Anda di halaman 1dari 5

DAUROH SIROH PENDIDIKAN

“Sahabat, Generasi Terbaik Hasil Didikan Nabi”

Pendidikan merupakan sebuah wadah untuk beramal shalih yang penuh dengan
keberkahan, dimana Rasulullah diutus oleh Allah sebagai pendidik. Maka menjadi pendidik
adalah sebuah kemuliaan jika diniatkan karena Allah dan hasilnya akan istimewa jika
kurikulumnya telah terbukti melahirkan generasi istimewa. Generasi istimewa itu telah
dihadirkan oleh Rasulullah atas izin Allah subhanahu wata’ala sebagaimana diabadikan oleh Allah
di dalam Alquran dan disabdakan oleh Nabi dalam haditsnya. Berikut beberapa gambaran
sahabat, generasi terbaik hasil didikan Nabi.

A. Sebab Kegemilangan (Iman)

‫ت َوفَ ْر ُع َها ِِف ٱل هس َما ِء‬


ٌ ِ‫َصلُ َها ََثب‬
ٍ ِ
ْ ‫ٱَّللُ َمثَ اًل َكل َمةا طَيِبَةا َك َش َجَرةٍ طَيِبَة أ‬
‫ب ه‬ َ ‫ضَر‬ َ ‫أَََلْ تَ َر َكْي‬
َ ‫ف‬
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. (QS. Ibrahim : 24)

Rabi bin Anas : Kalimah tauhid diumpamakan dengan iman. Iman sama seperti pohon yang
baik, memiliki pokok yang kuat berupa ikhlas, dan cabang yang menjulang ke langit berupa rasa
takut kepada Allah. Allah mengumpamakan pohon tauhid yang tertanam dalam hati dengan
pohon yang baik, karena memiliki pokok yang kokoh dan cabang yang tinggi di langit,
sedangkan buahnya tetap dihasilkan sepanjang musim.

B. Allah Ridha Kepada Mereka

۟ ِ ‫وٱل َّٰهسبِ ُقو َن ْٱْل هَولُو َن ِمن ٱلْم َّٰه ِج ِرين و ْٱْل ِ ه‬
‫ضوا َعْنهُ َوأ ََع هد ََلُْم‬ ‫وهم ِبِِ ْح ََّٰس ٍن هر ِض َى ه‬
ُ ‫ٱَّللُ َعْن ُه ْم َوَر‬ ُ ‫ين ٱتهبَ ُع‬
َ ‫َنصار َوٱلذ‬
َ َ َ َُ َ َ
‫ك ٱلْ َف ْوُز ٱلْ َع ِظ ُيم‬ ِ ِ ‫ت ََت ِرى ََتت ها ْٱْل َْنََّٰر َّٰخلِ ِد‬
ٍ َّٰ
َ ‫ين ف َيها أَبَ ادا ۚ ََّٰذل‬
َ َ ُ َ َْ ْ ‫َجنه‬
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar
dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha
kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At-Taubah :
100)

َْ ُ‫َ َ ه‬
‫اَّلل عن ُه ْم‬ ‫ض‬
‫" ر ِ ي‬Allah ridha kepada mereka." Dan Ridha Allah ‫ ﷻ‬lebih besar daripada nikmat Surga
(Tafsir As-Sa’di). Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan bahwa Khalifah Umar ibnul Khattab
melewati seorang lelaki yang sedang membaca firman-Nya berikut ini: Orang-orang yang terdahulu lagi
yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar. (QS. At-Taubah : 100) Maka
Umar memegang tangan lelaki itu dan bertanya, "Siapakah yang mengajarkan ayat ini kepadamu?" Lelaki
itu menjawab, "Ubay ibnu Ka'b." Umar berkata, "Kamu jangan berpisah dariku sebelum aku hadapkan
kamu kepadanya." Setelah Umar menghadapkan lelaki itu kepada Ubay, Umar bertanya, "Apakah engkau
telah mengajarkan bacaan ayat ini kepadanya dengan bacaan demikian?" Ubay ibnu Ka'b menjawab,
"Ya." Umar bertanya, "Apakah engkau mendengarnya dari Rasulullah Saw.?" Ubay ibnu Ka'b menjawab,
"Ya." Umar berkata, "Sesungguhnya aku berpendapat sebelumnya bahwa kami (para sahabat) telah
menduduki tingkatan yang tinggi yang tidak akan dicapai oleh orang-orang sesudah kita." Maka Ubay
ibnu Ka'b menjawab bahwa yang membenarkan ayat ini terdapat pada permulaan surat Al-Jumu'ah. yaitu
firman-Nya: “dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka.
Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana”. (QS. Al Jumuah : 3). (Tafsir Ibnu Katsir)

C. Menyenangkan penanamnya.

ِ‫ٱَّلل‬
‫ض اًل ِم َن ه‬ ِ ‫ول هِ ه‬
ْ َ‫ين َم َعهُۥ أ َِشدهاءُ َعلَى ٱلْ ُك هفا ِر ُر ََحَاءُ بَْي نَ ُه ْم ۖ تَ َرىَّٰ ُه ْم ُرهك اعا ُس هج ادا يَْب تَغُو َن ف‬
َ ‫ٱَّلل ۚ َوٱلذ‬ ُ ‫حُّمَ هم ٌد هر ُس‬
ِ ِْ ‫ك مثَلُهم ِِف ٱلتهورىَّٰ ِة ۚ ومثَلُهم ِِف‬ ِ َّٰ ِ ِ ِِ ِ ُ ‫ض َّٰو اًن ۖ ِسيم‬ ِ
ْ ‫ٱْلجن ِيل َكَزْرٍع أ‬
‫َخَر َج‬ ْ ُ َ َ َْ ْ ُ َ َ ‫اه ْم ِف ُو ُجوههم م ْن أَثَِر ٱل حس ُجود ۚ ذَل‬ َ َ ْ ‫َور‬
۟ ۟ ِ ‫ظ ِبِِم ٱلْ ُك هفار ۗ وع َد ه ه‬ ِ‫ظ فَٱستَ و َّٰى علَى سوقِ ِهۦ ي ع ِجب ٱلحزهراع لِيغ‬
‫ين ءَ َامنُوا َو َع ِملُوا‬
َ ‫ٱَّللُ ٱلذ‬ ََ َ ُ َ ‫ي‬ َ َ ُ ْ ُ ُ َّٰ َ َ ْ َ َ‫ٱستَ ْغل‬ ْ َ‫َشطَْهُۥ فََ َازَرهُۥ ف‬
ًۢ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ٱل َّٰه‬
‫يما‬
‫َجارا َعظ ا‬ ْ ‫صل ََّٰحت مْن ُهم همغْفَرةا َوأ‬
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari
karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman
yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia
dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena
Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka
ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Fath : 29)
َْ َ
Kesempurnaan pribadi mereka serta saling tolong menolong di antara mereka adalah { ‫ك َز ْر ٍع أخ َر َج‬
َ َ َ ْ َ
‫" }شطأ ُه فآز َر ُه‬seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya," artinya mengeluarkan tunasnya hingga kuat,
َََْ ْ َ ُ ََ ََ ْ َ
{‫استغلظ‬ ‫" }ف‬maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat," yaitu kuat dan kokoh, {‫وق ِه‬
ِ ‫" }فاستوى عَل س‬lalu
menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati
penanampenanamnya," karena sempurna, tegak, indah dan lurus. Seperti itu juga para sahabat, mereka
laksana tanaman karena bisa membawa manfaat bagi makhluk serta diperlukan oleh manusia. Kuatnya
keimanan dan amal mereka laksana kekuatan akar dan batang tanaman. Kalangan sahabat muda serta
yang terlambat masuk Islam sama seperti sahabatsahabat senior yang telah masuk Islam terlebih dahulu.
Mereka saling tolong menolong dan menguatkan dengan keimanan yang dimiliki untuk menegakkan
Agama Allah ‫ ﷻ‬serta menyeru manusia kepadanya laksana tanaman yang mengeluarkan tunasnya hingga
َّ ُ ْ َ
bisa mengokohkan dan menguatkan tanaman itu. Karena itulah Allah ‫ ﷻ‬berfirman, {‫ِ}ل َي ِغيظ ِب ِه ُم الكف َار‬
"Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir dengan (kekuatan) mereka (orang-orang
Mukmin)," yakni pada saat orang-orang kafir melihat kebersamaan serta kekokohan kaum Mukminin di
atas agama mereka dan pada saat orang-orang kafir berhadapan dengan kaum Mukminin dalam
peperangan. (Tafsir Ibnu Katsir)

D. Sebaik-baiknya generasi

Hadits ‘Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wassallam bersabda:

ِ ِ ِ ِ ‫ونُم ُثُه ََِييء قَوم تَسبِق َشهادةُ أ‬ ِ ‫هاس قَرِِن ُثُه اله ِذين ي لُ َ ه‬
ُ‫َحده ْم ََيينَهُ َوََيينُهُ َش َه َادتَه‬
َ َ َ ُ ْ ٌْ ُ ْ َ ُ‫ين يَل‬
َ ‫ونُْم ُثُه الذ‬ ََ ْ ِ ‫َخ ْْيُ الن‬
Sebaik-baik manusia ialah pada zamanku, kemudian zaman berikutnya, dan kemudian zaman berikutnya.
Lalu akan datang suatu kaum yang persaksiannya mendahului sumpah, dan sumpahnya mendahului
persaksian. (HR. Bukhari dan Muslim)

ِ ِ ِ ‫ب الْعِب ِاد فَوج َد قَلْب ُُّم هم ٍد صلهى هللا علَي ِه وسلهم خْي قُلُو‬ِ ِ
ُ‫اصطََفاه‬ ْ َ‫ ف‬،‫ب الْعبَاد‬ ْ َْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َ َ َ َ َ ‫إ هن هللاَ نَظََر ِِف قُلُ ْو‬
‫َص َحابِِه َخ ْ َْي‬ ٍ ِ ْ‫ب الْعِب ِاد ب ع َد قَل‬ ِِ ِِ ِ
ْ‫بأ‬ َ ‫ فَ َو َج َد قُلُ ْو‬،‫ب ُُّمَ همد‬ ْ َ َ ِ ‫ ُثُه نَظََر ِِف قُلُ ْو‬،‫لنَ ْفسه فَابْتَ َعثَهُ بِ ِر َسالَته‬
ِ‫هللا‬ ‫ فَ َما َرأَى الْ ُم ْسلِ ُم ْو َن َح َسناا فَ ُه َو ِعْن َد‬،‫ب الْعِبَ ِاد فَ َج َعلَ ُه ْم ُوَزَراءَ نَبِيِ ِه يُ َقاتِلُ ْو َن َعلَى ِديْنِ ِه‬
ِ ‫قُلُو‬
ْ
‫ َوَما َرأ َْوا َسيِئاا فَ ُه َو ِعْن َد هللاِ َسيِ ٌئ‬،‫َح َس ٌن‬
“Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan
mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati
Muhammad. Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik. Oleh karena itu,
Allah menjadikan mereka sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berperang demi membela agama-
Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang
dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” (HR. Ahmad).

a. Mus’ab bin Umair (As-Safir Al-Muqri)

Mush'ab adalah salah seorang di antara para pemuda Quraisy yang bersinar, berparas tampan dan
berpenampilan menarik, mutiara penduduk Makkah, buah bibir majelis-majelis dan perkumpulan
perkumpulan mereka, dan setelah Islam dia menjelma sebagai raksasa dalam iman dan pengorbanan.
(Tarthibul Afwah; Sayyid Husein dalam Sahabat-sahabat Rasulullah; Mahmud Al-Mishri).

Ali berkata, "Aku datang ke masjid lalu Mush'ab bin Umair datang kepada kami sambil
memakai sebuah jubah yang ditambal dengan kulit, padahal sebelum itu dia termasuk pemuda

Makkah yang paling makmur dan hidup dalam kemewahan. Ketika Nabi  melihatnya, beliau
[menangis karena] teringat kenikmatan masa lalunya danbeliau melihat keadaannya saat ini
sehingga kedua mata beliau meneteskan air mata. Kemudian beliau bertanya: "Apakah kalian
pada hari ini lebih baik ataukah (kalian lebih baik) ketika salah seorang dari kalian diberi makan
satu nampan roti dan daging?" Maka kami menjawab, "Pada hari itu kami lebih baik. Kami
mendapatkan kecukupan hidup sehingga kami bisa konsentrasi beribadah." Maka Nabi M-
bersabda, "Tidak, justru kalian pada hari ini lebih baik daripada kalian pada hari itu."” (HR. At-
Tirmidzi dalam Sahabat-sahabat Rasulullah; Mahmud Al-Mishri).
b. Bilal bin Rabbah

"Engkau akan terus seperti ini sampai engkau mati atau engkau kafir kepada Muhammad dan
menyembah Lata dan 'lJzza." Maka Bilal menjawab, sedangkan dia dalam keadaan tersiksa,
"Ahad. Ahad.” (Ibnu Hisyam dalam Sahabat-sahabat Rasulullah; Mahmud Al-Mishri)

Bilal tidak ingin membuat musuh-musuh Islam merasa bangga bisa mengalahkan Islam dan
orang-orangnya. Bilal ingin mengenalkan kepada seluruh dunia bahwa sekalipun seorang
mukmin dikelilingi oleh dunia dengan segala isinya, dia tetap tidak akan bisa menggoncang sedikit
pun gunung iman yang tertanam kuat di dalam hatinya karena yang meneguhkan gunung
tersebut adalah Al-Khaliq (Allah Yang Maha Pencipta). (Mahmun Al-Mishri)

Nabi datang lagi membawa berita gembira terbesar bagi Bilal, beliau bersabda:

ِ ‫اِ ْشت َق‬


‫ َوبًَِل ٍل‬,‫ َو َع هما ٍر‬,‫ َعلِ ٍي‬: ‫ات الَنهةُ إِ َل ثًََلثٍَة‬ َ
"Surga merindukan tiga orang: Ali, Ammar dan Bilal.” (HR. At-Tirmidzi)

"Wahai Bilal! Beritahukan kepadaku amalan apa yang paling bisa diharapkan dalam Islam yang
telah engkau amalkan, karena aku mendengar bunyi Gerakan sepasang sandalmu di depanku di
Surga." Bilal menjawab, "Aku tidak mengamalkan suatu amalan yang menurutku paling bisa
diharapkan melebihi bahwa aku tidak bersuci di malam atau siang hari kecuali dengan bersuci
tersebut aku mengerjakan shalat yang telah ditentukan bagiku untuk melakukan shalat
tersebut." (HR. Bukhari).

Demikian beberapa gambaran kualitas sahabat hasil didikan Nabi. Sudah selayaknya kita
mencontoh Nabi dalam segala hal, khususnya dalam hal pendidikan. Nabi mendidik sahabat
bukan untuk kepentingan materi dunia, bukan pula untuk kepentingan bisnis, tetapi Nabi
mendidik mereka dalam rangka memperbaiki hati, akal, jiwa, dan raga para sahabat sehingga
mereka berada di garda terdepan dalam memperjuangkan agama Allah subhanahu wata’ala
sampai mereka mendapatkan kemuliaan syahid di jalan Allah. Wallahu A’lam

Anda mungkin juga menyukai