ِإَّنَم ا َأَنا َع ْبٌد ؛ َفُقْو ُلْو ا َع ْبُد ِهّٰللا َو َر ُسْو ُلُه، اَل ُتْطُرْو ِنْي َك َم ا َأْطَرِت الَّنَص اَر ى اْبَن َم ْر َيَم
Syarah:
اَل ُتْطُرْو ِنْي َك َم ا َأْطَرِت الَّنَص اَر ى اْبَن َم ْر َيَم
Janganlah kalian memujiku berlebih-lebihan seperti orang-orang Nasrani
memuji berlebihan terhadap Isa putra Maryam
Bagaimana sikap orang Nasrani terhadap Nabi Isa?
َلَقْد َكَفَر اَّلِذ ْيَن َقاُلْٓو ا ِاَّن َهّٰللا ُهَو اْلَم ِس ْيُح اْبُن َم ْر َيَم ۗ َو َقاَل اْلَم ِس ْيُح ٰي َبِنْٓي ِاْس َر ۤا ِء ْيَل اْع ُبُدوا َهّٰللا َر ِّبْي َو َر َّبُك ْم ۗ ِاَّنٗه َم ْن
ّٰظ ْأ
ُّيْش ِر ْك ِباِهّٰلل َفَقْد َح َّر َم ُهّٰللا َع َلْيِه اْلَج َّنَة َو َم ٰو ىُه الَّناُرۗ َو َم ا ِلل ِلِم ْيَن ِم ْن َاْنَص اٍر
Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih
putra Maryam.” Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah,
Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan
tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.(Al-Maidah ayat 72)
َلَقْد َكَفَر اَّلِذ ْيَن َقاُلْٓو ا ِاَّن َهّٰللا َثاِلُث َثٰل َثٍةۘ َو َم ا ِم ْن ِاٰل ٍه ِآاَّل ِاٰل ٌه َّو اِح ٌد ۗ َو ِاْن َّلْم َيْنَتُهْو ا َع َّم ا َيُقْو ُلْو َن َلَيَم َّس َّن اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ا
ِم ْنُهْم َع َذ اٌب َاِلْيٌم
Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan, bahwa Allah adalah salah satu
dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang
yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih. (Maidah ayat 73)
َو َقاَلِت اْلَيُهْو ُد ُعَز ْيُر ِۨ اْبُن ِهّٰللا َو َقاَلِت الَّنٰص َر ى اْلَم ِس ْيُح اْبُن ِهّٰللاۗ ٰذ ِلَك َقْو ُلُهْم ِبَاْفَو اِهِهْۚم ُيَض اِهُٔـْو َن َقْو َل اَّلِذ ْيَن
َكَفُرْو ا ِم ْن َقْبُلۗ َقاَتَلُهُم ُهّٰللاۚ َاّٰن ى ُيْؤ َفُك ْو َن
Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih
putra Allah.” Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir
yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (At-Taubah: 30)
Mensifati Nabi Muhammad dengan sifat-sifat ketuhanan
( )تنال به الرغائب وحسن الخواتيمKeinginan tercapai dan akhir kehidupan yang baik.
Maksudnya adalah cita-citanya terwujud, baik di dunia atau akhirat. Di
antaranya mendapatkan akhir kehidupan yang baik.
( )يستسقى الغمم بوجهه الكريمMaksudnya adalah berdoa kepada Allah Ta’ala untuk
diturunkan hujan.
َفُقْو ُلْو ا َع ْبُد ِهّٰللا َو َر ُسْو ُلُه: maka ucapkanlah hamba Allah dan RasulNya.”
Yakni, sifatilah aku demikian, tidak lebih dari itu. Katakanlah, Muhammad
adalah hamba Allah dan RasulNya, sebagaimana Tuhanku menyifatiku
demikian,
َفُقْو ُلْو ا َع ْبُد ِهّٰللا َو َر ُسْو ُلُه: maka ucapkanlah hamba Allah dan RasulNya.”
Ini menjadi rukun syahadat Muhamd Rasulullah, dua rukun ini menafikan ifrath
(berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan) pada hak Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Beliau adalah hamba dan rasulNya. Beliau adalah makhluk
yang paling sempurna dalam dua sifat yang mulia ini, di sini artinya hamba yang
menyembah. Maksudnya, beliau adalah manusia yang diciptakan dari bahan
yang sama dengan bahan ciptaan manusia lainnya. Juga berlaku atasnya apa
yang berlaku atas orang lain.
Sedangkan rasul artinya, orang yang diutus kepada seluruh manusia dengan
misi dakwah kepada Allah sebagai basyir (pemberi kabar gembira) dan nadzir
(pemberi peringatan).