Kalian mengira mereka bersatu sedangkan hati mereka berpecah belah. (QS. Al-Hasyr:
14)
Dan (diamnya mereka dari penyimpangan) ini merupakan sebab mereka itu terlaknat.
Sebagaimana yang telah Allah firmankan:
ح ُ ْ ح ح ح ح ح ۡ ح ح ُّ ح
ُ ُنكر حف حعل
( ُۚوه ٖ ) َكنوا َل يتناهون عن م
Mereka tidak saling melarang dari kemungkaran yang mereka lakukan. (QS. Al-Mâidah:
79)
Oleh karena itu, jika anda melihat ada orang yang membantah oknum yang menyimpang
baik karena pendapatnya yang nyeleneh dalam masalah fiqih atau karena ucapan
bid’ahnya, maka berterima kasihlah kepadanya atas pembelaannya (terhadap
1 Diringkas dari kitab Sittu Durar Min Ushûl Ahli Al-Atsar 109-120 oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhani.
1
kebenaran) sesuai dengan kemampuannya. Dan jangan dibully/dinyinyiri dengan
ucapan yang hina “Kenapa dia tidak membantah orang-orang sekuler?2.
4. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata: “Menyeru kepada sunnah dan
melarang dari bid’ah adalah bentuk amar ma’ruf nahi munkar dan itu termasuk semulia-
mulia amal shalih.”3
5. Tidak selayaknya bagi Al-Jama’at Al-Islamiyyah (kelompok-kelompok sempalan Islam)
pada hari ini untuk sesak nafas karena adanya bantahan (terhadap mereka), karena ini
merupakan bentuk menegakkan keadilan dan bersaksi untuk Allah yang telah Allah
perintahkan, meskipun terhadap diri kita dan saudara-saudara kita sendiri (ikhwanuna
kaum muslimin). Allah berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan
kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya.
Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.
Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS. An-
Nisâ’: 135)
6. Seandainya seorang mukmin menginginkan untuk meluruskan (penyimpangan ahlul
bid’ah) kemudian dikatakan kepadanya: “Bukan sekarang waktunya, karena orang-
orang kafir sedang menyerang! Maka kapan orang itu akan tahu kesalahannya? Dan
kapan dia akan meninggalkannya? Dan kapan orang yang sakit akan sehat dan yang
lemah menjadi kuat? Dan bukan termasuk wala’/loyalitas kepada kaum mukminin sama
sekali jika engkau membantunya dalam kebathilan dengan dalih melawan orang-orang
komunis. Rasulullah bersabda: Tolonglah saudaramu yang zhalim dan yang dizhalimi.
Dikatakan: wahai rasulullah, Orang ini kita tolong ketika dia dizhalimi, bagaimana kita
menolongnya ketika dia berbuat zhalim? Rasul menjawab: Cegahlah dia dari berbuat
kezhaliman. (HR. Bukhari)
7. Membantah orang yang menyimpang merupakan bentuk pembelaan terhadap Islam
dari dua segi/arah:
- Dari ancaman eksternal yaitu dari orang kafir yang juga menyerang aqidah.
2 Ar-Raddu ‘ala Al-Mukhâlif min Ushûl Al-Islâm hal. 57 oleh Syaikh Bakar Abu Zaid.
3 Minhâj As-Sunnah 5/253 oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
2
- Dari ancaman internal yaitu kelompok-kelompok sempalan Islam. Maka ahlussunnah
mengembalikan mereka kepada Al-Quran dan As-Sunnah (dengan pemahaman
salafush shalih).
8. Jika ada yang berkata “kalian mengarahkan anak panah (bantahan) kalian kepada
saudara-saudara kalian, sedangkan orang-orang sekuler dan komunis sangat antusias
untuk menyebarkan perselisihan diantara kalian”. Maka Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
rahimahullahu berkata: “Sesunggunya mensucikan jalan Allah, agama-Nya, manhaj-Nya
serta syariat-Nya dan membantah keekstriman ahlul bid’ah serta permusuhan mereka
merupakan wajib kifayah, menurut kesepakatan kaum muslimin. Seandainya Allah tidak
mengutus mereka untuk menolak bahaya ahlul bid’ah, maka akan rusak agama ini. Dan
kerusakannya lebih dahsyat daripada kerusakan yang ditimbulkan oleh musuh dari luar
(orang-orang kafir). Karena para penjajah dari luar jika telah berkuasa, maka mereka
tidak akan merusak hati dan agama melainkan pada tahap akhir. Adapun mereka (ahlul
bid’ah) jika telah berkuasa, maka mereka akan merusak hati di tahap awal/permulaan.”4
9. Syaikh Muhammad Al-Basyir Al-Ibrahimi (ulama besar ahlussunnah di Al-Jazair)
rahimahullahu berkata: “Sesungguhnya tidaklah salah jika engkau mengatakan bahwa
menyebarnya khurafat dan kesesatan tarekat-tarekat di tengah umat Islam memiliki
andil besar dalam menyebarnya ajaran atheis diantara anak-anak kaum muslimin yang
belajar ala orang-orang Eropa, yang mereka jahil terhadap (Islam yang murni). Sejak
kecil mereka terdoktrin dengan berbagai kesesatan tarekat yang diklaim merupakan
bagian dari agama Islam. Dan orang-orang yang mengajari mereka itu dianggap sebagai
tokoh agama. Ketika ilmu dan pemikiran mereka sudah modern, maka ilmu dan
pemikiran mereka tidak bisa menerima ajaran khurafat tersebut dan mereka pun
mengingkarinya secara haq, adil, dan sekaligus mereka mengingkari agama ini dengan
zhalim dan jahil. Inilah kejahatan tarekat terhadap agama. Bukankah ini berarti bahwa
membantah mereka itu merupakan bentuk membantah salah satu sisi ajaran atheis dan
memotong mata rantainya?!”5
10. Musuh dari luar tidak akan masuk menyerangmu di rumahmu kecuali jika pintu/jendela
rumahmu terbuka atau rapuh (ada celah). Dan kelompok-kelompok sempalan Islam
itulah yang merupakan celah bagi orang-orang kafir. Tidakkah kaum muslimin
ingat/tahu bagaimana bantuan orang-orang tasawwuf terhadap orang-orang kafir
dalam menjajah negeri-negeri kaum muslimin.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata tentang Syiah Rafidhah: “Mereka
senantiasa menolong orang-orang kafir dalam memerangi kaum muslimin. Sungguh kita
dan juga kaum muslimin telah melihat sendiri ketika kaum muslimin diserang oleh
orang-orang kafir maka mereka (orang-orang Syiah Rafidhah) bersama orang-orang
kafir dalam memerangi kaum muslimin. Sebagaimana yang terjadi pada Raja Kafir
Tartar yaitu Jengiskhan yang dibantu oleh Syiah Rafidhah.”
11. Oleh karena itulah, para imam-imam kita itu lebih paham (dalam masalah ini) hingga
mereka pun tidak basa-basi (dalam membantah) orang-orang yang menyimpang dari
3
manhaj salaf. Bahkan mereka menganggap hal ini merupakan bentuk jihad yang
terbesar.
12. Yahya bin Yahya (guru dari Imam Bukhari dan Muslim) berkata: “Membela sunnah lebih
mulia daripada jihad.”6
13. Imam Al-Humaidi (guru dari Imam Bukhari) berkata: “Demi Allah, aku lebih suka
memerangi orang-orang yang menolak hadits rasulullah daripada aku memerangi
orang-orang kafir.”7
14. Abu Sa’id Al-Khudri berkata: “Memerangi Khawarij lebih mulia menurutku daripada
memerangi orang-orang kafir.”8
15. Ibnu Hubairah berkata: “Dalam hadits (yang diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al Khudri
tentang memerangi Khawarij) terdapat penjelasan bahwa memerangi kelompok
Khawarij lebih utama daripada memerangi orang-orang musyrikin/kafirin. Diantara
hikmahnya adalah bahwa memerangi Khawarij merupakan bentuk menjaga modal
usaha Islam sedangkan memerangi orang musyrik/kafir itu bentuk mengejar
keuntungan. Menjaga modal usaha lebih diutamakan daripada mengejar keuntungan.”9