Ruslan Fariadi
Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Yogyakarta
Pendahuluan
َ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ َح َّد َثنَا حُمَ َّم ُد ْب ُن ال ْ ُمثَ ىَّن الْ َع زَن ُّي َح َّد َثنَا حَيْ ىَي َي ْعن ْاب َن َسع
هلل ع ْن نا ِف ٍع ع ْن َص ِف َّية ع ْن ِ يد عن عبي ِد ا ٍ ِ ِي ِ
ُاهلل َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم قَ َال َم ْن أَ ىٰت َع َّرافًا فَ َسأَ هَل
ُ ب َص ىَّل َّ اهلل َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم َعن
ِّ انل ُ ب َص ىَّل َّ اج
ِّ انل ِ وَ َب ْعض أَ ْز
ِيَ َ ً ِ ي
ْ َ َ ْ َ ٌ ََ ْ ِ يَ َ ْ ُ ْ َ يِ ْ هَ ُ َ ا
)ش ٍء لم تقبل ل صلة أرب ِعني للة (رواه مسلم ْ عن
.... dari S|afiyyah, dari sebagian istri Nabi saw, Nabi saw bersabda: “Barang siapa yang mendatangi
tukang ramal (dukun), lalu ia bertanya kepadanya tentang sesuatu hal, maka tidak diterima
salatnya selama empat puluh malam.” (H.R. Muslim).
Hadis di atas diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kita>b al-sala>m, bab tah}ri>m
al-kahha>nah wa itya>n al-kuhha>n (keharaman perdukunan dan mendatangi para dukun),
nomor 4137. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Ah}mad dari sumber yang
sama dalam kita>b awwalu musnad al-Madaniyyi>n ajma‘i>n, bab h}a di>╦ ba‘d}u azwa>jin Nabi,
nomor 16041, dan dalam kita>b ba>qy musnad al-Ans\a>r, bab h}a di>╦ ba‘d}u azwa>jin Nabi,
nomor 32138. Sanad hadis ini muttas\i>l (bersambung) sampai kepada Rasulullah
saw dan tidak terjadi inqit\a>‘ (keterputusan) sanad. Seluruh rawi yang terdapat
dalam sanad hadis ini dinilai oleh para kritikus hadis (ulama’ ahli hadis) dengan
komentar: ╦iqah (kredibel), ╦iqah ma’mu>n (kuat lagi terpercaya), s\adu>q (jujur), ilaihi
Jurnal TARJIH
Volume 11 (1) 1434 H/2013 M
12 Ruslan Fariadi
al-muntaha fi al-╦abat (orang yang paling Dari Abu Hurairah dan al-H{asan, Nabi
mantap), ╦iqah h}ujjah (kuat lagi bisa saw bersabda: “Barang siapa yang mendatangi
dijadikan h}u jjah), dan berbagai bentuk dukun atau tukang ramal, lalu ia mempercayai
penilaian yang menunjukkan keadilan hasil ramalannya, maka sungguh ia telah
dan kedabitan (kekuatan intelegensi kafir terhadap apa yang telah diturunkan
kepada Muhammad saw.” (HR. Ah}m ad).
dan dokumentasi) mereka. Sekalipun
pada dataran sahabat terdapat rawi َ ُ ََّ ى َ ْ ُ َ َّ َ َ ْ ُ َ ْ َ
اهلل َعليْ ِه هلل صل ِ عن أ ىِب ه َري َرة أن رسول ا
yang mubham (tidak disebutkan nama َ ْ ُ ْ َ ْ َّ
َ
ات ِقيل يَا ُ َ ْ َ َ َ َّ َ َ
dan identitasnya) yaitu dari kalangan ِ وسلم قال اجت ِنبوا السبع الموبِق
ْ ِّ َ ُ ْ َِّ ُ َّ َ َ ر َ َُ
istri Nabi saw, namun hal tersebut السح ُر ِ هلل َوما هن قال الشك بِا
هلل و ِ رسول ا
ُ ْ َ ْح ََّّ ْ َ َّ َ ُ ا ْ َّ ُ ْ َ َ
tidak berpengaruh pada validitas hadis, اهلل ِإل بِال َ ِّق َوأكل انلف ِس ال يِت حرم وقتل
karena al-s\ah}a >bah kulluhum ‘adu>l (semua ْ َّ َ ْ َ ُ ِّيْ َ ْ َ ْ ُ ِّ َ َ َّ َ ي َ َ
ال التِي ِم وأكل الربا واتلول يوم الزح ِف ِ م
sahabat dikategorikan adil), terlebih َ ْ ُْ َْ َ ا َ ْ ُْ ُ ْ َ َ
lagi mereka adalah istri dan keluarga ات ِ ات الغا ِفل ِت المؤ ِمن ِ و قذ ف المح ِصن
inti Nabi saw. )(رواه ابلخاري ومسلم والنسايئ و أبو داود
Matan hadis ini juga diriwayatkan Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya
dan dikuatkan dari berbagai jalur Rasulullah saw bersabda: “Jauhilah oleh kamu
periwayatan. Hadis-hadis lain yang sekalian tujuh hal yang membinasakan.”
menjelaskan tentang keharaman Para sahabat bertanya: “Apakah itu wahai
perdukunan baik secara tersurat Rasulullah?” Rasulullah bersabda: “Syirik
maupun tersirat dapat ditemukan kepada Allah, sihir, membunuh orang yang
dalam berbagai kitab hadis muktabar, diharamkan oleh Allah kecuali karena alasan
antara lain: yang dibenarkan, memakan harta anak
yatim, memakan riba, lari dari medan perang,
ُ ْ َ ُ َ َ ِّ َ ْ َ َْ ْ َ َ ْ ُ ْ أ
اهلل عنه اري ر يِض
ِ َعن أ ىِب مسعو ٍد النص serta menuduh wanita baik-baik melakukan
ُٰ َ َ ْ َ َ َّ َ َ ى َّى َ ْ ُ َ َّ
هلل َصل اهلل علي ِه وسلم نه ِ أن رسول ا zina.” (HR. al-Bukha>ri>, Muslim, Nasa>’i
ََ ْ َ َ ْ لَ ْ َ َ ْ بْ َ ِّ َ ُ ْ َ ْ ا dan Abu> Da>wd).
ان الك ِه ِن ِ ب ومه ِر ال يِغ وحلو ِ عن ثم ِن الك
)(رواه ابلخاري ُ اس قَ َال قَ َال َر ُس ْو ُل اهلل َص ىَّل
اهلل َّ َ ْ َ
ٍ ع ِن اب ِن عب
ِ
Dari Abi Mas’ud al-Anshari r.a. bahwasanya ِج ْوم ُّ اقتَبَ َس ِعلْ ًما ِم َن
ُ انل ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ
علي ِه وسلم م ِن
Rasulullah saw melarang untuk memakan َ َ َ َ َ ْ ِّ َ ً َ ْ ُ َ َ َ ْ
(رواه.اقتبس شعبة ِمن السح ِر زاد ما زاد
hasil dari penjualan anjing, prostitusi, dan
upah dukun. (HR. al-Bukha>ri>). )أبو داود وابن ماجة
َْ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ح Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah
َّى َّ ال َ َسن َعن
ب َصل ِّ انل
ِ ِ عن أ يِب هر ير ة و saw bersabda: “Barang siapa yang menempuh
ً َّ َ ْ َُِ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ َ ْ َ ىٰ اَ ً ي (melakukan) ilmu nujum, maka ia telah
اهلل علي ِه وسلم قال من أت ك ِهنا أو عرافا
َُ ْ َ لَى ََ ْ ََ ُ َُ ُ َ َّ َ melakukan sebagian dari sihir, semakin jauh
ف َصدقه بِ َما يق ْول فقد كف َر بِ َما أن ِزل ع ia melakukannya maka semakin jauh pula
َّ َ ُ َّحُ َ َّ َ ى
)اهلل َعليْ ِه َو َسل َم (رواه أمحد مم ٍد صل sihir yang ia perbuat.” (HR. Abu> Da>wd dan
Ibnu Ma>jah).
Jurnal TARJIH
Volume 11 (1) 1434 H/2013 M
Digitalisasi Perdukunan 13
Jurnal TARJIH
Volume 11 (1) 1434 H/2013 M
14 Ruslan Fariadi
Jurnal TARJIH
Volume 11 (1) 1434 H/2013 M
Digitalisasi Perdukunan 15
Jurnal TARJIH
Volume 11 (1) 1434 H/2013 M
16 Ruslan Fariadi
Jurnal TARJIH
Volume 11 (1) 1434 H/2013 M
Digitalisasi Perdukunan 17
iklan cetak, elektronik, maupun dunia para dukun dengan berbagai trik dan
maya, (3) Meramal/menentukan baik- tipu muslihatnya. Salah satunya dengan
buruk berdasarkan hari atau tanggal membungkus praktek perdukunan
tertentu, melihat telapak tangan, dengan deūngan simbol-simbol agama dan
membaca huruf-huruf abjad, dengan lainnya, serta maraknya siaran-siaran
melihat arah atau atap rumah. Semua perdukunūan yang didukung oleh
itu kemudian dikomunikasikan antara infotainomics yang memiliki dana besar
sang dukun dengan kliennya melalui untuk iklan dan promosi.
media-media digital modern.
Hukum Perdukunan serta Bahaya
Faktor-Faktor Maraknya yang Ditimbulkan
Perdukunan (Digital) Jika dinalar secara rasional-imani,
Salah satu penyakit kronis yang setiap perintah maupun larangan dalam
menjangkiti “manusia modern” adalah syari’at agama pasti memiliki hikmah
adanya kecenderungan manusia untuk dan manfaat bagi kehidupan manusia
percaya kepada Tuhan, namun tidak baik di dunia maupun di akhirat kelak.
mau terikat dengan aturan-aturan Ayat dan hadis Nabi tentang larangan
agama, sehingga mereka menempuh mendatangi dan mempercayai dukun
hidup menurut selera sendiri dan atau para normal, juga pasti memiliki
mencari perlindungan dengan cara-cara hikmah yang sangat besar bagi manusia
yang menyimpang dari aturan agama itu sendiri, baik dalam dimensi agama
seperti perdukunan dan lainnya. maupun kehidupan sosialnya.
Realitas semacam itu banyak Dari representasi ayat dan
terjadi dalam kehidupan sebagian hadis-hadis Nabi di atas, sangat jelas
masyarakat modern saat ini. Meskipun bahwa Islam melarang umatnya untuk
mereka hidup di tengah kemajuan melakukan aktifitas perdukunan, baik
ilmu dan teknologi, namun masih sebagai pelaku maupun konsumen.
banyak orang yang cenderung kepada Salah satu poin terpenting yang patut
“keajaiban-keajaiban” mistik sehingga dipahami dan direnungkan dari matan
terjebak dalam perdukunan yang jelas- hadis tersebut adalah bahwa orang
jelas bertentangan dengan akidah dan yang memanfaatkan jasa dukun atau
syari’ah. peramal (paranormal) dan percaya
Terjebaknya sebagian orang pada ramalannya, maka orang tersebut
dalam dunia perdukunan, umumnya telah melakukan dosa besar berupa
disebabkan oleh beberapa faktor, antara kesyirikūan dan dianggap telah kufur
lain: (1) lemahnya iman, (2) jahalah bid- (ingkar) terhadap ajaran Islam, serta
din (bodohan terhadap ajaran agama), salatnya tidak akan diterima selama 40
(3) tidak sabar dalam melakukan hari 40 malam.
ikhtiyar, (4) korban iklan dan penipuan
Jurnal TARJIH
Volume 11 (1) 1434 H/2013 M
18 Ruslan Fariadi
Jurnal TARJIH
Volume 11 (1) 1434 H/2013 M
Digitalisasi Perdukunan 19
DAFTAR PUSTAKA
Shalih Fauzan bin Abdullah al-Fauzan,
Kitab Tauhid, Yogyakarta: UII Press,
2000.
Ibnu Ka╦i>r, Tafsi>r al-Qur’a>n al-Az}i>m,
Kairo: Maktabah al-S}a fa, cet. i,
2004.
Ibnu Taimiyah, Majmu>‘ Fata>wa>, Lajnah
Da’wah wa al-Ta‘li>m, 1997.
Qindil, Abdul Mun‘im, al-Tada>wa> bi
al-Qur’a>n (Berobat dengan al-Qur’an),
Bandung: IBS, Mei 2008.
Jurnal TARJIH
Volume 11 (1) 1434 H/2013 M
20 Ruslan Fariadi
Jurnal TARJIH
Volume 11 (1) 1434 H/2013 M