Paranormal (baca: perdukunan) atau "orang pintar" menjadi profesi yang dibangga-
banggakan karena dianggap memiliki kemampuan supranatural, memiliki aura, indera
ketiga dan segala macam istilah yang memberi kesan " hebat". Orang-orang seperti ini
menjadi langganan empuk pejabat, pengusaha, kalangan profesional, bahkan intelektual
apalagi mereka rakyat biasa, diantara para dukun-dukun itu juga dijadikan sebagai
penasehat pribadi.
Media cetak dan elektronik malah memberitakan bahwa di kota Bogor akan maju
seorang paranormal (dukun) terkenal, Iman Santoso alias Ki Gendeng Pamungkas
sebagai calon walikota dari jalur independen.
Berapa banyak sekarang ini penderita penyakit tidak terdeteksi penyakitnya sekalipun
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi kedokteran. Salah satu penyebabnya adalah
karena penyakit tersebut merupakan penyakit orderan yang dikirim oleh tukang-tukang
sihir dengan menggunakan kekuatan ghaib bernama syetan jin.
Sementara itu kita juga sering disuguhi tontonan-tontonan luar biasa, seperti makan
pecahan-pecahan kaca seperti layaknya orang yang makan kerupuk, makan paku
seperti layaknya orang yang makan ikan teri, kebal benda tajam, kebenaran dalam
tebakan, mengobati penyakit-penyakit kronis dengan menyiapkan binatang ternak
sebagai media pemindahan penyakit ditambah dengan wirid dan dzikir sekedar
pengelabuan, padahal kita tidak sadar bahwa semua fenomena itu adalah menggunakan
kekuatan ilmu sihir.
Bahaya Sihir
Sihir pada hakikatnya merupakan satu amal perbuatan mendekatkan diri kepada syetan
jin, pengaruh sihir tidak akan terjadi kecuali tukang sihir melakukan amalan-amalan dan
ritual tertentu, seperti menulis sebagian ayat-ayat Al Qur'an secara terbalik (sungsang)
dan ada juga ditulis dengan menggunakan darah haidh, menjadikan mushaf Al Qur'an
sebagai alas kaki untuk masuk ke dalam WC, menyembelih binatang ternak untuk
dipersembahkan ke pada jin, menyebah bintang, shalat tanpa wudhu, berdzikir dan
membaca wirid-wirid yang tidak diajarkan oleh Nabi SAW, dan beberapa beberapa
amalan ritual yang bertujuan untuk menghadirkan jin.
Ada dua bahaya yang wajib diwaspadai dari perbuatan sihir ini:
1.Membatalkan keislaman seseorang sehingga menjadikan dia kufur. Dan kalau dia mati
dalam keadaan seperti itu maka tidak ada harapan baginya untuk masuk syurga.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam:
ح ُر
ْ الس ِ َّك بِالل
ِ ّ ه َو ُ الش ْر
ِّ َ ن َقا
ل َّ ه ِ َّل الل
ُ ه َو َما َ سو ُ ع ا ْل
ُ موبِقَاتِ َقالُوا يَا َر َ الس ْب
َّ اج َتنِ ُبوا...
ْ
Selain kufur, sihir juga termasuk dalam kesyirikan dipandang dari dua sisi:
Kedua, di dalam sihir terdapat pengakuan mengetahui perkara ghaib sebagai wujud
mensyarikatkan Allah, dan ini termasuk dari kekufuran dan kesesatan. Allah Azza Wa
Jalla berfirman: "…. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa
yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat
dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka
mengetahui" (QS. Al Baqarah: 102.)
2.Sihir dapat menimbulkan konflik dan permusuhan. Hal ini terjadi ketika membenarkan
perkataan-perkataan sang dukun/tukang sihir, demikian juga mempercayai tuduhan-
tuduhan syetan yang berbicara dengan menggunakan jasad orang disihir (baca:
kesurupan). Padahal sifat syetan dan pengabdi-pengabdinya adalah pendusta dan
penipu.
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di di dalam kitab Al-Qaul As-Sadid (hal. 93)
mengingatkan kita bahwa tidak akan sempurna tauhid seseorang hamba sehingga dia
meninggalkan sihir secara menyeluruh.”
Para dukun dan tukang ramal biasanya digunakan untuk mengetahui nasib seseorang di
masa depan, apakah akan bahagia, atau sengsara, baik dalam soal pernikahan,
perdagangan, mencari barang-barang yang hilang atau yang semisalnya. Sebagian juga
digunakan untuk konsultasi dan pengobatan.
Dukun dan tukang ramal biasanya memanfaatkan kelengahan orang-orang awam untuk
mengeruk uang mereka sebanyak-banyaknya. Mereka menggunakan banyak sarana
untuk perbuatannya tersebut. Di antaranya dengan membuat garis di pasir, memukul
rumah siput, membaca (garis) telapak tangan,cangkir, bola kaca, cermin, menanyakan
zodiak (bintang) nya dan sebagainya. Jika sekali waktu mereka benar, maka sembilan
puluh sembilan kalinya hanyalah dusta belaka.
Budaya mendatangi dukun dan tukang ramal serta berkonsultasi dengan mereka, dari
sisi aqidah akan mendatangkan sedikitnya dua bencana:
1.Jika ia mempercayai perkataannya, maka ia kufur dan keluar dari Islam, sebagaimana
Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam:
َ َّسل
م ِ صلَّى اللَّ ُه َعلَ ْي
َ ه َو َ م ٍد
َّ ح َ ما ُأ ْن ِز
َ ل َعلَى ُم َ ِول َفق َْد َك َف َر ب َ ه ًنا َأ ْو َع َّرا ًفا َف
َ ِص َّد َق ُه ب
ُ ما يَ ُق ِ ن َأتَى َكا
ْ َم
“Barang siapa mendatangi dukun dan tukang ramal, lalu membenarkan apa yang
dikatakannya, sungguh dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada
Muhammad”. (HR Ahmad: 2/ 429, dalam shahih jami’ hadits, no : 5939)
2.Adapun jika orang yang datang tersebut tidak mempercayai bahwa mereka
mengetahui perkara-perkara ghaib, tetapi misalnya untuk sekedar tahu, coba-coba atau
sejenisnya, jika ia shalat maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
“Barang siapa mendatangi tukang ramal, lalu ia menanyakan padanya tentang sesuatu,
maka tidak di terima shalatnya selama empat puluh malam” (Shahih Muslim : 4 / 1751).
Wallahu A'la Wa A'lam