Anda di halaman 1dari 5

PROPAGANDA NEGATIF KEPADA RASULULLAH MUHAMMAD SAW

Labelisasi dan fitnah kepada Nabi Muhammad Saw akan diutarakan secara singkat dengan mengutip dari
buku Daulah Islam karya Syaikh Taqiyuddin An Nabhani hlm. 24 sd 25, sebagai berikut:

Permusuhan Terhadap Dakwah

Kafir Quraisy menggunakan senjata propaganda memusuhi Islam dan kaum Muslim di mana-mana,
baik di dalam kota Makkah maupun di luar Makkah, seperti di Habsyi. Mereka menggunakan cara propaganda
itu dengan segala bentuknya dan modelnya, seperti berdebat, menggugat, mencaci, melemparkan berbagai
macam isu atau tuduhan. Propaganda itu juga digunakan untuk menyerang akidah Islam dan para
pemeluknya, membusuk-busukkan isinya dan menghina esensinya. Mereka melontarkan kebohongan-
kebohongan tentang Rasul dan menyiapkan semua kata-kata yang ditujukan untuk propaganda memusuhi
Muhammad, baik di Makkah maupun di luar Kota Makkah, terutama propaganda di musim haji. Mengingat
betapa pentingnya propaganda memusuhi Rasul bagi kafir Quraisy, maka sekelompok orang dari mereka
berkumpul di rumah Walid bin al-Mughirah. Di rumah itu mereka bermusyawarah mengenai apa yang akan
mereka katakan tentang Muhammad kepada orang-orang Arab yang datang ke Makkah di musim haji.
Sebagian mereka mengusulkan hendaknya Muhammad dicap sebagai seorang dukun. Namun, Walid
menolaknya seraya mengatakan bahwa Muhammad itu tidak memiliki karakter dukun, baik gerak-gerik
maupun gaya bicaranya. Sebagian yang lain mengusulkan agar menuduh Muhammad sebagai orang gila.
Usulan ini pun ditolak oleh Walid, karena tidak satu pun tanda-tanda yang menunjukkan Muhammad itu gila.
Sebagian lagi mengusulkan agar mencap Muhammad sebagai tukang sihir. Usulan ini juga ditolak oleh Walid,
karena kenyataannya Muhammad tidak pernah meniupkan mantera-mantera sihir pada buhul-buhul tali,
juga tidak pernah melakukan aksi penggunaan sihir sedikit pun.
Setelah mereka berdebat dan berdiskusi, akhirnya sepakat untuk menuduh Muhammad sebagai
tukang sihir lewat ucapan, lalu mereka membubarkan diri. Kemudian mereka menyebar di antara delegasi
haji dari kalangan Arab untuk memperingatkan mereka supaya berhati-hati terhadap ucapan-ucapan
Muhammad, karena dia seorang penyihir lewat ucapan; dan apa pun yang dia katakan adalah sihir yang dapat
memisahkan seseorang dari saudara, ibu, bapak, istri dan keluarganya. Mereka juga menakut-nakuti siapa
saja yang mendengarkan Muhammad maka akan terkena sihirnya yang dapat memisahkan dirinya dari
keluarganya. Tetapi propaganda-propaganda tersebut tidak membawa hasil apa-apa dan tidak mampu
menghalangi manusia dari dakwah Islam.
Dalam buku Tafsir Fi Zhilalil Qur'an karya Asy Syahid Sayyid Quthb beliau menjelaskan potongan sejarah di
atas, berikut penjelasannya:

Jilid 4 Hlm. 71

Seluruh riwayat menjelaskan bahwa orang-orang yang mendustakan risalah Nabi itu tidak
berpendapat bahwa Nabi berdusta kepada mereka dengan apa yang beliau sampaikan itu. Namun,
merekalah yang berkeras kepala untuk tetap memilih kemusyrikan, karena faktor-faktor yang diceritakan
dalam riwayat tadi. Juga karena konskuensi dari diterimanya dakwah tersebut. Yaitu, seperti yang mereka
duga bahwa dakwah ini akan merampas kekuasaan tirani mereka yang selama ini mereka pegang erat-erat.
Pasalnya, dalam Islam kekuasaan itu adalah milik Allah saja. Ini juga merupakan pengertian dari syahadat LA
ILAHA ILLALLAH, yang dibawa oleh Islam.

Jilid 8 Hlm. 299

...Salah satu contoh tipu daya dan strategi yang mencerminkan kebingungan kaum Quraisy tersebut
dalam membuat konspirasi terhadap Rasulullah. Namun, pada waktu yang sama menunjukkan pengetahuan
mereka tentang hakikat kebenaran beliau. Maka, pelecehan dan cemoohan mereka terhadap beliau, "Inikah
orangnya yang diutus Allah sebagai rasul?" dalam bentuk keheranan, pengingkaran dan cemoohan, tak lain
hanyalah satu bagian dari konspirasi-konspirasi terencana itu yang tak lahir dari hakikat perasaan dalam diri
mereka. Tapi, hal itu mereka jadikan sebagai perangkat untuk menurunkan wibawa beliau di mata
masyarakat banyak, yang amat dijaga oleh para pembesar Quraisy agar mereka itu tetap berada di bawah
kepemimpinan keagamaan mereka? Dan, kondisi orang Quraisy dalam masalah ini adalah sama seperti
kondisi musuh-musuh dakwah kebenaran dan para pembawa dakwahnya di semua zaman dan tempat.

Ketika mereka menampilkan cemoohan dan pelecehan mereka, maka ucapan-ucapan mereka
sendiri menunjukkan kedudukan diri beliau, hujjah beliau, dan Al Qur'an yang beliau bawa, dalam diri
mereka.

Mengutip pendapat Prof. Dr. Muhammad Rawwas Qal’ahji dalam buku Sirah Nabawiyah hlm. 56, untuk
menjelaskan potongan peristiwa propaganda negatif kepada Rasulullah Saw, berikut hemat beliau:

Perang Urat Syaraf

Mulailah mereka membicarakan Muhammad kepada setiap orang yang bertemu dengan mereka.
Maka, di awal musim haji ini bangsa Arab dihebohkan dengan isu-isu mengenai Muhammad, sehingga opini
tersebut tersebar di seluruh negeri Arab, khususnya di tengah-tengah suku Aus dan Khazraj.
Selanjutnya perlu diingat bahwa diamnya Rasulullah Saw dan sabarnya beliau dalam menanggung
penderitaan akibat perbuatan kaum Quraisy dalam periode dakwah ini bukan suatu bentuk ketundukkan,
namun diam dan patuh terhadap rencana-rencana cermat yang telah dirancang oleh kekuatan yang
mengendalikan langkah-langkah beliau. Karenanya, beliau senantiasa sabar menanggung penderitaan, tidak
melakukan perlawanan dalam bentuk apapun, sampai pilarnya kokoh, kekuatannya sempurna, dan
negaranya telah berdiri. Ketika itulah beliau baru mulai melakukan benturan dengan kekuatan lain yang-
dengan karunia Allah Swt-beliau mampu meraih kemenangan. Rencana-rencana itu telah selesai beliau
laksanakan dengan penuh keseriusan. Seandainya sejak awal dakwahnya Rasulullah Saw telah melakukan
perlawanan dalam bentuk apapun, niscaya perlawanan yang memercikan api ini akan jatuh ke dalam tong
yang berisi serbuk mesiu, yang akan meledak secara mengerikan. Tentu hal itu tidak baik bagi keselamatan
Muhammad Saw dan dakwahnya, melihat jumlah pengikut Muhammad yang masih sedikit dan lemah,
sedang jumlah musuh besar dan sangat kuat. Rasulullah Saw tetap bersikap sabar dalam menanggung
penderitaan.

Kesimpulan upaya penistaan dan propaganda negatif kepada Muhammad Saw terdapat dalam buku Sirah
Nabawiyah Karya Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri Hlm. 162 sd 164.

Ketika musim haji benar-benar sudah tiba, Rasulullah Saw mendatangi manusia, di tempat tinggal
mereka, di pasar Ukazh, Majannah, dan Dzil-Majaz, menyeru mereka kepada Allah. Sementara itu Abu Lahab
menguntit di belakang beliau, sambil berkata, “Janganlah kalian mematuhinya karena dia orang yang keluar
dari agama dan seorang pendusta.” Akibatnya, pada musim itu orang-orang Arab pulang ke tempat masing-
masing dengan membawa urusan Rasulullah Saw. Nama beliau tersebar di seluruh penjuru Arab.

Beberapa Cara untuk Menghadang Dakwah

Tatkala orang-orang Quraisy tahu bahwa Muhammad Saw sama sekali tidak menghentikan dakwahnya,
mereka memeras pikirannya sekali lagi. Untuk itu mereka memilih beberapa cara untuk memupus
dakwahnya ini, yang bisa disimpulkan dalam beberapa hal berikut ini:

1. Ejekan, penghinaan, olok-olok dan penertawaan. Hal ini mereka maksudkan untuk melecehkan
orang-orang Muslim dan menggembosi kekuatan mental mereka. Untuk itu mereka melemparkan
berbagai tuduhan yang mengada-ada dan ejekan sekenanya terhadap Nabi Saw. Mereka menyebut
beliau sebagai orang yang gila. Firman Allah:
“Mereka berkata, ‘Wahai orang yang diturunkan Al Qur’an kepadanya, sesungguhnya kamu
benar-benar orang yang gila’.” (Al Hijr: 6).

Mereka menyebut beliau sebagai tukang sihir dan pendusta. Firman Allah:
“Dan mereka heran karena kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka, dan
orang-orang kafir berkata, ‘ini adalah sorang ahli sihir yang banyak berdusta’.” (Shad: 4).
Mereka menjelek-jelekan dan menghadapi beliau dengan pandangan penuh amarah serta perasaan
yang meluap-luap penuh emosi. Firman Allah:
“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan
pandangan mereka, tatkala merka mendengar Al Qur’an dan mereka berkata, ‘Sesungguhnya ia
(Muhammad) benar-benar orang gila’” (Al Qalam: 51).

Jika ada sahabat-sahabat Rasulullah Saw yang duduk di sekitar beliau, mereka mengolok-olok dan
berkata, “Inilah rekan-rekannya,” sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya:
“Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?”
(Al An’am: 53).

Padahal, Allah berfirman:


“Bukankah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya).” (Al
An’am: 53)

Keadaan mereka seperti yang difirmankan Allah kepada kita:


“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang
yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman berlalu di hadapan mereka, mereka saling
mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada
kaummnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat (orang-orang yang
beriman), mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang
sesat’, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak diutus sebagai penjaga bagi (orang-orang
yang beriman).” (Al Muthaffifin: 29-33).

2. Menjelek-jelekan ajaran beliau, menghembuskan keraguan-keraguan, menyebarkan anggapan-


anggapan yang menyangsikan ajaran-ajaran beliau dan diri beliau. Mereka tiada henti melakukannya
dan tidak memberi kesempatan kepada manusia untuk menelaah dakwah beliau. Mereka berkata
tentang Al Qur’an:
“Dongengan-dongengan orang-orang terdahulu, dimintakan supaya dituliskan, maka
dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang.” (Al Furqan: 5).

Mereka juga berkata:


“Al Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad, dan dia
dibantu oleh kaum yang lain.” (Al Furqan: 4).
Mereka berkata tentang diri Rasulullah Saw:
“Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?” (Al Furqan: 7)

Di dalam Al Qur’an terdapat banyak contoh penentangan mereka terhadap beliau.

REFERENSI:

Anda mungkin juga menyukai