HIKMAHNYA
Yuhana, S.Ag
PENGERTIAN HUDUD
Hudud adalah bentuk jamak dari kata had yang berarti pembatas antara dua hal.
Adapun secara bahasa, arti had adalah pencegahan. Berbagai hukuman perbuatan maksiat dinamakan had karena
umumnya hukuman-hukuman tersebut dapat mencegah pelaku maksiat utuk kembali kepada kemaksiatan yang pernah ia
lakukan. Hukuman had merupakan media penjera pelaku maksiat hingga ia tidak mau mengulangi kemaksiatannya.
Sedangkan menurut istilah syar’i. Hudud adalah hukuman-hukuman tertentu yang telah ditetapkan allah sebagai sanksi
hukum terhadap palaku tindak kejahatan selain pembunuhan dan penganiayaan. Tujuan inti dari hudud yaitu
mewujudkan kemaslahatan manusia.
MACAM JARAIMUL HUDUD
Dalam istilah fikih berbagai tindak kejahatan yang diancam dengan hukuman had diistilahkan dengan
jaraimul hudud, macam jaraimul hudud yang senantiasa dikupas dalam berbagai referensi adalah:
a. Zina
b. Qadhaf (penuduh zina)
c. Mencuri
d. Meminum khamr
e. Murtad
f. Bughat (pemberontakan)
g. Hirabah (mengambil harta orang lain dengan kekerasan / ancaman senjata dan terkadang diikuti
dengan aksi pembunuhan)
Hukuman dalam had berbeda dengan hukuman dalam bentuk qisas, walaupun sebagian ada kesamaan
jenisnya. Karena had merupakan hak allah swt, sedangkan qisas adalah hak manusia sebagai hamba
allah swt. Had tidak bisa gugur jika pihak yang dirugikan memaafkan.
a. zina
• Pengertian zina
perbuatan dengan cara memasukkan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin
perempuan yang mendatangkan syahwat dan dilakukan oleh orang orang yang tidak terikat
hubungan pernikahan.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan
suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’ ayat 32)
Diantar hadis tentang keharaman zina yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud berikut :
ُث َّم: ت َ ّنِ ًد ِ أَنْ َت ْج َعل َ هَّلِل: َ ب أَ ْع َظ ُم ؟ َقال
ُ وه َُو َخ َل َق َك قُ ْل ا َّ ي
ِ الذ ْن ُّ َ أ، ِ سول َ هَّللاُ َيا َر: ت ُ قُ ْل: َ َقال
ْ أَن: َ ي ؟ َقال ٌّ َ ُث َّم أ: تُ َل َد َك ِمنْ أَ ْج ِل أَنْ َي ْط َع َم َم َع َك قُ ْل/ أَنْ َت ْق ُتل َ َو: َ ي ؟ َقال ٌّ َأ
ار َك َ حلِي َل َة
ِ ج َ ُت َزان َِي
Artinya :
Saya (Abdullah bin Mas’ud) bertanya; 'ya Rasullah, Dosa apa yang paling besar? '
Beliau menjawab: "engkau menjadikan tandingan bagi Allah padahal Dia-lah yang
menciptakanmu." 'kemudian apa? ' tanyaku. Beliau menjawab; "engkau membunuh
anakmu karena khawatir akan makan bersamamu." Lanjutku; 'kemudian apa? ' beliau
menjawab; "engkau berzina dengan istri tetanggamu.“ (H.R. Bukhari dan Muslim)
• Dasar Penetapan Hukum Zina
Ada 2 cara yang dijadikan dasar untuk menetapkan bahwa menurut syara’ seseorang telan berbuat
zina yaitu :
a. 4 orang saksi dengan syarat : semuanya laki-laki, adil, memberikan kesaksian yang sama
tentang tempat, waktu, dan cara melakukannya.
Firman allah swt.
ش ِه ُد ْوا َعلَ ْي ِه َّن أَ ْربَ َعةً ا ِم ْن ُك ْم َ َوالالَّتِي يَأْ تِ ْي َن ا ْلفَا ِح
َ شةٌ ِمنْ ِن
ْ سا ِء ُك ْم فَا
ْ َست
Artinya: dan (terharap) wanita yang mengerjakan perbuatan keji (berzina) hendaklah ada empat
orang saksi diantara kamu (yang menyaksiakannya)”. (QS. An-nisa’: 15)
Had zina dapat dijatuhkan terhadap pelakunya, jika telah terpenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a. Zina muhsan yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang sudah / pernah menikah seperti
suami, istri, duda, dan janda.
b. Zina ghairu muhsan yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang belum pernah menikah.
Note :
Ada satu bentuk lagi yaitu zina yang dilakukan oleh hamba sahaya namun ini sudah tidak ada
lagi karena sudah dihapuskan dalam islam.
• Macam-macam hukuman bagi pezina :
ِح ٍد ِّم ْن ُه َما ِم ۟ائَةَ َج ْل َد ٍة ۖ َواَل تَأْ ُخ ْذ ُكم بِ ِه َما َر ْأفَةٌ فِىnوا ُك َّل ٰ َو
۟ ٱجلِ ُد
ْ َٱل َّزانِيَةُ َوٱل َّزانِى ف
ش َه ْد َع َذابَ ُه َما طَٓائِفَةٌ ِّم َن ْ َاخ ِر ۖ َو ْلي
ِ ون بِٱهَّلل ِ َوٱ ْليَ ْو ِم ٱ ْل َء َ ُين ٱهَّلل ِ إِن ُكنتُ ْم تُ ْؤ ِمن
ِ ِد
َ ِٱ ْل ُم ْؤ ِمن
ين
"Pezina perempuan dan pezina laki-laki, dideralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan
janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama
(hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan)
hukum mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman." (Q.S. an-Nur /24:2)
Orang yang menuduh seorang berbuat zina maka hukuman di dunia adal didera sebanyak
80 kali.
ِ َك هُ ُم ْالف
َ ُاسق
)4( ون َ ِت ثُ َّم لَ ْم يَأْتُوا بِأَرْ بَ َع ِة ُشهَ َدا َء] فَاجْ لِ ُدوهُْم] ثَ َمان
َ ِين َج ْل َدةً َواَل تَ ْقبَلُوا لَهُْم] َشهَا َدةً أَبَ ًدا َوأُولَئ ِ صنَا َ ْون ْال ُمح َ • َوالَّ ِذ
َ ين يَرْ ُم
]6 – 4 : ) [النور5( ك َوأَصْ لَحُوا فَإِ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم َ إِاَّل الَّ ِذ
َ ِين تَابُوا ِم ْن بَ ْع ِد َذل
• “Dan orang-orang yang menuduh wanita baik-baik kemudian tidak mendatangkan empat
orang saksi, maka deralah mereka delapan puluh deraan dan jangan menerima kesaksian
mereka selamanya, karena mereka adalah orang-orang fasik. Kecuali orang-orang yang
bertaubat sesudah itu dan memperbaiki, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” An-Nur: 4-5.
• Syarat-syarat dikenakannya had qadzaf :
a. Orang tertuduh berzina adalah orang yang terpelihara,
b. Penuduh baligh, berakal, sehat, dan bukan orang tua si tertuduh,
c. Saksi dalam kasus qadzaf adalah dua orang laki-laki adil yang menyatakan bahwa
penuduh telah menuduh orang baik-baik berbuat zina atau pengakuan dari penuduh
sendiri.
• Syarat-syarat gugurnya had qadzaf :
a. penuduh dapat menghadirkan 4 orang saksi bahwa tertuduh benar-benar berbuat zina,
b. Dengan li’an (sumpah seorang suami atas nama Allah sebanyak 4 kali) jika suami
menuduh istri berzina dan tak mampu menghadirkan 4 orang saksi,
c. tertuduh memaafkan.
d. Adanya pengakuan dari tertuduh
• Hikmah qadzaf :
a. menjaga kehormatan diri seseorang di mata masyarakat,
b. menjaga keharmonisan pergaulan antara sesama anggota masyarakat,
c. agar si penuduh merasa jera dan sadar dari perbuatanya,
C. HUKUM MINUMAN KERAS DAN HIKMAH
DILARANGKANNYA
Allah berfirman:
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.(QS Al-Maidah :
90)
Rasulullah saw, bersabdah:
Artinya:
“apa pun yang banyak memabukan, maka sedikitnya pun haram”.(HR. Nasa’I dan Abu
Dawud)
• Had meminum minuman keras :
a. Jumhur ulama’ : dipukul 80 kali
b. Imam’ syafi’i, Abu Daud, dan ulama’ Dzahiriyyah : 40 kali cambuk, tetapi hakim boleh
menambahkan menjadi 80 kali.
• Bahaya mimuman keras
Secara umum, orang yang melakukan pencurian dikenakan had berupa potong tangan. Dasar hukumnya
adalah QS. Al-Maidah : 38.
Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan tingkatan potong tangan, sebagaimana sabdanya yang
diriwayatkan oleh Syafi’i, sebagai berikut urutannya :
a. Jika mencuri untuk pertama kali, dipotong tangan kanannya
e. Jika mencuri untuk kelima kalinya dan seterusnya, dihukum ta’zir dan dipenjara sampai bertaubat,
Bagi perampok yang bertaubat sebelum tertangkap, mereka lepas dari tuntutan hukum yang
berhubungan dengan Allah swt, tetapi harus mengganti barang-barang yang telah dirampas atau
diambil. Jika barang yang diambil telah habis, maka harus menggantinya. Jika taubatnya setelah
tertangkap maka tidak dapat mengubah hukamannya. Firman Allah swt. :
“Kecuali orang-orang yang Taubat (di antara mereka) sebelum kamu dapat
menguasai (menangkap) mereka; Maka Ketahuilah bahwasanya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah: 34)
• Hikmah Pengharaman Penyamun, perampok, dan perompak
a. seseorang tidak akan dengan mudah mengambil barang orang lain,
b. menghindarkan manusia dari sikap malas,
c. membuat jera
f. bughat
• Pengertian Bughat
orang-orang yang memberontak pemimpin Islam yang terpilih secara sah. Seorang dikatakan bughat
dan dikenai hukuman had apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : memiliki kekuatan, baik berupa
pengikut maupun senjata, memiliki alasan atas tindakan mereka keluar dari kepemimpinan imam yang
sah atau tindakan mereka menolak kewajiban, memiliki imam yang ditaati.
• Kaum muslim yang dikatakan buhgat apabila memenuhi syarat berikut:
b. Mereka menyatakan keluar dan tidak mau memenuhi kewajiban yang dibebankan
kepada mereka.
c. Memiliki alasan mengapa mereka keluar dari imam.
a. Mengirim utusan kepada mereka agar diketahui sebab-sebab pemberontakan, apabila
sebabnya karena ketidaktahuan dan keraguan mereka maka mereka harus diyakinkan.
b. Apabila tindakan pertama tidak berhasil, maka selanjutnya mereka harus dinasehati dan
diajak agar mau mentaati imam.
c. Jika usaha kedua tidak berhasil, maka usaha berikutnya memberi ultimatum atau ancaman
bahwa mereka akan diperangi.
tidak dihukumi kafir. Dan apabila bertaubat maka taubatnya diterima dan tidak boleh dibunuh.
Dan harta mreka tidak boleh disamakan ghanimah.
SYUKRAN.....