Anda di halaman 1dari 52

HIS SI 05.

2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H26 – DITIUPNYA SANGKAKALA

Termasuk beriman kepada Hari Akhir adalah beriman dengan akan ditiupnya Sangkakala. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya “Apa itu Sangkakala?”, maka beliau mengatakan,
“tanduk yang ditiup”. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’I, shahih). Beberapa ayat menunjukkan
bahwa Sangkakala akan ditiup dua kali, di antaranya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala,

‫ض اِاَّل َم ْن َش ۤا َء هّٰللا ُ ۗ ثُ َّم نُفِ َخ فِ ْي ِه اُ ْخ ٰرى‬


ِ ْ‫ت َو َم ْن فِى ااْل َر‬
ِ ‫ق َم ْن فِى السَّمٰ ٰو‬ َ َ‫َونُفِخَ فِى الصُّ وْ ِر ف‬
َ ‫ص ِع‬
َ‫فَا ِ َذا هُ ْم قِيَا ٌم يَّ ْنظُرُوْ ن‬
“Dan ditiuplah Sangkakala maka matilah siapa yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa yang
dikehendaki oleh Allah. Kemudian ditiup Sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri.
Menunggu” (QS. Az-Zumar:68)
Tiupan Sangkakala pertama dengannya meninggal semua yang ada di langit dan di bumi, kecuali
yang Allah kehendaki. Tiupan ini terjadi di hari Jum’at sebagaimana dalam shahih Muslim, dan setiap
hari Jum’at mereka senantiasa memasang telinga antara waktu shubuh sampai terbit matahari
karena takut bila ditiup Sangkakala pada hari tersebut (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan an_Nasa’i).
Bila terdengar, maka semua akan mencondongkan lehernya dan mengangkatnya. Dan yang pertama
kali mendengan adalah seorang laki-laki yang sedang memperbaiki penampungan air untuk minum
untanya. Maka diapun mati dan matilah semua manusia (HR. Muslim). Waktu tersebut sangat
singkat sehingga seseorang tidak akan sempat berwasiat dan tidak ada waktu kembali ke
keluarganya. Mereka meninggal di tempatnya masing-masing.

٤٩ َ‫ص ْي َحةً َّوا ِح َدةً تَْأ ُخ ُذهُ ْم َوهُ ْم يَ ِخصِّ ُموْ ن‬َ ‫َما يَ ْنظُرُوْ نَ اِاَّل‬
‫ً ٓاَل ىٰٓل‬
٥٠ ࣖ ‫اَ ْهل ِِه ْم َي ْر ِج ُع ْو َن‬ ‫ص َية َّو ِا‬ ِ ‫َفاَل َي ْستَ ِط ْي ُع ْو َن َت ْو‬
“Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika
mereka sedang bertengkar. Lalu mereka tidak kuasa membuat satu wasiat pun dan tidak pula dapat
kembali kepada keluarganya” (QS. Yasin:49-50)
Di dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwa ada sebagian yang sudah mengangkat makanan ke
mulutnya, namun tidak sempat memakannya karena sudah ditiup Sangkakala. Meninggallah seluruh
manusia dan kerjaan hari itu adalah milik Allah subhanahu wa ta’ala semata. Ketahuilah bahwa
malaikat yang akan meniup Sangkakala sekarang telah menaruh Sangkakala di mulutnya,
mengerutkan dahi, memasang telinganya, menunggu sewaktu-waktu diperintah oleh Allah ‘Azza wa
Jalla. (HR. At-Tirmidzi, shahih)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengabarkan para shahabat denmgan kabar ini,
beliau menyuruh para shahabat untuk mengatakan

‫َلى هللاِ تَ َو َّك ْلنَا‬


َ ‫َح ْسبُنَا هللاُ َونِ ْع َم ْال َو ِك ْي ُل ع‬
“HASBUNALLAAH WA NI’MAL WAKIL ALALLAAHI TAWAKKALNAA”
Cukuplah Allah bagi kita dan Dialah sebaik-baik wakil, hanya kepada Allah kita bertawakkal.

1
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H27 – TIUPAN SANGKAKALA YANG KEDUA

Setelah tiupan pertama dan meninggal semua manusia maka akan ditiup sangkakala untuk yang
kedua kalinya dan jarak antara dia tiupan adalah 40. Allahu a’lam, apakah 40 hari atau bulan atau 40
tahun.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di dalam hadits Abu Hurairah,

َ‫َما بَ ْينَ النَّ ْفخَ تَ ْي ِن َأرْ بَعُون‬


BAINA NAFQATAINI ARBA’UN
“Antara dua tiupan, 40” (HR. Bukhari no. 4935)
Mereka bertanya kepada Abu Hurairah, sahabat yang meriwayatkan hadits ini, 40 hari atau 40 bulan,
atau apakah 40 tahun. Maka beliau (Abu Hurairah) enggan menjawabnya. Para ulama mengatakan
karena tidak mengetahui ilmunya. Dan harits ini shahih diriwayatkan Bukhari dan Muslim.
Dan di antara dua tiupan inilah, Allah subhanahu wa ta’ala akan menurunkan hujan yang ringan,
yang dengan sebabnya akan tumbuh jasad manusia di dalam kuburnya, sebagaimana di dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, tulang ekor manusia yang telah dikabarkan oleh nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya dia tidak akan hancur, akan tumbuh seperti tumbuhnya
tunas setelah hujan sehingga terbentuklah manusia kembali dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ْ ‫ْس ِمنَ اِإل ْن َسا ِن َش ْى ٌء ِإالَّ يَ ْبلَى ِإالَّ ع‬


‫َظ ًما‬ َ ‫ُت ْالبَ ْق ُل لَي‬ُ ‫ فَيَ ْنبُتُونَ َك َما يَ ْنب‬.‫ثُ َّم يُ ْن ِز ُل هَّللا ُ ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء‬
‫ق يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬ ْ ‫ َو ِم ْنهُ ي َُر َّكبُ ْال‬،‫ب‬
ُ ‫خَل‬ ِ َ‫احدًا َو ْه َو َعجْ بُ ال َّذن‬ ِ ‫َو‬
TSUMMA YUNZIRULLAHU MINASSAMA-I
“Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala akan menurunkan hujan dari langit, maka mereka pun
tumbuh seperti tumbuhnya tunas. Tidak ada daripada manusia sesuatu kecuali akan rusak, kecuali
satu tulang, yaitu tulang ekor dan darinyalah akan dibentuk manusia pada hari Kiamat.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Allahlah yang telah menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dan Dialah yang akan
membangkitkan manusia setelah matinya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫ق ثُ َّم يُ ِع ْي ُد ٗه َوهُ َو اَ ْه َو ُن َعلَ ْي ۗ ِه‬ ْ ‫َوهُ َو الَّ ِذيْ يَ ْب َدُؤ ا ْال‬


َ ‫خَل‬
“Dan Dialah Allah subhanahu wa ta’ala yang menciptakan manusia dari permulaan kemudian akan
mengembalikan, menghidupkan kembali dan menghidupkannya itu adalah lebih mudah bagi Allah
subhanahu wa ta’ala” (QS. Ar-Rum:27)
Setelah terbentuknya jasad semua manusia, maka malaikat akan meniup Sangkakala untuk yang
kedua kalinya dan akan dikembalikan ruh-ruh kepada jasadnya, dan hiduplah manusia serta akan
dibangkitkan dari kuburnya.
Allah berfirman,

2
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

َ‫ثُ َّم نُفِخَ ِف ْي ِه اُ ْخ ٰرى فَا ِ َذا هُ ْم قِيَا ٌم يَّ ْنظُرُوْ ن‬


“Kemudian akan ditiup Sangkakala yang kedua kalinya, maka tiba-tiba mereka bangkit dalam
keadaan menunggu” (QS. Az-Zumar:68)

3
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H28 – KEBANGKITAN

Yang dimaksud KEBANGKITAN adalah dikembalikannya arwah kepada jasad sehingga manusia
kembali hidup. Akan digoncangkan bumi dengan segoncang-goncangnya dan terbuka kuburan
manusia, kemudian keluarlah semua manusia dari kuburnya dalam keadaan hidup.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫ت ااْل َرْ ضُ ِز ْلزَالَهَ ۙا‬ ِ َ‫اِ َذا ُز ْل ِزل‬


‫ت ااْل َرْ ضُ اَ ْثقَالَهَ ۙا‬
ِ ‫َواَ ْخ َر َج‬
‫ان َما لَهَ ۚا‬
ُ ‫َوقَا َل ااْل ِ ْن َس‬
“Apabila bumi digoncang dengan segoncang-goncangnya dan bumi mengluarkan beban-bebannya,
dan berkatalah manusia ‘mengapa bumi menjadi begini?’” (QS. Al-Zalzalah:1-3)
Dan orang yang pertama kali akan terbuka kuburannya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam (HR. Bukhari dan Muslim)
Manusia akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan dia ketika meninggal dunia. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ُكلُّ َع ْب ٍد َعلَى َما َماتَ َعلَ ْي ِه‬


IBA’ATSU KULLU ABDIN ‘ALAA MAA MATA ‘ALAIH
“Akan dibangkitkan setiap hamba sesuai dengan keadaan dia ketika meninggal dunia”. (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwasanya orang yang meninggal dalam
keadaan ihram (haji atau umrah), maka akan dibangkitkan dalam keadaan membaca talbiyah (HR.
Bukhari dan Muslim). Orang yang memakan riba akan bangkit seperti bangkitnya orang-orang yang
kesurupan, yaitu dalam keadaan sempoyongan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
ۗ ‫اَلَّ ِذ ْينَ يَْأ ُكلُوْ نَ الر ِّٰبوا اَل يَقُوْ ُموْ نَ اِاَّل َكما يَقُوْ ُم الَّ ِذيْ يَتَخَ بَّطُهُ ال َّشي ْٰط ُن ِمنَ ْالم‬
ِّ‫س‬ َ َ
“Orang-orang yang memakan riba tidak bangkit dari kuburnya kecuali seperti bangkitnya orang-
orang yang kerasukan setan” (QS. Al-Baqarah:275)
Inilah hari kebanghkitan yang diingkari oleh orang-orang kafir dan dilalaikan oleh kebanyakan
manusia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫زَ َع َم الَّ ِذ ْينَ َكفَر ُْٓوا اَ ْن لَّ ْن يُّ ْب َعثُوْ ۗا قُلْ بَ ٰلى َو َرب ِّْي لَتُ ْب َعثُ َّن‬
“Orang-orang kafir menyangka bahwasanya mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, bahkan
demi Rabbku kalian akan dibangkitkan” (QS. At-Taghabun:7)
Hari yang sangat sulit dan sangat berat. Pada hari itu manusia akan menyesal, orang kafir menyesal
karena tidak beriman, dan ornag yang beriman menyesal karena tidak maksimal dalam beramal di
dunia.

4
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kita dan orang-orang yang kita cintai kemudahan di
dalam menghadapi hari yang sangat besar ini.

5
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H29 – KEJADIAN-KEJADIAN YANG DAHSYAT DI HARI KIAMAT

Pada hari kiamat setelah bangkitnya manusia dari kubur akan terjadi kejadian-kejadian yang dahsyat
di alam semesta yang kita lihat, baik alam atas maupun alam bawah. Tidak ada yang mengetahui
hakikat kedahsyatannya kecuali Allah ‘Azza wa Jalla. Gunung yang sedemikian besar dan kokoh
menancap di bumi akan dijalankan oleh Allah sehingga menjadi fatamorgana, dan dihancurkan
menjadi berkeping-keping seperti tumbukan pasir yang beterbangan, atau seperti bulu yang
dihamburkan (lihat Al-Waqiah 5-6, Al-Muzzamil 14, An-Naba 20, At-Taqwir 3, Al-Qariah 5)
Bumi yang sebelumnya tenang akan diguncangkan dengan seguncang-guncangnya, dan
dibentangkan kemudian diganti sifatnya sehingga menjadi jelas, rata, tanpa gunung, tanpa lembah,
tanpa pohon (lihat Thaha 105-107, Al Waqiah 4, At Taqwir 3, Al Zalzalah 1)
Laut-laut akan meluap sehingga menjadi lautan yang satu dan akan menjadi lautan api (Al Infothar 3,
At Taqwir 6). Langit yang 7 yang sangat tinggi dan sangat besar yang Allah tinggikan tanpa tiang,
padahari itu akan menjadi sangat lemah, akan bergetar dan pecah dan akan berubah warnanya
menajdi warna merah seperti mawar (Al Haqah 16, Al Infithar 1, Al Insyiqaq 1, Ar Rahman 37, AT
Thur 9, At Taqwir 11, Al Furqan 25).
Matahari akan digulung dan lenyap cahayanya (Taqwir 1), bulan akan hilang cahayanya dan akan
dikumpulkand enganmatahari (AL Qiyamah 8-9).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ار يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬ ِ ‫ال َّش ْمسُ َو ْالقَ َم ُر ثَوْ َرا ِن ُم َك َّو َر‬
ِ َّ‫ان ِفي الن‬
ASYSYAMSU WAL QAMARU MUKAWWARANI YAUMAL QIYAMAH
Matahari dan bulan akan digulung pada hari Kiamat (HR. Bukhari)
Bintang yang sedemikian banyaknya akan berjatuhan dan lenyap cahayanya (Al Infithar 2, At
Taqwir2)
Ada sebagian ulama kita yang mengatakan bahwasanya semua ini terjadi di antara dua tiupan.
Allahu a’lam, Allah yang lebih mengetahui mana yang lebih benar. Dan yang penting bagi kita semua
bahwasanya kita diperintahkan untuk takut dan suoaya kita mempersiapkan diri untuk menghadapi
hari tersebut.

6
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H30 – KEADAAN MANUSIA KETIKA MELIHAT KEDAHSYATAN HARI KIAMAT

Ketika manusia bangkit dari kuburnya dan melihat kedahsyatan hari kiamat dan juga kehancuran
alam semesta, mereka tercengang dan bergerak tidak tahu arah, seperti laron (anai-anai) yang
berhamburan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

ِ ۙ ْ‫اش ْال َم ْبثُو‬


‫ث‬ ِ ‫يَوْ َم يَ ُكوْ ُن النَّاسُ َك ْالفَ َر‬
“Hari di mana manusia seperti laron yang berhamburan” (Al-Qari’ah:4)
Manusia sangat takut. Seandainya ada ibu yang menyusui, niscaya dia akan lupa dengan anak yang
dia susui. Seandainya ada ibu yang sedang hamil, niscaya dia akan langsung melahirkan anaknya, dan
seandainya ada anak kecil, niscaya dia kan menjadi tua. Semuanya itu adalah karena mereka sangat
takut.
Manusia sempoyongan seperti mabuk padahal mereka tidak mabuk (al-Hajj :1-2, al-Muzzamil:17)

‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْ ا َربَّ ُك ۚ ْم اِ َّن ز َْلزَ لَةَ السَّا َع ِة َش ْي ٌء َع ِظ ْي ٌم‬


‫اس س ُٰك ٰرى‬
َ َّ‫ت َح ْم ٍل َح ْملَهَا َوتَ َرى الن‬
ِ ‫َض ُع ُكلُّ َذا‬ َ ‫ت َوت‬ ْ ‫ض َع‬
َ ْ‫ض َع ٍة َع َّمٓا اَر‬ ِ ْ‫يَوْ َم تَ َروْ نَهَا ت َْذهَ ُل ُكلُّ ُمر‬
‫اب هّٰللا ِ َش ِد ْي ٌد‬
َ ‫َو َما هُ ْم بِس ُٰك ٰرى َو ٰل ِك َّن َع َذ‬
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya guncangan hari Kiamat itu adalah
sesuatu yang sangat besar”. (Al-Hajj:1-2)

‫فَ َك ْيفَ تَتَّقُوْ نَ اِ ْن َكفَرْ تُ ْم يَوْ ًما يَّجْ َع ُل ْال ِو ْلدَانَ ِش ْيب ًۖا‬
“Lalu, bagaimanakah kamu akan dapat menjaga dirimu (dari azab) hari yang menjadikan anak-anak
beruban jika kamu tetap kufur?” (Al-Muzzamil:17)

Manusia akan lari dari orang-orang yang sangat dia cintai di dunia, lari dari saudaranya, dari ibu dan
bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Masing-masing memikirkan keselematan dirinya sendiri

‫ لِ ُك ِّل ا ْم ِرٍئ ِّم ْنهُ ْم يَوْ َم ِٕى ٍذ َشْأ ٌن‬٣٦ ‫احبَتِ ٖه َوبَنِ ْي ۗ ِه‬
ِ ‫ص‬َ ‫ َو‬٣٥ ‫ َواُ ِّم ٖه َواَبِ ْي ۙ ِه‬٣٤ ‫يَوْ َم يَفِرُّ ْال َمرْ ُء ِم ْن اَ ِخ ْي ۙ ِه‬
٣٧ ‫يُّ ْغنِ ْي ۗ ِه‬
“Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, (dari) ibu dan bapaknya, serta (dari) istri dan anak-
anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.”
(‘Abasa:34-37)
Kemudian terdengar seruan, mereka pun bersegera menuju penyeru tersebut.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫ث َكاَنَّهُ ْم‬ َ ‫ ُخ َّشعًا اَب‬٦ ‫اع اِ ٰلى َش ْي ٍء نُّ ُك ۙ ٍر‬


ِ ‫ْصا ُرهُ ْم يَ ْخ ُرجُوْ نَ ِمنَ ااْل َجْ دَا‬ ِ ‫ع ال َّد‬ ُ ‫فَت ََو َّل َع ْنهُ ْم ۘ يَوْ َم يَ ْد‬
٨ ‫اع يَقُوْ ُل ْال ٰكفِرُوْ نَ ٰه َذا يَوْ ٌم َع ِس ٌر‬ ۙ
ِ ۗ ‫ ُّمه ِْط ِع ْينَ اِلَى ال َّد‬٧ ‫َج َرا ٌد ُّم ْنت َِش ٌر‬
7
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

“Pada hari di mana penyeru akan menyeru kepada sesuatu yang mengerikan, pandangan-
pandangan mereka tertunduk hina, keluar dari kuburan seperti belalang yang bertebaran, mereka
datang dengan cepat kepada penyeru tersebut seraya berkata orang-orang kafir ‘ini adalah hari
yang sangat sulit’” (al Qamar:6-8)
Adapun orang-orang yang beriman kepada hari akhir dan takut dengan kedatangan hari tersebut
kemudian dia beramal untuknya, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan rasa aman di
dalam menghadapi hari tersebut.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
ۗ ۤ
َ‫ع ااْل َ ْكبَ ُر َوتَتَلَ ٰقّىهُ ُم ْال َم ٰل ِٕى َكةُ ٰه َذا يَوْ ُم ُك ُم الَّ ِذيْ ُك ْنتُ ْم تُوْ َع ُدوْ ن‬
ُ ‫اَل يَحْ ُزنُهُ ُم ْالفَ َز‬
“Mereka tidak ditimpa rasa takut karena kedahsyatan hari kiamat dan mereka disambut malaikat
yang berkata ‘inilah hari yang dijanjikan untuk kalian’” (al Anbiya:103)

8
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H31 – AL-HASYR (PENGUMPULAN) 1/2

Termasuk beriman dengan hari akhir adalah beriman bahwasanya semua manusia setelah
dibangkitkan akan dikumpulkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Setelah gunung dijalankan dan bumi
dirubah oleh Allah menjadi dataran yang luas terbentang, tidak ada yang tinggi dan tidak ada yang
rendah, tidak ada sesuatu yang merupakan penunjuk arah atau penunjuk jalan seperti bangunan,
pohon, dan lain-lain, maka manusia semuanya akan memenuhi seruan penyeru menuju padang
mahsyar dan dikumpulkan di sana.
Allahu a’lam apakah bumi tersebut atau padang mahsyar tersebut adalah bumi kita sekarang yang
diubah sifatnya saja, atau diganti dengan bumi yang lain. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
‫هّٰلِل‬
ِ ‫اح ِد ْالقَه‬
‫َّار‬ ِ ‫ت َوبَ َر ُزوْ ا ِ ْال َو‬ ِ ْ‫يَوْ َم تُبَ َّد ُل ااْل َرْ ضُ َغي َْر ااْل َر‬
ُ ‫ض َوالسَّمٰ ٰو‬
“Yaitu pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit dan mereka
semuanya di padang mahsyar berkumpul menghadap kepada Allah, Dzat Yang Maha Esa lagi Maha
Menguasai segala sesuatu” (Ibrahim:48)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
YUHSYARUNNAASU YAUMAL KIYAMATI ‘ALA ARDIN BAIDHZO AFRO KAKURSHOTINNAQI LAISA
FIIHAA ‘ALA MUNLI AHAD
“Akan dikumpulkan manusia pada hari kiamat di atas bumi yang berwarna putih kemerahan seperti
roti bundar pipih yang datar yang terbuat dari gandum yang bersih, tidak ada tanda bagi seseorang”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dikumpulkan manusia semuanya dari Nabi Adam sampai manusia yang terakhir dan tidak ada
seorangpun yang ketinggalan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫ارزَ ۙةً َّو َحشَرْ ٰنهُ ْم فَلَ ْم نُغَا ِدرْ ِم ْنهُ ْم اَ َحد ًۚا‬ َ ْ‫َويَوْ َم نُ َسيِّ ُر ْال ِجبَا َل َوتَ َرى ااْل َر‬
ِ َ‫ض ب‬
“Dan pada hari di mana kami akan jalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi dalam
keadaan nampak jelas dan Kami akan kumpulkan mereka semuanya, maka tidak ada di antara
mereka yang Kami tinggalkan” (Al-Kahfi:47)
Dalam keadaan telanjang, tidak beralas kaki dan tidak berkhitan, manusia akan dikumpulkan.
Keadaan yang mencekam menjadikan masing-masing sibuk memikirkan keselamatan diri dan tidak
memikirkan aurat orang lain. Dan orang yang pertama kali yang akan diberikan pakaian adalah Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwasanya wanita yang meratapi mayat dan
dia tidak bertaubat sebelum matinya, maka akan memakai baju dari tembaga panas dan baju yang
berkudis, atau yang terbuat dari kudis (HR. Muslim, shahih). Bahkan di padang mahsyar ini akan
dikumpulkan semua jin dan akan dikumpulkan seluruh hewan-hewan.
Allah ‘Azza wa Jalla di dalam surat Al-An’am ayat 38 ketika menyebutkan hewan-hewan yang melata
di bumi dan juga menyebutkan burung-burung, maka Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan
bahwasanya mereka akan dikumpulkan kepada Allah.
Allah berfirman,

9
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

َ‫ثُ َّم اِ ٰلى َربِّ ِه ْم يُحْ َشرُوْ ن‬


TSUMMA ILAA RABBIHIM YUHSYARUUN
“Kemudian mereka akan dikumpulkan kepada Rabb mereka”.

10
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H32 – AL-HASYR (PENGUMPULAN) 2/2

Di padang mahsyar akan didekatkan matahari sejarak 1 mil, sehingga manusia mendapatkan
kesusahan yang sangat. Mereka berkeringat sesuai dengan kadar amalannya, yaitu kadar dosanya.
Ada yang keringatnya sampai ke dua mata kaki, dan ada yang sampai ke dua lututnya, pinggangnya,
bahkan ada yang sampai mulutnya (HR. Muslim, shahih)
Salah seorang rawi, Sulaim ibn ‘Amir, beliau mengatakan, “Demi Allah, saya tidak tahu apa yang
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam maksud dengan 1 mil di sini, apakah jarak, atau mill yang berarti
alat pencelak mata dan Allah ‘Azza wa Jalla adalah Dzat yang Maha Mampu untuk melakukan segala
sesuatu.” Di dalam waktu yang sangat lama di padang mahsyar mereka menunggu hari keputusan.
Satu hari di sana seperti 50.000 tahun di dunia, namun Allah ‘Azza wa Jalla akan meringankan hari
tersebut bagi orang-orang beriman.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
ۤ
‫تَ ْع ُر ُج ْال َم ٰل ِٕى َكةُ َوالرُّ وْ ُح اِلَ ْي ِه فِ ْي يَوْ ٍم َكانَ ِم ْقدَار ُٗه خَ ْم ِس ْينَ اَ ْلفَ َسنَ ۚ ٍة‬
“Para malaikat dan Jibril akan naik kepada Allah subhanahu wa ta’ala pada waktu di mana satu hari
di sana seperti 50.000 tahun di dunia” (Al-Ma’aarij:4).
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, disebutkan bahwasanya orang yang tidak
membayarkan zakat hartanya dia akan tersiksa dengan hartanya tersebut sampai hari keputusan.
Disebutkan di dalam hadits tersebut bahwasanya satu hari di situ seperti 50.000 tahun di dunia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
YAKUUMUNNAASU LIRABBIL ‘AALAMIIN MIKDAARA NISFIYAUMIN MIN KHAMSIINA ALFASANAH
FAYAHUUNU DZAALIKAL YAUM ‘ALAAL MU’MIN KATADALLISY SYAMS LIL GHURU ILAA ANTAGHRUB
“Manusia akan berdiri untuk Allah Rabbul ‘aalamin pada saat itu selama setengah hari dari 50.000
tahun di dunia dan akan diringankan bagi orang yang beriman setengah hari tersebut seperti waktu
antara menjelang tenggelamnya matahari sampai tenggelamnya matahari” (HR. Ibnu Hibban,
shahih)
Di dalam hadits yang lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
YAJMA’ULLAAHU AL AWWALIINA WAL AAKHIRIN LI MIQAATI YAUMIN MA’LUM QIYAAMAN
ARBA’IINASANAH SAAKHISHOTAN ABSHOOROHUM ILAA SAMA-I YANTAGHIRUUNA FASLAL QODZHO
“Allah akan mengumpulkan orang-orang yang dahulu dan yang akhir pada waktu yang diketahui
dalam keadaan berdiri selama 40 tahun dalam keadaan tajam pandangan mereka memandang ke
langit menunggu waktu keputusan dari Allah ‘Azza wa Jalla” (HR. Ath-Thabrani, shahih, al-Mu’jamul
Kabir)
Ada yang mengatakan bahwa perbedaan waktu tersebut tergantung amalan seseorang di dunia,
wallahu ‘alamu bishshowwab, dan saat itulah manusia menyadari bahwa kehidupan di dunia
hanyalah sesaat saja.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

11
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

‫ارفُوْ نَ بَ ْينَهُ ۗ ْم‬ ِ َ‫َويَوْ َم يَحْ ُش ُرهُ ْم َكا َ ْن لَّ ْم يَ ْلبَثُ ْٓوا اِاَّل َسا َعةً ِّمنَ النَّه‬
َ ‫ار يَتَ َع‬
“Dan pada hari di mana Allah subhanahu wa ta’ala akan mengumpulkan mereka, mereka merasa
seakan-akan mereka tidak tinggal di dunia kecuali sekejap saja di siang hari dan pada saat itu
mereka saling mengenal di antara mereka” (Yunus:45)

12
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H33 – ORANG2 YANG MENDAPATKAN TEDUHAN


DI HARI KIAMAT

Ketika manusia dalam keadaan panas dan susah, Allah subhanahu wa ta’ala memuliakan
sebagian orang-orang yang beriman dengan memberikannya teduhan, yaitu berada di
bawah bayangan ‘Arsy Allah subhanahu wa ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫ َو َر ُج ٌل قَ ْلبُه‬، ِ‫ َو َشابٌّ نَ َشَأ بِ ِعبَا َد ِة هللا‬،ُ‫ اَِإْل َما ُم ْال َعا ِدل‬:ُ‫َس ْب َعةٌ يُ ِظلُّهُ ُم هللاُ فِ ْي ِظلِّ ِه يَوْ َم اَل ِظ َّل ِإاَّل ِظلُّه‬
ُ ‫ َو َر ُج ٌل َد َع ْتهُ ا ْم َرَأةٌ َذ‬، ‫ َو َر ُجاَل ِن ت ََحابَّا فِي هللاِ اِجْ تَ َم َعا َعلَ ْي ِه َوتَفَ َّرقَا َعلَ ْي ِه‬،‫اج ِد‬
‫ات‬ ِ ‫ق فِي ْالـ َم َس‬ ٌ َّ‫ُم َعل‬
‫ص َدقَ ٍة فََأ ْخفَاهَا َحتَّى اَل تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما‬ َ ِ‫ق ب‬ َ ‫َص َّد‬َ ‫ َو َر ُج ٌل ت‬، َ‫اف هللا‬ ُ َ‫ ِإنِّ ْي َأخ‬: ‫ فَقَا َل‬، ‫ال‬ ٍ ‫ب َو َج َم‬ ٍ ‫ص‬ ِ ‫َم ْن‬
ُ‫ت َع ْينَاه‬ ْ ‫ض‬َ ‫ َو َر ُج ٌل َذ َك َر هللاَ خَ الِيًا فَفَا‬، ُ‫ق يَ ِم ْينُه‬ ُ ِ‫تُ ْنف‬
SAB’ATUN YUDZILLUHUMULLAAH TA’ALA FII DZILLIHI YAUMA LADZILLA ILLAA DZILLU
“Tujuh golongan yang Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan teduhan kepada
mereka di dalam teduhanNya pada hari di mana tidak ada teduhan kecuali teduhan Allah
subhanahu wa ta’ala”
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan 7 golongan:
1. Pemimpin yang adil, yaitu seorang pemimpin yang meletakkan segala sesuatu pada
tempatnya sesuai syari’at Allah subhanahu wa ta’ala.
2. Pemuda yang tumbuh dalam keta’atan dan ibadah kepada Allah, yaitu tidak
menggunakan masa mudanya untuk berhura-hura atau mengikuti hawa nafsu
seoerti kebanyakan pemuda.
3. Laki-laki yang hatinya bergantung dengan masjid, maksudnya sangat mencintai
masjid. Di antaranya adalah menjaga shalat 5 waktu secara berjama’ah (bagi laki-
laki).
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, Bersatu karena Allah subhanahu wa
ta’ala dan berpisah karena Allah. Maksudnya bukan saling mencintai karena dunia
atau karena kerabat semata, akan tetapi akan ketaatan saudaranya kepada Allah.
5. Laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan
kecantikan, kemudian laki-laki tersebut berkata “Aku takut kepada Allah”.
Maksudnya dia meninggalkan perzinaan tersebut karena takut kepada Allah
subhanahu wa ta’ala.
6. Seseorang yang bershadaqah, kemudian menyembunyikan shadaqah tersebut
sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya.
Maksudnya dia menyembunyikan shadaqah tersebut sehingga jauh dari pandangan
manusia dan pendengaran mereka.
7. Seseorang yang mengingat Allah dalam kadaan sendiri kemudian matanya
meneteskan air mata karena takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

13
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

(HR. Bukhari dan Muslim)


7 golongan di atas bukanlah pembatasan. Di dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫من أنظر معسرا أو وضع عنه أظله هللا في ظله‬


MAN ANDHORO MU’SHIRON
“Barang siapa yang memberikan tempo kepada orang yang kesusahan (maksudnya adalah
seorang yang miskin yang kesulitan di dalam membayar hutang), atau memaafkan
hutangnya (maksudnya sebagian atau seluruhnya), maka Allah akan memberikan dia
teduhan”. (HR. Muslim)
Di dalam hadits yang lain beliau shallallahu a’alaihi wa sallam bersabda,
“… Allah akan memberikan dia teduhan di bawah bayangan ArsyNya” (HR. Tirmidzi dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Di dalam hadts yang lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ب يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة‬ َ َّ‫ نَـف‬، ‫ب ال ُّد ْنيَا‬


ِ ‫س هللاُ َع ْنهُ ُكـرْ بَةً ِم ْن ُكـ َر‬ َ َّ‫َم ْن نَـف‬
ِ ‫س ع َْن ُمْؤ ِم ٍن ُكـرْ بَةً ِم ْن ُك َر‬
MAN NAFFASA AN MUKMININ KURBATAN MIN QUROBID DUNYA NAFFASALLAHU ANHU
KURBATAN MIN KUROBIL YAUMIL QIYAMAH
“Barang siapa yang menghilangkan satu kesusahan dari orang mukmin di dunia, maka Allah
akan menghilangkan satu kesusahan baginya di hari kiamat”. (HR. Muslim)
Bertaubatlah dari segala dosa, perbanyaklah istighfar, manfaatkanlah waktu dan potensi
yang kita miliki untuk bisa mengamalkan amalan-amalan di atas, dan perbanyaklah
menghilangkan kesusahan orang lain.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memudahkan kita dan menghilangkan kesusahan-
kesusahan kita di hari kiamat.

14
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H34 – KEADAAN ORANG2 YANG BERIMAN DAN BERTAKWA


DI HARI KIAMAT

Secara umum, orang-orang yang beriman dan bertakwa, mereka di hari tersebut akan
mendapatkan rasa aman, tidak takut dengan apa yang akan mereka hadapi di hari kiamat.
Dan mereka tidak bersedih, yaitu dengan dunia yang telahl mereka tinggalkan. Rasa aman
ini Allah subhanahu wa ta’ala berikan sesuai dengan kadar keimanan dan ketakwaan
mereka. Barang siapa yang sempurna iman dan juga takwanya, maka dia akan mendapatkan
rasa aman yang sempurna, dan barang siapa yang kurang iman dan juga takwanya maka
akan berkurang pula rasa aman yang akan dia dapatkan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫ لَهُ ُم ْالبُ ْش ٰرى‬٦٣ َ‫ اَلَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َكانُوْ ا يَتَّقُوْ ۗن‬٦٢ َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ زَ نُوْ ۚن‬ ٌ ْ‫آَاَل اِ َّن اَوْ لِيَ ۤا َء هّٰللا ِ اَل خَ و‬
‫فِى ْال َح ٰيو ِة ال ُّد ْنيَا َوفِى ااْل ٰ ِخ َر ۗ ِة‬
“Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada ketakutan atas mereka dan mereka
tidak akan bersedih, yaitu orang-orang yang beriman dan mereka bertakwa. Bagi
merekalah kabar gembira di dunia dan juga di akhirat”. (Yunus:62-64)
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,
ٰۤ ُ ْ ُ
َ‫ول ِٕىكَ لَهُ ُم ااْل َ ْم ُن َوهُ ْم ُّم ْهتَ ُدوْ ن‬ ‫اَلَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َولَ ْم يَ ْلبِس ُْٓوا اِ ْي َمانَهُ ْم بِظل ٍم ا‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kedzhaliman
(yaitu dengan kesyirikan) merekalah orang-orang yang akan mendapatkan keamanan dan
merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk” (Al-An’am:82)
Yang demikian itu karena mereka selama di dunia takut kepada Allah dan takut adzab di hari
kiamat, maka Allah subhanahu wa ta’ala memberikan rasa aman kepadanya di hari kiamat.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman menceritakan tentang ucapan orang-orang yang
beriman,

َ ِ‫ فَ َو ٰقىهُ ُم هّٰللا ُ َش َّر ٰذل‬١٠ ‫اف ِم ْن َّربِّنَا يَوْ ًما َعبُوْ سًا قَ ْمطَ ِر ْيرًا‬
‫ك ْاليَوْ ِم َولَ ٰقّىهُ ْم نَضْ َرةً َّو ُسرُوْ ر ًۚا‬ ُ َ‫اِنَّا نَخ‬
١١
“Sesungguhnya kami takut dari Rabb kami pada hari di mana orang bermuka masam penuh
dengan kesulitan, maka Allah subhanahu wa ta’ala menjaga mereka dari kesusahan pada
hari tersebut dan memberikan kepada mereka kecerahan wajah dan kegembiraan hati”. (Al-
Insan:10-11)
Umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memiliki ciri khusus yang tidak
dimiliki oleh umat nabi yang lain. Wajah, tangan, dan kaki mereka akan berwarna putih
bekas wudhu mereka di dunia. (HR Bukhari dan Muslim)

15
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

Orang yang mengumandangkan adzan di dunia adalah orang yang paling panjang lehernya
di hari kiamat. (HR. Muslim, shahih)
Ada yang mengatakan bahwasanya hikmahnya adalah kepalanya lebih jauh dari genangan
keringan dari pada yang lain.
Orang-orang yang berbuat adil ketika memberikan keputusan baik untuk dirinya,
keluarganya, maupun orang-ornag yang di bawah kekuasannya, maka dia akan berada di
atas minbar dari cahaya. (HR. Muslim)
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang
mewujudkan iman dan juga takwa. Beriman artinya membenarkan dan mempercayai
dengan hati. Bertakwa artinya mengamalkan kepercayan tersebtu dan keyakinan tersebut.

16
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H35 – KEADAAN ORANG2 YANG BERIMAN YANG BERDOSA


DI HARI KIAMAT

Iman dan amal shalih adalah sebab seseorang mendapatkan keamanan di hari kiamat.
Sebaliknya , dosa-dosa dan maksiat bagi seorang mukmin akan menjadi sebab kesusahan di
hari kiamat.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫ت َس َو ۤا ًء َّمحْ يَاهُ ْم‬ ّ ٰ ‫ت اَ ْن نَّجْ َعلَهُ ْم َكالَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬ ِ ‫ب الَّ ِذ ْينَ اجْ تَ َرحُوا ال َّسي ِّٰا‬ َ ‫اَ ْم َح ِس‬
َ‫َو َم َماتُهُ ْم ۗ َس ۤا َء َما يَحْ ُك ُموْ ن‬
“Apakah orang-orang yang melakukan dosa menyangka bahwasanya Kami akan
menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, yaitu
sama antara kehidupan dan kematian mereka. Amat buruklah apa yang mereka sangka
tersebut” (Al-Jaatsiyah:21)
Orang yang tidak membayar zakat emas dan perak, maka akan disetrika dahi, lambung, dan
punggung mereka dengan lempengan emas dan perak yang dipanaskan di neraka jahannam
Orang yang memiliki unta kemudian dia tidak membayar zakatnya maka dia akan
diterlentangkan di tempat yang rata, kemudian unta-unta tersebut akan menginjak-injaknya
dan menggigitnya. Orang yang memiliki sapi dan kambing kemudian dia tidak membayar
zakatnya, maka hewan-hewan tersebut akan menginjak-injaknya dan menanduknya.
Demikian dilakukan terhadap mereka sampai hari keputusan. (HR. Muslim)
Orang-orang yang meminta kepada orang lain bukan dengan alasan yang dibenarkan secara
syari’at, tapi hanya karena ingin memperbanyak hartanya, maka akan datang di hari
tersebut dalam keadaan wajah tidak berdaging.

َ ‫اس َحتَّى يَْأتِ َى يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة لَي‬


‫ْس ِفى َوجْ ِه ِه ُم ْز َعةُ لَحْ ٍم‬ َ َّ‫َما يَزَا ُل ال َّر ُج ُل يَ ْسَأ ُل الن‬
MAYYAZZALU ROJULU YAS ALUNNAAS HATTA YA’THIYA YAUMAL QIYAAMATI LAISA FII
WAJHIHI MUZ’ATU LAHMI
“Senantiasa seseorang meminta kepada manusia sampai datang pada hari kiamat dalam
keadaan tidak ada di wajahnya sepotong daging pun” (HR. Bukhari dan Muslim, shahih)
Orang yang pernah melakukan ghulul, yaitu mengambil sebagian harta rampasan perang
secara sembunyi-sembunyi, maka dia akan membawa harta tersebut di hari kiamat.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

ِ ‫َو َم ْن يَّ ْغلُلْ يَْأ‬


‫ت بِ َما َغ َّل يَوْ َم ْالقِ ٰي َم ِة‬
“Dan barang siapa yang melakukan ghulul, maka dia akan membawa harta ghulul tersebut
pada hari kiamat” (Ali-Imran:161)

17
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

Orang yang berkhianat di dunia maka akan diberikan bendera di hari kiamat, kemudian
dikatakan “Ini adalah pengkhianatan fulan bin fulan” (HR. Muslim), sehingga manusia saat
itu di padang mahsyar akan mengetahui bahwasanya dia adalah seorang pengkhianat. Yang
masuk di dalam makna pengkhianatan adalah pengkhianatan rakyat terhadap penguasa
yang sah dan pengkhianatan penguasa terhadap rakyatnya, dan juga pengkhianatan di
dalam perjanjian, dan lain-lain. Semakin besar pengkhianatan seseorang maka akan semakin
tinggi benderanya.
Orang-orang yang sombong di dunia, maka akan dikumpulkan di padang mahsyar sebesar
semut-semut kecil dalam bentuk manusia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam bersabda,

َ َ‫يُحْ َش ُر ْال ُمتَ َكبِّرُونَ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َأ ْمث‬


‫ال ال َّذ ِّر فِي ص َُو ِر ال ِّر َجا ِل يَ ْغ َشاهُ ْم ال ُّذلُّ ِم ْن ُك ِّل َم َكا ٍن‬
“Akan dikumpulkan orang-orang yang sombong di hari kiamat sebesar semut-semut kecil
berbentuk manusia. Mereka diselimuti kehinaan dari semua arah”. (HR. Tirmidzi, hasan)

‫َم ْن تَفَ َل تُ َجاهَ ْالقِ ْبلَ ِة َجا َء يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َوتَ ْفلَتَهُ بَ ْينَ َع ْينَ ْي ِه‬
“Orang yang meludah ke arah kiblat, maka ludahnya akan berada di antara dua matanya”
(HR. Abu Dawud, shahih).
Demikianlah keadaan sebagian orang-orang beriman yang berdosa di padang mahsyar. Dan
barang siapa yang menutup aib seorang muslim di dunia, maka Allah subahanahu wa ta’ala
akan menutupi aibnya di hari kiamat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َم ْن َستَ َر ُم ْسلِ ًما َست ََرهُ هللاُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
WA MAN SATARO MUSLIMAN SATAROHULLAH YAUMAL QIYAMAH
“Dan barang siapa yang menutup aib seorang muslim Allah subhanahu wa ta’ala akan
menutupi aibnya di hari kiamat” (HR. Bukhari dan Muslim, shahih).

18
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H36 – ASY-SYAFA’AT AL ‘UDZMA


(SYAFA’AT PALING BESAR)

Asy-Syafa’atul ‘Udzma adalah syafa’at yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam untuk para penduduk Padang Mahsyar, yang isinya adalah permintaan kepada Allah
subhanahu wa ta’ala supaya Allah subhanahu wa ta’ala menyegerakan hari keputusan.
Dinamakan Asy-Syafa’atul ‘Udzma atau syafa’at paling besar karena syafa’at ini
diperuntukkan untuk seluruh manusia, yang mukmin maupun yang kafir. Ketika sudah
memuncak kesusahan di Padang Mahsyar, terik matahari, keringat yang menggenang,
waktu yang sangat lama dalam keadaan takut yang sangat, menunggu hari keputusan, maka
manusia ingin disegerakan hari keputusan tersebut. Mereka mendatangi orang-orang yang
memiliki kedudukan mulia supaya memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar
menyegerakan hari keputusan dan membebaskan mereka dari kesusahan yang
berkepanjangan di Padang Mahsyar.
Pertama-tama mereka mendatangi Nabi Adam as, bapak mereka, manusia yang pertama,
namun beliau enggan dan meminta udzur dan merasa tidak berhak karena beliau as pernah
memaksiati Allah subhanahu wa ta’ala dengan memakan sesuatu yang dilarang.
Kemudian nabi Adam as menyuruh manusia mendatangi nabi Nuh, rasul yang pertama yang
diutus kepada manusia. Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak karena pernah
meminta kepada Allah sesuatu yang tidak dibenarkan.
Kemudian nabi Nuh menyuruh manusia mendatangi nabi Ibrahim as, kekasih Allah. Beliau
juga enggan dan merasa tidak berhak karena merasa pernah berdusta.
Kemudian nabi Ibrahim as menyuruh manusia mendatangi nabi Musa as, seorang nabi yang
pernah diajak bicara oleh Allah, namun beliau enggan dan merasa tidak berhak karena
[ernah membunuh manusia tanpa diperintah oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Nabi Musa menyuruh manusia mendatangi nabi ‘Isa as, beliau juga enggan dan merasa tidak
berhak. Akhirnya nabi ‘Isa as menyuruh manusia mendatangi nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Kemudian mereka mengatakan,
“Wahai Muhammad, engkau adalah Rasulullah, penutup para nabi. Allah subhanahu wa
ta’ala telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Lakukanlah
syafa’at, mintalah kepada Rabbmu untuk kami. Bukankah kamu telah melihat bagaimana
keadaan kami? Bukankah kamu melihat bagaimana kesusahan kami?”. Maka beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju bawah Arsy Allah subhanahu wa ta’ala dan bersujud
kepada Allah, kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mengilhamkan kepada beliau pujian-
pujian kepada Allah yang belum pernah diajarkan sebelumnya kepada seorang pun.
Kemudian dikatakan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Muhammad,

19
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

angkatlah kepalamu, mintalah, maka kamu akan diberi, lakukanlah syafa’at. Maka kamu
akan dikabulkan syafa’atmu” (HR. Bukhari dan Muslim, shahih)
Inilah yang dimaksud dengan maqaamun mahmud, yaitu kedudukan yang dipuji, di mana
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam akan dipuji oleh seluruh manusia yang telah Allah
subhanahu wa ta’ala janjikan untuk beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana di
dalam al-Qur’an,
ٰٓ ‫ع‬
َ ُّ‫َسى اَ ْن يَّ ْب َعثَكَ َرب‬
‫ك َمقَا ًما َّمحْ ُموْ دًا‬
“Semoga Rabbmu membangkitkan dirimu pada kedudukan yang dipuji” (Al-Isra:79)

20
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H37 – DATANGNYA ALLA SUBHANAHU WA TA’ALA


UNTUK MEMBERI KEPUTUSAN

Setelah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diizinkan untuk melakukan syafa’at dan diterima
syafa’atnya oleh Allah, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan datang untuk memberi
keputusan bagi penduduk Mahsyar dan menghisab amalan-amalan mereka. Allah datang
dengan cara yang sesuai dengan keagungan Allah subhanahu wa ta’ala, tidak mengetahui
bagaimananya kecuali Allah. Kewajiban kita adalah beriman bahwasanya Allah akan datang,
tidak boleh kita ingkari, tidak boleh kita serupakan datangnya Allah dengan datangnya
makhluk, dan tidak boleh kita ta’wil dengan mengatakan bahwasanya yang datang adalah
perintahNya atau urusanNya atau adzabNya. Langit akan pecah dengan awan putih, allahu
a’lam. Dengan hakikatNya akan diturunkan para malaikat dan mereka akan datang dengan
bershaff-shaff.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫صفًّ ۚا‬
َ ‫صفًّا‬ ُ َ‫َّو َج ۤا َء َربُّكَ َو ْال َمل‬
َ ‫ك‬
“Dan datanglah Rabbmu dan para malaikat bershaff-shaff” (Al-Fajr:22)
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,
ۤ
‫ق ال َّس َم ۤا ُء بِ ْال َغ َم ِام َونُ ِّز َل ْال َم ٰل ِٕى َكةُ تَ ْن ِز ْياًل‬
ُ َّ‫َويَوْ َم تَ َشق‬
“Dan hari di mana langit akan pecah dengan awan putih dan diturunkan para malaikat” (Al-
Furqan:25)
Ketika Allah datang, bersinarlah bumi dengan cahaya Allah dan didatangkan para nabi dan
para malaikat pencatat amal, yang baik maupun yang jelek, yang mereka akan dijadikan
saksi.

‫ق َوهُ ْم‬ ۤ ‫ض َع ْال ِك ٰتبُ َو ِج‬


ِ ُ‫ايْ َء بِالنَّبِ ٖيّنَ َوال ُّشهَد َۤا ِء َوق‬
ِّ ‫ض َي بَ ْينَهُ ْم بِ ْال َح‬ ِ ‫ت ااْل َرْ ضُ بِنُوْ ِر َربِّهَا َو ُو‬
ِ َ‫َواَ ْش َرق‬
ْ ‫اَل ي‬
َ‫ُظلَ ُموْ ن‬
“Dan bumi akan menjadi terang dengan cahaya Rabbnya dan diletakkan kitab-kitab dan
didatangkan para nabi dan juga para syuhada, yaitu para malaikatm dan akan diputuskan
di antara mereka dengan haq, dan mereka tidak akan didzhalimi” (Az-Zumar:69)
Allah akan melipat langit,

ِ ۗ ُ‫َط ِوى ال َّس َم ۤا َء َكطَ ِّي الس ِِّج ِّل لِ ْل ُكت‬


‫ب‬ ْ ‫يَوْ َم ن‬
“Hari di mana Kami akan menggulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran
kertas” (Al-Anbiya:104)
“Allah akan menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kananNya kemudian
berkata, “Aku adalah Raja, di mana raja-raja bumi?” (HR. Bukhari dan Muslim)

21
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

Suara Allah didengar penduduk Mahsyar yang jauh maupun yang dekat sebagaimana di
dalam shahih Bukhari, “Dialah Allah subhanahu wa ta’ala, maaliki yaumiddiin, yaitu Raja
yang menguasai hari Pembalasan”

22
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H38 – KEADAAN MANUSIA KETIKA ALLAH


SUBHANAHU WA TA’ALA DATANG

Kedatangan Allah di hari tersebut adalah kejadian yang sangat besar bagi semua makhluk.
Allah yang telah menciptakan mereka supaya beribadah kepadaNya semata, mengutus para
rasul supaya dita’ati, menurunkan kitab supaya diamalkan, memberikan kenikmatan supaya
digunakan dengan baik, akan datang untuk menanyakan itu semua dan menghitung amalan-
amalan mereka.
Semua manusia merasa takut atas apa yang mereka lakukan di dunia. Orang yang kafir akan
takut atas kekafirannya kepada Allah. Orang yang beriman akan takut atas kemaksiatannya
kepada Allah dan amalannya yang penuh dengan kekurangan, dan akan didatangkan
Jahannam yang akan semakin menambah rasa takut manusia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

YU’TA BIJAHANNAMA YAUMA IDZIN LAHAA SAB’UNA ALFIZIMAN MA’A KULLI ZIMAMIN
SAB’UNA ALHIMALAKIN YAJURUNAHA
“Akan didatangkan Jahannam pada hari tersebut. Jahannam tersebut memiliki 70.000 tali
pengikat. Pada setiap tali pengikat ada 70.000 malaikat yang akan menyeretnya” (HR.
Muslim)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

٢١ ‫ت ااْل َرْ ضُ َد ًّكا َد ًّك ۙا‬ ِ ‫َكٓاَّل اِ َذا ُد َّك‬


٢٢ ‫صفًّ ۚا‬َ ‫صفًّا‬ َ ‫ك‬ُ َ‫َّو َج ۤا َء َربُّكَ َو ْال َمل‬
٢٣ ‫ان َواَ ٰنّى لَهُ ال ِّذ ْك ٰر ۗى‬ ۤ ‫َو ِج‬
ُ ‫ايْ َء يَوْ َم ِٕى ۢ ٍذ بِ َجهَنَّ ۙ َم يَوْ َم ِٕى ٍذ يَّتَ َذ َّك ُر ااْل ِ ْن َس‬
“Sekali-kali tidak, apabila bumi digoncangkan dengan segoncang-goncangnya dan dayang
Rabbmu dan malaikat dengan berbaris dan didatngkan pada hari tersebut Jahannam. Pada
hari tersebut manusia akan sadar dan apa manfaat kesadaran pada hari tersebut. Dia
mengatakan ‘Seandainya aku beramal untuk kehidupanku ini’” (Al-Fajr:21-24)
Dan akan dipisahkan antara orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman,

َ‫َويَوْ َم تَقُوْ ُم السَّا َعةُ يَوْ َم ِٕى ٍذ يَّتَفَ َّرقُوْ ن‬


“Dan ketika datang hari kiamat pada hari tersebut mereka akan saling berpisah” (Ar-
Ruum:14)
Masing-masing umat akan duduk di atas lututnya karena takut kepada Allah subhanahu wa
ta’ala pada hari tersebut. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

23
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

َ‫َوت َٰرى ُك َّل اُ َّم ٍة َجاثِيَةً ۗ ُكلُّ اُ َّم ٍة تُ ْد ٰ ٓعى اِ ٰلى ِك ٰتبِهَ ۗا اَ ْليَوْ َم تُجْ زَ وْ نَ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُوْ ن‬
“Dan kamu akan melihat setiap umat akan duduk di atas lututnya dengan gelisah, setiap
umat akan dipanggil kepada kitab amalannya, dikatakan kepada mereka ‘hari ini akan
dibalas amalan kalian’” (Al-Jaatsiyah:28)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
INNALLAHAA TABAARAKA WA TA’ALA IDZAA KAANA YAUMAL QIYAAMATI YANZILU ILAAL
‘IBAAD …. BAINAHUM WAKULLU UMMATIN JAATSIYAH
“Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala apabila datang hari kiamat akan turun kepada
hamba-hamba untuk memutuskan di antara mereka dan masing-masing umat akan duduk di
atas lututnya dengan gelisah” (HR. Tirmidzi).

24
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H39 – KEADILAN ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA


KETIKA HISAB

Yang dimaksud dengan hisab adalah oerhitungan Allah subhanahu wa ta’ala terhadap
amalan para hamba di dunia. Hisab Allah adalah hisab yang sangat sempurna keadilannya,
tidak ada kedzhaliman sedikit pun.
Allah berfirman,
ْ َ‫اِ َّن هّٰللا َ اَل ي‬
َ َ‫ظلِ ُم ِم ْثق‬
‫ال َذ َّر ٍة‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mendzhalimi meskipun sebesar dzarrah sekali pun” (An-
Nisa:40)
(Dzarrah artinya adalah semut, itu yang dikenal oleh orang Arab. Mereka mengatakan
semut kecil itu dengan dzarrah, dapat diartikan dengan biji sawi atau yang semisalnya.
Dzarrah menurut orang Arab adalah semut.) Bahkan rahmat dan kelebihan karunia serta
anugrah yang Allah berikan kepada para hamba adalah sangat banyak. Seandainya Allah
subhanahu wa ta’ala mengadzab semua makhluk, maka bukanlah hal itu sebuah
kedzhaliman dan seandainya merahmati, niscaya rahmata allaw subhanahu wa ta’ala lebih
baik daripada amalan mereka (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Yang demikian karena Allah subhanahu wa ta’ala adalah Pencipta mereka, Raja yang
memiliki kerajaan semua makhluk adalah milikNya, dan dalam kerajaanNya dan dia
melakukan apa saja yahg Dia kehendaki di dalam kerajaanNya.
Di antara yang menunjukkan keadilan Allah subhanahu wa ta’ala,
Yang pertama, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah memfitrahkan di dalam hati semua
manusia bahkan sebelum mereka dilahirkan.

ُ ‫ك ِم ۢ ْن بَنِ ْٓي ٰا َد َم ِم ْن ظُهُوْ ِر ِه ْم ُذ ِّريَّتَهُ ْم َواَ ْشهَ َدهُ ْم ع َٰلٓى اَ ْنفُ ِس ِه ۚ ْم اَلَس‬
‫ْت بِ َربِّ ُك ۗ ْم قَالُوْ ا بَ ٰل ۛى‬ َ ُّ‫َواِ ْذ اَ َخ َذ َرب‬
َ‫َش ِه ْدنَا ۛاَ ْن تَقُوْ لُوْ ا يَوْ َم ْالقِ ٰي َم ِة اِنَّا ُكنَّا ع َْن ٰه َذا ٰغفِلِ ْي ۙن‬
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari tulang punggung anak cucu Adam,
keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksiannya terhadap diri mereka sendiri (seraya
berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami),
kami bersaksi.” (Kami melakukannya) agar pada hari Kiamat kamu (tidak) mengatakan,
“Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini,” (Al-A’raf 172)
Kedua, di antara hal yang menunjukkan keadilan Allah subhanahu wa ta’ala bahwasanya
Allah subhanahu wa ta’ala telah mengutus para rasul, para utusan, kepada manusia yang
telah mengingatkan mereka dengan fitrah ini, dan mengajak mereka untuk beriman dengan
hari akhir. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫اس َعلَى ِ ُح َّجةٌ ۢ بَ ْع َد الرُّ ُس ِل ۗ َو َكانَ ُ ع‬
‫َز ْي ًزا َح ِك ْي ًما‬ ِ َّ‫ُر ُساًل ُّمبَ ِّش ِر ْينَ َو ُم ْن ِذ ِر ْينَ لَِئاَّل يَ ُكوْ نَ لِلن‬
25
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

“Para rasul yang datang untuk memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan
supaya tidak ada hujjah bagi manusia atas Allah subhanahu wa ta’ala setelah kedatangan
para rasul, dan sesungguhnya allah subhanahu wa ta’ala adalah dzat yang maha perkasa
dan maha bijaksana” (An-Nisa 165)
Ketiga, di antara hal yang menunjukkan keadilan Allah subhanahu wa ta’ala, adalah
bahwasanya Allah subhanahu wa ta’ala telah menugaskan para malaikat untuk mencatat
semua amalan manusia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

١٢ َ‫ يَ ْعلَ ُموْ نَ َما تَ ْف َعلُوْ ن‬١١ َ‫ ِك َرا ًما ٰكتِبِ ْي ۙن‬١٠ َ‫َواِ َّن َعلَ ْي ُك ْم لَ ٰحفِ ِظ ْي ۙن‬
“Dan sesungguhnya pada diri kalian ada malaikat-malaikat yang menjaga/mengawasi yang
mereka mulia, dan menulis, mengetahui apa yang kalian kerjakan” (Al-Infithar 10-12)
Keempat, Di antara keadilian Allah subhanahu wa ta’ala ketika hisab, bahwasanya kebaikan
dan kejelekan sekecil apapun yang disembunyikan di dalam hati maupun dinampakkan akan
didatangkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Tidak ada manusia yang didzhalimi karena
kebaikan yang terlupakan atau karena kejelakan yang tidak dia lakukan. Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman,

ْ ‫ َو َم‬٧ ‫فَ َم ْن يَّ ْع َملْ ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة َخ ْيرًا يَّ َر ٗۚه‬


َ ‫ن يَّ ْع َملْ مِ ْث َقالَ َذ َّر ٍة‬
٨ ࣖ ‫شرًّا يَّ َر ٗه‬
“Maka barang siapa yang mengamalkan kebaikan sebesar dzarrah sekalipun, Dia akan
melihatnya. Dan barang siapa yang mengamalkan sebuah kejelakkan sebesar dzarrah
sekalipun akan melihatnya” (Al-Zalzalah 7-8)
Kelima, di antara keadilan subhanahu wa ta’ala ketika hisab bahwasanya seseorang tidak
akan memikul dosa orang lain. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫از َرةٌ ِّو ْز َر اُ ْخ ٰر ۚى‬


ِ ‫َواَل ت َِز ُر َو‬
“Sebuah jiwa tidak akan menanggung dosa jiwa yang lain” (Al-An’am 164)
Kecuali apabila seseorang mengajak kepada kesesatan maka dia mendapatkan dosa orang
yang mengikutinya dalam kesesatan tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

َ ِ‫ َكانَ َعلَ ْي ِه ِمنَ اِإْل ْث ِم ِم ْث ُل آثَ ِام َم ْن تَبِ َعهُ اَل يَ ْنقُصُ َذل‬،‫ضاَل لَ ٍة‬
‫ك ِم ْن آثَا ِم ِه ْم َش ْيًئا‬ َ ‫َو َم ْن َدعَا ِإلَى‬
WA MAN DA’A ILAA DHALAALAH KAANA ALAIHI MINAL ITSMI MITSLU ATSAMI
MANTABI’AHU LAA YANKU…….
“Barang siapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia mendapatkan dosa orang yang
mengikutinya, tidak berkurang dari dosa mereka sedikit pun” (HR. Muslim)
Keenam, di antara keadilan Allah subhanahu wa ta’ala bahwasanya masing-masing kita
akan dipersilakan melihat sendiri isi kitabnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

١٤ ‫ك َح ِس ْيب ًۗا‬ َ ‫ اِ ْق َرْأ ِك ٰتبَ ۗكَ َك ٰفى بِنَ ْف ِس‬١٣ ‫َونُ ْخ ِر ُج لَهٗ يَوْ َم ْالقِ ٰي َم ِة ِك ٰتبًا ي َّْل ٰقىهُ َم ْن ُشوْ رًا‬
َ ‫ك ْاليَوْ َم َعلَ ْي‬

26
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

“Dan Kami akan keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab dalam keadaan terbuka.
Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu pada hari ini yang menghisab dirimu sendiri” (Al-Isra 13-
14)
Ketujuh, di antara keadilan Allah subhanahu wa ta’ala, bahwasanya Allah subhanahu wa
ta’ala akan mendatangkan para saksi supaya tidak ada alasan bagi manusia. Didatangkan
para rasul yang bersaksi atas umatnya bahwasanya mereka sudah menyampaikan. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫فَ َك ْيفَ اِ َذا ِجْئنَا ِم ْن ُكلِّ اُ َّم ۢ ٍة بِ َش ِه ْي ٍد َّو ِجْئنَا بِكَ ع َٰلى ٰهُٓؤاَل ۤ ِء َش ِه ْيد ًۗا‬
“Maka bagaimana jika Kami datangkan seorang saksi dari setiap umat, dan Kami akan
datangkan dirimu sebagai saksi atas mereka” (An-Nisa:41)
Malaikat akan menjadi saksi. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

ٌ ‫س َّم َعهَا َس ۤا ِٕى‬


‫ق َّو َش ِه ْي ٌد‬ ْ ‫َو َج ۤا َء‬
ٍ ‫ت ُكلُّ نَ ْف‬
“Dan akan datang setiap jiwa bersamanya malaikat yang menuntun dan malaikat yang
menjadi saksi” (Qaf:21)
Bahkan anggota badan manusia akan menjadi saksi di hari kiamat. Allah berfirman,

َ‫اَ ْليَوْ َم ن َْختِ ُم ع َٰلٓى اَ ْف َوا ِه ِه ْم َوتُ َكلِّ ُمنَٓا اَ ْي ِد ْي ِه ْم َوتَ ْشهَ ُد اَرْ ُجلُهُ ْم بِ َما َكانُوْ ا يَ ْك ِسبُوْ ن‬
“Pada hari ini akan kami tutup mulut2 mereka dan tangan2 mereka akan berbicara dengan
kami dan kaki2 mereka akan menjadi saksi atas apa yang sudah mereka lakukan”
(Yaasin:65)

27
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H40 – MEMPERBANYAK AL-HASANAH (KEBAIKAN) DAN


MENGHILANGKAN AS-SAYYIAH (KEBURUKAN)

Seorang yang beriman kepada hari akhir dan beriman bahwasanya kelas akan dihisab, maka
hendaklah dia memohon rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala kemudian mengambil
sebab supaya memiliki al-hasanah sebanyak mungkin dan menghilangkan dosa sebisa
mungkin. Di antara caranya:
1. Menjaga tauhid yang merupakan hasanah/kebaikan yang paling besar dan merupakan
fondasi bagi hasanah yang lain dan merupakan sebab diampuninya dosa seseorang.
2. Mencari amalan yang paling afdhol yang apabila dilakukan maka dia akan mendapatkan
hasanah yang banyak. Yang demikian karena kita sangat butuh dengan hasanah yang
banyak, sementara waktu untuk mendapatkannya adalah sangat terbatas. Amalan yang
paling afdhol setelah Rukun Islam dan kewajiban-kewajiban agama yang lain ada 3
amalan:
- Menuntut ilmu agama
- Jihad fii sabilillah
- Dzikrullah yang dilakukan dengan khusyu di sebagian besar waktunya
Amalan yang wajib lebih afdhol dan lebih lebih besar pahalanya daripada amalan yang
sunnah.
Amalan yang wajib/fardhu ‘ain yaitu yang wajib atas semuanya lebih afdhol daripada
amalan yang wajib/fardhu kifayah, yang apabila dilakukan oleh sebagian, maka gugur
atas yang lain.
Kewajiban yang berkaitan dengan hak Allah lebih afdhol daripada kewajiban yang
berkaitan dengan hak makhluq.
Amalan yang lebih afdhol adalah amalan yang dilakukan dengan lebih ikhlas dan lebih
mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Amalan sedikit yang mudah dikerjakan tanpa memberatkan diri dan dilakukan secara
terus menerus lebih afdhol daripada amalan yang banyak tapi terputus. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala adalah yang paling
dilakukan terus menerus meskipun sedikit” (Bukhari dan Muslim)
Terkadang sebuah amalan afdhol bagi sebagian namun belum tentu afdhol bagi yang lain.
Amalan yang manfaatnya sampai kepada orang lain lebih afdhol daripada amalan yang
manfaatnya hanya untuk dirinya sendiri. Contohnya seperti shadaqah dan dakwah fii
sabilillah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
“Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk maka dia mendapatkan pahala orang
yang mengikutinya, tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun” (Muslim, shahih).

28
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

Amalan yang dikerjakan di waktu yang mulia lebih afdhol, seperti amalan yang dikerjakan
di bulan Ramadhan dan amalan yang dikerjakan pada 10 hari yang pertama di bulan
Dzulhijjah.
Sebagian amalan lebih afdhol dikerjakan di tempat mulia tertentu, seperti shalat di
masjidil haram, masjid Nabawi dan masjidil Aqsha.
3. Di antara cara memperbanyak al-hasanah dan menghilangkan as-sayyiah/dosa adalah
memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin,
seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan
yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan
berbicara, dll.
Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah subhanahu wa ta’ala dengan niat yang
benar, yaitu untuk mencari pahala Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
“Dua nikmat yang yang banyak manusia yang rugi di dalamnya: Kesehatan dan waktu
luang” (Bukhari, shahih).
Dalam hadits yang lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
“Sesungguhnya orang2 kaya mereka adalah orang2 yang sedikit hasanahnya pada hari
kiamat, kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada yang
ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan
tersebut amal yang baik” (Bukhari dan Muslim, shahih)
4. Di antara cara memperbanyak al-hasanah adalah dengan memperbaiki amalan supaya
diterima di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, karena amalan bisa menjadi hasanah
seseorang bila diterima di sisi Allah, dan syarat diterimanya amalan adalah ikhlas dan
sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
5. Bertaubat dari dosa yang diiringi dengan iman dan amal shalih karena barang siapa yang
melakukan demikian itu maka dosanya akan diganti dengan hasanah. Allah subhanahu
wa ta’ala menyebutkan bahwa orang yg menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala,
membunuh jiwa tanpa haq, berzina, maka mereka akan mendapatkan adzab yang pedih
di hari kiamat, kecuali bila dia bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal shalih, maka
Allah subhanahu wa ta’ala akan mengganti dosa2 mereka menjadi sebuah kebaikan,

‫ق َواَل يَ ْزنُوْ ۚنَ َو َم ْن‬ ِّ ‫س الَّتِ ْي َح َّر َم هّٰللا ُ اِاَّل بِ ْال َح‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫َوالَّ ِذ ْينَ اَل يَ ْد ُعوْ نَ َم َع ِ اِ ٰلهًا ٰاخ ََر َواَل يَ ْقتُلُوْ نَ النَّ ْف‬
٦٨ ۙ ‫ق اَثَا ًما‬ َ ‫يَّ ْف َعلْ ٰذلِكَ يَ ْل‬
٦٩ ۙ ‫ف لَهُ ْال َع َذابُ يَوْ َم ْالقِ ٰي َم ِة َويَ ْخلُ ْد فِي ْٖه ُمهَانًا‬ ٰ ‫ي‬
ْ ‫ُّض َع‬
ۤ
‫ت َو َكانَ هّٰللا ُ َغفُوْ رًا‬ ٍ ۗ ‫ول ِٕىكَ يُبَ ِّد ُل هّٰللا ُ َسي ِّٰاتِ ِه ْم َح َس ٰن‬ٰ ُ ‫صالِحًا فَا‬
َ ‫َاب َو ٰا َمنَ َو َع ِم َل َع َماًل‬ َ ‫اِاَّل َم ْن ت‬
٧٠ ‫َّر ِح ْي ًما‬

“Dan, orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain, tidak
membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak

29
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

berzina. Siapa yang melakukan demikian itu niscaya mendapat dosa (68). Baginya akan
dilipatgandakan azab pada hari Kiamat dan dia kekal dengan azab itu dalam kehinaan
(69). Kecuali, orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh. Maka, Allah mengganti
kejahatan mereka (dengan) kebaikan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
(70). (Al furqan 68-70)
6. Memperbanyak istighfar. Setiap melakukan dosa, atau kurang bersyukur atas nikmat,
atau kurang dalam melakukan kewajiban, atau lalai dari mengingat Allah subhanahu wa
ta’ala. Rasullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, TUUBA LIMAN WAJADA FII
SHAHIFATIHI ISTIGHFARAN KATSIRA, “Tuuba bagi orang yang menemukan di dalam
kitabnya istighfar yang banyak“. (Ibnu Majah, shahih)
Tuuba ada yg mengatakan maknaknya adalah surga, dan ada yang mengatakan
maknanya adalah nama pohon di surga.
7. Tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rsaulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda yang artinya, “Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang
pada hari kiamat dengan membawa hasanah sebesar gunung2 tihamah, maka Allah swr
menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang berterbangan, maka salah seorang
sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetntang sifat mereka.
Maka Rasulullah mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara2 kita, shalat malam
sebagaimana kita shalat malam akan tetapi mereka apabila dalam keadaan sendiri
dengan sesuatu yang diharamkan mereka pun melanggarnya” (Ibnu Majah, shahih)
8. Bersabar atas mushibah dan ujian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“FAAYA ZALUL BALA-U BIL MU’MINI WAL MU’MINATI FIINAFSIHI WAWALADIHI
WAMALIHI HATTA YALQALLAAHA WAMA ‘ALAIHI KHATI-AH. “Senantiasa ujian menimpa
diri seorang mukmin dan mukminah di dalam dirinya, anaknya, dan juga hartanya,
sampai dia bertemu Allah subhanahu wa ta’ala dan dia tidak memiliki dosa” (Tirmidzi,
shahih). Di dalam hadits yang lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan yang
artinya “Ketika orang2 yang terkena musibah di dunia mendapatkan pahala pada hari
kiamat, maka ahlul ‘afiyah yaitu orang2 yang tidak banyak terkena musibah akan
berkeinganan seandainya kulit2 mereka digunting di dunia” (Tirmidzi, hasan). Yang
demikian karena mereka melihat besarnya pahala orang2 yang bersabar sebagaimana
firman Allah subhanahu wa ta’ala,
ّ ٰ ‫اِنَّ َما ي َُوفَّى ال‬
ٍ ‫صبِرُوْ َـن اَجْ َرهُ ْم بِ َغي ِْر ِح َسا‬
‫ب‬
“Sesungguhnya akan disempurnakan pahala orang2 yang bersabar tanpa batas” (Az
Zumar 10)
9. Beramal shalih secara umum berdasarkan dalil2 yang shahih, seperti: membaca al qur’an,
berpuasa, dll. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barang
siapa yang memabca 1 huruf dari kitabullah (Al Quran), maka setiap huruf dia akan
mendaoatkan 1 hasanah, dan 1 hasanah akan dilipat gandakan menjadi 10 hasanah”
(Tirmidzhi, shahih). Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya setiap amalan anak
Adam 1 hasanah akan dilipatgandakan menjadi 10 hasanah sampai 700, kecuali puasa

30
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

karena sesungguhnya puasa adalah untuk Allah subhanahu wa ta’ala dan Daialah yang
akan membalasnya (Bukhari dan Muslim, shahih).

Mintalah senantiasa kepada Allah pertolongan di dalam beramal. Beramallah sebaik


mungkin dan mohonlah kepada Allah supaya diterima. Dan ketahuilah bahwasanya amal
kita hanyalah sebab dan bukan pengganti kem=nikmatan surga dan keselamatan dari
neraka. Seandainya seseornag beramal semaksimal mungkin sebaik2nya selama hidupnya,
niscaya tidak cukup untuk membalas kenikmatan Allah di dunia. Maka bagaimana dengan
kenikmatan akhirat? Rahmat atau kasih sayanag dan anugrah Allahlah yang lebih kita
harapkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,

“Amalan seseorang tidaklah memasukkan dia ke dalam surga. Para sahabat berkata “Tidak
juga engkau, yaa Rasulullah?” beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab “Tidak juga
saya, kecuali Allah subhanahu wa ta’ala melimpahkan kepadaku anugrah dan rahmatnya”
(Bukhari dan Muslim, shahih)

31
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H41 – PERTANYAAN KETIKA HISAB

Ketika hisab, Allah subhanahu wa ta’ala akan berbicara dengan para hamba dengan cara
yang sesuai dengan keagungan Allah. Allah akan bertanya tentang apa yang sudah mereka
lakukan di dunia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah di antara kalian kecuali Rabbnya akan berbicara kepadanya. Tidak ada antara dia
dengan Allah penerjemah. Dia akan melihat sebelah kanannya maka dia tidak melihat
kecuali amalan yang sudah dia lakukan dan melihat sebelah kirinya maka dia tidak melihat
kecuali amalan yang sudah dia lakukan dan akan melihat depannya maka dia tidak melihat
kecuali neraka berada di depannya. Maka jagalah diri kalian dari neraka meskipun dengan
separuh buah kurma.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Adapun hadits yang berisi bahwasanya ada 3 golongan yang Allah subhanahu wa ta’ala
tidak akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat: orang yang mengungkit-ungkit
pemberian, orang yang menjual barang dengan sumpah palsu, orang yang mushbil yaitu
memanjangkan pakaian di bawah kata kaki (bagi laki-laki). (HR. Muslim, shahih)
Yang dimaksud dengan hadits ini seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama, bahwasanya
Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan berbicara dengan mereka dalam keadaan ridha, tapi
Allah subhanahu wa ta’ala akan berbicara kepada mereka dalam keadaan marah.
Di antara hal yang ditanyakan di hari kiamat,
Pertama, tentang Tauhid kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala
befirman,

َ‫فَلَنَ ْسـَٔلَ َّن الَّ ِذ ْينَ اُرْ ِس َل اِلَ ْي ِه ْم َولَنَ ْسـَٔلَ َّن ْال ُمرْ َسلِ ْي ۙن‬
“Maka sungguh Kami akan tanya ummat yang telah diutus kepada mereka, para Rasul, dan
sungguh Kami akan tanya para Rasul” (Al-A’raf:6)
Kita akan ditanya bagaimana kita menjawab ajakan Rasul, dan ajakan Rasul yang paling
besar adalah Tauhid.
Kedua, di antara hal yang akan ditanyakan pada hari kiamat adalah kenikmatan yang Allah
berikan kepada kita di dunia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫ثُ َّم لَتُ ْسـَٔلُ َّن يَوْ َم ِٕى ٍذ ع َِن النَّ ِعي ِْم‬
“Kemudian sungguh-sungguh kalian akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan” (At-
Takatsur:8)
Di antara kenikmatan tersebut adalah kenikmatan makanan dan minuman bagaimanapun
sederhananya di pandangan manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

32
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

“Sesungguhnya pertanyaan pertama yang akan ditanyakan kepada seorang hamba pada
hari kiamat tentang kenikmatan, adalah akan dikatakan kepadanya “Bukankah Kami telah
menyehatkan badanmu dan memberimu air yang dingin?” (HR. Tirmidzi, shahih)
Di dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ditanya tentang
umurnya, untuk apa dia gunakan, dan ditanya tentang ilmunya, apa yang telah dia
amalkan, dan akan ditanya tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan dalam perkara
apa dia gunakan, dan akan ditanya tentang anggota badannya, untuk apa dia gunakan”
(HR. Tirmidzi, shahih)
Orang yang mensyukuri nikmat tersebut dialah yang akan selamat mensyukuri dengan hati,
lisan maupun perbuatan. Hatinya mengakui kenikmatan tersebut bahwasanya itu adalah
dari Allah, lisannya bersyukur dan memuji Allah subhanahu wa ta’ala, dan dia
mempergunakan kenikmatan tersebut di dalam hal yang diperbolehkan oleh Allah
subhanahu wa ta’ala.
Di antara hal yang ditanyakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala ketika hisab, adalah
pendengaran, penglihatan, dan hati kita. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
ٰۤ ُ
‫ول ِٕىكَ َكانَ َع ْنهُ َم ْسـُٔوْ اًل‬ ‫ص َر َو ْالفَُؤا َد ُكلُّ ا‬
َ َ‫ك بِ ٖه ِع ْل ٌم ۗاِ َّن ال َّس ْم َع َو ْالب‬
َ َ‫ْس ل‬ ُ ‫َواَل تَ ْق‬
َ ‫ف َما لَي‬
“Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak punya ilmunya. Sesungguhnya setiap
manusia kelak akan ditanya tentang pendengaran, penglihatan dan hatinya” (Al-Isra:36)
Dengan demikian hendaklah seorang muslim menjaga pendengaran, penglihatan dan
hatinya dari apa yang Allah haramkan.
Ketiga, di antara yang akan ditanyakan adalah perjanjian. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman,

‫َواَوْ فُوْ ا بِ ْال َع ْه ۖ ِد اِ َّن ْال َع ْه َد َكانَ َم ْسـُٔوْ اًل‬


“Dan sempurnakanlah perjanjian, karena sesungguhnya perjanjian akan ditanyakan” (Al-
Isra:34)
Dan perjanjian di sini mencakup perjanjian seorang hamba kepada Allah maupun kepada
makhluk. Seorang muslim dituntut untuk menyempurnakan janjinya.
Di antara hal yang akan ditanyakan adalah tentang amanat yang telah Allah berikan kepada
kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ٍ ‫ َوال َّر ُج ُل َر‬،‫اع َوهُ َو َم ْسُئو ٌل َع ْنهُ ْم‬


‫اع‬ ٍ ‫اس َر‬ ِ َّ‫ فَاَأل ِمي ُر الَّ ِذي َعلَى الن‬،‫اع فَ َم ْسُئو ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه‬ ٍ ‫ُكلُّ ُك ْم َر‬
،‫ت بَ ْعلِهَا َو َولَ ِد ِه َو ِه َي َم ْسُئولَةٌ َع ْنهُ ْم‬ ِ ‫ َوال َمرْ َأةُ َر‬،‫َعلَى َأ ْه ِل بَ ْيتِ ِه َوهُ َو َم ْسُئو ٌل َع ْنهُ ْم‬
ِ ‫اعيَةٌ َعلَى بَ ْي‬
ُ‫ال َسيِّ ِد ِه َوهُ َو َم ْسُئو ٌل َع ْنه‬
ِ ‫اع َعلَى َم‬ ٍ ‫َوال َع ْب ُد َر‬

33
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

“Setiap kalian adalah penjaga amanat, dan setiap kalian akan ditanya tentang amanat
tersebut. Seorang imam (pemimpin negara) adalah penjaga amanat dan dia akan ditanya
tentang amanat tersebut. Seorang bapak adalah penjaga amanat di dalam keluarganya dan
dia akan ditanya tentang amnat tersebut. Seorang ibu adalah penjaga amanat di dalam
rumah suaminya dan dia akan ditanya tentanag apa yang dia jaga. Dan seorang pembantu
adalah penjaga amanat harta majikannya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut”
(HR. Bukhari dan Muslim, shahih)
Seorang pemimpin mendapat amanat dari Allah untuk menegakkan hukum-hukum Allah
atas rakyatnya dan berbuat adil. Seorang bapak mendapat amanat untuk memimpin
keluarga dan membawa mereka kepada kebaikan serta memberikan hak-hak mereka.
Seorang ibu mendapat amanat untuk mengurus rumah tangga, mengurus anak, menasihati
suami, dan lain-lain, seorang pembantu mendapat amanat untuk menjaga harta majikannya
dan melaksanakan pekerjaan sebagai seorang pembantu. Masing-masing kita hendaknya
melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya apapun peran kita sesuai dengan yang
Allah perintahkan, baik kita sebagai seorang pemimpin maupun yang dipimpin, baik sebagai
juru dakwah maupun yang didakwahi, baik sebagai seorang suami maupun seorang isteri,
baik sebagai seorang ayah atau ibu maupun anak, baik sebagai seorang guru maupun murid
dan lain-lain. Masing-masing hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-
baiknya.

34
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H42 – KEADAAN MANUSIA KETIKA HISAB

Ada di antara manusia yang kelak akan sulit hisabnya, ada yang mudah, dan ada di antara
mereka yang sama sekali tidak dihisab. Orang-orang kafir menurut pendapat yang lebih
kuat, meskipun amalan mereka adalah amalan yang sia-sia, namun mereka akan dihisab dan
ditanya oleh Allah subhanahu wa ta’ala sebagai celaan kepada mereka dan untuk
menunjukkan keadillan Allah serta menegakkan hujjah atas mereka.
Hisab orang-orang kafir akan sangat teliti. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ش ْال ِح َس‬
‫اب يَ ْهلِ ْك‬ َ ِ‫َم ْن نُوق‬
“Barang siapa yang diperiksa dengan teliti hisabnya, maka dia akan binasa” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Adapun orang-orang yang beriman maka mereka akan dihisab dengan hisab yang mudah.
Allah subhanahu wa ta’ala berfriman,

(٨) ‫ )فَا َ َّما َم ْن اُوْ تِ َي ِك ٰتبَهٗ بِيَ ِم ْينِ ٖ ۙه‬٧( ‫فَ َسوْ فَ يُ َحا َسبُ ِح َسابًا ي َِّس ْير ًۙا‬
“Adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanya, maka dia akan dihisab dengan
hisab yang mudah” (Al-Insyiqaq:7-8)
Dan yang dimaksud dengan hisab yang mudah disebutkan oleh Rasullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam di dalam sebuah hadits yang artinya,
“Sesungguhnya Allah akan mendekatkan seorang mukmin kemudian menutupinya,
kemudian Allah berkata kepadanya: Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu
mengetahui dosa ini? Maka orang mukmin tersebut akan berkata: Ya, wahai Rabbku.
Sehingga ketika Allah subhanahu wa ta’ala sudah membuatnya mengakui dosa-dosanya
dan hamba tersebut melihat bahwasanya dirinya akan binasa yaitu karena dosa-dosa
tersebut, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan berkata: Aku telah menutupi dosa-dosamu
ini di dunia dan Aku mengampuninya untukmu hari ini. Maka diapun diberikan kitab
kebaikan-kebaikannya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada 70.000 orang dari
ummatnya yang kelak tidak dihisab sama sekali. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan bahwasanya mereka adalah orang-orang yang tidak pernah minta diobati
dengan besi panas, tidak minta diruqyah orang lain, tidak bertathayyur (menganggap sial
dengan melihat burung atau yang semisalnya) dan mereka hanya bertawakkal kepada Allah.
Di antara mereka adalah seorang sahabat, Ukaasyah Ibn Mihshan (HR. Bukhari dan Muslim,
shahih)

35
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H43 – ORANG YANG PERTAMA DIHISAB, AMALAN YANG PERTAMA DIHISAB,


DAN HAL YANG PERTAMA DIHISAB

Orang yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat ada 3 orang.
1. Orang yang berjihad karena riya. Dia akan didatangkan dan akan diperlihatkan
kenikmatan yang telah Allah berikan kepadanya, maka diapun mengenalnya.
Kemudian ditanya Allah subhanahu wa ta’ala, Apa yang kamu lakukan terhadap
kenikmatan ini. Dia berkata, aku gunakan untuk berperang dijalanMu sampai aku
mati syahid. Allah berkata kepadanya, kamu dusta! Akan tetapi kamu berperang
supaya kamu dikatakan sebagai seorang pemberani dan manusia sudah
mengatakan engkau adalah pemberani.
2. Kemudian didatangkan orang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan
juga membaca Al-Quran, akan tetapi melakukan itu semua karena riya. Kemudian
diperlihatkan kenikmatan yang Allah berikan kepadanya, maka diapun mengenalnya.
Kemudian Allah bertanya, apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini. Dia
berkata, aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca Al-Quran
karenaMu. Allah berkata, kamu dusta! Kamu mempelajari ilmu, mangajarkannya
supaya dikatakan ‘aalim dan membaca Al-Quran supaya dikatakan qaari. Dan
manusia sudah mengatakan demikian.
3. Kemudian didatangkan orang yang Allah luaskan hartanya dan telah diberikan
berbagai macam harta benda. Maka Allah memperlihatkan kenikmatan yang telah
Allah berikan kepadanya, maka diapun mengenalnya. Kemudian Allah bertanya, apa
yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini? Diapun menjawab, tidaklah aku
tinggalkan satu jalan yang engkau cinta aku berinfaq di dalamnya kecuali aku infaq
di dalamnya. Allah berkata, kamu dusta! Akan tetapi engkau melakukannya supaya
dikatakan dermawan. Dan sungguh manusia telah mengatakan demikian.
Hadits ini shahih, Riwayat Muslim.
Amal ibadah yang pertama kali akan dihisab adalah shalat 5 waktu. Apakah seorang
hamba menyempurnakan shalatnya atau tidak. Jika sempurna, maka akan ditulis
sempurna, dan apabila kurang, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memerintahkan
malaikat untuk melihat shalat-shalat sunnahnya. Apabila dia memiliki shalat-shalat
sunnah, maka akan digunakan untuk menambal kekurangan yang dilakukan ketika shalat
fardhu. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, shahih)
Adapun hal pertama yang berkaitan dengan hak antara manusia yang akan dihisab
adalah tentang darah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

36
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

“Hal yang pertama kali akan dihisab yang berkaitan dengan hak antara manusia pada
hari kiamat adalah tentang darah” (HR. Muslim).

37
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H44 – PEMBERIAN KITAB

Setelah Allah subhanahu wa ta’ala menghisab seorang hamba, maka hamba tersebut
akan diberi kitab. Orang yang beriman dengan hisab dan hari perhitungan dan dia
beramal, maka dia akan menerima kitab yang berisi hasanah dengan tangan kanannya
dan kelak akan kembali kepada keluarganya di dalam surga dalam keadaan yang sangat
bahagia.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

٧ ‫فَا َ َّما َم ْن اُوْ تِ َي ِك ٰتبَهٗ بِيَ ِم ْينِ ٖ ۙه‬


٨ ‫فَ َسوْ فَ يُ َحا َسبُ ِح َسابًا ي َِّس ْير ًۙا‬
٩ ‫َّويَ ْنقَلِبُ اِ ٰلٓى اَ ْهلِ ٖه َم ْسرُوْ ر ًۗا‬
“Maka adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya, maka dia akan dihisab
dengan hisab yang mudah dan akan kembali kepada keluarganya dalam keadaan
bahagia” (Al-Insyiqaq:7-9)
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,

١٩ ‫فَا َ َّما َم ْن اُوْ تِ َي ِك ٰتبَهٗ بِيَ ِم ْينِ ٖه فَيَقُوْ ُل ه َۤاُؤ ُم ا ْق َرءُوْ ا ِك ٰتبِيَ ۚ ْه‬
٢٠ ‫ق ِح َسابِيَ ۚ ْه‬ ٍ ‫ت اَنِّ ْي ُم ٰل‬ ُ ‫اِنِّ ْي ظَنَ ْن‬
٢١ ‫ضيَ ۚ ٍة‬
ِ ‫فَهُ َو فِ ْي ِع ْي َش ٍة رَّا‬
٢٢ ‫فِ ْي َجنَّ ٍة عَالِيَ ۙ ٍة‬
٢٣ ٌ‫قُطُوْ فُهَا دَانِيَة‬
٢٤ ‫ُكلُوْ ا َوا ْش َربُوْ ا هَنِ ۤ ْيـًٔا ۢبِ َمٓا اَ ْسلَ ْفتُ ْم فِى ااْل َي َِّام ْالخَ الِيَ ِة‬
“Maka adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya, dia akan berkata
kepada orang lain: ‘Silakan bacalah kitabku ini, sesungguhnya aku dahulu di dunia yakin
bahwa aku akan menemui hisab’. Maka dia akan berada di dalam kehidupan yang
diridhai di surga yang tinggi yang buah-buahannya rendah (mudah dipetik). Dikatakan
kepada mereka: makanlah kalian dan minumlah dengan nikmat karena amal-amal yang
kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu” (Al-Haaqqah:19-24)
Adapun orang kafir dan munafiq, maka dia akan menerima kitab dengan tangan kiri dari
arah belakang, pertanda bahwasanya mereka akan masuk ke dalam neraka. Ia pun
berteriak dengan kecelakaan, tidak bermanfaat bagi mereka harta mereka yang
melimpah dan jabatan mereka yang tinggi di dunia. Mereka menyesal dan berangan-

38
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

angan seandainya tidak diberi kitab dan berangan-angan seandainya tidak dibangkitkan
oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

١٠ ‫َواَ َّما َم ْن اُوْ تِ َي ِك ٰتبَهٗ َو َر ۤا َء ظَه ِْر ٖ ۙه‬


١١ ‫فَ َسوْ فَ يَ ْد ُعوْ ا ثُبُوْ ر ًۙا‬
١٢ ‫َّويَصْ ٰلى َس ِع ْير ًۗا‬
١٣ ‫اِنَّهٗ َكانَ فِ ْٓي اَ ْهلِ ٖه َم ْسرُوْ ر ًۗا‬
١٤ ۛ ‫اِنَّهٗ ظَ َّن اَ ْن لَّ ْن يَّحُوْ َر‬
“Dan adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakangnya, maka dia akan berteriak
dengan kecelakaan dan akan masuk kelak di dalam neraka. Sesungguhnya dahulu dia
bergembira ria, dan sesungguhnya dahulu dia menyangka tidak akan kembali kepada
Allah subhanahu wa ta’ala” (Al-Insyiqaq:10-14)
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,

٢٥ ‫َواَ َّما َم ْن اُوْ تِ َي ِك ٰتبَهٗ بِ ِش َمالِ ٖه ەۙ فَيَقُوْ ُل ٰيلَ ْيتَنِ ْي لَ ْم اُوْ تَ ِك ٰتبِيَ ۚ ْه‬
٢٦ ‫َولَ ْم اَ ْد ِر َما ِح َسابِيَ ۚ ْه‬
٢٧ َ‫ضيَ ۚة‬ ِ ‫ت ْالقَا‬ ِ َ‫ٰيلَ ْيتَهَا َكان‬
٢٨ ‫َمٓا اَ ْغ ٰنى َعنِّ ْي َمالِيَ ۚ ْه‬
٢٩ ‫هَلَكَ َعنِّ ْي س ُْل ٰطنِيَ ۚ ْه‬
٣٠ ُ‫ُخ ُذوْ هُ فَ ُغلُّوْ ۙه‬
٣١ ُ‫صلُّوْ ۙه‬
َ ‫ثُ َّم ْال َج ِح ْي َم‬
٣٢ ُ‫ثُ َّم فِ ْي ِس ْل ِسلَ ٍة َذرْ ُعهَا َس ْبعُوْ نَ ِذ َراعًا فَا ْسلُ ُكوْ ۗه‬
“Adapun orang-orang yang diberi kitab dari sebelah kiri, maka dia akan berkata:
‘Seandainya aku tidak diberi kitabku ini dan seandainya aku tidak mengetahui hisabku.
Seandainya kematian yang menyudahi segalanya. Hartaku tidak memberi manfaat
kepadaku, telah hilang kekuasaanku’. Maka Allah berkata, ‘Peganglah dia lalu
belenggulah tangannya ke lehernya, kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka
yang menyala-nyala, kemudian ikatlah dia dengan rantai yang panjangnya 70 hasta’”
(Al-Haaqqah:25-32)

39
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H45 – PENEGAKKAN QISHASH – HUKUMAN BAGI ORANG-ORANG


YANG DZHALIM

Termasuk keadilan Allah subhanahu wa ta’ala adalah menegakkan qishash di antara


makhluk di hari kiamat. Tidak ada makhluk yang didzhalimi di dunia oleh yang lain,
kecuali akan Allah kembalikan haknya di hari kiamat, bahkan di antara hewan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫لتؤدن الحقوق إلى أهلها يوم القيامة حتى يقاد للشاة الجلحاء من الشاة القرناء‬
LATUADDUNNAL HUQUUQA IDZAA AHLIHA YAUMAL QIYAMAH HATTA YUQAADZA
LISYSYATIL JALHAA MINSYSYATIL QARNAA
Sungguh akan diberikan hak-hak ini kepada pemiliknya di hari kiamat, sampai akan
diqishash seekor kambing yang bertanduk karena kedzhaliman yang dia lakukan
terhadap kambing yang tidak bertanduk. (Muslim)
Akan didatangkan orang yang dhzalim dan yang didzhalimi sekecil apapun kedzhaliman
tersebut, baik kedzhaliman berupa harta, seperti pencurian, perampokan, penipuan,
hutang,, atau kedzhaliman kehormatan seperti umpatan, ghibah (membicarakan
kejelekan orang lain), tuduhan palsu, atau kedzhaliman fisik seperti pemukulan,
pembunuhan, dan lain-lain.
Penegakkan saat itu adalah dengan hasanah dan sayyiah. Orang yang dzhalim akan
diambil hasanahnya dan diberikan kepada orang yang didzhalimi. Apabila orang yang
dzhalim tersebut tidak memiliki hasanah, maka sayyiah orang yang didzhalimi akan
diberikan kepada orang yang dzhalim tersebut. Orang yang bangkrut di hari tersebtu
adalah orang-orang yang terlalu banyak kedzhalimannya di dunia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan ummatku adalah yang datang pada
hari kiamat dengan membawa pahala shalat, pahala puasa, dan pahala zakat, dia
datang pada hari tersebut dan dahulu di dunia dia telah mencela si fulan, menuduh si
fulan berzina, memakan harta si fulan, menumpahkan si fulan, dan memukul si fulan.
Maka hasanah/pahala kebaikan orang tersebut akan diberikan kepada si fulan lalu si
fulan. Sehingga apabila habis hasanah orang tersebut sebelum dia melunasi hak orang
lain, maka akan diambil dosa-dosa orang yang pernah dia dzhalimi tersebut dan
dipikulkan kepadanya. Kemudia akhirnya dia dilemparkan ke dalam neraka (Muslim)
Oleh karena itu, seorang muslim di dunia apabila berbuat dzhalim maka hendaknya
bersegera untuk minta maaf, dan mengembalikan hak orang yang pernah dia dzhalimi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

40
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

Barang siapa yang memiliki kedzhaliman kepada ornag lain baik berupa kehormatan
atau sesuatu yang lain, maka hendaklah dia meminta dihalalkan darinya pada hari ini,
sebelum datang hari yang di situ tidak ada dinar maupun dirham (Bukhari)
Orang yang didzhalimi di dunia boleh membalas dengan balasan yang setimpal, akan
tetapi tidak boleh dia membalas dengan berlebihan karena dengan demikian justru dia
menjadi orang yang dzhalim yg akan diambil kebaikannya. Dan apabila dia memaafkan
maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan pahala yang besar
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
ٰ ُّ‫وج ٰۤزُؤ ا سيَِّئة سيَِّئةٌ م ْثلُها ۚفَم ْن َعفَا واَصْ لَح فَاَجْ رُه َعلَى هّٰللا ۗانَّهٗ اَل يُحب‬
َ‫الظّلِ ِم ْين‬ ِ ِ ِ ٗ َ َ َ َ ِّ َ ٍ َ َ َ
“Dan balasan sebuah kejelekan adalah kejelekan yang setimpal dan barang siapa yang
memaafkan dan memperbaiki, maka pahalanya atas Allah subhanahu wa ta’ala.
Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala tidak mencintai orang-orang yang dzhalim”
(Asy-Syura:40)

41
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H46 – MIZAN (TIMBANGAN) DAN PENIMBANGAN AMAL

Di antara beriman kepada hari akhir adalah berimand engan adanya Mizan dan
penimbangan amal. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫ظلَ ُم نَ ْفسٌ َش ْيـ ًۗٔا َواِ ْن َكانَ ِم ْثقَا َل َحبَّ ٍة ِّم ْن خَرْ د ٍَل اَتَ ْينَا بِهَ ۗا‬
ْ ُ‫از ْينَ ْالقِ ْسطَ لِيَوْ ِم ْالقِ ٰي َم ِة فَاَل ت‬ِ ‫ض ُع ْال َم َو‬
َ َ‫َون‬
َ‫َو َك ٰفى بِنَا ٰح ِسبِ ْين‬
“Dan kami akan meletakkan timbangan-timbangan yang adil pada hari kiamat, maka tidak
ada seorang pun yang akan diudzhalimi sedikit pun” (Al-Anbiya:47)
Sebagian ulama berpendapat bahwasanya penimbangan amal dilakukan setelah hisab,
karena hisab adalah untuk menghitung amalan sedangkan penimbangan adalah untuk
menampakkan hasil dari perhitungan tersebut dan menunjukkan keadilan Allah subhanahu
wa ta’ala. Akan ditimbang hasanah dan sayyiah dengan timbangan yang hakiki, memiliki 2
kiffah (piringan timbangan), memiliki sifat berat dan ringan dan bisa miring karena amalan.
Allahu a’lam tentang hakikatnya dan bagaimananya.
Allah subhanahu wa ta’ala befirman,
ٰۤ ُ
١٠٢ َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬ َ ‫ول ِٕى‬ ‫از ْينُهٗ فَا‬
ِ ‫ت َم َو‬ْ َ‫فَ َم ْن ثَقُل‬
ۤ ٰ ُ ‫ت َم َواز ْينُهٗ فَا‬
١٠٣ ۚ َ‫ول ِٕىكَ الَّ ِذ ْينَ َخ ِسر ُْٓوا اَ ْنفُ َسهُ ْم فِ ْي َجهَنَّ َم ٰخلِ ُدوْ ن‬ ِ ْ َّ‫َو َم ْن خَ ف‬

“Dan barang siapa yang berat timbangannya maka merekalah orang-orang yang beruntung
dan barang siapa yang ringan timbangannya maka merekalah orang-orang yang merugikan
diri mereka sendiri, di dalam Jahannam mereka akan kekal” (Al-Mu’minun:102-103)
Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah, disebutkan
bahwasanya catatan dosa-dosa akan ditaruh di kiffah dan ditokoh atau kartu yang
bertuliskan LAA ILAAHA ILLAALLAAH akan ditaruh di kiffah yang lain. Rasulllah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
YUUDZHOUL MIIZAN YAUMAL QIYAMAH FALAU WUZINA FIIHIIS SAMAAWAATU WAL
ARDH…
“Akan diletakkan mizan pada hari kiamat, seandainya langit dan bumi ditimbang di dalam
niscaya akan cukup. Bertanyalah para malaikat: ‘Wahai Rabb, untuk siapakah timbangan
ini?’ Maka Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: ‘Untuk orang yang aku kehendaki dari
para makhlukKu’” (HR. Al Hakim dalam Al-Mustadrak,shahih)
Para ulama berbeda pendapat tentang berapakah jumlah mizan di hari kiamat, apakah satu
timbangan atau banyak karena masing-masing manusia memiliki timbangan, atau masing-
masing amalan ada timbangan khusus, Allahu a’lam.

42
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

Amalan yang paling berat di dalam timbangan pada hari kiamat adalah 2 kalimat syahadah.
Dari Abdullah ibn Amr ibnl Ash radhiyallahu ‘anhum, beliau berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah akan memilih seseorang dari umatku di hadapan makhluk-makhluk
yang lain pada ahri kiamat. maka dibukalah dihadapannya 99 sijil (makna sijil adalah kitab
besar dan maksud beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kitab yang berisi dosa-dosa
hamba tersebut). Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: Setiap sijil
besarnya sejauh mata memandang. Kemudian Allah bertanya kepada hamba tersebut:
‘Apakah ada isi dari kitab tersebtu yang engkau ingkari? Apakah para malaikat penulis telah
mendzhalimimu?’. Hamba tersebut menjawab: ‘Tidak, wahai Rabbku’. Allah bertanya:
‘Apakah kamu memiliki alasan?’. Dia kembali menjawab: ‘Tidak, wahai Rabbku’. Maka Allah
pun berkata: ‘Sesungguhnya engkau memiliki hasanah di sisi kamu dan sesungguhnya
engkau tidak akan didzhalimi pada hari ini’. Maka dikeluarkanlah sebuah kartu yang
bertuliskan ASYAHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN
‘ABDUHU WA RASUULUH. Allah pun berkata: ‘Lihatlah timbanganmu!’. Hamba tersebut
mengatakan: ‘Wahai Rabbku, apa arti sebuah kartu ini dibandingkan dengan sijil yang
begitu banyak?’. Maka Allah berkata: ‘Sesungguhnya engkau tidak akan dizhalimi’.
Diletakkanlah sijil yang banyak tersebut di satu piringan timbangan dan diletakkan kartu di
satu piringan timbangan yang lain. Maka ringanlah sijil yang banyak, dan beratlah kartu
tersebut. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: Tidak ada sesuatu
yang mengalahkan beratnya nama Allah” (Tirmidzi dan Ibnu Majah, shahih)
Di antara amalan yang sangat memberatkan timbangan pada hari kiamat adalah akhlak yang
baik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dari timbangan daripada akhlak yang baik” (Abu
Dawud dan Tirmidzi, shahih).
Di antara akhlak yang baik adalah menyambung orang yang memutus kita, memberi kepada
orang yang tidak mau memberi kepada kita, dan memaafkan orang yang mendzhalimi kita,
di antara amalan yang berat adalah ucapan SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIH
SUBHAANALLAAHIL ‘ADZHIIM, sebagaimana di dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan
Muslim. Di antara amalan yang memenuhi timbangan adalah ucapan ALHAMDULILLAAH,
sebagaimana di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Oleh karena itu hendaknya seorang muslim senantiasa memperbaiki 2 kalimat syahadat
yang dia ucapkan, berusaha untuk memahami maknanya dan mengamalkan isinya dan
istiqomah di atas keduanya hingga meninggal dunia. Di samping itu hendaknya ia
memperbaiki ibadah kepada Allah dan akhlaknya kepada manusia, melakukan itu semua
karena Allah dan untuk memperberat timbangannya di hari kiamat.
Orang yang berbahagia adalah orang yang lebih berat timbangan kebaikannya daripada
kejelekannya, dan orang yang celaka adalah orang yang lebih ringan timbangan kebaikannya
daripada kejelekannya, sebagaimana disebutkan Allah di dalam surah Al-Qaari’ah. Orang

43
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

kafir tidak memiliki sesuatu yang memberatkan timbangan mereka, karena amalan mereka
batal dengan kesyirikan dan kekufuran (lihat Al Kahfi 103-106):
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah perlu kami beri tahukan orang-orang yang paling
rugi perbuatannya kepadamu?” (Yaitu) orang-orang yang sia-sia usahanya dalam
kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
Mereka itu adalah orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhannya dan (kufur pula
terhadap) pertemuan dengan-Nya. Maka, amal mereka sia-sia dan Kami tidak memberikan
penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat. Itulah balasan mereka (berupa
neraka) Jahanam karena mereka telah kufur serta menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-
Ku sebagai olok-olokan.” (Al Kahfi : 103-106)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya akan datang seseorang yang besar lagi gemuk pada hari kiamat akan tetapi
beratnya di sisi Allah tidak lebih dari berat satu sayap dari seekor nyamuk” (Bukhari dan
Muslim, shahih)
Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwasanya ada 3 perkara yang akan ditimbang pada hari
kiamat:
- Amalan
- Orang yang mengamalkan
- Kitab/catatan amalan

44
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H47 – TELAGA RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM

Di antara beriman kepada hari akhir adalah beriman tentang adanya Telaga Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat.
Hadits-hadits yang datang di dalam masalah ini mencapai derajat mutawatir. Di antaranya
adalah sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ِ ‫ار َد ٍة َوِإنِّي َأرْ جُوْ هللاَ َأ ْن َأ ُكوْ نَ َأ ْكثَ َرهُ ْم َو‬


ً‫ار َدة‬ ِ ‫ِإ َّن لِ ُك ِّل نَبِ ٍّي َحوْ ضًا َوِإنَّهُ ْم يَتَبَاهَوْ نَ َأيُّهُ ْم َأ ْكثَ ُر َو‬
INNA LIKULLI NABIYYIN HAWDHON WA INNAHUM YATABA…
“Sesungguhnya setiap nabi memiliki telaga dan sesungguhnya mereka akan saling
berbangga siapa di antara mereka yang telaganya paling banyak didatangi, dan aku
berharap akulah yang telaganya paling banyak didatangi” (Tirmidzi, shahih)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

،‫ُوم ال َّس َما ِء‬ ْ ‫ َو ِري ُحهُ َأ‬،‫يرةُ َشه ٍْر َماُؤ هُ َأ ْبيَضُ ِمنَ اللَّبَ ِن‬
ِ ‫طيَبُ ِمنَ ْال ِم ْس‬
ِ ‫ َو ِكيزَانُهُ َكنُج‬،‫ك‬ َ ‫ضي َم ِس‬ ِ ْ‫َحو‬
‫ظ َمُأ َأبَدًا‬
ْ َ‫ب ِم ْنهَا فَاَل ي‬
َ ‫َم ْن َش ِر‬
HAWDHI MASIROTU SYAHRIN MAUHU ABIYADHU MINAL LABAN WARIHUHU ATHIYABU
MINAL…
“Telagaku sepanjang 1 bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada susu dan baunya lebih
wangi daripada minyak kesturi dan qiizannya (sejenis teko) sebanyak bintang di langit.
Barang siapa yang meminum darinya maka dia tidak akan haus selama-lamanya”. (Bukhari
dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya seandainya dia masuk ke dalam neraka setelah itu
karena dosa yang dia lakukan, maka dia tidak akan diadzab dengan rasa haus. Ummat beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam akan mendatangi telaga beliau dan meminum darinya. Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
“Dan aku akan menolak manusia dari telagaku sebagaimana seseorang menolak unta
orang lain dari telaganya. Maka para sahabat bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah,
apakah engkau mengenal kami pada hari tersebut?”. Beliau menjawab, “Ya, kalian memiliki
tanda yang tidak dimiliki umat-umat yang lain, kalian akan mendatangi telagaku dalam
keadaan putih wajah, tangan, dan kaki kalian dari bekas berwudhu” (Muslim)
Orang yang beriman ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup kemudian
dia murtad sepeninggal beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka akan dijauhkan dari telaga
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di dalam sebuah hadits beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengatakan,
“Aku akan mendahului kalian di atas telaga dan akan dinampakkan beberapa orang di
antara kalian kemudian tiba2 dijauhkan dariku. Akupun bertanya, “Wahai Rabbku,

45
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

bukankah mereka adalah para sahabatku?” Maka dikatakan kepada beliau, “Sesungguhnya
engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan setelah dirimu” (Bukhari dan Muslim,
dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
Di dalam hadits yang lain dikatakan kepada beliau: Sesungguhnya engkau tidak mengetahui
apa yang mereka rubah setelahmu (Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya membuat bid’ah di dalam agama termasuk
merubah yang dimaksud di dalam hadits ini. Dikhawatirkan dia tidak bisa meminum dari
telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun bukan berarti apabila dia masuk ke dalam
neraka dia kekal di dalamnya, karena yang kekal di dalam neraka hanyalah orang-orang
kafir.
Dua hadits terakhir menunjukkan bahwasanya, setelah meninggal dunia, beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak mengetahui apa yang dilakukan umatnya.
Semoga Allah swt menjadikan kita termasuk orang-orang yang bisa meminum dari telaga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari di mana kita sangat membutuhkannya.

46
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H48 – BEBERAPA KEJADIAN DI PADANG MAHSYAR 1/2

Di antara kejadian di Padang Mahsyar adalah percekcokan antara para pembesar orang-
orang kafir dan para pengikutnya. Allah menyebutkan di dalam surat Saba:31-33
bahwasanya orang-orang kafir akan dihadapkan kepada Allah. Berkatalah orang-orang yang
dianggap lemah kepada pembesar-pembesar mereka: “Kalau bukan karena kalian tentulah
kami dahulu menjadi orang2 beriman”. Pembesar-pembesar tersebut membantah dan
mengatakan: “Apakah kami yang telah menghalangi kalian dari petunjuk sesudah petunjuk
itu datang kepada kalian? Tidak, sebenarnya kalian sendirilah orang-orang yang berdosa”.
(Maksudnya, kalian sendirilah yang menginginkan kesesatan dan kami hanya mengajak).
Orang2 yang dianggap lemah balik membantah dan mengatakan: “Tidak, sebenarnya tipu
daya kalian malam dan siang itulah yang manghalangi kami ketika kalian menyuruh kami
untuk kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagiNya”. Akhirnya semuanya
menyesal tatkala melihat adzab. Demikianlah keadaan para pembesar dan tokoh
masyarakat yang mengajak keada kesyirikan dan menghalangi manusia dari Tauhid. Mereka
berlepas diri dari para pengikut mereka dan tidak bisa menolong mereka sedikit pun. Para
pengikut akan celaka sebagaimana para tokoh tersebut dan para pembesar juga celaka.
Oleh karena itu, seorang muslim hendaknya menyelamatkan dirinya dari neraka. Jadilah
seorang tokoh masyarakat yang mengajak kepada Tauhid. Dan apabila dia adalah orang
yang lemah, maka janganlah dia mengikuti kemauan para pembesar atau orang banyak
apabila mereka menghalangi manusia dari Tauhid dan mengajak kepada kesyirikan. Semoga
Allah subhanahu wa ta’ala memberikan hidayah kepada kita dan juga mereka
menghilangkan rasa cinta dunia yang berlebihan dalam diri kita dan menghilangkan
kesombongan dari dalam diri kita dan menjadikan rasa takut kita hanya kepada Allah
subhanahu wa ta’ala.
Dan di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada orang-
orang musyrikin tentang sesembahan selain Allah yang mereka sembah di dunia. Di
manakah mereka pada hari tersebut. Dan Allah akan bertanya kepada mereka tentang
bagaimana sikap mereka terhadap ajakan para Rasul ‘alaihimus salam.
Di dalam surat Al-Qashash:62-66 Allah akan memanggil orang2 musyrikin dan menghina
mereka dengan bertanya: “Di manakan sekutu-sekutuKu yang dahulu kalian sangka mereka
adalah sekutu-sekutuKu?” Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala akan berkata kepada orang-
orang musyrikin: “Berdo’alah kalian kepada sekutu-sekutu kalian”. Maka mereka pun
berdo’a kepada sesembahan-sesembahan mereka di dunia, meminta pertolongan kepada
mereka dalam keadaan genting tersebut sebagaimana mereka dahulu meminta di dunia.
Maka sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa berbuat apapun dan tidak menjawab
seruan mereka. Barulah mereka mengetahui bahwasanya sesembahan-sesembahan
tersebut tidak bisa menolong mereka sedikitpun.

47
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

Allah juga akan bertanya kepada mereka: “Apakah jawaban kalian terhadap ajakan para
Rasul, yaitu apakah kalian membenarkan mereka dan mengikuti ajakan mereka untuk
bertauhid?” Demikianlah keadaan orang2 musyrikin, sesembahan-sesembahan mereka di
dunia tidak bisa mengabulkan do’a mereka ketika sangat dibutuhkan, tidak bisa menolong
mereka di hadapan Allah, bahkan mereka berlepas diri.
Allah berfirman,

٥ َ‫ضلُّ ِم َّم ْن يَّ ْد ُعوْ ا ِم ْن ُدوْ ِن هّٰللا ِ َم ْن اَّل يَ ْستَ ِجيْبُ لَ ٗ ٓه اِ ٰلى يَوْ ِم ْالقِ ٰي َم ِة َوهُ ْم ع َْن ُدع َۤا ِٕى ِه ْم ٰغفِلُوْ ن‬
َ َ‫َو َم ْن ا‬
٦ َ‫َواِ َذا ُح ِش َر النَّاسُ َكانُوْ ا لَهُ ْم اَ ْعد َۤا ًء َّو َكانُوْ ا بِ ِعبَا َدتِ ِه ْم ٰكفِ ِر ْين‬
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang2 yang berdo’a kepada selain Allah yang
tidak bisa mengabulkan sampai hari kiamat dan mereka lalai dari do’a orang yang berdo’a
kepada mereka. Dan apabila manusia dikumpulkan mereka akan menjadi musuh bagi
orang2 yang menyembah mereka dan mereka akan mengingkari ibadah yang dilakukan
orang2 musyrikin terhadap mereka” (Al-Ahqaf:5-6)
Adapun orang yang bertauhid maka Allah akan menolong mereka di dunia maupun di
akhirat.

48
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H49 – BEBERAPA KEJADIAN DI PADANG MAHSYAR 2/2

Di antara kejadian di Padang Mahsyar, bahwasanya Allah akan bertanya kepada para
malaikat dan Nabi ‘Isa ‘alaihis salam. Allah menyebutkan di dalam surat Saba:40-42,
bahwasanya di Padang Mahsyar Allah akan bertanya kepada para malaikat yang disembah
oleh sebagian manusia sebagai penghinaan terhadap orang-orang musyrikin yang dahulu
menyembah mereka:
ۤ
٤٠ َ‫َويَوْ َم يَحْ ُش ُرهُ ْم َج ِم ْيعًا ثُ َّم يَقُوْ ُل لِ ْل َم ٰل ِٕى َك ِة اَ ٰهُٓؤاَل ۤ ِء اِيَّا ُك ْم َكانُوْ ا يَ ْعبُ ُدوْ ن‬
٤١ َ‫ك اَ ْنتَ َولِيُّنَا ِم ْن ُدوْ نِ ِه ْم ۚبَلْ َكانُوْ ا يَ ْعبُ ُدوْ نَ ْال ِج َّن اَ ْكثَ ُرهُ ْم بِ ِه ْم ُّمْؤ ِمنُوْ ن‬ َ َ‫قَالُوْ ا ُسب ْٰحن‬
‫ار الَّتِ ْي ُك ْنتُ ْم‬ َ ‫ض ًّرا ۗ َونَقُوْ ُل لِلَّ ِذ ْينَ ظَلَ ُموْ ا ُذوْ قُوْ ا َع َذ‬
ِ َّ‫اب الن‬ َ ‫ْض نَّ ْفعًا َّواَل‬ ٍ ‫ض ُك ْم لِبَع‬ ُ ‫ك بَ ْع‬ ُ ِ‫فَ ْاليَوْ َم اَل يَ ْمل‬
٤٢ َ‫بِهَا تُ َك ِّذبُوْ ن‬
“Apakah mereka ini dahulu menyembah kalian?” Para malaikat menjawab: “Maha Suci
Engkau, Engkaulah pelindung kami, bukan mereka. Akan tetapi mereka dahulu telah
menyembah jin, kebanyakan mereka beriman kepada jin tersebut”. Maksudnya,
bahwasanya orang2 musyrikin ketika menyembah selain Allah, baik orang yang shalih,
benda mati, dll, maka pada hakikatnya mereka menyembah jin, karena yang menyuruh
mereka untuk menyekutukan Allah adalah jin. Apabila mereka mentaati berarti mereka
telah menyembah jin tersebut. Para malaikat pun tidak berkuasa untuk memberikan
manfaat dan tidak pula mudharat kepada orang-orang yang telah menyembah mereka. Para
penyembah malaikat itupun akan diadzab oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Di dalam surat Al-Maidah:116-117, Allah menyebutkan bahwasanya Allah akan bertanya
kepada Nabi ‘Isa ‘alaihis salam sebagai penghinaan dari Allah subhanahu wa ta’ala terhadap
orang-orang Nashrani yang menjadikan beliau dan ibu beliau sebagai Tuhan:
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ال ُسب ْٰحنَكَ َما‬ َ َ‫اس اتَّ ِخ ُذوْ نِ ْي َواُ ِّم َي اِ ٰلهَي ِْن ِم ْن ُدوْ ِن ِ ۗق‬ ِ َّ‫َواِ ْذ قَا َل ُ ٰي ِع ْي َسى ا ْبنَ َمرْ يَ َم َءاَ ْنتَ قُ ْلتَ لِلن‬
‫ت قُ ْلتُهٗ فَقَ ْد َعلِ ْمتَهٗ ۗتَ ْعلَ ُم َما فِ ْي نَ ْف ِس ْي َوٓاَل اَ ْعلَ ُم َما فِ ْي‬ ُ ‫ق ۗاِ ْن ُك ْن‬ ٍّ ‫ْس لِ ْي بِ َح‬ َ ‫يَ ُكوْ ُن لِ ْٓي اَ ْن اَقُوْ َل َما لَي‬
١١٦ ‫ب‬ ِ ْ‫ك اَ ْنتَ َعاَّل ُم ْال ُغيُو‬ َ َّ‫نَ ْف ِسكَ ۗاِن‬
‫ت فِ ْي ِه ْم ۚ فَلَ َّما‬ ُ ‫ت لَهُ ْم اِاَّل َمٓا اَ َمرْ تَنِ ْي بِ ٖ ٓه اَ ِن ا ْعبُ ُدوا هّٰللا َ َرب ِّْي َو َربَّ ُك ْم ۚ َو ُك ْن‬
ُ ‫ت َعلَ ْي ِه ْم َش ِه ْيدًا َّما ُد ْم‬ ُ ‫َما قُ ْل‬
١١٧ ‫ْب َعلَ ْي ِه ْم ۗ َواَ ْنتَ ع َٰلى ُكلِّ َش ْي ٍء َش ِه ْي ٌد‬ َ ‫ت ََوفَّ ْيتَنِ ْي ُك ْنتَ اَ ْنتَ ال َّرقِي‬
“Wahai ‘Isa putra Maryam, apakah engkau dahulu pernahg mengatakan kepada manusia,
jadikanlah aku dan ibuku 2 tuhan selain Allah?” ‘Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah
patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku untuk mengatakannya. Jika aku pernah
mengatakannya, maka tentulah Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada
pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriMu. Sesungguhnya Engkau
Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka
kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannyam yaitu sembahlah

49
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

Allah Rabbku dan Rabb kalian. Dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku hidup
bersama mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka
dan Engkau Maha Menyaksikan segala sesuatu”.
Demikianlah keadaan para malaikat dan Nabi ‘Isa ‘alaihis salam, mereka adalah makhluk
yang taat beribadah kepada Allah, senang apabila manusia hanya menyembah kepada Allah
dan mereka tidak pernah menyuruh manusia menyembah kepada Allah dan mereka tidak
pernah menyuruh manusia menyembah diri mereka. Demikian pula orang-orang yang
shalih dan wali-wali Allah, manusialah yang terlalu berlebih-lebihan terhadap mereka,
membuat patung mereka, memajang gambar mereka, membangun dan menghias kuburan
mereka, meyakini bahwasanya mereka mengetahui yang ghaib, berdo’a kepada mereka,
berpergian yang jauh untuk berziarah ke makam mereka, beri’tikaf di kuburan mereka,
menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka, membangun masjid di atas kuburan mereka,
atau memasukkan kuburan mereka di dalam masjid, bertawassul dengan do’a mereka
setelah mereka meninggal dunia, atau menganggap orang2 shalih tersebut bisa
mendekatkan diri mereka kepada Allah. Ini semua termasuk berlebihan. Jangan sampai
keadaan seseorang seperti keadaan kaum Nabi Nuh ‘alaihis salam, yang berlebihan
terhadap 5 orang shalih yang disebutkan di dalam surat Nuh:23.

‫ق َونَ ْسر ًۚا‬ َ ْ‫َوقَالُوْ ا اَل تَ َذر َُّن ٰالِهَتَ ُك ْم َواَل تَ َذر َُّن َو ًّدا َّواَل س َُواعًا ەۙ َّواَل يَ ُغو‬
َ ْ‫ث َويَعُو‬
“Mereka berkata, ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhanmu dan jangan pula
sekali-kali kamu meninggalkan Wadd, Suwā‘, Yagūṡ, Ya‘ūq, dan Nasr.” (Nuh:23)
-Kelimanya adalah nama-nama berhala terbesar pada kabilah-kabilah kaum Nabi Nuh a.s. yang semula
merupakan nama-nama orang saleh.

Atau seperti keadaan sebagian orang yang mengaku mencintai ‘Ali bin Abi Thalib, Fathimah,
Hasan, Husain, dan sebagian keturunan beliau radhiyallahu ‘anhum kemudian berlebih2an
terhadap mereka.

50
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

H50 – DIKUMPULKANNYA ORANG-ORANG KAFIR KE DALAM NERAKA

Setelah hisab di Padang Mahsyar selesai, maka mulailah dipisah antara penduduk surga dan
penduduk neraka secara bertahap. Al Imam Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan di dalam
kedua shahihnya dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, bahwasanya kelak di hari kiamat akan ada yang memanggil dan
memerintahkan setiap umat untuk mengikuti Tuhan yang dia sembah di dunia. Maka
tidaklah ada manusia yang menyembah selain Allah seperti patung, dan batu, kecuali dia
akan berjatuhan ke dalam neraka, sehingga tidak tersisa kecuali orang-orang yang beriman,
baik yang shalih maupun yang fasiq, dan sebagian kecil/sisa ahlul kitab (Yahudi dan
Nashrani).
Dikatakan kepada orang-orang Yahudi, “Apakah yang kalian sembah?”. Mereka berkata,
“Kami dahulu menyembah ‘Uzair, anak Allah”. Dikatakan kepada mereka, “Kalian telah
berdusta. Allah tidak memiliki istri dan anak. Lalu apakah yang kalian inginkan?”. Mereka
berkata, “Kami haus, maka berilah kami air minum”, karena saat tu Allah memperlihatkan
kepada mereka Jahannam yang dari jauh seperti air. Maka ditunjukkanlah Jahannam yang
dari jauh seperti air tersebut dan dikatakan kepada mereka, “Apakah kalian tidak mau
mendatanginya?”. Maka mereka pun dikumpulkan ke Jahannam dan berjatuhan di
dalamnya. Kemudian dikatakan kepada orang-orang Nashrani, “Apakah yang kalian
sembah?”. Mereka berkata, “Kami dahulu menyembah ‘Isa, anak Allah”. Dikatakan kepada
mereka, “Kalian telah berdusta. Allah tidak memiliki istri dan anak. Lalu apakah yang kalian
inginkan?”. Mereka berkata, “Kami haus, maka berilah kami air minum”. Maka
ditunjukkanlah Jahannam yang dari jauh seperti air dan dikatakan kepada mereka, “Apakah
kalian tidak mendatanginya?”. Akhirnya mereka pun juga dikumpulkan ke Jahannam dan
berjatuhan di dalamnya.
Dan di dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang juga dikeluarkan oleh Al-Bukhari
dan Muslim, disebutkan bahwasanya Allah akan berkata kepada manusia, “Barang siapa
yang menyembah sesuatu maka hendaklah mengikutinya”. Maka penyembah matahari
akan mengikuti matahri, penyembah bulan akan mengikuti bulan, penyembah Thagut akan
mengikuti Thagut, dan Thagut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah.
Kemudian tersisalah umat Islam dan bersama mereka orang-orang munafiq. Di dalam hadits
Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, disebutkan bahwasanya orang-orang dahulu
menyembah nabi ‘Isa ‘alaihis salam, maka akan mengikuti syaitan nabi ‘Isa yang
diserupakan dengan beliau. Dan yang dahulu menyembah ‘Uzair, maka akan mengikuti
syaitan ‘Uzair yang diserupakan dengan beliau (hadits shahih, Riwayat At-Thabrani, di dalam
Al-Mu’jamul Kabir)
Demikianlah keadaan orang-orang yang menyembah kepada selain Allah, baik orang-orang
musyrikin maupun Ahlul Kitab (orang Yahudi dan Nashrani). Mereka akan dipisahkan dari
orang-orang yang menyembah Allah saja yang mencakup orang-orang yang benar-benar

51
HIS SI 05.2 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR II

menyembah Allah, merekalah orang-orang yang beriman maupun orang-orang yang pura-
pura menyembah Allah, dan merekalah orang-orang munafiq.

52

Anda mungkin juga menyukai