Anda di halaman 1dari 13

"MUNAFIK MENURUT PANDANGAN ISLAM

20 Juni 2011 pukul 22:33



oleh Von Edison Alouisci

Kaum Munafikin adalah ancaman terbesar bagi umat Islam, mereka menikam dari belakang laksana musuh
dalam selimut, merekalah yang selama ini menjadi biang kerok kekalahan kaum muslim dari orang-orang
kafir. Mereka pula yang selama ini dengan gencarnya menolak penegakan syariat Islam. Karena ini
penting bagi kita untuk mengatahui ciri-ciri mereka agar dapat terhindar dari tipu dayanya.

Ibn Katsir berkata ; Kemunafikan adalah menampakkan kabaikan dan menyembunyikan kejelekan,
kemunafikan ada bermacam-macam ; Itiqadiy (kemunafikan dalam Itiqad) inilah kemunafikan yang
pemiliknya abadi dalam neraka. Amaliy (kemunafikan dalam beramal) dan ia termasuk dosa paling besar.

Nifaq Itiqady

Kemunafikan dalam Itiqad adalah dengan menampakkan keislaman tapi dalam hati menyimpan
kekufuran.
Allah berfirman ;

Di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian pada hal
mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (Al-Baqarah 8 )


Ibn Katsir dalam tafsirnya menyebutkan tentang pertama kali kemunculan golongan munafikin yaitu
semenjak kemenangan umat Islam dalam perang Badr. Beliau berkata ;
Sifat-sifat munafikin hanyalah turun dalam surat-surat Madaniyyah, dikarenakan kota Makkah tidak
terdapat didalamnya kemunafikan. Bahkan yang ada adalah sebailknya; (yakni) sebagian orang
menampakkan kekufuran dengan terpaksa sedang di batinnya ia beriman.

Beliau melanjutkan ; Kemudian ketika Rasulullah sampai di Madinah masuk Islam-lah orang-orang yang
masuk Islam dari qabilah Aus dan Khazraj, sedang sedikit orang yahudi yang masuk Islam kecuali
Abdullah bin Salam Ra. Pada masa itu juga belum muncul kemunafikan dikarenakan umat islam setelah
itu tidak mempunyai suatu kekuatan yang ditakuti. Bahkan Nabi malah mengadakan perjanjian dengan
kaum Yahudi dan suku-suku Arab di sekitar Madinah.

Kemudian ketika terjadi perang Badr yang besar dan Allah menampakkan kalimatnya, dan memuliakan
Islam dan pemeluknya, berkatalah Abdullah bin Ubay bin Salul,-Dahulu ia merupakan pemimpin di kota
madinah, ia dari qabilah Khazraj, dan ia merupakan pemimpin dua qabilah (Aus dan Khazraj) di masa
Jahiliyyah, dan mereka telah bertekad menjadikan ia raja bagi mereka. Tiba-tiba datanglah kebaikan lalu
mereka masuk islam, dan sibuk darinya (Abdullah bin Ubay), jadilah dalam dirinya terdapat kedengkian
terdapat islam dan pengikutnya-

Maka ketika terjadi perang Badr ia berkata ; Inilah perkara Allah telah menghadap kemudian ia
menampakkan masuk dalam agama islam, dan masuk pula besertanya golongan-golongan yang sejalan
dengan jalan dan pendapatnya, dan juga golongan lain dari Ahli Kitab, dan dari sinilah ditemukan
kemunafikan pada penduduk Madinah.


Golongan munafik Abdullah Bin Ubay ini tak henti-hentinya memusuhi kaum muslimin, akan tetapi usaha
apapun yang mereka lakukan selalu gagal berkat pertolongan Allah Swt.
Golongan ini mulai lenyap sepeninggal Abdullah Bin Ubay akibat taktik jitu Rasulullah yang memberikan
bajunya untuk dijadikan kain kafan baginya sehingga menarik hati para pengikutnya.

Walaupun begitu tidak lantas mereka lenyap begitu saja, sejarah telah mencatat para penerus Abdullah bin
Ubay yang berusaha menghancurkan Islam dari dalam. Sebut saja Abdullah bin Saba orang yahudi yang
memiliki kedengkian yang dalam terhadap Islam dan berhasil memecah belah umat Islam sehingga
muncullah golongan Syiah. Begitu pula kita lihat tipu daya yang dilakukan Snouck Hurgronje terhadap
kaum muslimin Indonesia yang akibatnya masih dapat kita lihat hingga sekarang.

Ancaman Bagi Orang Munafik Dalam Itiqad

Mengingat kekufuran yang dilakukan kaum munafik lebih parah dan lebih berhaya dibanding orang kafir
biasa, maka sebanding dengan itu, Allah menyiapkan bagi mereka siksa yang lebih pula.
Allah berfirman ;


Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan
kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (An-Nisa 145)

Yakni kaum munafikin tempatnya adalah neraka paling bawah, dibawahnya Nasrani, Yahudi, dan kaum
musyrikin.
Ibn Umar berkata ;
:

Sesungguhnya manusia yang paling berat siksanya pada hari Kiamat ada tiga ; kaum munafik, dan orang
yang kafir dari Ashabul Maidah (kaum nabi Isa yang diturunkan pada mereka makanan dari langit), dan
para pengikut Firaun.
Bagaimana hukumnya orang munafik

Secara umum kaum munafik dihukumi seperti halnya kaum muslim lainya karena memandang dari segi
dzahirnya. Dan mereka masih dihukumi muslim walaupun mereka menampakkan kekufuran mereka selagi
setelah itu mereka kembali menampakkan keislamannya.

Itulah sebabnya Nabi Saw tidak mau membunuh Abdullah bin Ubay walaupun telah banyak perbuatannya
yang menunjukkan kekufurannya. Allah berfirman ;



Mereka itulah (Munafikin) orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Maka dari
itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasehat, dan katakanlah kepada mereka perkataan
yang berbekas pada jiwa mereka. (An-Nisa 63)

Perintah Allah agar berpaling dari mereka menunjukkan larangan untuk membunuh mereka, bahkan
sebaliknya, Allah memerintahkan untuk menasehati mereka.
Nabi berkata kepada sahabat Umar ketika beliau meminta ijin untuk membunuh Abdullah Bin Ubay ;



Biarkanlah ia, jangan sampai orang-orang berkata bahwa muhammad membunuh sahabatnya. (HR.
Muslim)

Imam Syafii berkata Rasulullah mencegah membunuh orang-orang munafik selagi mereka
menampakkan keislaman padahal beliau mengetahui kemunafikan mereka adalah karena apa yang mereka
tampakkan (keislaman) menghapus apa-apa yang (terjadi) sebelumnya

Namun jika mereka tidak kembali menunjukkan keislamannya maka mereka dihukumi murtad, karena itu
Allah memerintah membunuh orang-orang munafik yang bekerjasama dengan orang kafir memusuhi orang
Islam dalam firmannya ;


Mereka ingin supaya kalian menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kalian menjadi
sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga
mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tangkap dan bunuhlah mereka di mana
saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan
jangan (pula) menjadi penolong. (An-Nisa 89)

Ibn Abbas berkata ; Ayat ini turun pada kaum yang mengatakan keislaman, sedang mereka berkerjasama
dengan kaum musyrikin. Maka (suatu ketika) mereka keluar dari makkah lalu berkata ; Jika kita bertemu
pengikut Muhammad, maka tidak ada bahaya bagi kita. Kaum mukminin ketika diberi kabar bahwa
mereka keluar dari Makkah, berkata segolongan dari mereka ; Pergilah kepada para pengecut lalu
bunuhlah mereka! Sesungguhnya mereka bekerjasama dengan musuhmu untuk memusuhimu.

Golongan mukmin yang lain berkata ; Subhanallah!, apakah kalian akan membunuh orang yang
mengucapkan ucapan yang sama seperti yang kalian ucapkan (syahadat)? Apakah karena mereka tidak
mau hijrah dan meninggalkan tempat tinggal mereka kalian menghalalkan darah dan harta mereka?.
Jadilah mereka terbagi menjadi dua golongan, sedang Rasul disisi mereka tidak melarang salah satu
diantara mereka dari satu apapun, sehingga turunlah ayat ;



Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik? (An-
Nisa 88) -yakni ayat sebelum ayat diatas-
Singkatnya ayat

dan ayat sesudahnya yaitu



Itu menyalahkan sikap kaum mukmin terbagi menjadi dua golongan dalam mensikapi kaum munafikin,
ada yang menginginkan untuk membunuh mereka ada yang tidak. Lalu Allah menegaskan agar kaum
mukmin menangkap dan membunuh mereka dimanapun mereka temui.

Dan hendaknya diketahui bahwa diantara yang menyebabkan kekafiran adalah bekerjasama dengan orang
kafir dalam memusuhi orang Islam seperti yang saya jelaskan dalam Hal-hal yang menyebabkan kafir
atau keluar dari Islam.
Inilah yang membedakan mereka dari ahli bidah yang sampai menyebabkan kekafiran, karena ahli bidah
macam ini ketika tampak dari mereka kekufuran biasanya mereka tidak lantas segera menutupinya bahkan
mereka berusaha menyebarkan kesesatan mereka sehingga dengan begitu mereka harus dibunuh karena
berarti telah keluar dari agama Islam. Rasul bersabda ;


Barang siapa mengganti agamanya maka bunuhlah ia! (HR. Bukhori)

Karena itu kita harus jeli dalam hal ini, karena saya lihat beberapa ulama terkesan menyamakan hukum
antara kaum munafik dan ahli bidah yang kufur. Contoh paling gampang adalah orang Liberal dan jamaah
Ahmadiyyah mereka tidak dapat dihukumi seperti halnya kaum munafik jaman Nabi dengan artian tidak
boleh dibunuh, karena dengan jelas mereka menampakkan kekufurannya dan tidak berusaha menutupinya,
yang dengan demikian tidak sesuai dengan definisi kemunafikan itu sendiri yaitu ; menampakkan kabaikan
dan menyembunyikan kejelekan.

Berbeda jika ahli bidah tersebut menyembunyikan kekufurannya seperti yang dilakukan kaum Syiah
denga ajaran Taqiyyahnya maka dengan itu mereka bisa dihukumi sama dengan kaum munafik.
Namun untuk penentuan dalam masalah ini tidak bisa diserahkan pada masyarakat biasa dan harus
diserahkan pada seorang imam.

Nifaq Amaly

Nifaq dalam perbuatan adalah dengan melakukan perbuatan maupun shifat-shifat orang munafik.
Penyebab kemunafikan ini adalah lemahnya iman. Nifak Amaly sangat banyak macamnya, karena
mencakup setiap sifat maupun perbuatan orang munafik (selain menyembunyikan kekafiran tentunya)
yang disebutkan Alquran maupun hadist.

Ketika anda membaca Alquran kemudian sampai pada sifat-sifat munafikin coba anda cocokkan ; apakah
diantara sifat-sifat itu ada yang menempel pada diri anda? Jika ya berarti terdapat kemunafikan dalam diri
anda dan segeralah bertobat kepada Allah yang maha pengasih.

Namun yang terpenting, yang perlu anda cermati dan pahami dan lakukan adalah mengembalikan sikap
dan perbuatan anda kepada definisi kemunafikan itu sendiri yakni ; menampakkan kebaikan dan
menyembunyikan kejelekan, apakah anda termasuk didalamnya atau tidak.

Diantara sifat dan perbuatan kaum munafik
Dalam hal ini aku akan mencoba menunjukkan beberapa sifat munafik yang banyak terjadi dikalangan
umat islam.

1-Malas, Riya, dan tidak Khusyuk dalam beribadah terutama Shalat

Jangan samapai lalai shalat
Yang paling kentara dalam hal ini adalah shalat, banyak kaum muslim yang malas shalat, lalai bahkan tak
jarang meninggalkannya. Allah berfriman ;


Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan
apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat)
di hadapan manusia dan tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali. (An-Nisa 142)


Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-
orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Al-Maauun 4,5,6,7)

Begitulah salatnya kaum munafik, mereka malas ketika hendak melaksanakannya, ketika mereka
melaksanakannya mereka melaksanakannya dengan riya dan tidak dalam keadaan khusyuk . Mereka juga
sering lalai dalam melaksanakanya yakni dengan mengakhirkannya dari waktunya atau
melaksanakannya tidak dengan menepati syarat rukunnya .
Rasul bersabda ;


Itulah shalatlah munafik, duduk menanti matahari sehingga ketika matahari berada diantara dua tanduk
syaithon, ia berdiri lalu ia mentotolnya (sujud dengan cepat-cepat) empat kali tidak mengingat Allah di
dalamnya kecuali sedikit.
(HR. Muslim)

Mereka juga paling malas ketika harus shalat berjamaah dalam masjid memenuhi panggilan Allah.
Terutama ketika shalat isyak dan shalat subuh, Rasul Saw bersabda ;


Sesungguhnya salat yang paling berat pagi kaum munafik adalah salat Isyak dan Salat Fajar. (HR.
Muslim)

Ibn Masud berkata ;


Kalian telah mengetahui kita, dan tidak tertinggal dari shalat (jamaah) kecuali munafik yang diketahui
kemunafikannya, atau orang sakit, (Bahkan) sesungguhnya orang sakit berjalan diantara dua lelaki
(dibopong) sehingga mendatangi shalat. (HR. Muslim)

Seperti kita ketahui, shalat adalah pokok ibadah barang siapa shalatnya baik maka yang lain otomatis juga
baik. Karena itu jika seseorang shalatnya tidak baik maka bisa dipastikan ibadah yang lain juga tida baik.
Dan bisa juga dikatakan ; jika disuruh shalat saja malas apalagi ibadah-ibadah yang lainnya.

2-Dalam hal beragama mereka hanya mau mengambil yang enak saja

Sifat seperti ini juga banyak terjadi dikalangan kaum muslimin, Allah berfirman ;


Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka,
mereka berhenti. (Al-Baqarah)

Ibn Abbas berkata ; Setiap kaum munafikin tertimpa sebagian kemuliaan Islam mereka merasa tenang
padanya dan ketika Islam tertimpa bencana mereka berdiri untuk kembali pada kekufuran.

Seorang Mukmin tak kan ragu untuk berjihad di jalanNya
Allah berfirman ;



Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran).
Maka jika kamu ditimpa musibah ia berkata: Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat
kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka.
Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seolah-oleh
belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia: Wahai kiranya saya ada bersama-sama
mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar. (An-Nisa 72-73)

Karena itu Rasul Saw bersabda ;

Barang siapa mati dan tidak pernah berperang, dan tidak terlintas dalam dirinya untuk berperang, maka ia
mati di atas suatu cabang kemunafikan (HR. Muslim)

Ya itu karena orang munafik paling malas disuruh melakukan sesuatu yang berat-berat.

4-Berbohong, ingkar janji, dan tidak bisa dipercaya

Diriwayatkan imam Bukhori dan Muslim bahwa Rasul Saw bersabda ;



Empat perkara yang jika empat perkara itu ada pada diri seseorang, maka ia adalah munafik yang murni
(kemunafikannya), sedang yang padanya terdapat satu diantaranya, maka didalamnya terdapat sifat-sifat
kemunafikan sehingga ia meninggalkannya ; jika dipercaya ia berkhianat, jika berbicara ia berbohong, jika
berjanji ia tidak menepati, jika berdebat ia berbuat lacut.
Allah berfirman ;


Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-
ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (An-Nahl 105)

Ibn Jarir At-Thabari meriwayatkan ;

.
Abu Dardak berkata ; Wahai Rasulullah apakah (mungkin) seorang mukmin mencuri? Rasul berkata ;
Ya terkadang itu terjadi. Abu dardak berkata apakah (mungkin) seorang mukmin berzina? Rasul
berkata ;Ya Walau Abu dardak tidak suka (ucapan rawi). Abu Dardak berkata ; Apakah (mungkin)
seorang mungkin berbohong?

Rasul menjawab ; Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak
beriman. Sesungguhnya seorang hamba terpeleset dalam kesalahan kemudian ia kembali kepada tuhannya
lalu bertobat, maka Allah menerima tobatnya

5-Bermuwaalah dengan orang kafir,

bangga dengan mereka serta mencari keselamatan, kesuksesan, dan kemuliaan dari mereka

Inilah hal menyedihkan yang kita dapati dari kaum muslimin, mereka tidak bangga dengan agama mereka
sendiri, mereka memilih meniru-niru orang kafir, bangga jika mengikuti gaya hidupnya, bangga jika
memakai produk merek buatan orang kafir ditambah lagi para pemimpin kaum muslim yang tak malu
menjilat orang kafir untuk sebuah keselamatan, demi melindungi kekuasaan mereka, atau demi seonggok
bantuan duniawi.
Allah berfirman ;



Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu)
orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kemuliaan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya
kemuliaan keseluruhannya adalah milik Allah. (An-Nisa 138-139)

Kemulian, kesuksesan, keunggulan yang kalian cari hanyalah dengan menjalankan agama Islam!
Allah juga berfirman ;


Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera
mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: Kami takut akan mendapat bencana. Maka
mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari
sisi-Nya. Lalu jadilah mereka menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. (Al-
Maidah 52)

6-Menolak berlakunya syariat Islam


Hal ini dapat kita temukan pada orang-orang penganut sekulerisme, Allah berfirman ;


Apabila dikatakan kepada mereka: Marilah kita menuju kepada hukum yang Allah telah turunkan dan
kepada hukum Rasul, niscaya kamu lihat orang-orang munafik berpaling dari engkau dengan sekuat-
kuatnya. (Al-Maidah 61)

Ya beginilah kelakuan pengikut sekulerisme, ketika ditanya mengapa, mereka akan menjawab bahwa
tujuan mereka adalah baik ; mencegah indonesia dari perpecahan, mengatakan hukum islam sudah tidak
layak dengan zaman sekarang, dsb.


Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan
perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: Demi Allah,
kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian (kompromi). (An-
Nisa 62)

7-Menyebarkan kerusakan (bermaksiat) dan ketika dinasehati atau ditunjukkan kepada kebenaran
ia menyangkal dan bersikap sombong

Allah berfirman ;


Dan apabila dikatakan kepadanya: Bertakwalah kepada Allah, kesombongan akan berbuat dosa
menguasainya. Maka cukuplah baginya neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat
tinggal yang seburuk-buruknya. (Al-Baqarah 206)

Dan bila dikatakan kepada mereka:Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, Mereka
menjawab: Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya
mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (Al-Baqarah 11-12)

Obat penyakit nifaq

Inilah diantara sifat dan perbuatan kaum munafik yang banyak kita temui, dan seperti yang telah
disebutkan bahawa kemunafikan timbul karena lemahnya iman, maka dengan begitu obat dari
kemunafikan adalah dengan menguatkan iman. Lalu bagaimanakah caranya? Caranya adalah dengan
meningkatkan pengetahuan agama kita dengan cara mempelajari Al-Quran. Allah berfirman ;


Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal. (Al-Mukminun 2)

Ayat diatas menunjukkan bahwa Al-Quran mampu meningkatkan iman.
Al-Quran juga merupakan obat bagi penyakit terutama penyakit dalam hati yang diantaranya adalah
kemunafikan ;


Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman
dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Al-Isra 82)



Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
(Yunus 57)

Karena itu tiada pilihan lain bagi kita jika ingin terbebas dari kemunafikan dan menjadi mukmin sejati
selain dengan mempelajari dan memahami Al-Quran. Waallahu Alam.

Anda mungkin juga menyukai