0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas keadilan para sahabat Nabi Muhammad SAW berdasarkan dalil-dalil Alquran dan hadis. Dalam 3 kalimat, dokumen menyatakan bahwa keadilan para sahabat telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Alquran dan hadis, dan tidak diperbolehkan mengkritik mereka.
Dokumen tersebut membahas keadilan para sahabat Nabi Muhammad SAW berdasarkan dalil-dalil Alquran dan hadis. Dalam 3 kalimat, dokumen menyatakan bahwa keadilan para sahabat telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Alquran dan hadis, dan tidak diperbolehkan mengkritik mereka.
Dokumen tersebut membahas keadilan para sahabat Nabi Muhammad SAW berdasarkan dalil-dalil Alquran dan hadis. Dalam 3 kalimat, dokumen menyatakan bahwa keadilan para sahabat telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Alquran dan hadis, dan tidak diperbolehkan mengkritik mereka.
Menurut Jumhur Ulama’, bahwa seluruh sahabat itu adalah adil. Adapun yang
dimaksud adil disini adalah adanya konsekuensi para sahabat secara kontiniu dalam menegakkan nilai-nilai agama, senantiasa ber amar ma’ruf serta tidak berbohong kepada Rasulullah Saw. .Imam Al-Khatib al-Bagdadi, dalam kitab Kifayahnya mengatakan bahwa tidak perlu dipersoalkan lagi mengenai keadilan para sahabat, karena keadilan sahabat sudah ditetapkan keadilannya oleh Allah Swt., dalam ayat- ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dan perintah ini dari Al Quran dan Hadits tersebut langsung tertuju kepada sahabat Rasulullah dan orang- orang yang menyaksikan turunnya wahyu. Imam Al- Nawawi menyatakan pendapat jumhur itu telah menjadi ijma’, oleh karena itu tidak diperbolehkan seseorang mengkritik mereka ( para sahabat ), karena dikhawatirkan akan menyimpang dari al-Qur’an dan al-Sunnah yang telah menegaskan keadilan mereka. Sebab mereka memiliki peran yang sangat besar dalam menegakkan dan membela agama, membela Rasulullah Saw, menyerahkan jiwa dan hartanya, bersikap sesuai dengan tatanan-tatanan-Nya dan sangat ketat dalam melaksanakan perintah maupun menjauhi larangan-Nya. Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa keadilan sahabat telah di maklumi berlandaskan apa yang ditegaskan Allah Swt sendiri. Selain itu Allah juga memuji mereka. Oleh karena itu tidak perlu lagi menta’dilkan mereka sebab penta’dilan dari Allah lebih sahih mengingat Dia adalah Dzat yang Maha Mengetahui terhadap yang ghaib. Pernyataan Al-Ghazali mendapat dukungan ibn Salah, ia menjelaskan bahwa keadilan sahabat sudah tidak dipertanyakan lagi. Hal ini sesuai dengan keterangan Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma’ bahwa mereka semua adalah adil. Ibnu Atsir dalam kitab Al- I’tiab berkata, “walaupun para sahabat, tidak perlu kita bahas keadaan mereka karena telah disepakati oleh Ahl al Haaq yaitu Ahl as-Sunnah wa al Jama’ah bahwa mereka itu adil, namun wajib kita mengetahui nama-nama mereka dan membahas perjalanan hidup mereka, serta keadaan mereka untuk kita teladani, karena merekalah orang yang paling mengetahui tentang suluk Nabi SAW dan keadaan kehidupan beliau.”
Dalil Keadilan Sahabat Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in
Allah Telah Menta’dil ( memberikan penilaian adil ) kepada para sehabat nabi SAW dengan firman – firmannya di dalam kitab suci Al Quran, maka tidak diperlukan lagi ucapan – ucapan dari manusia – manusia Jahil yang meragukan dan membantahnya. Dan ini adalah dalil – dalilnya : ْ ض الً م َِن هَّللا ِ َو ِر َأ َ م َُح َّم ٌد َرسُو ُل هَّللا ِ َوالَّذ ً ض َوانا ْ ون َف ِ ِين َم َع ُه شِ َّدا ُء َعلَى ْال ُك َّف َ ار ر َُح َما ُء َب ْي َن ُه ْم َت َرا ُه ْم ُر َّكعا ً سُجَّ داً َي ْب َت ُغ ُآز َره َ ك َم َثلُ ُه ْم فِي ال َّت ْو َرا ِة َو َم َثلُ ُه ْم فِي اِأْل ْن ِجي ِل َك َزرْ ٍع َأ ْخ َر َج َش ْطَأهُ َف َ ِسِ ي َما ُه ْم فِي وُ جُوه ِِه ْم مِنْ أ…َ َث ِر ال ُّسجُو ِد َذل ِ ِين آ َم ُنوا َو َع ِملُوا الصَّال َِحا ت ِم ْن ُه ْم َم ْغف َِر ًة َ ار َو َع َد هَّللا ُ الَّذ َ اع لِ َيغِي َظ ِب ِه ُم ْال ُك َّف ُّ َُفاسْ َت ْغلَ َظ َفاسْ َت َوى َعلَى سُوقِ ِه يُعْ ِجب َ َّالزر 29:َوَأجْ راً عَظِ يماً)) الفتح “Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang - orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang - orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoan-Nya. Tanda - tanda mereka, tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat - sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus diatas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam - penanamnya, karena Allah menjengkelkan hati orang - orang kafir (dengan kekuatan orang - orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih diantara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Fath: 29)
ض وا َع ْن ُه َوَأ َع َّد لَ ُه ْم
ُ ض َي هَّللا ُ َع ْن ُه ْم َو َر ِ ان َر َ ار َوالَّذ ٍ ِين ا َّت َب ُع و ُه ْم بِِإحْ َس ِ صَ ين َواَأْل ْن َ ُون اَأْل َّول َ ون م َِن ْال ُم َها ِج ِر َ َُّابق ِ َوالس ]100/) [التوبة100( ك ال َف ْوز العَظِ ي ُم ْ ُ ْ َ َأ ْ َأْل َ ت َتجْ ِري َتحْ َت َها ا ن َها ُر َخالِد َ ِِين فِي َها َب ًدا ذل ٍ َج َّنا “Orang - orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama - lamanya. Mereka kekal didalamnya. Itulah kemenangan yang besar”.
َ اس َو َي ُك ُ َو َك َذل َِك َج َع ْل َنا ُك ْم ُأم ًَّة َو َس ًطا لِ َت ُكو ُنوا ِ ش َهدَا َء َعلَى ال َّن “Dan demikianlah (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu”. (QS. Al- Baqarah:143)
Perhatikan Sabda Nabi SAW dibawah ini :
)352 ص/ 12 (ج- صحيح مسلم
ُ ت ال ُّنجُو ُم َأ َتى ال َّس َما َء َما ُتو َع ُد َوَأ َنا َأ َم َن ٌة َأِلصْ َح ِابي َفِإ َذا َذ َهب ْت َأ َتى ْ َف َقا َل ال ُّنجُو ُم َأ َم َن ٌة لِل َّس َما ِء َفِإ َذا َذ َه َب َ ب َأصْ َح ِابي َأ َتى ُأ َّمتِي َما ي َ ُوع ُد ون َ ون َوَأصْ َح ِابي َأ َم َن ٌة ُأِل َّمتِي َفِإ َذا َذ َه َ َأصْ َح ِابي َما يُو َع ُد Lalu Rasulullah SAW bersabda: ‘Bintang-bintang ini merupakan amanah ( penjaga, tanda keamanan ) bagi langit. Apabila bintang-bintang tersebut hilang, maka langit akan tertimpa apa yang telah dijanjikan. Aku adalah amanah ( penjaga, tanda keamanan ) para sahabatku. Kalau aku sudah tidak ada, maka mereka para sahabatku, akan tertimpa apa yang telah dijanjikan. Para sahabatku adalah amanah ( penjaga, tanda keamanan ) umatku. Apabila para sahabatku telah tiada, maka umatku pasti akan tertimpa apa yang telah dijanjikan kepada mereka”. [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2531. Diriwayatkan pula oleh Ahmad 4/398-399].
)5 ص/ 12 صحيح البخاري – (ج
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل َت ُسبُّوا َأصْ َح ِابي َفلَ ْو َأنَّ َأ َح َد ُك ْم َأ ْن َف َق م ِْث َل ُأ ُح ٍد َذ َهبًا َما َبلَ َغ ُم َّد َأ َح ِد ِه ْم َواَل َنصِ ي َف ُه َ َُّقا َل ال َّن ِبي Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kalian mencaci para sahabatku. Demi Zat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, seandainya seorang dari kalian menginfakkan emas seberat Gunung Uhud, maka belum bisa menyamai satu mud atau separuhnya yang diinfakkan oleh seorang dari mereka.” (HR Bukhari dalam Shahih-nya (3/1343) (3470), dan Muslim dalam Shahih- nya (4/1967) (2540)) Adapun Tabi’in mereka adalah murid dan pengikut setia para Sahabat. Demikian juga Tabi’ut-Tabi’in dalam mengikuti Tabi’in. ، الصحابيّة أولي باألخذ بها من أراء المتأ ّخرين وفتويهمNإن الفتوى باألثار السّلفية والفتاوى ّ : قال ابن قيّم الجوزية ّ ،صواب بحسب قرب أهلها من عصر الرسول صلوات هللا وسالمه عليه وعلي أله وإن فتاوى ّ وإن قربها إلي ال تابعى التابعينN التابعين أولي من فتاوىN وفتاوى، التابعينNالصّحابة أولي أن يؤخذبها من فتاوى... Ibnul Qoyyim berkata: Sesungguhnya fatwa dari atsar as-Salafus Salih dan fatwa-fatwa sahabat lebih utama untuk di ambil dari pada pendapat-pendapat dan fatwa-fatwa mutaakhirin (orang belakang). Karena dekatnya fatwa terhadap kebenaran sangat terkait dengan kedekatan pelakunya dengan masa Rasulullah Saw. maka fatwa-fatwa sahabat lebih didahulukan untuk di ambil dari fatwa-fatwa tabi'in dan fatwa-fatwa tabi'in lebih di dahulukan dari fatwa- fatwa tabiut-tabiin. عنN ما كان مأثوراN الحديث والكالم في الحالل والحرامN فأفضل العلوم في تفسير القرآن ومعاني: قال ابن رجب المقتدى بهمNالصحابة والتابعين وتابعيهم وأن ينتهي إلي أئمة اإلسالم المشهورين. Ibnu Rajab berkata : Seutama-utama ilmu adalah dalam penafsiran al-Qur’an dan makna- makna hadits serta dalam pembahasan halal dan haram yang ma'tsur dari para sahabat, tabi'in dan tabiut-tabi'in yang berakhir pada Aimmah terkenal dan diikuti . Adapun dalil tentang sahabat , tabi’in, dan tabi’ut tabi’in sebagai berikut:
َع ْنهُ َوَأ َع َّد لَهُ ْمNي هللاُ َع ْنهُ ْم َو َرضُوا Nَ ض ٍ ار َوالَّ ِذينَ اتَّبَعُوهُم بِِإحْ َس ِ ان َر َ َوالسَّابِقُونَ اَْأل َّولُونَ ِمنَ ْال ُمهَا ِج ِرينَ َواَْأل ِ نص } التوبة100{ ت تَجْ ِري تَحْ تَهَا اَْأل ْنهَا ُر خَالِ ِدينَ فِيهَآ َأبَدًا َذلِكَ ْالفَوْ ُز ْال َع ِظي ُم ٍ َجنَّا artinya : Dan as-Sabiqunal awwalun dari orang – orang Muhajirin dan orang - orang Anshar dan orang - orang yang mengikuti mereka dengan ihsan, Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka jannah yang mengalir di bawahnya sungai – sungai, mereka kekal di dalamnya . Itulah keberuntungan yang besar. ( at Taubah 100 ). تسبق شهادة أحدهم يمينه ويمينه شها دتهNخيرالناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ثم يجيئ اقوام }{البخاري و مسلم “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelah mereka kemudian generasi setelah mereka, Kemudian datang suatu kaum yang kesaksiannya mendahului sumpahnya. Dan sumpahnya mendahului kesaksiannya”. (Bukhari/Muslim) Maksud رنيNNق adalah generasi Sahabat ra. danونهمNNذين يلNNال yang pertama adalah Tabi’in sedangkan الذين يلونهم yang kedua adalah generasi Tabi’ut-Tabi’in. لمن رأى من رآنى طوبى لهم وحسن مآبN طوبى لمن رآني وطوبى: قال رسول هللا:عن عبد هللا بن بسر قال لمن رأي من رأيN لمن رأى من رآني وطوبىN طوبى لمن رآني وطوبى: {رواه الطبراني} وفي رواية الحاكم من رآني. “Dari Abdullah bin Busr radliyallahu ‘anhu Rasulullah saw bersabda : Keberuntungan bagi orang-orang yang melihatku, keberuntungan bagi orang yang bertemu dengan orang yang melihatku. Bagi mereka keberuntungan dan tempat kembali yang baik” . Sedangkan dalam riwayat Hakim ; Keberuntungan bagi orang melihatku, keberuntungan bagi orang yang bertemu dengan yang melihatku, keberuntungan bagi orang yang bertemu dengan orang yang bertemu dengan yang melihatku.