Anda di halaman 1dari 5

DUKUN

PENGERTIAN DUKUN
Menurut Syaikh Ibnu Utsaimin secara umum dukun ialah orang yang mengabarkan kejadian
ghaib di masa mendatang, mengklaim mengetahui keghaiban. (Al Qaulul Mufid : 2/314).
Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan :

‫ مع‬،‫ كاإلخبار بما سيقع في األرض‬،‫ ادعاء علم الغيب‬،‫والكهانة بفتح الكاف ويجوز كسرها‬
.‫ فيلقيه في أذن الكاهن‬،‫ واألصل فيه استراق الجن السمع من كالم المالئكة‬،‫االستناد إلى سبب‬
‫والكاهن لفظ يطلق على العراف‬
“Al Kahanah (perdukunan), dengan kaf di fathah atau boleh di kasrah, artinya mengklaim
mengetahui ilmu gaib. seperti meramal bahwa akan terjadi suatu peristiwa di bumi dengan
bersandarkan pada suatu sebab. Dan asal pengetahuan dia ini adalah dari jin yang mencuri
dengan dari percakapan malaikat, kemudian jin tersebut membisikan ke telinga dukun. Dan
istilah Al Kahin (dukun) ini diistilahkan pula dengan sebutan Al ‘Arraf (tukang ramal). (Al-
Alfadz Al-Musthalahat Al-Muta’alliqah Bit Tauhid : 429).
Imam Al-Khaththâbi rahimahullah berkata, “‘Arrâf adalah orang yang mengaku mengetahui
tempat barang yang dicuri, tempat barang hilang, dan semacamnya”. (Syarah Nawawi,
7/392)

LIMA KUNCI PERKARA GHAIB


Dan ada lima kunci perkara ghaib yang hanya diketahui oleh Allâh. Allâh Azza wa Jalla
berfirman:

‫َم ا ِفي اْلَبِّر َو اْلَبْح ِر ۚ َو َم ا َتْس ُقُط ِم ْن َو َر َقٍة ِإاَّل َيْع َلُمَها‬ ‫ُهَو ۚ َو َيْع َلُم‬ ‫َو ِع ْنَد ُه َم َفاِتُح اْلَغْيِب اَل َيْع َلُمَها ِإاَّل‬
‫َياِبٍس ِإاَّل ِفي ِكَتاٍب ُم ِبيٍن‬ ‫َر ْطٍب َو اَل‬ ‫َو اَل َح َّبٍة ِفي ُظُلَم اِت اَأْلْر ِض َو اَل‬
Dan pada sisi Allâh-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali
Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai
daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun
dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melaimkan tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). [Al-An’am/6: 59]
Syaikh Shâlih al-Fauzan hafizhahullâh menyatakan bahwa firman Allâh “Tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri”, maka barangsiapa mengaku-ngaku mengetahui sesuatu
darinya, dia telah kafir”. (Syarah Aqidah Washitiyah, hlm: 105; karya Syaikh Shâlih al-Fauzan;
penerbit Darul ‘Aqidah)

Lima kunci perkara ghaib ini dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di
dalam haditsnya yang shahih, sebagai berikut:
‫َع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن ُع َم َر َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َم َفاِتُح اْلَغْيِب َخ ْم ٌس ِإَّن َهَّللا ِع ْنَد ُه‬
‫ِع ْلُم الَّس اَع ِة َو ُيَنِّز ُل اْلَغْيَث َو َيْع َلُم َم ا ِفي اَأْلْر َح اِم َو َم ا َتْد ِر ي َنْفٌس َم اَذ ا َتْك ِس ُب َغًدا َو َم ا َتْد ِر ي‬
‫َنْفٌس ِبَأِّي َأْر ٍض َتُم وُت ِإَّن َهَّللا َع ِليٌم َخ ِبيٌر‬
Dari Abdullâh bin Umar, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Kunci-
kunci semua yang ghaib ada lima, (beliau membaca ayat, surat Luqman: 34): Sesungguhnya
Allâh, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang
menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang
dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.Sesungguhnya Allâh Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal. [HR. Al-Bukhari, no: 4627]
Syaikh Shâlih al-Fauzan hafizhahullah menyatakan, “Maka barangsiapa mengaku-ngaku
(mengetahui) perkara ghaib dengan sarana apa saja –selain yang dikecualikan oleh Allâh
kepada para rasul-Nya (lewat wahyu-Nya)- maka dia pendusta, kafir. Baik hal itu dengan
sarana membaca telapak tangan, gelas, perdukunan, sihir, perbintangan/zodiak, atau
lainnya”. [Lihat: Kitab at-Tauhid, hlm. 30, karya Syeikh Shâlih al-Fauzan, penerbit Darul
Qosim, cet: 2, th: 1421 H / 2000 M]
Beliau juga berkata: “Maka barangsiapa mengaku-ngaku mengetahui perkara ghaib atau
membenarkan orang yang mengaku-ngaku hal itu, maka dia musyrik, kafir. Karena dia
mengaku-ngaku menyekutui Allâh dalam perkara yang termasuk kekhususan-
kekhusuanNya”. (Lihat: Kitab at-Tauhid, hlm. 31, karya Syeikh Shâlih al-Fauzan, penerbit
Darul Qosim)

Adapun orang yang mendatangi dukun itu ada tiga macam,


Pertama, mereka yang mendatangi dukun, bertanya kepada dukun, namun tidak
membenarkannya. Perbuatan ini hukumnya haram. Hukuman untuk pelakunya adalah tidak
diterima salatnya selama empat puluh hari. Sebagaimana hal ini terdapat dalam hadis yang
sahih riwayat Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫َم ْن َأَتى َعَّراًفا َفَس َأَلُه َع ْن َش ْي ٍء َلْم ُتْقَبْل َلُه َص اَل ٌة َأْر َبِع يَن َلْيَلًة‬
“Siapa saja yang mendatangi dukun, kemudian bertanya kepadanya, maka salatnya tidak
diterima selama empat puluh hari atau empat puluh malam.” (HR. Muslim no. 2230)
Kedua, mereka yang mendatangi dukun, bertanya kepada dukun, dan juga
membenarkannya. Ini adalah kekafiran terhadap Allah Ta’ala, karena membenarkan dukun
yang mengklaim mengetahui perkara gaib. Perbuatan membenarkan ucapan manusia yang
mengabarkan perkara gaib itu termasuk perbuatan mendustakan firman Allah Ta’ala,

‫ُقل اَّل َيْع َلُم َم ن ِفي الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِض اْلَغْيَب ِإاَّل ُهَّللا‬
“Katakanlah, ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang
gaib, kecuali Allah.:” (QS. An-Naml: 65)
Mendustakan berita dari Allah dan Rasul-Nya adalah kekafiran. Oleh karena itu, terdapat
dalam hadis yang sahih,

‫َم ْن َأَتى َك اِهًنا َفَص َّدَقُه ِبَم ا َيُقوُل َفَقْد َكَفَر ِبَم ا ُأْنِز َل َع َلى ُم َحَّمٍد‬
“Barangsiapa mendatangi dukun, lalu membenarkan apa yang diucapkannya, maka ia telah
kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR.
Tirmidzi no. 135, Ibnu Majah no. 639)

Ketiga, mendatangi dukun dan bertanya kepadanya, untuk menjelaskan hakikat dukun
kepada masyarakat, dan untuk menjelaskan bahwa apa yang dia lakukan itu adalah
perdukunan, penipuan, dan kesesatan. Perbuatan semacam ini diperbolehkan.
Dalilnya adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berpapasan atau bertemu dengan Ibnu
Shayyad, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyembunyikan sesuatu untuknya.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya, apa yang beliau
sembunyikan. Ibnu Shayyad menjawab, “Asap.” Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,

‫اْخ َس ْأ َفَلْن َتْعُد َو َقْد َر َك‬


“Menyingkirlah, Engkau tidak akan melampaui kemampuanmu.” (HR. Bukhari no, 6173 dan
Muslim no. 2925)

PERKATAAN DUKUN TERKADANG BENAR?

Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- di dalam sabdanya,

” ‫ َفَتْسَتِرُق الَّش َياِط يُن الَّس ْمَع‬، ‫ َفَتْذ ُك ُر اَألْمَر ُقِض َي ِفي الَّس َم اِء‬، ‫ َو ُهَو الَّس َح اُب‬: ‫ِإَّن الَم َالِئَكَة َتْنِز ُل ِفي الَع َناِن‬
‫ َفَيْك ِذ ُبوَن َم َعَها ِم اَئَة َك ْذ َبٍة ِم ْن ِع ْنِد َأْنُفِس ِهْم‬، ‫ َفُتوِح يِه ِإَلى الُك َّهاِن‬،‫” َفَتْس َم ُعُه‬
“Sesungguhnya para malaikat turun ke awan, lalu mereka menyebutkan perkara yang telah
Allah putuskan di langit. Lalu setan-setan itu (berusaha) mencuri dengar, lalu mereka
mendengar hal itu, dan mewangsitkannya kepada para dukun. Namun mereka
menambahkan bersamanya 100 kedustaan dari sisi diri mereka.” [HR. Al-Bukhoriy dalam
Shohih-nya (no. 3210)]

‫َع ْن ُعْر َو َة َيُقوُل َقاَلْت َعاِئَش ُة َس َأَل ُأَناٌس َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع ْن اْلُك َّهاِن َفَقاَل َلُهْم‬
‫َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َلْيُسوا ِبَش ْي ٍء َقاُلوا َيا َر ُسوَل ِهَّللا َفِإَّنُهْم ُيَح ِّد ُثوَن َأْح َياًنا الَّش ْي َء‬
‫َيُك وُن َح ًّقا َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِتْلَك اْلَك ِلَم ُة ِم ْن اْلِج ِّن َيْخ َطُفَها اْلِج ِّنُّي َفَيُقُّر َها ِفي‬
‫ُأُذ ِن َو ِلِّيِه َقَّر الَّد َج اَج ِة َفَيْخ ِلُطوَن ِفيَها َأْكَثَر ِم ْن ِم اَئِة َك ْذ َبٍة‬
Dari ‘Urwah, dia mengatakan: ‘Aisyah berkata: “Orang-orang bertanya kepada Rasulûllâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang para kahin, maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata kepada mereka: “Mereka tidak benar/batil”. Para Sahabat mengatakan:
“Wahai Rasûlullâh, sesungguhnya para kahin itu terkadang menceritakan sesuatu yang
menjadi kenyataan”. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Itu adalah satu
kalimat dari jin, jin mencopet kalimat itu lalu membisikkannya pada telinga wali (kekasih)nya
seperti berkoteknya ayam. Kemudian para kahin itu mencampur pada kalimat itu lebih dari
seratus kedustaan”. [HR. Muslim, no. 2228]

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


‫ۗ َهْل ُاَنِّبُئُك ْم َع ٰل ى َم ْن َتَنَّز ُل الَّش ٰي ـِط ْيُن ۗ  َتَنَّز ُل َع ٰل ى ُك ِّل َاَّفا ٍك َاِثْيٍم ۙ  ُّيْلُقْو َن الَّس ْمَع َو َا ْكَثُر ُهْم ٰك ِذ ُبْو َن‬
"Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun ?. Mereka (setan)
turun kepada setiap pendusta yang banyak berdosa. Mereka menyampaikan hasil
pendengaran mereka, sedangkan kebanyakan mereka orang-orang pendusta". (QS. Asy-
Syu'ara': 221-223)

Ibnu Katsir rahimahullah saat menjelaskan maksud tiap pendusta lagi banyak dosa pada ayat
diatas, maka beliau mengatakan:

‫ فإن‬، ‫فهذا هو الذي تنزل عليه الشياطين كالكهان وما جرى مجراهم من الكذبة الفسقة‬
‫الشياطين أيضا كذبة فسقة‬
"Yaitu, para dukun dan orang yang semisal dengan mereka tukang dusta lagi pendurhaka.
Mereka sealiran dengan setan, karena setan juga tukang dusta lagi pendurhaka". (Tafsir Ibni
Katsir X:383)

13 Ciri Dukun yang Mengaku Sebagai Ustadz


Sebagian kita mungkin merasa bingung dan kurang mengerti cara membedakan antara
dukun dan bukan dukun. Karena seringkali si dukun juga membaca ayat-ayat Al Qur’an untuk
mengelabui pasiennya agar dikira bukan dukun. Syaikh Wahid Abdussalam Bali menjelaskan
kepada kita 13 ciri dukun yang sangat kentara diantaranya ialah :
1. Dukun biasanya akan menanyakan nama pasien dan nama ibunya (biasanya
ditanyakan pula weton/hari kelahiran lengkap dengan pasarannya contoh Jum’at
Kliwon, atau Kamis Wage dll-pent).
2. Dukun biasanya meminta benda yang mengandung jejak pasien seperti pecinya, sapu
tangan dll.
3. Terkadang dukun meminta jenis hewan dengan kriteria tertentu (kalau di jawa
biasanya ayam cemani yaitu ayam dengan warna kulit serba hitam) untuk disembelih
dengan tanpa menyebut nama Allah. Kadang darahnya dilumurkan pada bagian
tubuh yang sakit, atau kadang dibuang dilokasi tertentu.
4. Dukun biasanya menulis rajah-rajah.
5. Dukun biasanya membaca mantra atau rajah yang tidak difahami maknanya.
6. Dukun biasanya memberi pada pasien kantung berisi tulisan atau nomor-nomor atau
simbol-simbol tertentu.
7. Dukun biasanya memerintahkan pasien untuk menyendiri di kamar tertutup yang
tidak terkena sinar matahari dalam jangka waktu tertentu (bisa disebut patigeni).
8. Dukun biasanya meminta pasien agar tidak bersentuhan dengan air selama biasanya
40 hari. Ini menunjukkan bahwa jin yang dimintai tolon adalah dari jenis jin nasrani.
9. Dukun biasanya memberikan pada pasien benda tertentu yang harus ditanam di
dalam tanah.
10. Dukun biasanya memberikan pasien kertas untuk dibakar sebagai wewangian.
11. Dukun biasanya berkomat-kamit membaca japa mantra yang tidak difahami
maknanya.
12. Dukun biasanya sebelum ditanya ia akan memberitahu nama pasien dan kesulitan
yang sedang dihadapi.
13. Dukun biasanya memberi huruf-huruf yang terpotong diberbagai media kemudian
menyuruh untuk meminumnya. (Ash Shorimul Battar Fit Tasodda Lis saharotil Aysror :
77-78).

Anda mungkin juga menyukai