Anda di halaman 1dari 96

KIP MATERI AKIDAH

SELAMA SEMESTER
GANJIL 2019-2020
BAB 24-29 KITAB
TAUHID Disampaikan oleh:
UNIT PEMBINAAN AKHLAK
PEGAWAI & PELANGGAN SELURUH KONSULTAN
PAP2 DIVISI AKADEMIK KEISLAMAN BINTANG PELAJAR

konsulislam@bintangpelajar.com 0838 5752 4591


INDIKATOR KESUKSESAN PESERTA

Peserta kajian membaca dan memahami isi seluruh


slide KIP selama semester ganjil 2019-2020
BAB 24
HUKUM SIHIR
UNIT PEMBINAAN AKHLAK Disampaikan oleh:
PEGAWAI & PELANGGAN SELURUH KONSULTAN
PAP2 DIVISI AKADEMIK KEISLAMAN BINTANG PELAJAR

konsulislam@bintangpelajar.com 0838 5752 4591


Menukar Ketaatan dengan Sihir
Allah Ta’aala Berfirman:
ْ ‫ن اشت َ َراْهُ َما لَ ْهُ فِي اْل ِخ َرةِْ ِمنْ خ َََل‬
‫ق‬ ِْ ‫… َولَقَدْ َع ِل ُموا لَ َم‬
…Sungguh mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu,
tiadalah baginya keuntungan di akhirat … (Al-Baqarah: 102)
Berkata Ibnu Katsir : “dan sungguh, orang-orang yahudi telah mengetahui bahwa menukar ketaatan
kepada rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sihir tidaklah memberikan keuntungan sedikitpun di
akhirat”
Adapun makna ْ‫ خ َََلق‬pada firman-Nya diatas adalah :
1. Keberuntungan ْ‫َصيب‬ ِ ‫( ن‬ulama yang berpendapat: Mujahid, As Sadi, dan Sufyan)
2. Tempat kembali ْ‫( ِج َهة‬ulama yang berpendapat : Qatadah)
3. Kemenangan ْ‫( دِين‬ulama yang berpendapat : Al Hasan)
Jibt dan Thaghut
Allah Ta’aala berfirman:
ْ ‫س ِب ا‬
...‫يَل‬ َْ ‫ن الَّ ِذ‬
َْ ‫ين آ َمنُوا‬ َْٰ ‫ين َكْفَ ُروا َٰ َه ُؤ ََل ِْء أَه َد‬
َْ ‫ى ِم‬ َْ ‫ون ِللَّ ِذ‬
َْ ُ‫ت َويَقُول‬ َّ ‫ت َو‬
ُ ‫الطا‬
ِْ ‫غو‬ َْ ُ‫يُؤ ِمن‬
ِْ ‫ون ِبال ِجب‬
…Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir
(musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman (An-
Nisa’: 51)
Berkata Syeikh ‘Utsaimin: ‘Umar radiyallahu ta’aala mengatakan bahwa Al Jibt adalah Sihir dan
At Thaghut adalah Setan….
At Thagut bisa dari golongan jin dan juga bisa dari golongan manusia, hal ini disandarkan pada
perkataan Jabir berikut:
ْ‫يت ُك َّهان‬ َّ
ُْ ‫الط َوا ِغ‬
Thaghut-thaghut itu adalah para dukun
Pengertian Sihir
Menurut bahasa sihir adalah sesuatu yang halus dan tersembunyi
Adapun menurut syari’at definisi sihir dibagi menjadi dua :
Pertama: Ikatan-ikatan dan Mantra-mantra, maksudnya menggunakan bacaan-
bacaan dan jampi-jampi yang mengantarkan praktisi sihir untuk meminta
bantuan kepada setan dalam rangka memberikan kemudaratan bagi yang
disihir.
Kedua: Obat-obatan yang mempengaruhi akal, keinginan, dan kecendrungan
orang yang disihir. Obat-obatan ini menjadikan pria mencintai wanita secara
berlebihan sehingga menjadikan ia seolah-olah hewan ternak yang dapat diatur
semaunya.
Pengertian Sihir
Merujuk pada deifinisi sihir menurut syari’at sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
sihir dibagi menjadi dua jenis :
Pertama: Sihir yang mengantarkan pelakunya pada Kesyirikan.. Jenis pertama ini mengantarkan
pelakunya pada kesyirikan karena setidaknya terpenuhi dua hal padanya:
1. Di dalamnya terdapat permintaan tolong kepada para setan dan ketergantungan kepada
mereka, dan terkadang juga jenis sihir ini mengantarkan pelakunya untuk melakukan
pendekatan kepada para setan dengan apa yang mereka sukai, agar nantinya para setan mau
membantu dan memenuhi keinginan pelakunya.
2. Di dalamnya terdapat pengakuan mengetahui ilmu ghaib dan pengakuan menjadi sekutu bagi
Allah dalam ilmu-Nya, serta menempuh cara-cara yang dapat mengantarkan pada hal-hal
tersebut
Kedua: Sihir yang menghasilkan Permusuhan
Apakah Penyihir itu kafir?
Berkata Syeikh ‘Utsaimin rahimahullah dalam kitab Al Qoulul Mufiid ‘alal Kitaabit Tauhiid:
َ‫ق‬ ْ ْ ََ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ّ َ َ ْ َ ْ ْ َ ْ ْ َ ْ َ ََ ْ
َ ‫ن التق ِسيمََالس ِاب‬
َ ‫ وَل ِك‬.َ‫ال إنهَ َل يكفر‬
َ ‫نق‬ َ ‫ و ِمنه َم م‬,َ‫ال إنهَ يكفَر‬ َ َ‫ن ق‬َ ‫ ف ِمنه َم م‬,‫ف ِف َى ه ِذ ِهَ أهلَ ال ِعل ِ َم‬َ ‫ا خ تل‬
َ َ ْ ََ َ ّ َ َْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َْ َ ْ َ َّ َ َ َْ َ َ
َ ‫نك‬
‫ان‬ َ ‫ وم‬,َ‫ن ف ِإنهَ يكفر‬ َ ‫اطي‬
ِ ‫اسط ِ َة الشي‬ ِ ‫ان ِسحرهَ ِبو‬ َ ‫ن َك‬ َ ‫ فم‬.‫ن ِب ِ َه حك َم ه ِذ َِه اْلسأل ِ َة‬ َ ‫ال ِذي ذك َرناهَ يتبي‬
َ َ َْ ََ َ َ َ َ ْ ََ َْ ََ ْ َ َ ْ ْ ْ‫س‬
َ‫اصيا‬
ِ ‫ع‬ ‫ر‬ َ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ن‬
َ ‫ك‬
ِ ‫ل‬
َ ‫و‬ ‫ر‬
َ ‫ف‬ ‫ك‬ ‫ي‬ ‫ل‬
َ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫و‬ِ ‫ح‬‫ن‬‫و‬ ‫ر‬َ ‫ي‬‫ق‬ِ ‫ا‬ ‫ق‬ ‫ع‬ ‫ال‬‫و‬ َ
‫ة‬ ‫ي‬‫و‬
ِ ِ ِ‫د‬‫اْل‬ ‫ب‬ ‫ه‬
َ ‫ر‬‫ح‬ ِ
‘Ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, ada yang mengatakan kafir dan ada yang
mengatakan tidak kafir. Akan tetapi pembagian sihir yang telah kita sebutkan sebelumnya
sejatinya telah menjelaskan hukum dalam masalah ini. Barangsiapa yang sihirnya
menggunakan perantara para setan maka dihukumi kafir dan barangsiapa yang sihirnya
hanya menggunakan obat-obatan atau yang semisal dengannya tidaklah dihukumi kafir
akan tetapi digolongkan sebagai pelaku maksiat.
Hukuman bagi Penyihir
ٌ ْ َ َ َْ ْ ْ َ َ ْ ٌ َْ َ ُّ َ َ َ َ ْ ََ َ ْ َ َ َ
)‫ف‬
َ ‫َض ِعي‬:َ‫فَ(قالَالشيخَاْللبا ِني‬
ِ ‫اح ِرَضربة َِبالس َي‬ ِ ‫قالَرسول‬
ِ ‫َحدَالس‬:َ‫َهللاَصلىَهللاَعلي ِهَوَسلم‬
Bersabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama: Had (hukuman) bagi seorang penyihir adalah
dipukul (lehernya) dengan pedang. (Berkata as-Syaikh al-Albani: Dha’if)
• Di dalam Sahih Al Bukhari dari Bajalah bin Abadah rahimahullah, dia berkata : ‘Umar Bin Khattab
radiyallah ta’aala ‘anhu telah menetapkan perintah kepada kami, yaitu : “Bunuhlah tukang sihir,
baik laki-laki maupun perempuan” Bajalah melanjutkan: “Maka kamipun melaksanakan hukuman
mati terhadap tiga tukang sihir perempuan”.
• Dan diriwayatkan dengan sahih bahwa Hafshah radiyallahu ta’aala ‘anha telah memerintahkan
agar seorang budak perempuan miliknya yang telah menyihirnya dihukum mati. Maka
dilaksanakan hukuman mati terhadap budak perempuan itu. (Al Muwatha)
• Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengatakan bahwa hukuman mati terhadap tukang sihir
telah dilakukan oleh tiga orang sahabat nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hubungan Sihir dengan Pembahasan Tauhid
• Alasan dimasukannya sihir dalam Bab-bab kitab Tauhid adalah karena dari sekian
banyak praktik sihir mayoritasnya menggunakan praktik kesyirikan seperti tawassul
dengan para setan dan yang lainnya, sedangkan setan tidak akan membantu manusia
kecuali untuk kemaslahatannya, dan sebagaimana kita ketahui kemaslahatan setan
adalah kesesatan anak keturunan Adam yang kemudian menjadikan manusia gemar
dengan kemaksiatan dan berbuat kesyirikan.

• Sehingga tauhid seorang hamba tidak akan sempurna sebelum ia meninggalkan semua
jenis praktik sihir. Oleh karena itu syari’at menggandengkan antara sihir dengan
kesyirikan pada hadis berikut:
Tujuh Perkara yang Membinasakan
َ َ َ َ َ َ َ ْ َْ َ ْ َ َ َ ْ ََ َ َ َ َ
َ‫َوماَهنَ؟‬،‫َهللا‬َِ ‫َياَرسو َل‬:‫َقال َوا‬.َ"َ‫ات‬
ِ ‫وبق‬ِ ‫َ"َاجت ِنبواَالسَبعَاْل‬:َ‫هللاَصلىََّللاَعلي ِهَوسلم‬ ِ ُ‫قالَرسول‬
َ ْ َ ْ َ َّ ْ َ ّ َ ْ َ َ ْ ََْ ْ ّ َ ْ ّ َ َ
َ ‫َوأكلَم ِال‬،‫ا‬
َ،‫َالي ِت ِيم‬ ِ ‫َوأكل‬،‫يَح َ َرم ََهللا َِإل َِبالح ِق‬
َ ‫َالرب‬ ‫سَال ِت‬
ِ
ْ َ ْ ْ ََ ْ ْ ََْ
‫َوقتلَالنف‬،‫السحر‬ ِ ِ ‫الشرك َِب‬
‫َو‬،‫اهلل‬ ِ َ ‫ق‬
َ"َ:‫ال‬
َّ َ
«َ‫ات الغا ِفل ِت‬ َ ِ ‫اتَاْلؤ ِمن‬ ْ َ ْ َ
ِ ‫َوقذفَاْلحصن‬،‫ف‬ ِ ‫والتو ِليَيومَالزح‬
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “jauhilah oleh kalian tujuh perkara
yang membinasakan, para sahabatpun bertanya : “apakah itu ya rasulallah?”
rasulullah shalllallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “(1) menyekutukan Allah, (2)
sihir, (3) membunuh jiwa yang diharamkan kecuali dengan seba yang dibenarkan
agama, (4) memakan riba, (5) memakan harta anak yatim, (6) berpaling/membelot
dalam peperangan, (7) dan melontarkan tuduhan zina terhadap wanita-wanita
mukminah yang terjaga dari perbuatan dosa dan tidak tahu menahu tentangnya”.
Keberadaan Hal Ini Dizaman ‘Umar, lalu Bagaimana Dengan Zaman Sekarang?

• Dalam hadis riwayat Imam Bukhari rahimahullah telah dijelaskan bahwa Bajalah bin
Abadah berkata : ‘Umar Bin Khattab radiyallah ta’aala ‘anhu telah menetapkan perintah
kepada kami, yaitu : “Bunuhlah tukang sihir, baik laki-laki maupun perempuan”

• Praktik sihir telah terjadi di zaman kekhalifahan ‘Umar bin Khattab, sebuah masa yang
masih sangat dekat dengan masa kenabian dan dikenal dengan masa yang utama, lalu
bagaimanakah dengan masa-masa setelahnya yang notabene jauh dari masa nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam? Maka tentu praktik ini berpotensi untuk lebih banyak terjadi
dari apa yang terjadi di zaman ‘Umar bin Khattab radiyallahu ta’aala ‘anhu, karena
semakin jauh suatu masa dari masa kenabian maka akan semakin bertebaranlah
kebodohan dan juga kesesatan.
Kandungan Bab 24
1. Tafsir surat Al Baqarah ayat 102
2. Tafsir surat An Nisa ayat 51
3. Penjelasan makna Al Jibt dan At Thogut
4. Bahwa Thogut adakalanya dari golongan Jin dan adakalanya dari Golongan Manusia
5. Mengetahui Tujuh hal yang membinasakan dan harus dijauhi
6. Bahwa Praktisi “Sihir” Kafir
7. Bahwa Praktisi “Sihir” dihukum mati
8. Telah terjadinya perkara ini di zaman ‘Umar, maka bagaimanakah di zaman
setelahnya
BAB 25
MACAM-
MACAM SIHIR
UNIT PEMBINAAN AKHLAK Disampaikan oleh:
PEGAWAI & PELANGGAN SELURUH KONSULTAN
PAP2 DIVISI AKADEMIK KEISLAMAN BINTANG PELAJAR

konsulislam@bintangpelajar.com 0838 5752 4591


Memahami Ilmu Nujum
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
.‫سح ِْر زَ ا َْد َما زَ ا َْد‬ َْ ‫شعْبَ ْةا ِم‬
ِّ ِ ‫ن ال‬ َْ َ‫ن النُّ ُجو ِْم اقتَب‬
ُ ‫س‬ َْ َ‫ن اقتَب‬
َْ ‫س ِعل اما ِم‬ ِْ ‫َم‬
“Barangsiapa mempelajari satu cabang dari ilmu nujum, maka sesungguhnya ia
telah mengambil satu bagian dari ilmu sihir, semakin bertambah (ilmu yang dia
pelajari ), semakin ber-tambah pula (dosanya).”
HR. Abu Dawud (no. 3905), Ibnu Majah (no. 3726), Ahmad (I/227, 311), al-Baihaqi
(VIII/138-139) dari Sahabat Ibnu ‘Abbas c. Hadits ini dishahihkan oleh Imam an-
Nawawi dalam Riyaadhus Shaalihiin (no. 1671) dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
dalam Majmuu’ Fataawaa (XXXV/193).
Bab 25: Macam-Macam Sihir. Memahami Ilmu Nujum
Tiga Fungsi Bintang di Langit
Fungsi pertama: Untuk melempar setan-setan yang akan mencuri berita langit. Hal
ini sebagaimana terdapat dalam surat Al Mulk,
ِْ ‫س ِع‬
‫ير‬ َّ ‫اب ال‬ َْ ْ‫ين َوأَعتَدنَا لَ ُهم‬
َْ َ‫عذ‬ ِْ ‫اط‬ َّ ‫َو َجعَلنَا َها ُر ُجو اما ِلل‬
ِ َ ‫شي‬
“Dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan
bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al Mulk: 5)
Setan mencuri berita langit dari para malaikat langit. Lalu ia akan meneruskannya
pada tukang ramal. Akan tetapi, Allah senantiasa menjaga langit dengan percikan api
yang lepas dari bintang, maka binasalah para pencuri berita langit tersebut.
Bab 25: Macam-Macam Sihir. Memahami Ilmu Nujum
Fungsi kedua: Sebagai penunjuk arah seperti rasi bintang yang menjadi penunjuk bagi nelayan
di laut.
َْ ‫َو َعَل َماتْ َو ِبالنَّج ِْم ُهمْ يَهتَد‬
‫ُون‬
“Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka
mendapat petunjuk.” (QS. An Nahl: 16). Allah menjadikan bagi para musafir tanda-tanda yang
mereka dapat gunakan sebagai petunjuk di bumi dan sebagai tanda-tanda di langit.
Fungsi ketiga: Sebagai penerang dan penghias langit dunia. Sebagaimana disebutkan dalam
firman Allah,
َْ ‫صا ِبي‬
‫ح‬ َّ ‫َولَقَدْزَ يَّنَّاْال‬
َ ‫س َما َءْال ُّدن َياْ ِب َم‬
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang.” (QS. Al Mulk:
5)
Pembagian Ilmu Nujum
Pertama: Ilmu astronomi (ilmu tas-yir)
Astronomi, yang secara etimologi berarti “ilmu bintang” adalah ilmu yang melibatkan
pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya. Ilmu ini
mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di
langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.
Astronomi jangan dikelirukan dengan astrologi, yaitu ilmu semu yang mengasumsikan
bahwa takdir manusia dapat dikaitkan dengan letak benda-benda astronomis di langit.
Meskipun memiliki asal-muasal yang sama, kedua bidang ini sangat berbeda. Astronom
menggunakan metode ilmiah, sedangkan astrolog tidak.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi
Pembagian Ilmu Nujum
Kedua: Ilmu astrologi (ilmu ta’tsir)
Astrologi adalah ilmu yang menghubungkan antara gerakan benda-benda tata surya (planet, bulan dan
matahari) dengan nasib manusia. Karena semua planet, matahari dan bulan beredar di sepanjang
lingkaran ekliptik, otomatis mereka semua juga beredar di antara zodiak. Ramalan astrologi
didasarkan pada kedudukan benda-benda tata surya di dalam zodiak.
Seseorang akan menyandang tanda zodiaknya berdasarkan kedudukan matahari di dalam zodiak pada
tanggal kelahirannya. Misalnya, orang yang lahir awal desember akan berzodiak Sagitarius, karena
pada tanggal tersebut Matahari berada di wilayah rasi bintang Sagitarius. Kedudukan Matahari sendiri
dibedakan antara waktu tropikal dan waktu sideral yang menyebabkan terdapat dua macam zodiak,
yaitu zodiak tropikal dan zodiak sideral.
*Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Zodiak
Hukum Mempelajari Ilmu Nujum
Para ulama dalam menilai ilmu yang mempelajari kedudukan benda langit ada dua pendapat:
Pendapat pertama: Terlarang mempelajari posisi benda langit. Inilah pendapat Qotadah dan Sufyan
bin ‘Uyainah. Alasan mereka melarang hal ini dalam rangka saddu adz dzari’ah yaitu menutup jalan
dari hal yang dilarang. Mereka khawatir jika kedudukan bintang tersebut dipelajari, akan diyakini
bahwa posisi benda langit tersebut bisa berpengaruh pada takdir seseorang. Namun pendapat ini
adalah pendapat ulama yang ada di masa silam saja.
Pendapat kedua: Tidak mengapa mempelajari posisi benda langit. Yang dibolehkan di sini adalah ilmu
tas-yir (ilmu astronomi). Inilah pendapat Imam Ahmad, Ishaq bin Rohuyah dan kebanyakan ulama.
Pendapat kedua inilah yang lebih tepat karena berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari ilmu
astronomi dan tidak termasuk sebab yang dilarang. Ilmu tas-yir (ilmu astronomi) memiliki beberapa
manfaat. Di antaranya bisa dipakai untuk kepentingan agama seperti mengetahui arah kiblat dan
waktu shalat. Atau untuk urusan dunia seperti mengetahui pergantian musim.
Macam-macam Sihir
Imam Ahmad berkata, “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far, telah
menceritakan kepada kami Auf, dari Hayyan bin Ala, telah menceritakan kepada kami Qathan
bin Qabishah, dari ayahnya, bahwa ia mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
َِّ ‫ن ْال ِج ْب‬
‫ت‬ ِ ‫ َو‬، َ‫ َوالط ْرق‬،َ‫ِإنَّ ْال ِعيَافَة‬
ََّ ‫الطيَ َر َّة َ ِم‬
“Sesungguhnya 'Iyafah, Tharq, dan Thiyarah termasuk Jibt.”
Auf berkata, “ 'Iyafah adalah meramal nasib dengan burung.
Tharq adalah meramal nasib dengan membuat garis di atas tanah, sedangkan Jibt
sebagaimana yang dikatakan Al Hasan adalah suara setan.” (Hadits tersebut isnadnya
jayyid. Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya juga meriwayatkan hadits
tersebut tanpa menyebutkan tafsirannya).
Macam-macam Sihir
Iyafah adalah meramal nasib dengan menerbangkan burung untuk mencari keberuntungan dan menghindari suatu
keburukan dengan namanya, suaranya, atau kemauannya. Apabila ingin melakukan suatu pekerjaan penting, maka
mereka menerbangkan burung. Kalau burung itu terbang ke kanan maka menurut mereka itu pertanda baik, namun
kalau burung itu terbang ke kiri maka itu pertanda jelek.
Tharq adalah meramal nasib dengan membuat garis dengan abjad-abjad atau simbol-simbol tertentu di atas tanah
atau di atas kertas untuk mengetahui perkara ghaib. Menurut mereka hal itu bisa menyingkap tabir keghaiban.
Thiyarah yakni merasa sial dengan suatu suara tertentu atau suatu benda tertentu yang dia saksikan, atau waktu
tertentu, atau angka tertentu, dan yang lainnya. Sehingga mereka tidak mau melakukan suatu perbuatan ketika
mendengarkan suara tertentu karena beranggapan pertanda sial, atau tidak mau hajatan di bulan tertentu, atau
sengaja menghindari angka tertentu (angka 13 misalnya) karena pertanda sial. Bahkan parahnya membuat buku khusus
yang dikenal dengan istilah Buku Primbon untuk mengetahui hari-hari yang baik dan mana hari yang buruk.
Jibt adalah amalan sihir dan perdukunan, ia adalah perbuatan syirik. Bahwasanya iyafah, tharq, dan thiyarah adalah
amalan sihir dan terjatuh ke dalam kesyirikan.
Macam-macam Sihir
Dalam riwayat Nasa’i dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu disebutkan,
‫ل ِإلَ ْي َِّه‬
ََّ ‫ش ْيًًا ُو ِك‬ ََّ ‫ َو َم ْنَّ تَعَل‬،‫س َح ََّر فَقَ َّْد أ َ ْش َر َك‬
ََّ ‫ق‬ َّْ ‫ َو َم‬،‫س َح َر‬
َ ‫ن‬ ََّ َ‫ ثُمَّ نَف‬،ً‫ع ْقدَة‬
َ ‫ث ِفي َها فَقَ َّْد‬ ُ َ‫عقَ َّد‬ َّْ ‫َم‬
َ ‫ن‬
“Barang siapa yang membuat suatu buhul, lalu meniupnya (sebagaimana yang dilakukan
tukang sihir), maka sesungguhnya ia telah melakukan sihir. Barang siapa yang telah
melakukan sihir, maka ia telah berbuat syirik, dan barang siapa yang bergantung kepada
suatu benda (jimat), maka ia dijadikan Allah bersandar kepada benda tersebut.”
Hadits di atas menerangkan salah satu macam sihir sebagai peringatan agar tidak
melakukannya. Hadits tersebut juga menerangkan, bahwa salah satu macam sihir adalah
membuat buhulan dari benang lalu meniup-niup dengan mengeluarkan ludah tipis
sebagaimana yang dilakukan para pesihir agar tercapai maksud mereka sambil meminta
bantuan kepada setan.
Macam-macam Sihir
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
ََّ ‫ي الن ِمي َم َّةُ ْالقَاَّلَ َّةُ َبي‬
َّ ِ ‫ْن الن‬
‫اس‬ ْ ‫ل أُن َِبً ُ ُك َّْم َما ْال َع‬
ََّ ‫ضهُ؟ ِه‬ َّ َ َ ‫أ‬
“Maukah kalian aku beritahukan tentang ‘adh? Ia adalah perbuatan mengadu
domba, yaitu banyak membicarakan keburukan dan menghasut di antara
manusia.” (HR. Muslim)
Dalam hadits di atas Nabi shallallahu alaihi wa sallam memperingatkan umatnya
agar tidak mengadu domba, dan bahwa hal tersebut bagian dari sihir karena
sama seperti sihir yang merusak hubungan manusia dan memecah belah mereka.
Macam-macam Sihir
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

‫ان لَ ِس ْح ًرا‬
َِّ َ‫ن البَي‬
ََّ ‫ِإنَّ ِم‬
“Sesungguhnya di antara susunan kata yang indah itu terdapat sihir.” (Shahih Bukhari no. 5146
dan Muslim no. 869).
Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menerangkan salah satu macam
sihir, yaitu penggunaan sastra yang indah sehingga membuat hati terpedaya dan telinga serius
menyimak.
Penggunaan sastra yang indah menjadi tercela ketika digunakan untuk menghias kebatilan atau
mencampuradukkan yang benar dengan yang batil sehingga kebenaran menjadi samar.*
Larangan Meramal Nasib
1- Mendatangi dengan membenarkan tukang ramal dalam segala hal dengan keyakinan bahwa tukang ramal itu
mengetahuinya dengan sendirinya, bukan setan yang mengabarkan, seperti ini dihukumi kafir (keluar dari Islam).
Karena mengetahui hal ghaib secara khusus hanya Allah yang tahu. Allah Ta’ala berfirman,
َّ‫ل يَ ْعلَ ُم َها ِإلَّ ُه َو‬ َِّ ‫ح ْالغَ ْي‬
َّ َ ‫ب‬ َُّ ِ‫َو ِع ْندََّهُ َمفَات‬
”Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri” (QS. Al
An’am: 59).
Begitu pula dalam ayat lainnya disebutkan,
ُ‫ّللا‬ ََّ ‫ض ْالغَي‬
َّ َّ‫ْب ِإل‬ َّ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬َِّ ‫ن فِي الس َم َاوا‬ َّْ ‫ل يَ ْعلَ َُّم َم‬
َّ َ ‫ل‬ َّْ ُ‫ق‬
“Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah. ” (QS. An
Naml: 65).
Al Munawi berkata, “Jika meyakini bahwa tukang ramal mengetahui perkara ghaib (dengan sendirinya), maka ia kafir.
Jika keyakinannya bahwa jin yang menyampaikan berita padanya dari berita malaikat dan ilham yang diperoleh seperti
itu, lantas dibenarkan, ini tidak sampai kafir.”
Larangan Meramal Nasib
2- Mendatangi tukang ramal dengan keyakinan bahwa tukang ramal tersebut mendapatkan
ramalan dari setan sehingga mengetahui ada barang yang hilang, terjatuh, maka seperti ini ada
dua hukuman:
a- Tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari, sebagaimana disebutkan dalam hadits,
ََّ ‫لَةَّ أ َ ْربَ ِع‬
ً‫ين لَ ْيلَ َّة‬ َّْ َ‫ش ْىءَّ لَ َّْم ت ُ ْقب‬
َ ُ‫ل لَ َّه‬
َّ ‫ص‬ َ ُ‫سأَلَ َّه‬
َّْ ‫ع‬
َ ‫ن‬ َ ‫ن أَتَى‬
َ َ‫عرافًا ف‬ َّْ ‫َم‬
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” (HR.
Muslim no. 2230, dari Shofiyah, dari beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).
MAKSUD TIDAK DITERIMA SHALATNYA SELAMA 40 HARI DIJELASKAN OLEH IMAM NAWAWI: “ADAPUN
MAKSUD TIDAK DITERIMA SHALATNYA ADALAH ORANG TERSEBUT TIDAK MENDAPATKAN PAHALA.
NAMUN SHALAT YANG IA LAKUKAN TETAP DIANGGAP DAPAT MENGGUGURKAN KEWAJIBAN SHALATNYA
DAN IA TIDAK BUTUH UNTUK MENGULANGI SHALATNYA.” (SYARH SHAHIH MUSLIM, 14: 227)
Larangan Meramal Nasib
b- Kufur terhadap apa yang telah diturunkan pada Muhammad, yang dimaksud adalah kufur ashgor. Disebutkan dalam
hadits,
َّ‫علَى ُم َحمد‬ ََّ ‫ل فَقَ َّْد َكفَ ََّر ِب َما أ ُ ْن َِّز‬
َ ‫ل‬ َُّ ‫صدقَ َّهُ ِب َما يَقُو‬ َ َ‫عرافَّا ً ف‬ َ ‫ن أَتَى َكا ِهنَّا ً أ َ َّْو‬
َّْ ‫َم‬
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al
Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad no. 9532. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa
hadits ini hasan)
3- Mendatangi tukang ramal, namun tidak membenarkan, termasuk pula cuma sekedar membaca ramalan bintang,
namun tidak membenarkan. Seperti ini dihukumi haram untuk tujuan saddudz dzaro-i’, yaitu agar tidak terjerumus
pada keharaman yang lebih parah.
Dalil terlarangnya dari hadits Mu’awiyah bin Al Hakam As Sulamiy, ia berkata,
» ‫لَ تَأ ْ ِت ِه َّْم‬َّ َ‫ل « ف‬ ََّ ‫ قَا‬.‫ان‬ََّ ‫ون ْال ُكه‬ ََّ ُ ‫لً يَأْت‬َّ ‫َو ِإنَّ ِمنا ِر َجا‬
“Di antara kami ada yang mendatangi para tukang ramal”. Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata, “Jangan
datang tukang ramal tersebut.” (HR. Muslim no. 537).
Larangan Meramal Nasib
4- Mendatangi tukang ramal untuk bertanya dengan maksud mengujinya dan
ingin mengetahui ramalan yang ia lakukan, orang yang mendatangi ini bisa
mengungkap kedustaannya. Seperti ini boleh karena ada maslahat yang besar
dan tidak membahayakan akidah.*
Hukum Membaca Ramalan Bintang, Zodiak dan Shio
Syaikh Sholih Alu Syaikh –hafizhohullah– mengatakan, “Jika seseorang
membaca halaman suatu koran yang berisi zodiak yang sesuai dengan tanggal
kelahirannya atau zodiak yang ia cocoki, maka ini layaknya seperti mendatangi
dukun. Akibatnya cuma sekedar membaca semacam ini adalah tidak diterima
shalatnya selama empat puluh hari. Sedangkan apabila seseorang sampai
membenarkan ramalan dalam zodiak tersebut, maka ia berarti telah kufur
terhadap Al Qur’an yang telah diturunkan pada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.” (Lihat At Tamhid Lisyarh Kitabit Tauhid oleh Syaikh Sholih Alu
Syaikh pada Bab “Maa Jaa-a fii Tanjim”, hal. 349)
Hukum Membaca Ramalan Bintang, Zodiak dan Shio
Intinya, ada dua rincian hukum dalam masalah ini.
Pertama: Apabila cuma sekedar membaca zodiak atau ramalan bintang, walaupun tidak mempercayai
ramalan tersebut atau tidak membenarkannya, maka itu tetap haram. Akibat perbuatan ini, shalatnya
tidak diterima selama 40 hari.
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
َْ ‫صَلَةْ أَربَ ِع‬
‫ين لَيلَ ْةا‬ َ ُ‫سأَلَ ْهُ َعنْ شَىءْ لَمْ تُقبَلْ لَ ْه‬
َ َ‫َمنْ أَتَى َع َّرافاا ف‬
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” (HR.
Muslim no. 2230).
Maksud tidak diterima shalatnya selama 40 hari dijelaskan oleh An Nawawi: “Adapun maksud tidak
diterima shalatnya adalah orang tersebut tidak mendapatkan pahala. Namun shalat yang ia lakukan
tetap dianggap dapat menggugurkan kewajiban shalatnya dan ia tidak butuh untuk mengulangi
shalatnya.” (Syarh Muslim, 14: 227)
Hukum Membaca Ramalan Bintang, Zodiak dan Shio
Kedua: Apabila sampai membenarkan atau meyakini ramalan tersebut, maka dianggap
telah mengkufuri Al-Qur’an yang menyatakan hanya di sisi Allah pengetahuan ilmu ghoib.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ‫علَى ُم َح َّمد‬ َْ ‫ل فَْقَدْ َكفَ َْر بِ َما أُن ِز‬
َ ‫ل‬ ُْ ‫ص َّدقَ ْهُ بِ َما يَقُو‬ َ ْ‫َمنْ أَتَى َكا ِهنْا ا أَو‬
َ َ‫ع َّرافْا ا ف‬
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka
ia berarti telah kufur pada Al Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad
no. 9532, hasan)
Namun jika seseorang membaca ramalan tadi untuk membantah dan membongkar
kedustaannya, semacam ini termasuk yang diperintahkan bahkan dapat dinilai wajib. (Al
Qoulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, 1: 330)
Nasehat
Syaikh Sholih Alu Syaikh memberi nasehat, “Kita wajib mengingkari setiap orang yang membaca
ramalan bintang semacam itu dan kita nasehati agar jangan ia sampai terjerumus dalam dosa.
Hendaklah kita melarangnya untuk memasukkan majalah-majalah yang berisi ramalan bintang ke
dalam rumah karena ini sama saja memasukkan tukang ramal ke dalam rumah. Perbuatan
semacam ini termasuk dosa besar (al kabair) –wal ‘iyadzu billah-. …
Oleh karena itu, wajib bagi setiap penuntut ilmu agar mengingatkan manusia mengenai akibat
negatif membaca ramalan bintang. Hendaklah ia menyampaikannya dalam setiap perkataannya,
ketika selesai shalat lima waktu, dan dalam khutbah jum’at. Karena ini adalah bencana bagi umat.
Namun masih sangat sedikit yang mengingkari dan memberi peringatan terhadap kekeliruan
semacam ini.”
(Lihat At Tamhid Lisyarh Kitabit Tauhid, hal. 349)
Kandungan Bab 25 Kitab Tauhid
1. Sesungguhnya 'Iyafah, Tharq, dan Thiyarah termasuk Jibt.
2. Tafsir 'Iyafah, Tharq, dan Thiyarah
3. Sesungguhnya ilmu Nujum (Astrologi) adalah jenis dari sihir
4. Salah satu contoh sihir adalah membuat buhulan lalu meniup-niupnya.
5. Namimah (adu domba) merupakan salah satu bentuk sihir, karena seperti yang dilakukan tukang
sihir, yaitu merusak dan memecah belah hubungan manusia, tetapi tidak seperti tukang sihir
hukumnya (tidak kafir dan tidak mendapatkan had yang sama seperti tukang sihir).
6. Salah satu macam sihir adalah penggunaan sastra yang indah.
Penggunaan sastra yang indah yang menjadi salah satu macam sihir adalah ketika digunakan
menghias kebatilan dan mengkritik kebenaran. Adapun jika digunakan untuk menghias kebenaran,
menguatkannya, dan menyingkirkan kebatilan, maka hal ini terpuji.
BAB 26
PERDUKUNAN DALAM
TIMBANGAN SYARIAT

UNIT PEMBINAAN AKHLAK Disampaikan oleh:


PEGAWAI & PELANGGAN SELURUH KONSULTAN
PAP2 DIVISI AKADEMIK KEISLAMAN BINTANG PELAJAR

konsulislam@bintangpelajar.com 0838 5752 4591


Devinisi Perdukunan
Masyarakat arab sangat akrab dengan perdukunan sejak dahulu, dalam bahasa arab perdukunan disebut
dengan KAHANAH (‫ )كهانة‬adapun pelakunya disebut “KAAHIN” (‫)كاهن‬, sejak dahulu para KAAHIN/ dukun menjadi tempat
berkonsultasi tentang berbagai urusan yang unlogic di tengah mereka, sebab perkara yang dapat mereka nalar
dengan logika dan perhitungan matematis tidak mereka kategorikan dengan “KAHANAH”/PERDUKUNAN. Eksistensi
mereka dianggap sangat penting sebab mereka diyakini mampu mengetahui berbagai masalah baik yang telah terjadi
bahkan yang akan terjadi dengan dukungan para syaitan yang memberi kabar-kabar yang mereka curi dari langit.
PERTANYAAN
Apakah perkiraan/ramalan cuaca yang akan terjadi dianggap sebagai perdukunan/kahanah?
JAWABAN: Bukan termasuk KAHANAH, sebab perkiraan ini berdasarkan perhitungan matematis dan penelitian ilmiah
dengan membaca pola/indikator perubahan cuaca yang terjadi di alam semesta sepanjang tahunnya.
Ciri Dukun
Berikut ini beberapa ciri dukun, sehingga dengan mengetahui ciri-ciri tersebut, hendaknya kita
berhati-hati bila kita dapati ciri-ciri tersebut ada pada seseorang walaupun dia mengaku hanya
sebagai tukang pijat bahkan kyai. Di antara ciri tersebut menurut Syaikh Wahid Abdussalam Bali :

1. Dukun biasanya akan menanyakan nama pasien dan nama ibunya (biasanya ditanyakan pula
weton/hari kelahiran lengkap dengan pasarannya contoh Jum’at Kliwon, atau Kamis Wage dll-
pent).
2. Dukun biasanya meminta benda yang mengandung jejak pasien seperti pecinya, sapu tangan dll
3. Terkadang dukun meminta jenis hewan dengan kriteria tertentu (kalau di jawa biasanya ayam
cemani yaitu ayam dengan warna kulit serba hitam) untuk disembelih dengan tanpa menyebut
nama Allah. Kadang darahnya dilumurkan pada bagian tubuh yang sakit, atau kadang dibuang
dilokasi tertentu.
4. Dukun biasanya menulis rajah-rajah.
Ciri Dukun
5. Dukun biasanya membaca mantra atau rajah yang tidak difahami maknanya.
6. Dukun biasanya memberi pada pasien kantung berisi tulisan atau nomor-nomor atau
simbol-simbol tertentu.
7. Dukun biasanya memerintahkan pasien untuk menyendiri di kamar tertutup yang tidak
terkena sinar matahari dalam jangka waktu tertentu (bisa disebut patigeni).
8. Dukun biasanya meminta pasien agar tidak bersentuhan dengan air selama biasanya 40
hari. Ini menunjukkan bahwa jin yang dimintai tolon adalah dari jenis jin nasrani.
9. Dukun biasanya memberikan pada pasien benda tertentu yang harus ditanam di dalam
tanah.
10. Dukun biasanya memberikan pasien kertas untuk dibakar sebagai wewangian
11. Dukun biasanya berkomat-kamit membaca japa mantra yang tidak difahami maknanya
Dukun Zaman Dulu VS Sekarang
Perdukunan zaman dahulu, lebih banyak beroperasi di daerah pedalaman yang minim ilmu pengetahuan
serta kurangnya pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Umumnya masyarakat yang mendatangi dukun
adalah golongan yang tidak berilmu dan bertempat tinggal jauh dari pusat pelayanan kesehatan medis
atau kurangnya biaya untuk berobat ke pusat kesehatan. Tujuan mendatangi dukun terbatas pada urusan
tertentu saja, seperti berobat atau minta ilmu tangkal dan pelet.
Dukun pada zaman dulu amat mudah dikenal oleh masyarakat melalui penampilannya secara fisik atau
zhahir. Mereka tidak telalu antusias untuk mendapatkan harta dari para pasiennya. Pemberian atau
imbalan yang mereka terima sangat sederhana. Bahkan kadangkala hanya menerima sebatang rokok atau
uang sekedarnya tanpa ada tarif tertentu.
Dukun zaman dulu tidak menjadikan profesi perdukunan sebagai sumber mata pencarian atau penghasilan
pokok untuk biaya kehidupan sehari-hari. Disamping itu, mereka sangat memperhatikan norma-norma
adat dan nilai-nilai kesusilaan dalam praktek perdukunanya, dan tidak menyamar dalam prateknya sebagai
seorang yang shalih
Dukun Zaman Dulu VS Sekarang
Perdukunan zaman sekarang melakukan prakteknya di kota-kota besar, bahkan membuka pusat perdukunannya dengan
izin resmi. Ilmu perdukunan mereka didukung oleh ilmu pengetahuan modern. Para pasienya orang-orang yang
berpendidikan dan memiliki kemampuan ekonomi menengah ke atas. Tujuan mendatangi dukun tidak terbatas pada
urusan klasik, seperti urusan untuk berobat, akan tetapi lebih meluas lagi hingga ke dalam masalah profesi dan
pekerjaan yang sedang mereka geluti. Ada yang mendatangi dukun untuk mendongkrak kepopuleran, untuk menjadi lebih
cantik, agar menang dalam pilkada, agar bisa bertahan dalam posisi jabatan yang sedang dipegang, atau naik ke tingkat
yang lebih tinggi dan sebagainya.
Dukun zaman modern amat sulit untuk dikenal sebagai dukun secara fisik maupun zhahirnya, karena bernampilan rapi
dan mungkin menaiki kendaraan mewah serta berteman dengan orang-orang terpandang. Dalam prakteknya, dukun
zaman moderen menetapkan tarif tertentu, mungkin bisa mencapai jutaan rupiah. Perdukunan pada zaman moderen
menjadi sebuah profesi resmi, sebagai sumber mata pencaharian atau penghasilan pokok untuk biaya kehidupan sehari-
hari. Para dukun zaman moderen lebih gila dan lebih bejat, tidak lagi memperhatikan norma-norma adat dan nilai-nilai
kesusilaan dalam praktek perdukunanya. Mereka kadangkala mencabuli para pasiennya, bahkan mungkin meminta untuk
mensetubuhi isteri pasiennya sampai menikahi gadis-gadis tanpa batas. Disamping itu, dalam prakteknya mereka
menyamar sebagai seorang yang shâlih, dan mungkin mengaku sebagai seorang wali, habib atau mengaku keturunan
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hukum Perdukunan
Hukum perdukunan HARAM dalam pandangan syari’at , dimana pelakunya dihukumi KAFIR KELUAR DARI
AGAMA, sebab seorang dukun/paranormal mengklaim mengetahui perkara Ghoib yang menjadi hak khusus Allah
Ta’ala, sebagaimana dalam firmannya :
َ‫ب َلُ َي ْع َلم َها إ َ ُل ه ُو‬ ْ َْ ََ َْ َ
ُ ِ ‫و ِعندهُ مفا ِتحُ الغي‬
ِ
” Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri” (QS. Al
An’am: 59).
Menyatakan diri mengetahui perkara ghoib sebagai bentuk pendustaan terhadap firman Allah diatas dan jatuh
dalam praktek-praktek kesyirikan bekerjasama dengan syaitan.
Pertanyaan
Apakah bekerjasama dengan jin dibolehkan dalam syariat?
Jawaban : BOLEH, tergantung dengan keadaannya, sebagaimana yang dijelaskan oleh syaikh Muhammad bin sholih
Utsaimin dalam kitabnya “Qoulul Mufid Ala Syarh Kitaabuttauhiid”
Hukum Perdukunan
Beliau menerangkan : boleh jadi jin membantu urusan manusia karena ada kemashlahatan dua
belah pihak, tapi boleh jadi jin membantu manusia atas dasar kecintaan mereka kepada manusia
karena Allah bukan untuk kemashlahatan mereka, tidak diragukan bahwa ada diantara bangsa jin yang
beriman dan baik keimanannya, mereka mencintai orang-orang yang beriman dari bangsa manusia
atas dasar keimanan mereka kepada Allah Ta’ala, namun ada di antara mereka yang membantu bahkan
menggoda manusia dalam perbuatan haram, seperti zina, LGBT, karena jin wanita terkadang dapat
jatuh cinta pada manusia juga sebaliknya, dan mereka dapat menikmati hubungan yang terjalin di
antara mereka, sebagaimana keterangan sebagian perukyah yang berdialog dengan jin yang
bersemayam di dalam tubuh manusia.
Pernah terjadi di masa Umar bin Khottob rodhiyallohu’anhu seorang wanita yang bersahabat
dengan jin muslim, suatu ketika para sahabat kehilangan Umar bin Khottob yang datang terlambat
pada suatu urusan, maka mereka mendatangi wanita tersebut dan bertanya tentang keberadaan Umar
Hukum Perdukunan
Maka wanita tersebut meminta bantuan sahabat jinnya untuk mencari tau
keberadaan Umar yang ternyata sedang menggembalakan unta-unta sedekah milik
kaum muslimin. Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah berpendapat bahwa manusia bekerja
sama dengan jin dalam tiga keadaan :
1. Bekerja sama dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala, seperti jin yang membantu
manusia untuk menyampaikan dakwahnya kepada yang lain, atau jin yang
mengambil ilmu agama dari manusia baik dengan cara mereka duduk di majlis
ilmunya atau dengan metode talaqqi, jika demikian keadaannya maka tidak
mengapa bekerjasama dengan jin
Hukum Perdukunan
2. Bekerjasama dalam perkara mubah, seperti manusia meminta
bantuan dalam urusan yang sifatnya mubah menurut syariat,
seperti kisah yang telah diangkat tentang Umar bin khottob, hukum
kerjasama seperti ini hukumnya boleh dengan syarat media/wasilah
yang digunakan juga mubah.

2. Bekerjasama dalam perkara yang diharamkan, maka dalam keadaan


seperti ini kerjasama antara jin dan manusia hukumnya haram
Hukum Perdukunan
Para ulama mengklasifikasi hukum perdukunan dalam empat keadaan :
1- Mendatangi dengan membenarkan tukang ramal dalam segala hal dengan
keyakinan bahwa tukang ramal itu mengetahuinya dengan sendirinya, bukan
setan yang mengabarkan, seperti ini dihukumi kafir (keluar dari Islam). Karena
mengetahui hal gaib secara khusus hanya Allah yang tahu,
Allah Ta’ala berfirman,
َ‫َوع ْن َده َُم َفاتح ُْال َغ ْيب َُل َُي ْع َلم َهاُإ َلُهُ ُو‬
ِ ِ ِ ِ
” Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri” (QS. Al An’am: 59)
Hukum Perdukunan
2- Mendatangi tukang ramal dengan keyakinan bahwa tukang ramal tersebut mendapatkan informasi dari setan
sehingga mengetahui ada barang yang hilang, terjatuh, maka seperti ini ada dua hukuman:
a- Tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari, sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas
َْ َ َ َْ َ ٌَ َ َ ْ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ ََ َ َ َ ََ ْ َ
َ‫منَأتىَعر افاَفسألهَعنَش ى ٍءَلمَتقبلَلهَصلةَأرب ِعينَليلة‬
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” (HR. Muslim no.
2230, dari Shofiyah, dari beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Maksud tidak diterima shalatnya selama 40 hari dijelaskan oleh Imam Nawawi rahimahulloh: “Adapun
maksud tidak diterima shalatnya adalah orang tersebut tidak mendapatkan pahala. Namun shalat yang ia lakukan
tetap dianggap dapat menggugurkan kewajiban shalatnya dan ia tidak butuh untuk mengulangi shalatnya.” (Syarh
Shahih Muslim, 14: 227)
Hukum Perdukunan
b- Kufur terhadap apa yang telah diturunkan pada Muhammad, yang dimaksud
adalah kufur ashgor. Disebutkan dalam hadits,
َ َ ََ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َْ َ ََ ْ َ
ُ‫ن أتى ك ِاهناُ أ ُو عرافاُ فصدقهُ ِبما يقولُ فق ُد كف ُر ِبما أن ِزلُ على محمد‬
ُ‫م‬
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka
ia berarti telah kufur pada Al Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad
no. 9532. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)
3- Mendatangi tukang ramal, namun tidak membenarkan, seperti ini dihukumi haram
untuk tujuan saddudz dzaro-i’, yaitu agar tidak terjerumus pada keharaman yang lebih
parah.
Dalil terlarangnya dari hadits Mu’awiyah bin Al Hakam As Sulamiy, ia berkata,
ْ َْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َْ َ َ َ َ
Hukum Perdukunan
4. Mendatangi tukang ramal untuk bertanya dengan maksud mengujinya dan ingin
mengetahui ramalan yang ia lakukan, orang yang mendatangi ini bisa mengungkap
kedustaannya. Seperti ini boleh karena ada maslahat yang besar dan tidak
membahayakan akidah.
Kandungan Bab Ke 26 Kitab Tauhid
1. Tidak dapat bertemu dalam diri seorang mukmin antara iman kepada Al Qur’an dengan
percaya kepada tukang ramal, dukun dan sejenisnya.
2. Pernyataan Rasul shallallhu’alaihiwasallam bahwa mempercayai ucapan dukun adalah kufur.
3. Ancaman bagi orang yang minta diramalkan.
4. Ancaman bagi orang yang minta di-tathayyur-kan.
5. Ancaman bagi orang yang minta disihirkan.
6. Ancaman bagi orang yang menulis huruf-huruf ‫[ أباجاد‬untuk mengetahui perkara gaib].
7. Perbedaan antara Kahin dan Arraf, [bahwa kahin/dukun ialah orang yang memberitahukan
tentang perkara-perkara yang akan terjadi di masa mendatang yang diperoleh dari syetan
penyadap berita di langit sedangkan ‘Arraf (tukang ramal) yaitu orang yang mengaku
mengetahui tentang suatu hal dengan menggunakan isyarat-isyarat untuk menunjukkan barang
curian, atau tempat barang hilang dan semacamnya. Sering disebut sebagai tukang ramal, ahli
nujum, peramal nasib dan sejenisnya]
BAB 27
TENTANG NUSYRAH

UNIT PEMBINAAN AKHLAK Disampaikan oleh:


PEGAWAI & PELANGGAN SELURUH KONSULTAN
PAP2 DIVISI AKADEMIK KEISLAMAN BINTANG PELAJAR

konsulislam@bintangpelajar.com 0838 5752 4591


MAKNA NUSYRAH
Ibnul Qayyim berkata:
“An-Nusyrah adalah menghilangkan sihir dari orang yang terkena sihir. Ada dua macamnya:
1. Menghilangkan sihir dengan sihir, ini termasuk amalan setan. Kepada makna inilah kita bawa
ucapan Hasan (Al-Bashri) bahwa orang yang mencoba menghilangkan sihir dan pasiennya
bertaqarub kepada setan dengan apa yang dikehendaki setan hingga hilang sihirnya.
‫ْر َهقاا‬
َ ْ‫ْم َنْال ِج ِِّنْفَزَ ادُو ُهم‬ َ ُ‫ْاْلن ِسْيَعُوذ‬
ِ ‫ونْ ِب ِر َجال‬ ِ ‫ْم َن‬
ِ ‫ْر َجال‬ َ ‫ََأَنَّهُْ َك‬
ِ ‫ان‬
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada
beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Al-Jin:
6)
2. Macam yang kedua: menghilangkan sihir dengan ruqyah dan dzikir-dzikir, obat-obat serta doa yang
mubah. Cara yang kedua ini dibolehkan.”
HAKIKAT NUSYRAH DAN TANDA-TANDA GANGGUAN JIN
• Dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam pernah ditanya tentang nusyrah, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
َ ‫شي‬
ِْ ‫ط‬
‫ان‬ َّ ‫ْمنْ َع َم ِلْال‬
ِ ‫• ُه َو‬
• “Nusyrah itu termasuk perbuatan setan” (HR. Ahmad (III/294), Abu Dawud (no. 3868)
Adapun diantara tanda-tanda gangguan jin adalah:
1. Berpaling atau lari (menjauh) yang ekstrim dari mendengar adzan atau mendengar (bacaan) Al-
Qur’an.
2. Pingsan, tidak sadar, kejang (kesurupan), atau jatuh saat dibacakan Al-Qur’an kepadanya.
3. Banyaknya melihat hal-hal yang menakutkan.
4. Menyendiri, menyepi atau perilaku-perilaku aneh.
5. Terkadang jin yang mengganggu tersebut bisa berbicara ketika dibacakan (Al-Qur’an) kepadanya.dll
JENIS-JENIS SIHIR
Di antara jenis-jenis sihir :
1. Sihir pemisah, yaitu memisahkan suami istri, misalnya: selalu benci melihat pasangan
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan
bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan
lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua
orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada
seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka
mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang
(suami) dengan isterinya. dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun,
kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak
memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah)
dengan sihir itu, Tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan
sihir, kalau mereka mengetahui. (Qs. Al Baqarah 2: 102).
JENIS-JENIS SIHIR
2. Sihir guna-guna (percintaan) atau pelet
‫الرقَى‬
ُّ ‫ن‬ ُْ ‫سلَّ َْم يَْقُو‬
َّْ ‫ل ِإ‬ َ ‫علَي ِْه َو‬ ْ ‫صلَّى‬
َ ُ‫للا‬ ِْ ‫ل‬
َ ‫للا‬ َْ ‫سو‬ ُ ‫س ِمع‬
ُ ‫تْ َر‬ َْ ‫عن ْهُ قَا‬
َ ‫ل‬ َ ُْ‫ي للا‬
َْ ‫ض‬
ِ ‫للا َر‬ ِْ ‫عب ِْد‬ َ ْ‫عن‬ َ
ْ‫َوالت َّ َمائِ َْم َوال ِت ِّ َولَ ْةَ ِشرك‬
Dari Abdullah, (Ibnu Mas’ud) ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya Ruqyah, Tamimah dan Tiwalah adalah syirik.” (HR. Ahmad dan Abu
Dawud).
Tiwalah adalah sesuatu yang dibuat dengan anggapan bahwa hal tersebut dapat
menjadikan seorang istri mencintai suaminya, atau seorang suami mencintai istrinya
(pelet).
JENIS-JENIS SIHIR
3. Sihir takhyil (‫( )تخييل‬hayalan)
Ahli-ahli sihir berkata: “Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu,
ataukah Kami yang akan melemparkan?” Musa menjawab: “Lemparkanlah (lebih dahulu)!” Maka
tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu
takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). Dan Kami wahyukan
kepada Musa: “Lemparkanlah tongkatmu!”. Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa
yang mereka sulapkan. karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka
kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-
ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. (Qs. Al A’raaf 7: 115-120).
4,. Sihir Birahi
JENIS-JENIS SIHIR
5. Sihir majnun (‫ )مجنون‬atau Khumul (‫ = خمول‬stres)
Dari Kharijah bin as Sholt dari pamannya, sesungguhnya ia (pamannya) datang kepada
Nabi untuk masuk islam, kemudian ia kembali pulang. Ketika melewati suatu kaum, di tengah-
tengah mereka terdapat seseorang gila dan diikat dengan besi, keluarganya berkata:
“Sesungguhnya kita ingin menyampaikan suatu berita bahwa temanmu (Muhammad) telah datang
dengan membawa berita (wahyu), apakah kalian memiliki sesuatu yang dapat mengobati?” maka
aku meruqyahnya dengan surat al Fatihah, sehingga ia sembuh lalu memberiku hadiah berupa 100
ekor kambing, kemudian aku datang kepada Nabi memberitakan hal ini kepadanya. Nabi bertanya:
“Apakah kamu membaca selain ini (al Fatihah) ?”, Aku berkata “tidak”. Nabi bersabda: “Ambilah 100
ekor kambing itu. Sungguh celaka apabila seorang makan dari ruqyah yang bathil (syirik), dan
sungguh beruntung engkau karena engkau makan dari ruqyah yang haq. (HR. Abu Dawud)
JENIS-JENIS SIHIR

4. Sihir Maridh (‫)مريض‬


ْ‫ع َذاب‬
َ ‫ْو‬
َ ‫ب‬ ‫ص‬
ْ ُ ‫ن‬ ‫ب‬
ِ ْ ُ
‫ان‬ َ
‫ط‬ ‫ي‬ َّ
‫ش‬ ‫ْال‬‫ي‬َ ‫ن‬
ِ ‫س‬
َّ ‫م‬
َ ْ‫ي‬ِّ ْ
‫ن‬
ِ َ ‫أ‬ُْ ‫ه‬َّ ‫ب‬ ‫ْر‬
َ ‫ى‬َٰ ‫د‬
َ ‫َا‬ ‫ن‬ ْ ‫ذ‬‫إ‬
ِ ْ ‫ُّوب‬
َ ‫ي‬َ ‫أ‬ْ‫َا‬ ‫ن‬ ‫د‬
َ ‫ب‬ ‫ع‬
َ ْ ‫ر‬ ُ
‫ك‬ ‫َواذ‬
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya:
“Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan
(penyakit)”” (Shad: 41)
HUKUM MENGGUNAKAN NUSYRAH
Hukumnya adalah haram berdasarkan sabda Nabi ‫ ﷺ‬,
ْ‫علَىْ ُم َح َّْمدْصلىْللاْعليه‬ َ ْ‫ فَقَدْ َكفَ َرْ ِب َماْأُن ِز َل‬،‫ص َّدقَهُْ ِب َماْيَقُو ُل‬َ َ‫ْف‬،‫ع َّرافاا‬َ ْ‫ْأَو‬،‫َمنْأَتَىْ َكا ِهناا‬
‫وسلم‬
Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun atau tukang ramal, kemudian
membenarkan apa yang dia katakana, maka dia telah mengingkari apa yang diturunkan
kepada Muhammad ‫( ﷺ‬HR. Ahmad)
ِ ‫ط‬
ْ‫انْ)ْرواهْأبو‬ َ ‫شي‬ َّ ‫ع َم ِلْال‬
َ ْ‫ْمن‬ ِ ‫ْ( ُه َو‬:ْ‫ْفَقَا َل‬،‫سح ِْر‬ ِّ ِ ‫ْح ُّلْال‬
ِ ‫ي‬ َ ‫ع ِنْالنُّش َر ِة‬
َ ‫ْو ِه‬ َ ‫يْﷺ‬ ُّ ‫س ِئ َلْالنَّ ِب‬
ُ
‫داود‬
Rasulullah ‫ ﷺ‬ditanya (oleh seseorang) tentang Nusyrah yaitu mengobati sihir dengan
sihir, beliau menjawab, “Itu termasuk perbuatan setan.” (HR. Abu Daud)
PENGOBATAN SIHIR
Ada dua bentuk:
Pertama: Pencegahan,
1. Berusaha melaksanakan kewajiban, menjauhi larangan, dan bertaubat dari setiap maksiat. Semua
aktivitas ini akan menjadi sebab Allah melindunginya. Nabi ‫ ﷺ‬pernah memberikan beberapa pesan
kepada Ibnu Abbas, diantaraya:
...ْ‫َّْللاْتَ ِجدهُْت ُ َجا َه َك‬
َ َّ ‫ْاحفَ ِظ‬،‫َّْللاْيَحفَظ َك‬
َ َّ ‫احفَ ِظ‬
“Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu jumpai Dia di hadapanmu…”
(HR. Ahmad 2669, Tirmidzi 2516, dan dishahihkan al-Albani)
2. Banyak membaca Alquran atau dzikir lainnya. Di antarannya adalah dzikir pagi petang dan dzikir
sebelum tidur. Jadikan aktivitas ini sebagai wirid harian. Orang yang rajin berdzikir, membaca
Alquran, hatinya akan senantiasa hidup. Lebih dari itu, Allah menjanjikan orang yang membaca dzikir
pagi-petang, dia akan mendapatkan perlindungan dari-Nya.
PENGOBATAN SIHIR
3. Makan tujuh kurma Madinah setiap pagi. Ini berdasarkan hadis dari Sa’ad bin Abi Waqqash
radhiyallahu ‘anhu, Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:
َْ ‫سمْ َحتَّى يُم ِس‬
‫ي‬ ُ ‫ لَمْ َي‬، ‫ح‬
ُ ُ‫ض َّرْه‬ َْ ‫ن ََل َبتَي َها ِح‬
ُْ ‫ين يُصْ ِب‬ َْ ‫سب َْع ت َ َم َراتْ ِم َّما َبي‬ َْ ‫َمنْ أ َ َك‬
َ ‫ل‬
“Siapa yang makan tujuh kurma dari daerah ini (Madinah) ketika pagi, maka tidak akan terkena
bahaya racun, sampai sore.” (HR. Muslim 2047).
Dalam riwayat lain, beliau ‫ ﷺ‬bersabda:
ْ‫اللَّي ِل‬
ْ ‫ك ال َيو َْم ِإلَى‬
َْ ‫َل ِسحرْ َذ ِل‬
َْ ‫ َو‬، ْ‫سم‬ ُ ‫ لَمْ َي‬، ‫ل َيومْ ت َ َم َراتْ َعج َوْة ا‬
ُْ ُ‫ض َّرْه‬ َّْ ‫ح ُك‬ َ ‫ن اص‬
َْ ‫ط َب‬ ِْ ‫َم‬
“Siapa yang sarapan dengan 7 kurma ajwah, maka racun dan sihir tidak akan
membahayakannya pada hari itu hingga malam hari.” (HR. Bukhari 5779 dan Muslim 2047).
PENGOBATAN SIHIR
Kedua: Pengobatan
Apabila terkena sihir, ada permasalahan akidah yang harus diperhatikan, di antaranya:
1. Ahli medis atau obat-obatan semuanya itu hanya sarana kesembuhan sedangkan yang benar-
benar menyembuhkan adalah Allah Azza wa Jalla seperti ucapan Nabi Ibrahim,
ُْ ‫فَإِذَا َم ِرض‬
ِْ ‫ت فَ ُه َْو يَش ِفي‬
‫ن‬
“Apabila aku sakit maka Dia (Allah) yang Menyembuhkanku.” (As-Syu’ara’: 80)
2. Tetap mengedepankan husnuzon kepada Allah, seperti membangun keyakinan bahwa setiap takdir
dan keputusan Allah (baik dan buruk) memiliki hikmah yang agung. Allah berfirman:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi pula kamu menyukai
sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-
Baqarah : 216)
PENGOBATAN SIHIR
3. Memakan 7 butir kurma ‘Ajwah (kurma Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)
setiap pagi,
4. Minum habbatus sauda’ (jintan hitam),
5. Dibekam, dan
6. Diruqyah (dibacakan ayat-ayat Al-Qur-an dan do’a-do’a dari Sunnah Rasulullah
(yang shahih), insya Allah, akan sembuh dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan hendaklah jangan tertipu dengan sebagian mereka yang berusaha
menutupi mantra-mantra syetan mereka dengan bacaan Al-Quran atau dengan
lafadz-lafadz bahasa arab. Karena ini adalah cara mereka untuk menipu konsumen.
PENDAPAT ULAMA TENTANG NUSYRAH
Para Ulama telah sepakat membolehkan ruqyah dengan tiga syarat,
1. Ruqyah itu dengan menggunakan firman Allah atau Asma’ dan Sifat-Nya atau
sabda Rasulullah
2. Ruqyah itu harus diucapkan dalam Bahasa Arab, diucapkan dengan makna yang
jelas dan dapat difahami maknanya.
3. Harus diyakini bahwa bukanlah zat ruqyah itu sendiri yang memberikan
pengaruh, tetapi yang memberikan pengaruh itu adalah kekuasaan Allah,
sedangkan ruqyah hanya merupakan salah satu sebab saja.
Tata Cara Ruqyah
1. Mengikhlaskan niat karena Allah saat membaca dan berdoa.
2. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga
membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada
dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan
dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.
3. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang
dibaca.
4. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang
berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai
dengan syariat.
Tata Cara Ruqyah
5. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah
ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan
yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang
yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As
Salam, 14/182).].
6. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah.
7. Mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan.
Tata Cara Ruqyah
8. Bagi orang yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang dikeluhkan seraya mengatakan ‫ بِس ِْم للا‬3 kali.
ُْ ‫ُْوْأ َحاذ‬
‫ِر‬ َ ‫اْأجد‬
ِ ‫ْمنْشَرْ َم‬ َ ِ‫عوذُْب‬
ِ ‫اهللْوْقُد َرتِ ِه‬ ُ ‫أ‬
“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dan aku takuti”.
Dalam riwayat lain disebutkan “Dalam setiap usapan”. Doa tersebut diulangi sampai tujuh kali.
Atau membaca :
‫ْوج ِعيْ َهذَا‬
َ ‫ُْمن‬ِ ‫اْأجد‬ ِ ‫ْللاْوْقُد َرتِ ِه‬
ِ ‫ْمنْشَرْ َم‬ َ َّ ِ‫عوذُْب‬
ِ‫عز َِة‬ ُ ‫بِس ِمْللاْأ‬
“Aku berlindung kepada keperkasaan Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dari rasa sakitku ini”
Apabila rasa sakit terdapat di seluruh tubuh, caranya dengan meniup dua telapak tangan dan mengusapkan ke wajah si sakit
dengan keduanya.
8. Bila penyakit terdapat di salah satu bagian tubuh, kepala, kaki atau tangan misalnya, maka dibacakan pada tempat
tersebut.
9. Apabila penyakit berada di sekujur badan, atau lokasinya tidak jelas, seperti gila, dada sempit atau keluhan pada mata,
maka cara mengobatinya dengan membacakan ruqyah di hadapan penderita.
KANDUNGAN BAB 27
1. Larangan melakukan nusyrah
2. Perbedaan antara nusyrah yang terlarang dan yang tidak terlarang
3. Wajibnya kita ikhtiar untuk mencari kesembuhan dengan cara yang
halal
4. Tidaklah penyakit ada kecuali pasti Allah telah menurunkan obatnya
5. Allah tidak menjadikan obat pada barang-barang yang terlarang
6. Mengetahui cara meruqyah yang syari.
BAB 28
HUKUM TATHAYUR

UNIT PEMBINAAN AKHLAK Disampaikan oleh:


PEGAWAI & PELANGGAN SELURUH KONSULTAN
PAP2 DIVISI AKADEMIK KEISLAMAN BINTANG PELAJAR

konsulislam@bintangpelajar.com 0838 5752 4591


Hakikat Tathayyur
Firman Allah Ta’ala,
‫ون‬ َ ‫ْولَ ِك َّنْأَكْث َ َر ُهم‬
َْ ‫َْلْيَعلَ ُم‬ َ ْ‫• أ َ ََلْ ِإنَّ َما‬
ِ َّ ‫طا ِئ ُر ُهمْ ِعن َد‬
َ ‫َّْللا‬
“Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah,
akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Qs. Al A’raaf: 131)
َ ُ‫طا ِئ ُر ُكمْ َمعَ ُكمْأ َ ِئنْذُ ِ ِّكرتُمْبَلْأَنْت ُمْقَومْ ُّمس ِرف‬
ْ‫ون‬ َ ْ‫• قَالُوا‬
"Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi
peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang
melampui batas.” (Qs. Yaasin: 19)
Penjelasan
➢ Tathayyur (‫ )تطير‬atau Thiyarah (‫ )طيرة‬artinya merasa sial dengan sesuatu.
➢ Oleh karena thiyarah atau tathayyur merupakan salah satu macam syirik yang bertentangan
dengan tauhid atau mengurangi kesempurnaan tauhid, maka penyusun (Syaikh Muhammad At
Tamimi) membuat bab tentangnya agar kita bersikap waspada terhadap perbuatan itu.
➢ Pada ayat pertama, Allah Ta’ala menerangkan tentang sikap Fir’aun dan kaumnya saat ditimpakan
musibah, mereka menyatakan, bahwa musibah itu karena Nabi Musa alaihis salam dan pengikutnya,
maka Allah membantah mereka, bahwa musibah yang menimpa mereka adalah karena takdir-Nya
yang Dia tetapkan untuk mereka disebabkan kekafiran mereka. Selanjutnya Allah menerangkan
keadaan mereka, bahwa kebanyakan mereka tidak mengetahui. Kalau sekiranya mereka mengetahui
dan memahami, tentu mereka tahu bahwa risalah yang dibawa Nabi Musa alaihis salam adalah
kebaikan, keberkahan, dan keberuntungan bagi mereka jika mereka mau beriman dan mengikutinya.
Penjelasan

Pada ayat kedua, Allah Subhanahu wa Ta’ala membantah mereka yang


mendustakan para utusan Allah yang Dia utus ke sebuah kampung, lalu
penduduknya mendapatkan musibah, kemudian mereka menyandarkan musibah
itu kepada para utusan Allah itu, maka Allah menerangkan, bahwa musibah yang
menimpa mereka itu karena mereka sendiri; karena kekafiran mereka, bukan
karena para utusan Allah itu. Padahal yang seharusnya mereka lakukan adalah
menerima nasihat para utusan Allah itu agar mereka selamat dari musibah itu,
akan tetapi mereka tetap terus bergelimang di atas maksiat sehingga mereka
ditimpa kemalangan dan musibah.
Kesimpulan

➢Tathayyur merupakan perbuatan orang-orang kafir.


➢Beriman kepada qada dan qadar Allah.
➢Di antara penyebab musibah adalah kekufuran dan kemaksiatan.
➢Celaan terhadap kebodohan yang menyebabkan seseorang tidak mengenal syirik,
sehingga terjatuh ke dalamnya.
➢Wajibnya menerima nasihat, karena menolak nasihat adalah sifat orang-orang kafir.
➢Apa yang dibawa rasul merupakan kebaikan dan keberkahan bagi mereka yang mau
mengikutinya.
Larangan Tathayyur

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi


wa sallam bersabda,
‫صفَ َْر‬ َ َ‫ْوَلَْ َها َمة‬،َ
َ َْ‫ْوَل‬ ِ َ‫ىْوَل‬
َ ‫ْطيَ َرة‬ َ َْ‫• َل‬
َ ‫عد َو‬
“Tidak ada Adwa, tidak ada Thiyarah, tidak ada Hamah, dan tidak ada
Shafar.” (Hr. Bukhari dan Muslim). Muslim menambahkan,
ُ ْ‫ْو ََل‬
ْ‫غو َل‬ َ ‫• َو ََلْنَو َء‬
“Tidak ada nau’ dan tidak ada ghul”.
Penjelasan

Adwa (‫ )عدوى‬maksudnya penyakit menular.


Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu alaihi wa sallam meniadakan
anggapan kaum Jahiliyyah yang beranggapan adanya penyakit yang
menular dengan sendirinya, tanpa takdir dari Allah Azza wa Jalla.
Tanya-Jawab
➢ Jika dikatakan, “Apakah ada pertentangan hadis tersebut dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang berbunyi,
َ َ ‫ن األ‬
ْ‫س ِد‬ ِْ ُ‫ن ال َمجذ‬
َْ ‫وم َك َما ت َ ِف ُّْر ِم‬ َْ ‫َو ِف َّْر ِم‬
“Dan larilah kamu dari orang yang terkena penyakit kusta sebagaimana kamu lari dari singa.” (HR. Bukhari)?
➢ Jawab, “Perintah menjauhkan diri dari orang yang terkena penyakit kusta dalam hadits di atas adalah
termasuk ke dalam kaidah Saddudz Dzara’i (pencegahan dari terjatuh ke dalam tindakan yang terlarang),
yakni agar seorang yang mendekati orang yang terkena penyakit kusta tidak beranggapan bahwa penyakit
tersebut bisa menular sendiri, akhirnya ia membenarkan anggapan kaum Jahiliyyah itu dan jatuh ke dalam
dosa, padahal tidak ada penyakit yang menular dengan sendirinya. Oleh karena itu, seseorang diperintahkan
menjauhi orang yang terkena penyakit kusta agar dalam hatinya tidak ada anggapan kaum Jahiliyyah, yaitu
bahwa penyakit bisa menular sendiri.” (Lihat pula Taisir Musthalah Hadits karya Dr. Mahmud Ath Thahhan
hal. 47).
Penjelasan

➢ Tentang thiyarah atau tathayyur sudah dijelaskan sebelumnya, yakni merasa sial dengan sesuatu,
baik dengan terbangnya burung, dengan nama, dengan lafaz, sosok seseorang, nomor sial atau
lainnya. Tidak boleh kita merasa sial dengan itu semua. Penggunaan kata “tidak ada” lebih kuat
daripada sekedar larangan.
➢ Adapun “Hamah,” (‫ )هامة‬maka maksudnya burung hantu yang dijadikan tanda kesialan atau
kemalangan oleh kaum Jahiliyyah saat mereka melihatnya.
➢ Sedangkan kata “Shafar” (‫ )صفر‬maksudnya sebuah penyakit dalam perut berupa cacing besar
seperti ular yang menimpa hewan ternak dan manusia, dimana orang-orang Jahiliyyah menganggap
bahwa penyakit tersebut dapat menular, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membatalkan
anggapan dan keyakinan ini.
Penjelasan

➢ Ada pula di antara ulama yang menafsirkan, bahwa maksud ‘Shafar’ dalam hadits tersebut
adalah bulan Shafar. kaum Jahiliyyah merasa sial dengan bulan Shafar, di mana mereka
mengatakan, bahwa bulan tersebut adalah bulan sial, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
membatalkan anggapan ini.
➢ Sedangkan maksud “tidak ada nau’” (‫ )نوء‬adalah membatalkan anggapan kaum Jahiliyyah
yang menganggap bahwa hujan turun karena bintang ini atau bintang itu, padahal hujan turun
karena ketetapan Allah.
➢ Adapun maksud “Tidak ada Ghul” (‫ )غول‬adalah pembatalan terhadap keyakinan kaum
Jahiliyyah adanya jin jenis tertentu (misalnya yang sebagian orang menyebutnya dengan
gendruwo) yang membuat manusia tersesat jalan dan binasa di tengah perjalanan mereka.
Kesimpulan

✓ Dilarang tathayyur/thiyarah (merasa sial dengan sesuatu).


✓ Tidak ada penyakit yang menular dengan sendirinya.
✓ Tidak boleh merasa sial dengan burung hantu dan bulan Shafar.
✓ Dilarang menisbatkan turunnya hujan kepada bintang.
✓ Tidak ada ghul
✓ Wajibnya bertawakkal kepada Allah Azza wa Jalla.
✓ Termasuk memurnikan tauhid adalah menjauhi sarana yang bisa mengantarkan kepada
perbuatan syirik.
✓ Membatalkan anggapan sebagian manusia yang merasa sial dengan warna, nomor, hari,
bulan, sosok seseorang, sosok seseorang, dsb.
BAB 29
ILMU NUJUM

UNIT PEMBINAAN AKHLAK Disampaikan oleh:


PEGAWAI & PELANGGAN SELURUH KONSULTAN
PAP2 DIVISI AKADEMIK KEISLAMAN BINTANG PELAJAR

konsulislam@bintangpelajar.com 0838 5752 4591


MUKADIMAH
Allah menciptakan segala sesuatunya dengan penuh hikmah dan
tidak sia-sia,
َ ‫أَفَ َح ِس ْبت ُ َّْم أَن َما َخلَ ْقنَا ُك َّْم‬
)115 :‫عبَثًا (المؤمنون‬
Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main
(tanpa ada maksud).
)191 :‫لً (آل عمران‬ ََّ ‫ََّربنَا َما َخلَ ْق‬
ِ َ‫ت هذَا ب‬
َّ ‫اط‬
Ya Rabb kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia.
MUKADIMAH
Dan semua ciptaan ini menjadi ujian bagi hambaNya apakah ia lulus
atau gagal,
‫سنُوا ِب ْال ُح ْسنَى‬
َ ‫ينَّ أ َ ْح‬ ََّ ‫ع ِملُوا َويَ ْج ِز‬
َ ‫ي ال ِذ‬ َ َ ‫ين أ‬
َ ‫سا ُءوا ِب َما‬ ََّ ‫ي ال ِذ‬
ََّ ‫ِليَ ْج ِز‬
“Supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat
terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik“ (An-Najm : 31).
Termasuk ciptaan Allah yaitu bintang-bintang di langit di mana
keberadaannya menjadi ujian bagi manusia. Maka pada kesempatan kali ini
‫ إن شاء هللا‬kita akan membahas tentang ilmu Nujum (Perbintangan).
MEMAHAMI TIGA HIKMAH DALAM PENCIPTAAN BINTANG-BINTANG
ْ‫ابْ َماْ َجا َءْ ِفيْالتَّن ِج ِيم‬ُ َ‫ب‬
ْ‫ْ ِزينَةا‬:ْ‫وم ِلث َ ََلث‬ َّ َ‫ َخلَق‬: ُ ‫ْقَا َلْقَتَا َدْة‬:ْ‫يحه‬
َْ ‫َّْللاُْ َه ِذ ِهْالنُّ ُج‬ ِ ‫ص ِح‬
َ ْ‫يْ ِفي‬ ِ ‫قَا َلْالبُخ‬
ِّ ‫َار‬
ْ،َ‫طأ‬َ ‫ْفَ َمنْتَأ َ َّو َلْفِي َهاْغَي َرْْذَ ِل َكْأَخ‬.‫ع ََل َماتْيُهت ََْدىْ ِب َها‬ َ ‫ْو‬،
َ ‫ين‬ ِ ‫اط‬
ِ َ ‫شي‬ َّ ‫ْو ُر ُجو اماْ ِلل‬
َ ‫اء‬ِ ‫س َم‬
َّ ‫لل‬
. ‫ْأهـ‬.‫اَْلْ ِعل َمْلَهُْبه‬ َ َّ‫ْوت َ َكل‬،ُ
َ ‫فْ َم‬ َ ‫َصيبَه‬ َ ‫ضا‬
ِ ‫ع ْن‬ َ َ ‫َوأ‬
Al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab Sahihnya, bahwa Qatadah berkata,
“Allah menciptakan bintang-bintang ini, untuk tiga hikmah, sebagai hiasan langit,
sebagai alat pelempar setan, dan sebagai tanda-tanda untuk petunjuk (arah dan
sebagainya). Karena itu, barang Siapa dalam masalah ini berpendapat selain
tersebut maka dia telah salah dan menyia-nyiakan bagiannya serta membebani
diri dengan hal yang di luar batas pengetahuannya.
MEMAHAMI TIGA HIKMAH DALAM PENCIPTAAN BINTANG-BINTANG
Penjelasan:*
Perkataan Qatadah di atas diambil dari firman Allah,
1. TANDA-TANDA PETUNJUK
َْ ‫َو َع َٰل َٰمتْ َو ِبالنَّج ِْم ُهمْ يَهتَدُو‬
**‫ن‬
“Dan (Dia menciptakan tanda-tanda (petunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang mereka mendapat
petunjuk.” (QS. An-Nahl: 16)
2. ALAT PELEMPAR SETAN
َّ ‫جو اما ِلِّل‬
ْ‫ش َٰي ِطي ِن‬ ُْ ‫ح َو َجعَل َٰن َها ُر‬ َ ‫س َم ۤا َْء ال ُّدنيَا بِ َم‬
َْ ‫صابِي‬ َّ ‫َولَقَدْ زَ يَّنَّا ال‬
“Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikannya (bintang-
bintang itu) sebagai alat-alat pelempar setan …” (QS. Al-Mulk: 5)
3. HIASAN LANGIT
َْ‫الس َم ۤا ْء ُب ُرو ًجْا َّو َ َّزي ّٰن َهْا ل ّٰلنظريْن‬
َّ ‫ف‬ ََْ َ َََ
ِ ِ ِ ِ ْ ِ ‫ولق ْد جعلنْا‬
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan gugusan bintang di langit dan menjadikannya terasa indah bagi
orang yang memandang(nya)” (QS. Al-Hijr: 16)
MEMAHAMI TIGA HIKMAH DALAM PENCIPTAAN BINTANG-BINTANG
Faedah:
1. Penjelasan tentang hikmah penciptaan bintang-bintang (sebagaimana ditunjukkan
oleh al-Qur’an).
2. Bantahan terhadap orang yang beranggapan bahwa bintang-bintang diciptakan
untuk tujuan-tujuan lain, selain yang Allah sebutkan di dalam al-Qur’an, seperti
anggapan bahwa bintang-bintang adalah sebagai petunjuk tentang kejadian-kejadian
di muka bumi.
3. Wajib kembali kepada al-Qu’ran dalam menjelaskan kebenaran dan kebatilan.
4. Barang Siapa mencari petunjuk selain dari al-Qur’an dan as-Sunah, maka dia tidak
akan mendapatkan kebenaran, dia sia-siakan waktunya dan meberat-beratkan diri
dalam sesuatu yang dia tidak punya kekuasaan untuk mencapainya.
HUKUM MEMPELAJARI ILMU PERBINTANGAN

ِ ‫صْفِْيْتَ َعلُّ ِمْال َمن‬


ْ‫َاز ِل‬ َ ‫ْ َذ َك َرهُْ َحربْ َعن ُه َم‬،‫عيَْينَةَْفِي ِه‬
َ ‫ْو َر َّخ‬،‫ا‬ ُ ‫ْولَمْيُ َر ِ ِّخص‬،
ُ ْ‫ْابن‬ ِ ‫َو َك ِرهَْقَتَا َدةُْتَ َعلُّ َمْ َمن‬
َ ‫َاز َلْالقَ َم ِر‬
. ‫اق‬ ُْ ‫ُْو ِإس َح‬ َ ‫أَح َمد‬
Abu Qatadah menyatakan makruh, sedang Ibnu Uyainah tidak membolehkan. Demikian disebutkan oleh
Harb dari mereka. Tetapi Imam Ahmad dan Ishaq memperbolehkan hal tersebut.
Penjelasan:
Syaikh Dr. Salih bin Fauzan al-Fauzan berkata, “Tujuan dibawakannya perkataan-perkataan para
ulama ini adalah untuk menjelaskan perselisihan para ulama tentang hukum mempelajari letak-letak bulan
yang dinamakan ilmu at-tas-yir ْ‫( التسيي‬astronomi) yang tujuan dari ilmu tersebut adalah untuk
mengetahui arah kiblat, waktu-waktu salat dan musim-musim.
Jika dalam masalah ini saja para ulama berbeda pendapat-padahal tidak ada bahayanya, (ulama
yang melarang hanyalah) menutup jalan agar tidak menyampaikan kepada sesuatu yang dilarang mereka
(para ulama) dari mempelajari ilmu at-ta’tsir ْ‫( التأثي‬astrologi) yang merupakan kesesatan dan terdapat
bahaya (tentunya mereka akan melarang lebih keras lagi).
HUKUM MEMPELAJARI ILMU PERBINTANGAN

Tambahan:
Ilmu nujum terbagi menjadi dua, dan penjelasan selengkapnya adalah
berikut:
Pertama, Ilmu ta’tsir (ْ‫ )تأثي‬yaitu berdalil dengan keadaan bintang-bintang atas
kejadian-kejadian yang terjadi. Maka ini batil karena mengaku bersekutu dengan
Allah dalam mengetahui yang ghaib, yang Allah Maha Esa dalam hal ini. Atau
membenarkan orang yang mengakui tersebut, maka ini bertentangan dengan
dalil tauhid, karena terdapat pengakuan yang batil, ketergantungan hati kepada
selain Allah, dan kerusakan akal, karena menempuh jalan yang batil serta
membenarkannya merupakan perusak akal dan agama.
HUKUM MEMPELAJARI ILMU PERBINTANGAN

Syaikh Salih al-Utsaimin menjelaskan bahwa ilmu ta’tsir memiliki tiga gambaran
(intinya) adalah:*
a. Meyakini bahwa bintang-bintang itu sendiri yang hanya memberi pengaruh (tanpa ada
keterlibatan dengan perbuatan Allah), maka ini adalah syirik besar.
b. Meyakini bahwa bintang-bitang itu sebagai penyebab tersingkapnya hal-hal ghoib
(ramalan nasib/zodiak) maka ini adalah kufur yang dapat mengeluarkan dari agama
Islam
c. Meyakini bahwa bintang-bintang itu sebagai penyebab terjadinya kebaikan atau
keburukan namun keyakinan ini muncul setelah kejadian entah baik atau buruk, maka
hal ini syirik kecil.
HUKUM MEMPELAJARI ILMU PERBINTANGAN

Kedua, ilmu tasyir (ْ‫ )تسيي‬yaitu berdalil dengan matahari, bulan dan bintang
untuk mengetahui kiblat, waktu-waktu salat dan petunjuk arah. Ini tidaklah
mengapa, bahkan sangat bermanfaat dan dianjurkan jika merupakan wasilah
untuk mengetahui waktu-waktu ibadah atau petunjuk arah.
Maka wajib membedakan antara yang dilarang oleh Allah dan
diharamkannya serta yang dibolehkan, dianjurkan, atau diwajibkan. Jenis
pertama yang bertentangan dengan tauhid, adapun yang kedua tidak.
HUKUM MEMPELAJARI ILMU PERBINTANGAN
Syaikh Salih Al-Ustaimin menjelaskan bahwa ilmu tas-yir ini terbagi menjadi dua bagian
yang intinya adalah ..
Pertama: ilmu perbintangan menjadi wasilah untuk kemaslahatan agama seperti kiblat, waktu-
waktu ibadah maka hal ini tergantung pada kondisi bahkan bisa menjadi wajib mempelajarinya.
Kedua, ilmu ini menjadi wasilah untuk kemasalahatan duniawi dan ini terbagi menjadi dua:
(a) Mengetahui arah, dan ini diperbolehkan, (b) Mengetahui musim-musim, sebagian ulama
membencinya dan yang lainnya membolehkannya, ulama yang membencinya karena
dikawatirkan bagi orang awam apabila melihat suatu bintang maka menganggap bintang itu
yang menjadikan hawa dingin atau panas, tiupan angin, dll. Dan ulama yang membolehkan
karena sebatas pengetahuan tentang musim, dan yang rajih (menurut Syaikh Salih) boleh
wallahua’lam
HUKUM MEMPELAJARI ILMU PERBINTANGAN
‫ ُمد ِم ُن‬: َ‫لون ال َجنهة‬
َ ‫ ( ث َ ََلثَةٌ ََل َيد ُخ‬:‫سله َم‬
َ ‫علَي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬
‫سو ُل ه‬ َ ‫َوعَن أ َ ِبي ُمو‬
ُ ‫ قَا َل َر‬:‫سى قَا َل‬
.‫يحه‬ َ ‫السح ِر) َر َوا ُه أَح َم ُد وابن ِحبهان ِفي‬
ِ ‫ص ِح‬ ِ ‫ق ِب‬ ٌ ‫ص ِد‬
َ ‫ َو ُم‬،‫الرح ِم‬ ِ َ‫ َوق‬،‫ال َخم ِر‬
‫اط ُع ه‬
Abu Musa (Abdullah bin Qais Hadhdhar) Al-Asy’ari mennuturkan, Rasulullah bersabda, “Tiga
jenis manusia yang tidak masuk surga, yaitu, pecandu khmar (minuman keras), orang yang
memutuskan hubungan kekeluargaan, dan orang yang mempercayai sihir.
Penjelasan:
Syaikh Muhammad bin Salih al-Utsaimin pernah berkata: “Sabda Nabi Muhammad, ‘Dan orang
yang membenarkan sihir’, bahwa inilah yang berkaitan dengan bab (tentang ilmu nujum) karena
ilmu nujum (astrologi) merupakan suatu jenis dari sihir, barang siapa membenarkannya maka
dia telah membenarkan satu jenis dari sihir. Yang dinamakan dengan membenarkannya (ilmu
nujum tadi) adalah membenarkan perkataaan para ahli nujum.
HUKUM MEMPELAJARI ILMU PERBINTANGAN

Jika ada ahli nujum yang berkata, ‘Akan terjadi demikian dan demikian’
kemudian ada orang yang membenarkannya maka orang itu tidak akan masuk
surga. Karena dia meyakini atau membenarkan ada yang mengetahui ilmu ghaib
selain Allah. Padahal Allah berfirman,
“Katakanlah (Muhammad): ‘Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang
mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah …” (QS. An-Naml: 65)
Adapun kalau membenarkan bahwa sihir itu memliki pengaruh (dengan izin
Allah) maka ini tidak masuk dalam ancaman hadis ini. Karena tidak diragukan
lagi bahwa sihir itu memiliki pengaruh”
HUKUM MEMPELAJARI ILMU PERBINTANGAN

Faedah:
1. Haramnya ilmu nujum (astrologi) dan termasuk dosa besar. Karena ilmu nujum
masuk dalam kategori sihir, dan orang yang membenarkannya tidak masuk
surga.
2. Diharamkan bagi kita mengkonsumsi khamr (segala yang memabukkan), dan
ancaman keras bagi orang yang mati dalam keadaan belum bertaubat darinya.
3. Wajibnya silaturahim (menyambung tali kekerabatan) dan haram memutuskan
tali kekerabatan.
4. Wajibnya mendustakan sihir dengan segala macamnya.
HUKUM MEMPELAJARI ILMU PERBINTANGAN
Perhatian!
Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahab (cucu dari
penulis kitab ini) berkata, “Sabda beliau: ‘Tiga golongan yang tidak akan masuk surga
…’ ini termasuk salah satu dari dalil-dalil yang berisi ancaman; yang para salaf tidak
suka untuk mentakwilnya (memberi artian lain). Mereka berkata, ‘Biarkan dalil-dalil itu
sebagaimana aslinya’. Barang Siapa mentakwilnya, dia berada dalam bahaya sebab
berkata atas nama Allah tanpa ilmu.
Adapun perkataan yang terbaik adalah: bahwa setiap perbuatan (dosa) yang
selain kesyirikan dan kekufuran (yang keduanya) mengeluarkan dari agama Islam maka
perbuatan dosa tersebut berada di bawah kehendak Allah. Jika Allah mengazabnya
dengan sebab(perbuatan) itu maka ia pasti terkena azab. Dan jika Dia mengampuninya
maka itu dengan sebab karunia, maaf dan rahmat dariNya.
KANDUNGAN BAB 29

1. Hikmah penciptaan bintang-bintang.


2. Bantahan terhadap orang yang berpendapat selain hal
tersebut.
3. Ada perbedaan pendapat di antara para ulama mengenai
masalah mempelajari letak-letak peredaran bulan.
4. Ancaman bagi orang yang mempercayai suatu sihir [yang di
antara jenisnya adalah ilmu nujum (astrilogi)] walaupun dia
mengetahui akan kebatilannya.
Semoga Allah ta’ala memberikan ilmu yang bermanfaat
‫ و يزْدي‬,‫ و َعليِّ ْم يِن َمايَْن َفعُ يِن‬,‫اللَّ ُه َّم انْ َف ْع يِن يِبَا َعلَّ ْمتَيِن‬
‫ِن يع ْل ًما‬
ْ َ ْ ْ َ
"Ya Allah, berilah manfaat kepadaku dengan apa-apa yang Engkau ajarkan kepadaku,
dan ajarkanlah aku apa-apa yang bermanfaat bagiku, Dan tambahkanlah ilmu
kepadaku.“(HR. at-Tirmidzi: 3599, dan Ibnu Majah: 251, 3833)

Dan dihindarkan dari ilmu yang tidak bermanfaat


‫ َو يم ْن َد ْع َوٍة ََل‬،‫س ََل تَ ْشبَ ُع‬
ٍ ‫ َويم ْن نَ ْف‬،‫ب ََل ََيْ َش ُع‬
ٍ ‫ ويم ْن قَ ْل‬,‫ك يم ْن يع ْل ٍم ََل يَْن َف ُع‬
َ َ ‫اللَّ ُه َّم إييِِّن أَعُوذُبي‬
ْ ْ
‫اب ََلَا‬
ُ ‫يُ ْستَ َج‬
"Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak
khusyu', jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan.“(HR.
Muslim:2722, an-Nasa'i VIII/260).
UNIT PEMBINAAN AKHLAK PEGAWAI & PELANGGAN (PAP2) 0822-1387-1866
konsulislam@bintangpelajar.com
DIVISI AKADEMIK
‫شكرا وجزاكم هللا خريا‬
SEMOGA ALLAH MEMBALAS ANDA SEKALIAN DENGAN KEBAIKAN

،‫َستَـ ْغ حف ُر َك‬
ْ ‫أ‬ ،‫ت‬َ ‫ن‬
ْ َ
‫أ‬ َّ
‫ل‬ ‫ح‬
‫إ‬ ‫ه‬
َ ‫ـ‬
َٰ‫ل‬‫ح‬
‫إ‬ ‫ل‬
َ ‫ن‬ْ َ‫أ‬ ‫د‬
ُ ‫ه‬
َ ‫ش‬
ْ َ
‫أ‬ ،‫ك‬َ ‫ح‬
‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ َّ
ْ َ َ ُ ‫ك الل‬
‫ِب‬‫و‬ ‫م‬
َّ ‫ه‬ َ َ‫ُس ْب َحان‬
‫ك‬َ ‫ب إحلَْي‬
ُ ‫َوأَتُـ ْو‬
Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan
bertaubat kepada-Mu. (HR. Tirmidzi 3/153.)
UNIT PEMBINAAN AKHLAK PEGAWAI & PELANGGAN (PAP2)
DIVISI AKADEMIK

konsulislam@bintangpelajar.com 0822-1387-1866

Anda mungkin juga menyukai