Para penduduk kafir sering berkelakuan buruk dengan sesama manusia, mereka sering
menipu dalam urusan jual beli, dan sering mengurangi takaran dan timbangan. Melihat
kejatian tersebut, maka Allah SWT mengutus seorang nabi dari kalangan mereka yang
bernama Nabi Syuaib untuk mengajak mereka beribadah kepada Allah. Beliau mulai
mengajak dan melarang kaum kafir untuk mengurangi takaran dan timbangan serta melarang
melakukan pembajakan dan perbuatan buruk lainnya.
Allah berfirman, “Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Mmadyan saudara
mereka Syuaib. Dia berkata, Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan
bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu.
Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia
barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka
bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul
kamu orang-orang yang beriman. Dan janganlah kamu duduk ditiap-tiap jalan dengan
menakut nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan
menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah diwaktu dahulunya kamu
berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikan bagaimana
kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-A’raf ayat 85-86)
Nabi Syuaib adalah seorang laki-laki yang sangat jujur dan terpercaya diantara
kaumnya. Beliau adalah orang yang selalu beribadah kepada Allah SWT dan mengajarkan
nilai-nilai kebaikan kepada semua orang yang dikenal. Peringatan tulus sayang diberikan
Nabi Syuaib kepada penduduk Madyan tidak dianggap sama sekali. Mereka menganggap jika
urusan perdagangan tidak ada kaitannya dengan keimanan. Nabi Syuaib tidak pernah
menyerah untuk terus berdakwah kepada kaumnya yang sesat.
Hingga pada suatu ketika, mereka mengancam Nabi Syuaib jika masih saja terus
menerus mengusik cara mereka jual beli. Mereka mengancam akan mengusir Nabi Syuaib
jika beliau tidak mau menyembah pohon Akhyat dan benda-beda mati seperti mereka.
Dengan sombong mereka menantang Nabi Syuaib untuk mendatangkan azab.
Nabi Syuaib pasrah mendengar kaum Madyan yang sombong. Lalu dia menyerah
semua kepada Allah. Allah memerintahkan nabi Syuaib bersama pengikutnya untuk
meninggalkan kota Madyan. Setelah Nabi Syuaib dan para pengikutnya meninggalkan kota
Madyan, tiba-tiba terlihat awan tebal bergulung-gulung dilangit kota itu. Para kaum kafir
mengira bahwa awan tebal itu pertanda akan turun hujan, namun dibalik awan tersebut
terdengar suara yang petir yang sangat keras dan menggelegar. Suara itu begitu keras dan
membinasakan semua orang yang mendengarnya. Semua penduduk kafir seketika mati
ditempat masing-masing ketika mendengar suara petir tersebut. Semua penduduk tewas,
seperti tidak pernah ada manusia yang pernah menghuni dikota tersebut.
Allah SWT mengirimkan kepada mereka berbagai bentuk azab dan musibah karena
sifat dan perbuatan mereka yang buruk, Allah timpahkan kepada mereka gempa bumi sebagai
balasan karena mengancam akan mengusir nabi Syuaib dan para pengikutnya (QS Al-A’raf:
91). Dia juga menimpahkan kepada mereka naungan awan yang daripadanya keluar bunga
api sebagai jawaban atas permintaan mereka untuk ditimpahkan azab berupa gumpalan dari
langit (QS Asy-Syu’aara’ : 187-188)