Anda di halaman 1dari 3

Nama : Taufiq

Nim : 2020510737

JIDAL (DEBAT) DALAM AL-QURAN

Pokok Bahasan:
Makna Jidal, Perbedaan antara Jidal dan Hiwar
al-Mujadilah 1

           
       
1. Sesungguhnya Allah telah mendengar Perkataan wanita yang mengajukan
gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada
Allah. dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya
Allah Maha mendengar lagi Maha melihat .

al-Kahfi 34
         
   
34. dan Dia mempunyai kekayaan besar, Maka ia berkata kepada kawannya
(yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari
pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat"

Dalam dua ayat ini terdapat dua kalimat yang memiliki makna yang sama
di satu sisi tapi hakikatnya berbeda dalam sisi yang lain yaitu “Tujadilu” (jadal)
dan “Tahawura/Yuhawiru” (Hiwar).
Syeikh Abu Laits As-Samarkandy dalam tafsirnya Bahr Al-Ulum
menjelaskan bahwa ayat ini diturunkan bekenaan dengan seorang wanita
bernama Khuwailah binti Tsa’labah yang dizhihar oleh suaminya. Wanita ini
mendesak Rasulullah. Saw agar ia tidak dibipisahkan dari suaminya.
Pembicaraan antara Rasululullah. Saw dengan Khuwailah yang memaksa
kehendak kepada rasulullah. Saw disebut dalam ayat ini sebagai jadal.
Kemudian setelah dibentak oleh Aisyah wanita bernama Khuwailah ini
berhenti mendesak rasulullah. Saw sehingga terjadilah pembicaraan di antara
keduanya untuk mendapatkan sebuah kesimpulan tanpa ada pemaksaan
kehendak dari satu pihak. Pembicaraan ini dalam ayat disebut sebagai hiwar.
Dengan demikian jelaslah persamaan dan perbedaan antara Jadal dan
Hiwar. Keduanya sama-sama pembicaraan antara dua pihak. Bedanya, jadal
mengandung unsur pemaksaan kehendak dan hiwar tidak ada unsur memaksa
kehendak.
Jidal dan Tabiat Manusia
al-Kahfi 54,
          
    
54. dan Sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini
bermacam-macam perumpamaan. dan manusia adalah makhluk yang paling banyak
membantah.

Syeikh Az-Zamakhasyari dalam Tafisir Al-Khasyaf menjelaskan:


‫ وانتصاب َج َداًل على‬.‫ خصومة ومماراة بالباطل‬،‫أَ ْك َث َر َش ْي ٍء َج َداًل أكثر األشياء التي يتأتى منها الجدل إن فصلتها واحدا بعد واحد‬
ِ
ٌ ِ‫يم ُمب‬
‫ين‬ ٌ ‫ ونحوه فَِإذا ُه َو َخص‬.‫ أن جدل اإلنسان أكثر من جدل كل شيء‬:‫ يعنى‬،‫التمييز‬
Maksudnya menusia memiliki banyak sekali buktuk jadalnya berupa
khusumah dan mamarah. Maka manusia itu paling banyak jadalnya sehingga
disebut sebagai makhluk yang jelas-jelas memiliki tabi’at suka bermujadalah.

Jidal Mazmum
al-Kahfi 56,
        
        
  
56. dan tidaklah Kami mengutus Rasul-rasul hanyalah sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan; tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan yang batil agar
dengan demikian mereka dapat melenyap kan yang hak, dan mereka menganggap ayat-ayat
Kami dan peringatan- peringatan terhadap mereka sebagai olok-olokan.

Menafsirkan ayat ini Ibnu Jauzi dalam Tafsir Zad Al-Masiir menjelaskan:
ِ ِ ُ ‫ أنهم ألزموه أن يأتي باآليات على أهوائهم لِي ْد ِح‬:‫وجدالُهم بالباطل‬
‫محمد صلى اهلل عليه وسلّم‬ َ ‫ضوا بِه ال‬
ّ ‫ليُْبطلوا ما جاء به‬:‫ْح َّق أي‬ ُ َ
Jidal bathi dari orang-orang kafir adalah memaksa rasulullah. Saw agar
dibawakan ayat-ayat yang sesuai dengna nafsu mereka dengan tujuan
menyalahkan al-Qur’an yang dibawa oleh Rasulullah. Saw.
Ayat ini menjelaskan jadal yang tercela yaitu jadal dengan metode bathil.

Jidal Mahmud
al-Nahl 125,
       
            
    
125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.
As-Syauqani ketika menafsirkan ayat ini dalam kitabnya Fath Al-Qadir
menjelaskan:
ِ ‫َة الْحس ن ِة لِ َك و ِن ال د‬
‫َّاعي ُم ِح َّقا‬ ِ َ ‫ بِ الطَّ ِر ِيق الَّتِي ِهي أَحس ن طُ ر ِق الْمج‬:‫ادلْهم بِ الَّتِي ِهي أَحس ن أَي‬
ِ َ ‫ وإِنَّم ا أَم ر س بحانَهُ بِالْمج‬،‫َة‬ ِ
ْ َ َ َ ‫ادل‬ َُ َ ْ ُ َ َ َ َ ‫ادل‬ َُ ُ َُْ َ ْ َُْ َ ْ ُ ‫َوج‬
‫اس ًدا‬ ُ ‫ص ُمهُ ُم ْب ِطاًل َوغَ َر‬
ِ َ‫ضهُ ف‬
ْ ‫ َو َكا َن َخ‬،‫يحا‬
ِ ُ‫ضه‬
ً ‫صح‬َ ُ ‫َوغَ َر‬
Bantahlah mereka dengan metode mujadalah yang terbaik karena posisi
seorang da’I berada dalam kebenaran dan tujuan benar sedangkan lawannya
berada dalam posisi bathil dengan maksud yang rusak/salah.
Ayat ini menjelaskan Jadal yang terpuji yaitu jadal dengan metode ahsan.
al-Ankabut 46

Aplikasi Jidal dalam al-Quran


al-A’raf 11 – 18
       
          
            
           
         
         
        
         
         
      
11. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian
Kami katakan kepada Para Malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", Maka merekapun
bersujud kecuali iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud.
12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu
aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api
sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah".
13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan
diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang hina".
14. iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya[529] sampai waktu mereka dibangkitkan".
15. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu Termasuk mereka yang diberi tangguh."
16. iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan
dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
18. Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir.
Sesungguhnya Barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar aku akan mengisi
neraka Jahannam dengan kamu semuanya".

Dalam merupakan gambaran dari aplikasi jadal yang dilakukan oleh Iblis
terhadap Allah. Swt ketika ia diusir dari Surga karena tidak mau bersujud
kepada Adam. As. Jadal yang Iblis yang diaplikasikan dalam ayat ini merukan
jadal mazmumah karena ia memaksa kehendak untuk mendapatkan sesuatu
dengan metode bathil.

Anda mungkin juga menyukai