Anda di halaman 1dari 6

Home

Sekolah

Perguruan Tinggi

Beasiswa

Edutainment

Seleksi Masuk PT

Detikpedia

Foto

Video

Infografis

Indeks

Most Popular

Peringkat Universitas

Try Out

detikEdu

DetikPedia

Kisah 25 Nabi

Kisah Nabi Syu'aib AS dan Kaum Madyan yang Suka Curangi Timbangan Dagang

Kristina Ina - detikEdu

Senin, 19 Apr 2021 03:31 WIB

Foto: Ilustrasi Mindra Purnomo/Kisah Nabi Syu'aib AS dan Kaum Madyan yang Suka Curangi Timbangan
Dagang

Jakarta - Nabi Syu'aib AS adalah nabi yang mendapat julukan Khatib al-Anbiya. Ia diutus untuk
menyadarkan kaum Madyan yang terkenal dengan kecurangan dalam berdagang.
Kisah Nabi Syu'aib AS diceritakan dalam Al Quran pada Surat Al-Araf dan Surat Hud. Kisah tersebut
memberikan peringatan kepada umat Islam untuk senantiasa jujur dalam melakukan jual beli.

Perjalanan Nabi Syua'ib AS untuk menyadarkan kaum Madyan penuh dengan rintangan. Bahkan ia
diancam untuk disingkirkan dari kaumnya.

Baca juga:

Kisah Nabi Yaqub AS: Sosok Ayah Bijaksana dan Penyayang

Berikut kisah Nabi Syua'ib:

1. Perjalanan Menyadarkan Kaum Madyan

Dikutip dari buku Kisah Para Nabi karangan Ibnu Katsir, penduduk Madyan merupakan orang-orang yang
kukuh dalam kekufuran.

Dalam berbagai riwayat menyebutkan kaum Madyan adalah kaum yang suka menumpuk harta dan
curang dalam timbangan dagang. Mereka kerap kali mengurangi timbangan bahkan mengganti dengan
barang palsu.

Kaum Madyan juga tidak mempercayai adanya Allah SWT. Hal itulah yang menyebabkan diutusnya Nabi
Syu'aib untuk menyadarkan kaumnya. Nabi Syu'aib juga merupakan penduduk Madyan.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-A'raf ayat 85

‫َوِإَلٰى َم ْد َيَن َأَخاُهْم ُش َع ْيًبا ۗ َقاَل َٰي َقْو ِم ٱْع ُبُدو۟ا ٱَهَّلل َم ا َلُك م ِّم ْن ِإَٰل ٍه َغْيُر ۥُه ۖ َقْد َج آَء ْتُك م َبِّيَنٌة ِّم ن َّرِّبُك ْم ۖ َفَأْو ُفو۟ا ٱْلَكْيَل َو ٱْلِم يَز اَن َو اَل َتْبَخ ُسو۟ا ٱلَّناَس َأْش َيآَء ُهْم‬
‫َو اَل ُتْفِس ُدو۟ا ِفى ٱَأْلْر ِض َبْع َد ِإْص َٰل ِح َها ۚ َٰذ ِلُك ْم َخ ْيٌر َّلُك ْم ِإن ُك نُتم ُّم ْؤ ِمِنيَن‬

Artinya: "Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah
datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan
janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik
bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman."

Nabi Syu'aib mengingatkan kaum Madyan untuk tidak menghalangi orang-orang yang ingin ikut ke jalan
Allah SWT. Dalam Surat Al-Araf ayat 86 juga dijelaskan bagaimana Nabi Syu'aib mengingatkan mereka
atas azab yang menimpa kaum-kaum sebelumnya.

‫َو اَل َتْقُعُدو۟ا ِبُك ِّل ِص َٰر ٍط ُتوِع ُد وَن َو َتُص ُّد وَن َعن َس ِبيِل ٱِهَّلل َم ْن َء اَم َن ِبِهۦ َو َتْبُغ وَنَها ِع َو ًجا ۚ َو ٱْذ ُك ُر ٓو ۟ا ِإْذ ُك نُتْم َقِلياًل َفَك َّثَر ُك ْم ۖ َو ٱنُظُرو۟ا َكْيَف َك اَن َٰع ِقَبُة‬
‫ٱْلُم ْفِسِد يَن‬

Artinya: "Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi
orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan
ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan."

Turunnya Nabi Syu'aib sebagai utusan Allah SWT juga disebutkan dalam Q.S Hud ayat 84:

۞ ‫َوِإَلٰى َم ْد َيَن َأَخاُهْم ُش َع ْيًبا ۚ َقاَل َٰي َقْو ِم ٱْع ُبُدو۟ا ٱَهَّلل َم ا َلُك م ِّم ْن ِإَٰل ٍه َغْيُر ۥُه ۖ َو اَل َتنُقُصو۟ا ٱْلِم ْك َياَل َو ٱْلِم يَز اَن ۚ ِإِّنٓى َأَر ٰىُك م ِبَخ ْيٍر َوِإِّنٓى َأَخاُف َع َلْيُك ْم َع َذ اَب‬
‫َيْو ٍم ُّمِح يٍط‬

Artinya: "Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi
takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan
sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)."

Kaum Madyan tidak menghiraukan ajakan nabi Syu'aib untuk menyembah Allah SWT dan berlaku tidak
curang dalam berdagang. Mereka membantah perkataan utusan Allah SWT. Sebagaimana terdapat
dalam firman-Nya pada Surat Hud ayat 87:

‫َقاُلو۟ا َٰي ُش َع ْيُب َأَص َلٰو ُتَك َتْأُم ُرَك َأن َّنْتُرَك َم ا َيْعُبُد َء اَبآُؤَنآ َأْو َأن َّنْفَعَل ِفٓى َأْم َٰو ِلَنا َم ا َنَٰٓش ُؤ ۟ا ۖ ِإَّنَك َأَلنَت ٱْلَح ِليُم ٱلَّر ِش يُد‬
Artinya: "Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar kami
meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang
kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi
berakal."

Nabi Syu'aib tetap teguh dalam menyampaikan kebenaran kepada kaumnya yang justru
mendustakannya.

ۚ ‫َقاَل َٰي َقْو ِم َأَر َء ْيُتْم ِإن ُك نُت َع َلٰى َبِّيَنٍة ِّم ن َّرِّبى َو َر َزَقِنى ِم ْنُه ِر ْز ًقا َح َس ًنا ۚ َوَم آ ُأِريُد َأْن ُأَخاِلَفُك ْم ِإَلٰى َم آ َأْنَهٰىُك ْم َع ْنُه ۚ ِإْن ُأِريُد ِإاَّل ٱِإْل ْص َٰل َح َم ا ٱْسَتَطْع ُت‬
‫َوَم ا َتْو ِفيِقٓى ِإاَّل ِبٱِهَّلل ۚ َع َلْيِه َتَو َّك ْلُت َوِإَلْيِه ُأِنيُب‬

Artinya: "Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari
Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-
Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku
tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada
taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya
kepada-Nya-lah aku kembali." (Q.S Hud: 88)

Hingga suatu ketika kaum Madyan mengancam akan menyingkirkan Nabi Syu'aib beserta keluarganya
jika masih mengganggu kecurangan mereka dalam berdagang. Bahkan mereka menantang Nabi Syu'aib
untuk mendatangkan azab jika memang apa yang dikatakan benar.

‫َٰن‬ ‫۟ا‬
‫َقاُلو َٰي ُش َع ْيُب َم ا َنْفَقُه َك ِثيًرا ِّمَّم ا َتُقوُل َوِإَّنا َلَنَر ٰى َك ِفيَنا َضِع يًفا ۖ َو َلْو اَل َر ْهُطَك َلَرَج ْم َك ۖ َوَم آ َأنَت َع َلْيَنا ِبَع ِزيٍز‬

Artinya: "Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu
dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah
karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamu pun bukanlah seorang yang
berwibawa di sisi kami." (Q.S Hud: 91)

‫َقاَل َٰي َقْو ِم َأَر ْهِط ٓى َأَع ُّز َع َلْيُك م ِّم َن ٱِهَّلل َو ٱَّتَخ ْذ ُتُم وُه َو َر آَء ُك ْم ِظ ْهِرًّيا ۖ ِإَّن َر ِّبى ِبَم ا َتْع َم ُلوَن ُمِح يٌط‬
Artinya: "Syu'aib menjawab: "Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu
daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu? Sesungguhnya
(pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan". (Q.S Hud: 92)

‫َو َٰي َقْو ِم ٱْع َم ُلو۟ا َع َلٰى َم َكاَنِتُك ْم ِإِّنى َٰع ِم ٌل ۖ َسْو َف َتْع َلُم وَن َم ن َيْأِتيِه َع َذ اٌب ُيْخ ِزيِه َوَم ْن ُهَو َٰك ِذ ٌب ۖ َو ٱْر َتِقُبٓو ۟ا ِإِّنى َم َع ُك ْم َرِقيٌب‬

Artinya: "Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun
berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan
siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu".
(Q.S Hud: 93)

Kaum Madyan tetap tidak menghiraukan perkataan dan peringatan dari Nabi Syu'aib. Hingga akhirnya
Allah SWT mendatangkan azab sebagaimana yang ditimpakan untuk kaum sebelumnya.

‫َو َلَّم ا َج آَء َأْم ُرَنا َنَّجْيَنا ُش َع ْيًبا َو ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا َم َع ۥُه ِبَر ْح َم ٍة ِّم َّنا َو َأَخ َذ ِت ٱَّلِذ يَن َظَلُم و۟ا ٱلَّصْيَح ُة َفَأْص َبُحو۟ا ِفى ِد َٰي ِرِهْم َٰج ِثِم يَن‬

Artinya: "Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman
bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami. Dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu
suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya." (Q.S Hud: 94).

2. Mendapat Julukan Khatib Al-Anbiya

Nabi Syu'aib pandai dalam menyampaikan pesan. Ia membalas setiap perkataan kaum Madyan dengan
kata-kata yang halus. Sebagaimana yang terdapat dalam Surat Hud ayat 88:

"Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku
dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan
aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak
bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik
bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-
Nya-lah aku kembali." (Q.S Hud: 88)
Dari perkataan yang disampaikan lewat ayat tersebut tergambar bahwa Nabi Syu'aib menggunakan
argumen yang jelas dan mudah dipahami. Seluruh perkataannya memiliki dasar dan arah tujuan.

Hal itulah yang membuat Nabi Syu'aib AS mendapat julukan Khatib al-Anbiya atau juru bicara para nabi.

Baca artikel detikedu, "Kisah Nabi Syu'aib AS dan Kaum Madyan yang Suka Curangi Timbangan Dagang"
selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5537289/kisah-nabi-syuaib-as-dan-kaum-
madyan-yang-suka-curangi-timbangan-dagang.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Anda mungkin juga menyukai