al-Kahfi: 1).

Allah Ta’ala juga berfirman,

‫َتَباَر َك اَّلِذ ي َنَّز َل اْلُفْر َقاَن َع َلى َع ْبِدِه‬


“Maha banyak berkah Allah Yang telah menurunkan al-Furqan (al-Qur`an)
kepada hambaNya (Muhammad).” (Al-Furqan: 1).

Allah Ta’ala juga berfirman,

‫َو َأَّنُه َلَّم ا َقاَم َع ْبُد هللا َيْدُع وُه‬


“Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembahNya
(melaksanakan shalat).” (Al-Jin: 19).

Allah Ta’ala juga berfirman,

‫َيا َأُّيَها الَّرُسوُل‬


“Wahai Rasul (Muhammad)!” (Al-Ma`idah: 41).

Dan Allah Ta’ala berfirman,

‫َيا َأُّيَها الَّنِبُّي‬


“Wahai Nabi!” (Al-Ahzab: 1).

‫ َفُقْو ُلْو ا َع ْبُد ِهّٰللا َو َر ُسْو ُلُه‬: maka ucapkanlah hamba Allah dan RasulNya.”
Ini menjadi rukun syahadat Muhamd Rasulullah, dua rukun ini menafikan ifrath
(berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan) pada hak Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Beliau adalah hamba dan rasulNya. Beliau adalah makhluk
yang paling sempurna dalam dua sifat yang mulia ini, di sini artinya hamba yang
menyembah. Maksudnya, beliau adalah manusia yang diciptakan dari bahan
yang sama dengan bahan ciptaan manusia lainnya. Juga berlaku atasnya apa
yang berlaku atas orang lain.

‫ُقْل ِاَّنَم ٓا َاَن۠ا َبَش ٌر ِّم ْثُلُك ْم‬


“Katakanlah: ‘Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, …’.”
[Al-Kahfi/18 : 110]

Beliau tidak dapat mendatangkan manfaat atau menolak mudhorot, tidak


mengetahui hal ghaib
‫ُقْل ٓاَّل َاْمِلُك ِلَنْفِسْي َنْفًع ا َّو اَل َض ًّر ا ِااَّل َم ا َش ۤا َء ُهّٰللاۗ َو َل ْو ُكْنُت َاْع َلُم اْلَغْيَب اَل ْس َتْكَثْر ُت ِم َن اْلَخْي ِۛر َو َم ا َم َّس ِنَي‬
ࣖ ‫الُّس ْۤو ُء ۛ ِاْن َاَن۠ا ِااَّل َنِذ ْيٌر َّو َبِش ْيٌر ِّلَقْو ٍم ُّيْؤ ِم ُنْو َن‬
Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun
menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku
mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan
tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita
gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Al-A`raaf ayat 188)

Sedangkan rasul artinya, orang yang diutus kepada seluruh manusia dengan
misi dakwah kepada Allah sebagai basyir (pemberi kabar gembira) dan nadzir
(pemberi peringatan).

‫ُقْل ِاَّنَم ٓا َاَن۠ا َبَش ٌر ِّم ْثُلُك ْم ُيْو ٰٓح ى ِاَلَّي‬


Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia
seperti kamu, yang telah menerima wahyu, (Al-Kahfi: 110)

Diantara hak-hak Rasul:


1. Mentaati perintah beliau
2. Menjauhi larangan beliau
3. Tidaklah beribadah melainkan dengan syaria`at beliau
4. Membenarkan apa yang beliau kabarkan.
Pelajaran yang dapat kita ambil:
1. Larangan tasyabbuh seperti orang Nashrani yang berlebih-lebihan dalam
memuji Nabinya.
2. Menutup jalan segala yang dapat menyebabkan terjatuhnya seseorang
pada kesyirikan, diantaranya adalah Ghuluw terhadap Nabi dan orang-
orang shalih.
Kesyirikan pertama kali di muka bumi terjadi di zaman Nabi Nuh alaihi
wasallam karena ghuluw terhadap orang-orang shalih. Jarak Nabi Nuh
dengan Nabi Adam 10 generasi.
‫َو َقاُلْو ا اَل َتَذ ُر َّن ٰا ِلَهَتُك ْم َو اَل َتَذ ُر َّن َو ًّد ا َّو اَل ُس َو اًعا ۙە َّو اَل َيُغ ْو َث َو َيُعْو َق َو َنْسًر ۚا‬
Dan mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan
(penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa‘, Yagus,
Ya‘uq dan Nasr.” (Nuh: 23)
3. Perintah menempatkan kedudukan Nabi Muhammad shallallahu alaihi
wasallam sebagaimana yang Allah Ta`ala tempatkan, yakni “Hamba dan
Rasul-Nya”
4. Larangan Ifrath (berlebih-lebihan) dan Tafrith (meremehkan) terhadap
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Anda mungkin juga menyukai