Anda di halaman 1dari 3

Keadilan Sahabat (adalat al-shahabah)

Menurut Jumhur Ulama’, bahwa seluruh sahabat itu adalah adil. Adapun yang


dimaksud adil disini adalah adanya konsekuensi para sahabat secara kontiniu dalam
menegakkan nilai-nilai agama, senantiasa ber amar ma’ruf serta tidak berbohong kepada
Rasulullah Saw.
.Imam Al-Khatib al-Bagdadi, dalam kitab Kifayahnya mengatakan bahwa tidak perlu
dipersoalkan lagi mengenai keadilan para sahabat, karena keadilan sahabat sudah ditetapkan
keadilannya oleh Allah Swt., dalam ayat- ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dan perintah ini
dari Al Quran dan Hadits tersebut langsung tertuju kepada sahabat Rasulullah dan orang-
orang yang menyaksikan turunnya wahyu.
Imam Al- Nawawi menyatakan pendapat jumhur itu telah menjadi ijma’, oleh
karena itu tidak diperbolehkan seseorang mengkritik mereka ( para sahabat ), karena
dikhawatirkan akan menyimpang dari al-Qur’an dan al-Sunnah yang telah
menegaskan keadilan mereka. Sebab mereka memiliki peran yang sangat besar dalam
menegakkan dan membela agama, membela Rasulullah Saw, menyerahkan jiwa dan hartanya,
bersikap sesuai dengan tatanan-tatanan-Nya dan sangat ketat dalam melaksanakan perintah maupun
menjauhi larangan-Nya.
Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa keadilan sahabat telah di maklumi berlandaskan apa
yang ditegaskan Allah Swt sendiri. Selain itu Allah juga memuji mereka. Oleh karena itu tidak
perlu lagi menta’dilkan mereka sebab penta’dilan dari Allah lebih sahih mengingat Dia adalah Dzat
yang Maha Mengetahui terhadap yang ghaib. Pernyataan Al-Ghazali mendapat dukungan ibn Salah,
ia menjelaskan bahwa keadilan sahabat sudah tidak dipertanyakan lagi. Hal ini sesuai dengan
keterangan Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma’ bahwa mereka semua adalah adil.
Ibnu Atsir dalam kitab Al- I’tiab berkata, “walaupun para sahabat, tidak perlu kita bahas
keadaan mereka karena telah disepakati oleh Ahl al Haaq yaitu Ahl as-Sunnah wa al Jama’ah
bahwa mereka itu adil, namun wajib kita mengetahui nama-nama mereka dan membahas perjalanan
hidup mereka, serta keadaan mereka untuk kita teladani, karena merekalah orang yang paling
mengetahui tentang suluk Nabi SAW dan keadaan kehidupan beliau.”

Dalil Keadilan Sahabat Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in


 Allah Telah Menta’dil ( memberikan penilaian adil ) kepada para sehabat nabi  SAW
dengan firman – firmannya di dalam kitab suci Al Quran, maka tidak diperlukan lagi ucapan
– ucapan  dari manusia – manusia  Jahil yang meragukan dan membantahnya. Dan ini adalah
dalil – dalilnya :
ْ ‫ض الً م َِن هَّللا ِ َو ِر‬ ‫َأ‬ َ ‫م َُح َّم ٌد َرسُو ُل هَّللا ِ َوالَّذ‬
ً ‫ض َوانا‬ ْ ‫ون َف‬ ِ ‫ِين َم َع ُه شِ َّدا ُء َعلَى ْال ُك َّف‬
َ ‫ار ر َُح َما ُء َب ْي َن ُه ْم َت َرا ُه ْم ُر َّكعا ً سُجَّ داً َي ْب َت ُغ‬
ُ‫آز َره‬ َ ‫ك َم َثلُ ُه ْم فِي ال َّت ْو َرا ِة َو َم َثلُ ُه ْم فِي اِأْل ْن ِجي ِل َك َزرْ ٍع َأ ْخ َر َج َش ْطَأهُ َف‬ َ ِ‫سِ ي َما ُه ْم فِي وُ جُوه ِِه ْم مِنْ أ…َ َث ِر ال ُّسجُو ِد َذل‬
ِ ‫ِين آ َم ُنوا َو َع ِملُوا الصَّال َِحا‬
‫ت ِم ْن ُه ْم َم ْغف َِر ًة‬ َ ‫ار َو َع َد هَّللا ُ الَّذ‬
َ ‫اع لِ َيغِي َظ ِب ِه ُم ْال ُك َّف‬ ُّ ُ‫َفاسْ َت ْغلَ َظ َفاسْ َت َوى َعلَى سُوقِ ِه يُعْ ِجب‬
َ َّ‫الزر‬
 29:‫َوَأجْ راً عَظِ يماً)) الفتح‬
“Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang - orang yang bersama dia adalah
keras terhadap orang - orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka
ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoan-Nya. Tanda - tanda mereka, tampak pada
muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat - sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman
yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah
dia dan tegak lurus diatas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam -  penanamnya,
karena Allah menjengkelkan hati orang - orang kafir (dengan kekuatan orang - orang
mukmin). Allah menjanjikan kepada orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal
shalih diantara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Fath: 29)

‫ض وا َع ْن ُه َوَأ َع َّد لَ ُه ْم‬


ُ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْن ُه ْم َو َر‬
ِ ‫ان َر‬ َ ‫ار َوالَّذ‬
ٍ ‫ِين ا َّت َب ُع و ُه ْم بِِإحْ َس‬ ِ ‫ص‬َ ‫ين َواَأْل ْن‬ َ ُ‫ون اَأْل َّول‬
َ ‫ون م َِن ْال ُم َها ِج ِر‬ َ ُ‫َّابق‬
ِ ‫َوالس‬
]100/‫) [التوبة‬100( ‫ك ال َف ْوز العَظِ ي ُم‬ ْ ُ ْ َ ‫َأ‬ ْ ‫َأْل‬
َ ‫ت َتجْ ِري َتحْ َت َها ا ن َها ُر َخالِد‬
َ ِ‫ِين فِي َها َب ًدا ذل‬ ٍ ‫َج َّنا‬
“Orang - orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan
Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha
kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama - lamanya. Mereka kekal
didalamnya. Itulah kemenangan yang besar”.

)143 ‫( البقرة‬...‫ون الرَّ سُو ُل َعلَ ْي ُك ْم َش ِه ًيدا‬


َ ‫اس َو َي ُك‬ ُ ‫َو َك َذل َِك َج َع ْل َنا ُك ْم ُأم ًَّة َو َس ًطا لِ َت ُكو ُنوا‬
ِ ‫ش َهدَا َء َعلَى ال َّن‬
            “Dan demikianlah (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat islam), umat yang adil dan
pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi
saksi atas (perbuatan) kamu”. (QS. Al- Baqarah:143)

Perhatikan Sabda Nabi SAW dibawah ini :

)352 ‫ ص‬/ 12 ‫ (ج‬- ‫صحيح مسلم‬


ُ ‫ت ال ُّنجُو ُم َأ َتى ال َّس َما َء َما ُتو َع ُد َوَأ َنا َأ َم َن ٌة َأِلصْ َح ِابي َفِإ َذا َذ َهب‬
‫ْت َأ َتى‬ ْ ‫َف َقا َل ال ُّنجُو ُم َأ َم َن ٌة لِل َّس َما ِء َفِإ َذا َذ َه َب‬
َ ‫ب َأصْ َح ِابي َأ َتى ُأ َّمتِي َما ي‬
َ ‫ُوع ُد‬
‫ون‬ َ ‫ون َوَأصْ َح ِابي َأ َم َن ٌة ُأِل َّمتِي َفِإ َذا َذ َه‬ َ ‫َأصْ َح ِابي َما يُو َع ُد‬
Lalu Rasulullah SAW bersabda: ‘Bintang-bintang ini merupakan amanah ( penjaga, tanda
keamanan ) bagi langit. Apabila bintang-bintang tersebut hilang, maka langit akan tertimpa apa
yang telah dijanjikan. Aku adalah amanah ( penjaga, tanda keamanan ) para sahabatku. Kalau aku
sudah tidak ada, maka mereka para sahabatku, akan tertimpa apa yang telah dijanjikan. Para
sahabatku adalah amanah ( penjaga, tanda keamanan ) umatku. Apabila para sahabatku
telah tiada, maka umatku pasti akan tertimpa apa yang telah dijanjikan kepada mereka”.
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 2531. Diriwayatkan pula oleh Ahmad 4/398-399].

)5 ‫ ص‬/ 12 ‫صحيح البخاري – (ج‬


‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل َت ُسبُّوا َأصْ َح ِابي َفلَ ْو َأنَّ َأ َح َد ُك ْم َأ ْن َف َق م ِْث َل ُأ ُح ٍد َذ َهبًا َما َبلَ َغ ُم َّد َأ َح ِد ِه ْم َواَل َنصِ ي َف ُه‬
َ ُّ‫َقا َل ال َّن ِبي‬
            Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kalian mencaci para sahabatku. Demi Zat yang
jiwaku ada dalam genggaman-Nya, seandainya seorang dari kalian menginfakkan emas seberat
Gunung Uhud, maka belum bisa menyamai satu mud atau separuhnya yang diinfakkan oleh
seorang dari mereka.” (HR Bukhari dalam Shahih-nya (3/1343) (3470), dan Muslim dalam Shahih-
nya (4/1967) (2540))
Adapun Tabi’in mereka adalah murid dan pengikut setia para Sahabat. Demikian juga
Tabi’ut-Tabi’in dalam mengikuti Tabi’in.
،‫ الصحابيّة أولي باألخذ بها من أراء المتأ ّخرين وفتويهم‬N‫إن الفتوى باألثار السّلفية والفتاوى‬
ّ : ‫قال ابن قيّم الجوزية‬
ّ ،‫صواب بحسب قرب أهلها من عصر الرسول صلوات هللا وسالمه عليه وعلي أله‬
‫وإن فتاوى‬ ّ ‫وإن قربها إلي ال‬
‫ تابعى التابعين‬N‫ التابعين أولي من فتاوى‬N‫ وفتاوى‬،‫ التابعين‬N‫الصّحابة أولي أن يؤخذبها من فتاوى‬...
Ibnul Qoyyim berkata:  Sesungguhnya  fatwa  dari   atsar as-Salafus Salih  dan  fatwa-fatwa
sahabat lebih  utama   untuk   di  ambil dari pada pendapat-pendapat dan  fatwa-fatwa mutaakhirin
(orang belakang). Karena dekatnya fatwa terhadap kebenaran sangat   terkait  dengan
kedekatan pelakunya  dengan  masa  Rasulullah Saw. maka fatwa-fatwa sahabat lebih didahulukan
untuk  di  ambil dari fatwa-fatwa tabi'in dan fatwa-fatwa tabi'in  lebih  di dahulukan dari fatwa-
fatwa tabiut-tabiin. 
‫ عن‬N‫ ما كان مأثورا‬N‫ الحديث والكالم في الحالل والحرام‬N‫ فأفضل العلوم في تفسير القرآن ومعاني‬: ‫قال ابن رجب‬
‫ المقتدى بهم‬N‫الصحابة والتابعين وتابعيهم وأن ينتهي إلي أئمة اإلسالم المشهورين‬.
Ibnu Rajab berkata : Seutama-utama ilmu adalah dalam penafsiran al-Qur’an dan  makna-
makna hadits serta  dalam pembahasan  halal  dan haram   yang ma'tsur   dari  para  sahabat, tabi'in
dan tabiut-tabi'in yang  berakhir pada  Aimmah  terkenal dan diikuti .
Adapun dalil tentang sahabat , tabi’in, dan tabi’ut tabi’in sebagai berikut:
 
‫ َع ْنهُ َوَأ َع َّد لَهُ ْم‬N‫ي هللاُ َع ْنهُ ْم َو َرضُوا‬
Nَ ‫ض‬ ٍ ‫ار َوالَّ ِذينَ اتَّبَعُوهُم بِِإحْ َس‬
ِ ‫ان َر‬ َ ‫َوالسَّابِقُونَ اَْأل َّولُونَ ِمنَ ْال ُمهَا ِج ِرينَ َواَْأل‬
ِ ‫نص‬
‫} التوبة‬100{ ‫ت تَجْ ِري تَحْ تَهَا اَْأل ْنهَا ُر خَالِ ِدينَ فِيهَآ َأبَدًا َذلِكَ ْالفَوْ ُز ْال َع ِظي ُم‬
ٍ ‫َجنَّا‬
artinya  : Dan as-Sabiqunal awwalun dari orang – orang Muhajirin dan orang - orang
Anshar  dan orang - orang   yang  mengikuti  mereka dengan  ihsan, Allah ridha kepada  mereka dan
mereka ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka  jannah  yang  mengalir di
bawahnya  sungai – sungai, mereka  kekal  di  dalamnya  .  Itulah  keberuntungan yang  besar.  (  at
Taubah 100  ).
‫ تسبق شهادة أحدهم يمينه ويمينه شها دته‬N‫خيرالناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ثم يجيئ اقوام‬
}‫{البخاري و مسلم‬
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelah mereka kemudian
generasi setelah mereka, Kemudian datang suatu kaum yang kesaksiannya mendahului sumpahnya.
Dan sumpahnya mendahului kesaksiannya”. (Bukhari/Muslim)
Maksud    ‫رني‬NN‫ق‬ adalah generasi  Sahabat ra. dan‫ونهم‬NN‫ذين يل‬NN‫ال‬     yang pertama adalah Tabi’in
sedangkan ‫الذين يلونهم‬   yang kedua adalah generasi Tabi’ut-Tabi’in.
‫ لمن رأى من رآنى طوبى لهم وحسن مآب‬N‫ طوبى لمن رآني وطوبى‬: ‫ قال رسول هللا‬:‫عن عبد هللا بن بسر قال‬
‫ لمن رأي من رأي‬N‫ لمن رأى من رآني وطوبى‬N‫ طوبى لمن رآني وطوبى‬: ‫{رواه الطبراني} وفي رواية الحاكم‬
‫من رآني‬.
“Dari Abdullah bin Busr radliyallahu ‘anhu Rasulullah saw bersabda : Keberuntungan bagi
orang-orang yang melihatku, keberuntungan bagi orang yang bertemu dengan orang yang
melihatku. Bagi mereka keberuntungan dan tempat kembali yang baik” .
Sedangkan dalam riwayat Hakim ; Keberuntungan bagi orang melihatku, keberuntungan
bagi orang yang bertemu dengan yang melihatku, keberuntungan bagi orang yang bertemu dengan
orang yang bertemu dengan yang melihatku. 

Anda mungkin juga menyukai