Choirunnisa (2112909)
Kajian Surah Asy-Syura Ayat 42 :
“Akibat Kezaliman Membawa Kehancuran dalam Kehidupan”
َ ٌ َ َ ْ ُ َ َ ٰۤ ُ ّۗ َ ْ ْ َ ْ َ َّ َ َّ ْ ُ َ َ َّ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َّ َ َ َ ْ ُ ْ َ اْل
اب ا ِل ْي ٌم ض ِبغي ِر الحقِ اول ِٕىك لهم عذ
ِ انما الس ِبيل على ال ِذين يظ ِلمون الناس ويبغون ِفى ا ر
Artinya: Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada
manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu
mendapat siksa yang pedih. (Q.S. Asy-Syura:42)
Interpretasi Para Mufasir
Imam As-Sa’di mengatakan dalam Kitab Taisir al-Karim al-Rahman Fi Tafsir Kalam al-
Mannan bahwa tingkatan zalim adalah pelaku kezaliman itu sendiri. Mereka adalah orang-
orang yang berbuat zalim kepada sesama manusia. Pelaku kezaliman ada dua jenis, yakni
orang yang memulai kezaliman dan orang yang membalas kezaliman secara berlebihan.
Orang-orang inilah yang berhak mendapatkan siksa teramat pedih dari Allah Subhanahu wa
ta’ala.
Nilai-Nilai Pendidikan
1. Mendidik hamb-Nya agar senantiasa berbuat adil dan tidak berbuat zalim
2. Senantiasa beribadah dan taat kepada Allah
3. Mendidik menjadi hamba yang senantiasa memohon ampunan
4. Menjauhi perbuatan syirik, maksiat, dan sifat melampaui batas
Makna Zalim
ِ ْ َوضْ ُع ال َّش ْي ِء فِي َغي ِْر َمو:الظ ْل ُم
a. Secara bahasa, zalim adalah ض ِع ِه ُّ “Azh zhulmu artinya meletakkan
sesuatu bukan pada tempatnya”
b. Secara istilah, Al Asfahani mengatakan:“Zalim adalah meletakkan sesuatu bukan pada
posisinya yang tepat baginya, baik karena kurang maupun karena adanya tambahan, baik
karena tidak sesuai dari segi waktunya ataupun dari segi tempatnya” (Mufradat Allafzhil
Qur’an Al Asfahani 537, dinukil dari Mausu’ah Akhlaq Durarus Saniyyah).
Jenis-Jenis Perbuatan Zalim
Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Kezaliman terhadap hak Allah yaitu kesyirikan
2. Kezaliman terhadap hak hamba yaitu Jiwa, Harta, dan Kehormatan
Perbuatan Orang Zalim
1. Orang-orang yang membuat kebohongan. Allah berfirman yang artinya : Maka
barangsiapa mengada-adakan kebohongan terhadap Allah setelah itu, Maka mereka
itulah orang-orang zalim (Q.S. Ali-Imran:94)
2. Orang yang menzalimi dirinya sendiri. Allah berfirman yang artinya : “di antara hamba
Kami ada yang menzalimi dirinya sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan
dan diantara mereka ada (pula) yang berlomba berbuat kebaikan.” (QS. Fathir: 32)
RESUME KAJIAN AHAD, 18 SEPTEMBER 2022
Choirunnisa (2112909)
Kajian Surah An-Nisa Ayat 135 :
“Menelaah Larangan Memberikan Kesaksian Palsu dalam Perspektif Islam”
ُ ْ َ اْل ْ َ ُ ْ َ ٰٓ َ ّٰ ۤ ُ ْ َ ُ ُ ٰ َّ َ ٓ
ق َر ِب ْي َن ۚ ِا ْن َّيك ْن9 ال َد ْي ِن َوا9ِ ك ْم ا ِو ال َو9و َعلى ان ُف ِس9ْ ٰيا ُّي َها ال ِذ ْي َن ا َم ُن ْوا ك ْون ْوا ق َّو ِام ْي َن ِبال ِق ْس ِط ش َه َدا َء ِلل ِه َول
ّٰ َّ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ٓٗ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ٰٓ َ ْ ُ َّ َ َ ًّ َ ْ َ ْ ً َ ّٰ ُ َ ْ ٰ َ ۗ َ اَل
َ 9ك9َ الل َه
م ا9 9َ ان ِب ِان9ف9 وا9 9وا او تع ِرض99دلوا ۚ و ِان تل9ِ 9 وى ان تع9ه9 وا ال99م ا ف تت ِبع9 9 را فالله اولى ِب ِه99غ ِنيا او ف ِقي
َ ُ َ
ت ْع َمل ْو َن خ ِب ْي ًرا
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi
karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum
kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.
(QS. An-Nisa : 135 )
Interpretasi Mufasir
1. Dalam tafsir al-Wasit, Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan makna Qawwamina dan
Syuhada’. Qawwamina merupakan bentuk jamak dari bentuk mubalagoh lafadh
qaimun dan qawwamun. Bentuk mubalaghah berarti mendirikan sesuatu dengan
sempurna dan sebaik-baiknya. Sedangkan makna arti Syuhada’ bentuk jamak dari
Syahid, artinya adalah menunjukkan sifat bagi sosok yang berpegang teguh dengan
pendirian.
2. Dalam tafsiral-Jami’ li ahkam al-Qur’an, Imam Qurthubi menjelaskan, maksud dari
lafadh walidain, yaitu orang tua yang harus diperlakukan dengan adil.
3. Dalam tafsir Al-Munir ditegaskan mengenai surah An-Nisa ayat 135 bahwa
menunaikan atau memberikan kesaksian dengan benar dan jujur walaupun itu adalah
kesaksian yang memberatkan diri sendiri, kedua orang tua, atau kaum kerabat.
4. Menurut Mujahid, makna talwu ialah memalsukan dan mengubah kesaksian. Menurut
Mujahid, makna al-i'rad dalam kata tu’riduu artinya menyembunyikan kesaksian dan
enggan mengemukakannya.
Nilai-Nilai Pendidikan
1. Mendidik hambanya agar senantiasa berbuat adil dan jujur
2. Senantiasa mendidik hambanya agar tidak mengikuti hawa nafsu yang sesat
3. Menjauhi perbuatan nepotisme untuk mengutamakan keluarga dan kerabat
4. Mendidik agar selalu mawas diri dan menjadi orang yang bermaslahat
َّه ْم اَ ْجَر ُه ْم بِاَ ْح َس ِن َما َكانُ ْوا َي ْع َملُ ْو َن ۚ ِ من ع ِمل حِل
ُ صا ًا ِّم ْن ذَ َك ٍر اَْو اُْنثٰى َو ُه َو ُمْؤ م ٌن َفلَنُ ْحيَِينَّهٗ َحٰيوةً طَيِّبَةً َولَنَ ْج ِز َينَ َ َ َْ
Artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.
Interpretasi Para Mufasir
Di dalam tafsir Ibnu Katsir menyatakan bahwa yang disebut dengan Ḥayātan Ṭayyibatan
(kehidupan yang baik) ialah kehidupan yang mengandung semua segi kebahagiaan dari
berbagai aspeknya.
Yang dimaksud dengan amal saleh: (1) yang sesuai dengan petunjuk Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, (2) ikhlas karena Allah, (3) dibangun atas pondasi akidah yang benar.
Makna Hayatan Thayyibah : ketenangan jiwa dan hati serta tidak terpengaruh dengan adanya
yang mengganggu ketenangan hatinya, karena menjauhi kemaksiatan.
Nilai-Nilai Pendidikan
1. Mendidik menjadi hamba yang senang melaksanakan amal saleh
2. Senantiasa saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah
3. Mendidik agar senantiasa beriman kepada Allah dan memiliki akhlak mulia
4. Mendidik hambanya agar senantiasa mencari rida Allah dan rahmat-Nya
Makna Hayatan Thayyibah
Menurut ‘Ali bin Abi Talib yang dinamakan Ḥayātan Ṭayyibatan yaitu kehidupan yang
disertai qana‘ah (menerima dengan suka hati) terhadap pemberian. Sebagian mufasir yang
berpendapat bahwa balasan berupa Ḥayātan Ṭayyibatan diberikan di akhirat, yakni surga.
Ibnu Abbas dan sejumlah ahli tafsir mengartikan Ḥayātan Ṭayyibatan dengan rezeki halal
dan baik, kebahagiaan, qana’ah, manisnya taat, atau kecukupan dalam hidup. Kehidupan
yang baik adalah kehidupan yang semua orientasi kehidupnya hanya dilandaskan pada nilai-
nilai ketauhidan kepada Allah.
Menurut Al-Mawardi, Hayatan Thayyibah berkmakna: berimana dan taat, keberuntungan,
surga, kesehatan dan kecukupan dan ridho terhadap Qada. Terdapat tujuh kriteria untuk
memperoleh Hayatan Thayyibatan: rezeki yang halal, qama’ah, kebahagiaan, ketenangan,
ridho, syukur, dan sabar.
Cara mewujudkan Hayatan Thayyibatan dalam kehidupan: (1) mencari rezeki yang halal, (2)
menjauhi dosa, (3) memiliki sikap qana’ah, (4) senantiasa menolong agama Allah, (5)
mengerjakan amal saleh, (6) rajin bersyukur, (7) banyak berdzikir, (8) bertakwa dan
bertawakkal, (9) senantiasa meminta pertolongan kepada Allah.
RESUME KAJIAN AHAD, 09 OKTOBER 2022
Choirunnisa (2112909)
Kajian Surah Aż-Żāriyāt Ayat 49:
“Model Harmonisasi Keluarga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
Mewujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah War-raḥmah”