Anda di halaman 1dari 4

1

Kajian Kitab Al Kabair Di Masjid Umar bin Khotthob Semolowaru Utara


Oleh: Imanan
Dosa Besar Ke 3

SIHIR
Sihir termasuk dosa besar karena seorang tukang sihir pasti kufur kepada Alloh. Alloh
berfirman,
ِ ‫وٰل‬
ِ َّ ‫ـك َّن ا‬
‫الس ْحَـر‬ َ ‫لشٰيـطنْي َ َك َف ُر ْوا يُ َعلِّ ُمو َن الن‬
ِّ ‫َّاس‬ َ
".tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manmusia." (Al-
Baqarah: 102).
Setan yang terlaknat sama sekali tidak memiliki tujuan apapun dalam mengajarkan sihir
kepada manusia melainkan agar manusia membuat sekutu untuk Alloh. Alloh berfirman
mengabarkan tentang Harut dan Marut,

‫َح ٍد َحىَّت ٰ َي ُقواَل ۤ إِمَّنَا حَنْ ُن فِْتنَةٌ فَاَل تَ ْك ُف ْر َفيََت َعلَّ ُمو َن ِمْن ُه َما َما يُ َفِّرقُو َن بِِۦه‬ ِِ
َ ‫َو َما يُ َعلِّ َمان م ْن أ‬
‫َبنْي َ ٱلْ َم ْر ِء َو َز ْو ِج ِهۦ‬
"Keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sehingga mengatakan,
'Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.' Maka mereka
mempelajari dari kedua malaikat itu sesuatu yang dengan sihir itu, mereka dapat mencerai-
kan antara seorang (suami) dengan istrinya..."
Sampai Alloh berfirman,
ِ ‫ولََق ْد علِموا لَم ِن ٱ ْشَترىٰه ما لَهۥ ىِف ٱأْل‬
‫َخَر ِة ِم ْن َخ ٰلَ ٍق‬ ُ َُ َ َ ُْ َ َ
"Sungguh mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (Kitab Alloh) dengan
sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat.." (Al-Baqarah: 102).1
Kita menyaksikan banyak di antara orang-orang yang sesat masuk dalam ilmu sihir
dan mengira bahwa itu hanya haram saja, dan tidak menyadari bahwa sihir itu adalah suatu
kekufuran. Karena itu mereka masuk mempelajari as-Simiya` 2 dan bahkan melakukannya,
padahal itu murni sihir. Yang mengikat (perasaan) antara seorang suami dari istrinya adalah
sihir, begitu pula cinta dan benci kepadanya, dan hal-hal serupa yang berwujud kalimat-
kalimat yang tidak dikenal maknanya, kebanyakan adalah syirik dan kesesatan.
Hukum had atas orang yang melakukan sihir adalah dibunuh, karena sihir itu adalah kufur
ِ ‫السبع الْموبَِق‬
‫ات‬ ِ ِ
kepada Alloh, atau menyebabkan kekufuran. Nabi bersabda,
ْ ُ َ ْ َّ ‫”ا ْجتَنبُوا‬Jauhilah
tujuh (dosa) yang membinasakan” dan beliau menyebutkan salah satu di antara- nya adalah
sihir.
Maka hendaklah seorang hamba takut kepada Rabbnya, dan tidak masuk ke dalam sesuatu
yang dapat merugikan dunia dan akhirat(nya). Dan diriwayatkan dari Nabi bahwasanya
beliau bersabda,
2

ِ ‫السْي‬
َّ ِ‫ض ْربَةٌ ب‬ ِ َّ ‫ح ُّد‬
.‫ف‬ َ ‫الساح ِر‬ َ
"Hukuman bagi seorang tukang sihir adalah dipenggal dengan pedang."3
Akan tetapi yang benar bahwa hadits ini adalah dari perkataan Jundub (tidak marfu'
sampai Nabi ).
Dan Bajalah bin Abdah berkata,
ِ ‫اح ٍر وس‬
.‫احَر ٍة‬ ِ ٍ ِ ِِ ِ ِ
َ َ ‫ أَ ْن ا ْقُتلُ ْوا ُك َّل َس‬: ‫اب عُ َمَر َرض َي اهللُ َعْنهُ َقْب َل َم ْوته ب َسنَة‬
ُ َ‫أَتَانَا كت‬
"Surat Umar datang kepada kami setahun sebelum wafatnya; (yang isinya), 'Hendaklah kalian
membunuh setiap tukang sihir laki-laki dan tukang sihir perempuan'."4
Dan dari Abu Musa , dia berkata, bahwasanya Nabi bersabda,

ِّ ِ‫ِّق ب‬ ِ ِ ِ
.‫الس ْح ِر‬ ٌ ‫صد‬َ ‫ َو ُم‬،‫ َوقَاط ُع َرح ٍم‬،‫ ُم ْدم ُن مَخْ ٍر‬:َ‫ثَاَل ثَةٌ اَل يَ ْد ُخلُ ْو َن اجْلَنَّة‬
"Tiga orang yang tidak akan masuk surga: Pecandu minuman keras (khamar), orang yang
memutuskan tali silaturahim, dan orang yang membenarkan sihir." Diriwayatkan oleh Imam
Ahmad di dalam Musnadnya.5
Kemudian dari Ibnu Mas'ud , dengan sanad marfu',

.‫َّمائِ ُـم َوالت َِّولَةُ ِشْر ٌك‬


َ ‫اَ ُّلرقَى َوالت‬
"Jampi-jampi, tamimah, dan tiwalah itu adalah syirik."6 Diriwayat- kan oleh Ahmad dan Abu
Dawud.

ُ‫اَلت َِّولَة‬ dengan mengkasrahkan ta` dan memfathahkan wawu adalah salah satu jenis sihir yang
menyebabkan (bertambahnya) cinta seorang istri kepada suaminya.
ِ ‫اَلت‬ialah: biji-bijian (yang dikalungkan oleh orang-orang yang jahil pada diri mereka dan
ُ‫َّمْي َمة‬
pada anak-anak mereka, serta binatang ternak mereka, di mana mereka mengira bahwa itu
dapat) menolak penyakit 'ain.
Dan ketahuilah bahwa banyak di antara dosa-dosa besar, bahkan mayoritasnya kecuali
sedikit darinya, yang tidak diketahui oleh banyak orang dari umat ini bahwa ia haram, di
mana peringatan keras dan ancaman tidak sampai kepada dirinya. Maka pada orang yang
seperti ini terdapat rincian (hukum dan vonis); di mana ulama seharusnya tidak terburu-buru
(memvonis) terhadap orang yang tidak mengerti, akan tetapi bersikap lemah lembut
kepadanya dan mengajarkannya dari ilmu yang telah Alloh ajarkan kepada dirinya, terlebih
lagi apabila orang bersangkutan masih baru saja meninggalkan masa jahiliyah, di mana
(sebelumnya) dia tumbuh di negeri kufur yang jauh, lalu dia tertawan dan dibawa ke negeri
Islam, yang sebelumnya ia adalah orang Mongol atau orang Kurjil 7 yang musyrik yang tidak
mengenal Arab, yang dibeli oleh seorang amir dari Mongol, yang tidak memiliki ilmu dan
pemahaman. Maka dengan usaha yang keras; jika orang tersebut mengucapkan dua kalimat
syahadat, dan dia sendiri paham Bahasa Arab sehingga dia bisa memahamkannya makna dua
kalimat syahadat setelah beberapa hari dan malam, maka itu suatu yang bagus.
3

Kemudian, mungkin dia shalat dan boleh jadi tidak. Kadang pula dia mengajarkannya
al-Fatihah dalam waktu yang cukup panjang padahal yang mengajarkannya itu memiliki
Agama dalam batas tertentu. Jika gurunya tersebut adalah salah satu kopian dari dirinya
(maksudnya, sama-sama bodoh,), maka dari mana orang yang miskin (ilmu) ini akan
mengetahui syariat-syariat Islam dan dosa-dosa besar untuk bisa menjauhinya, lalu
kewajiban-kewajiban untuk dilaksanakannya? Jika dia diperkenalkan bahwa ini adalah dosa-
dosa besar yang membinasakan dan diberi peringatan terhadapnya, lalu diajarkan apa-apa
yang wajib dan dia pun meyakininya, maka dia adalah seorang yang berbahagia, dan itu
adalah langka.
Maka seyogyanya bagi seorang hamba untuk memanjatkan puji syukur kepada Alloh
atas segala anugerah keafiatan (pada dirinya).
Jika ada yang berkata, "Orang tersebut telah lalai karena tidak bertanya tentang apa
yang wajib atas dirinya."
Dapat dijawab, "Bahwa inilah yang ada di dalam benak kepalanya, dan orang bersangkutan
tidak merasakan bahwa bertanya kepada orang yang bisa mengajarkannya adalah suatu
kewajiban atas dirinya. Dan orang yang menginginkan agar Alloh tidak men- jadikan cahaya
untuk dirinya, maka dia tidak mendapatkan cahaya. Tidaklah seseorang berdosa kecuali
setelah dia mengetahui terlebih dahulu, dan setelah hujjah tegak atas dirinya, dan Alloh
Mahalembut atas hamba-hambaNya.
Alloh Ta’ala berfirman,

َ ‫َو َما ُكنَّا ُم َع ِّذبِنْي َ َحىّٰت َنْب َع‬


‫ث َر ُس ْواًل‬
Dan Kami tidak akan menyiksa (seserang), sehimngga Kami mengutus seorang rasul. (QS. Al
Isra’ : 15)
Dan (sebagai contoh) sejumlah pembesar sahabat berada di negeri Ethiopia, lalu kewajiban
dan keharaman (untuk sesuatu) turun kepada Nabi, namun keharaman tersebut tidak sampai
kepada mereka kecuali setelah beberapa bulan, maka dalam bulan-bulan teresebut mereka
dianggap memiliki alasan syar’i, karena tidak mengetahui hingga dalil sampai kepada
mereka. Maka setiap orang yang tidak mengetahui maka dia dianggap memiki alasan (udzur)
hingga dia mendengar dalil. Wallohu a’lam 8
Demikian kajian kitab al Kabair bab tentang Dosa-dosa besar ke 3, yaitu Shihir.
Semoga bermanfaat bisa mencerahkan.

_________________________
1. Tidak mampu untuk membunuhnya, lalu membunuhnya, atau bersaksi melawan sekelompok
kaum Mukminin dengan kesaksian dusta lalu kepala mereka dipenggal karena kesaksian yang
terlaknat tersebut."
Dan selengkapnya adalah sebagai berikut:
4

ِ َّ ‫ك سلَي ٰمن ۚ وما َك َفر سلَي ٰمن وٰل ِك َّن‬ ِ ِ َّ ‫واتَّبعوا ما َتْتلُوا‬
َ ‫الشٰيطنْي َ َك َف ُر ْوا يُ َعلِّ ُم ْو َن الن‬
‫َّاس‬ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ ْ ُ ‫الشٰيطنْي ُ َع ٰلى ُم ْل‬ َ ُْ َ َ
‫ت ۗ َو َما يُ َعلِّ ٰم ِن ِم ْن اَ َح ٍد َحىّٰت َي ُق ْواَل ۤ اِمَّنَا حَنْ ُن‬
َ ‫ت َو َم ُار ْو‬ َ ‫الس ْحَر َو َماۤ اُنْ ِز َل َعلَى الْ َملَ َكنْي ِ بِبَابِ َل َه ُار ْو‬ ِّ
‫ضاِّۤريْ َن بِِه ِم ْن اَ َح ٍد اِاَّل‬ ِِ ِ ِ ِ
َ ِ‫فْتنَةٌ فَاَل تَ ْك ُف ْر ۗ َفيََت َعلَّ ُم ْو َن مْن ُه َما َما يُ َفِّر ُق ْو َن بِه َبنْي َ الْ َم ْرء َو َز ْوجه ۗ َو َما ُه ْم ب‬
ِ

ۗ ‫ضُّر ُه ْم َواَل َيْن َفعُ ُه ْم ۗ َولََق ْد َعلِ ُم ْوا لَ َم ِن ا ْشَت ٰرىهُ َما لَهُ ىِف ااْل ٰ ِخَر ِة ِم ْن َخاَل ٍق‬ ِٰ ِ
ُ َ‫بِا ْذ ِن اللّه ۗ َو َيَت َعلَّ ُم ْو َن َما ي‬
‫اشَر ْوا بِِه اَْن ُف َس ُه ْم ۗ لَ ْو َكانُ ْوا َي ْعلَ ُم ْو َن‬
َ ‫س َم‬ ِ
َ ‫َولَبْئ‬
"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan
mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir,
hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada
manusia dan sesuatu yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut
dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sehingga
mengatakan, "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu). Sebab itu, janganlah kamu kafir.'
Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu sesuatu yang dengan sihir itu mereka
dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak
memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Alloh. Dan
mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat.
Sungguh mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (Kitab Alloh) dengan
sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual
dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 102).

ِ
2.
ُ‫( اَل ِّسـْيميَاء‬As-Simiya ) adalah sihir, bentuknya adalah menciptakan gambaran-gambaran ilusi
yang pada hakikatnya tidak punya wujud secara material.
3. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Kitab al-Hudud, Bab Ma Ja'a fi Hadd as-Sahir, no. 1460, dan
at-Tirmidzi berkata, 'Yang shahih dari Jundub adalah mauquf."
4. Diriwayatkan oleh Ahmad, 1/190.
5. Diriwayatkan oleh Ahmad, 4/399.
6. Diriwayatkan oleh Ahmad, 1/381; Abu Dawud, Kitab ath-Thibb, Bab Fi Ta'liq at-Tama`im,
no. 3883, dan Ibnlkbu Majah, Kitab ath-Thibb, Bab Ta'liq at-Tama`im, no. 3530.
7. Kurji adalah nisbat kepada negeri Kurj, yaitu daerah di Azerbaijan yang merupakan bagian
dari kekuasaan Romawi. Dan bangsa Kurj adalah suatu komunitas Nasrani. Al-Lubab, Ibnu
al-Atsir, 3/91.
8. Di dalam naskah asli disebutkan, “In sya Alloh”.

Anda mungkin juga menyukai