Anda di halaman 1dari 8

MENEGUHKAN IMAN DAN IDENTITAS ISLAM

Buletin Kaffah No. 324 (09 Jumada al-Akhirah 1445 H/ 22


Desember 2023 M)

TOLERANSI. Kata ini sering disampaikan. Khususnya


kepada umat Islam. Apalagi menjelang Perayaan Natal.
Seolah bagaimana sikap kita terhadap Perayaan Natal,
misalnya, menjadi tolok ukur seberapa jauh umat Islam
bersikap toleran.

Hakikat Toleransi
Merujuk pada Kamus Al-Munawwir, halaman 702, toleransi
atau tasâmuh diartikan sebagai sikap membiarkan
(menghargai), lapang dada. Islam memberikan ketentuan
yang sangat jelas tentang bagaimana toleransi terhadap orang
kafir harus dilakukan.

Pertama: Toleransi dengan orang kafir tidak boleh


mengurangi keyakinan Islam sebagai satu-satunya agama
yang benar (yang lain salah) dan satu-satunya jalan
keselamatan di Akhirat (yang lain tidak). Allah SWT
berfirman:
‫ِإَّن الِّدْيَن ِع ْنَد ِهللا ْاِإل ْس َالُم‬
Sungguh agama yang diakui oleh Allah hanyalah Islam (TQS
Ali Imran [3]: 19).

Kedua: Toleransi tidak boleh mengurangi keyakinan bahwa


penerapan syariah secara kâffah akan memberikan rahmat
bagi seluruh umat manusia (Muslim dan non-Muslim). Allah
SWT telah berfirman:
‫َو َم ا َأْر َس ْلَناَك ِإَّال َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِم ْيَن‬
Tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) kecuali
sebagai rahmat bagi seluruh alam (TQS al-Anbiya’ [21]:
107).

Ketiga: Toleransi tidak boleh mengurangi semangat dakwah


mengajak non-Muslim masuk Islam. Allah SWT berfirman:

‫ُاْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَحَس َنِة َو َج اِد ْلُهْم‬
‫اَّلِتْي ِه َاْح َس ُۗن‬
‫َي‬ ‫ِب‬
Serulah manusia menuju jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
nasihat yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang
jauh lebih baik (TQS an-Nahl [16] 125).

Keempat: Toleransi dilakukan dengan tidak memaksa non-


Muslim untuk meyakini Islam. Mereka cukup didakwahi atau
diajak masuk Islam. Jika menolak, mereka dibiarkan
memeluk agama yang mereka yakini. Allah SWT berfirman:

‫ۚ ٓاَل ِإْك َر اَه ِفى ٱلِّد يِن ۖ َقد َّتَبَّيَن ٱلُّر ْش ُد ِم َن ٱْلَغ ِّى‬
Tidak ada paksaan untuk meyakini agama (Islam). Sungguh
telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat (TQS al-
Baqarah [2]: 256).

Kelima: Islam membolehkan bermuamalah dengan non-


Muslim (jual-beli, sewa-menyewa, ajar-mengajar dalam
saintek, dll). Islam pun memerintahkan agar berbuat baik dan
berlaku adil terhadap mereka. Allah SWT berfirman:
‫اَّل َيْنَهٰى ُك ُم ٱُهَّلل َع ِن ٱَّلِذ يَن َلْم ُيَٰق ِتُلوُك ْم ِفى ٱلِّد يِن َو َلْم ُيْخ ِرُجوُك م‬
‫ِّم ن ِد َٰي ِرُك ْم َأن َتَبُّر وُهْم َو ُتْقِس ُطٓو ۟ا ِإَلْيِهْم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل ُيِح ُّب‬
‫ٱْلُم ْقِس ِط يَن‬
Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik dan berlaku
adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kalian
karena agama dan tidak pula mengusir kalian dari negeri
kalian. Sungguh Allah menyukai orang-orang yang berlaku
adil (TQS al-Mumtahanah [60]: .

Namun demikian, toleransi bukan partisipasi. Rasulullah saw.


tegas menolak melakukan toleransi dalam bentuk terlibat
apalagi mengamalkan ajaran agama lain. Ketika masih di
Makkah, ada beberapa tokoh kafir Quraisy menemui beliau.
Mereka adalah Walid bin Mughirah, Ash bin Wail, Aswad
bin al-Muthallib dan Umayah bin Khalaf. Mereka
menawarkan toleransi, “Muhammad, bagaimana jika kami
beribadah kepada Tuhanmu dan kalian (kaum Muslim) juga
beribadah kepada Tuhan kami. Kita bertoleransi dalam segala
permasalahan agama kita. Jika ada sebagian ajaran agamamu
yang lebih baik (menurut kami) dari tuntunan agama kami,
maka kami akan mengamalkan hal itu. Sebaliknya, jika ada
sebagian ajaran kami yang lebih baik dari tuntunan agamamu,
engkau juga harus amalkan.”

Kemudian turunlah QS al-Kafirun yang menolak keras


toleransi semacam ini. Demikian sebagaimana dijelaskan
oleh Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya, Al-Jâmi li
Ahkâm al-Qurân.

Haram Perayaan Natal Bersama


Lalu bagaimana kita harus menyikapi klaim kaum Nasrani
bahwa Al-Masih anak Tuhan, sebagaimana disebut dalam QS
at-Taubah ayat 30?

Klaim itu terus berlanjut hingga sekarang, seperti terlihat


pada Pesan Natal Bersama PGI dan KWI Tahun 2019.
“Dengan penuh sukacita, kita merayakan pesta kelahiran
Tuhan kita, Yesus Kristus, Raja Damai, yang datang untuk
“merubuhkan tembok pemisah, yakni perseteruan” (Ef 2:14)
yang memecah-belah umat manusia.…”

Demikian juga di dalam Pesan Natal Bersama PGI dan KWI


tahun 2020 dinyatakan: Natal adalah berita sukacita dan
pewartaan cinta karena Juruselamat, Sang Raja Damai, Allah
beserta kita, lahir di dunia...

Jadi makna Perayaan Natal adalah perayaan atas kelahiran


Tuhan Yesus Kristus di dunia. Tidak ada makna lain dari
Perayaan Natal selain ini. Lalu pantaskah kita ikut senang
dan bergembira atas kelahiran Tuhan Yesus dengan ikut
Perayaan Natal Bersama? Apalagi kelahiran Nabi Isa as.,
sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT sendiri, sama
seperti penciptaan Nabi Adam as.:

‫ِإَّن َم َثَل ِع يَس ٰى ِع نَد ٱِهَّلل َك َم َثِل َء اَد َم‬


Sungguh penciptaan Isa di sisi Allah adalah seperti
penciptaan Adam (TQS Ali Imran [3]: 59).

Bagi Allah SWT, menciptakan manusia tanpa ayah-ibu saja


(seperti Nabi Adam as.) itu sangat mudah. Apalagi sekadar
menciptakan manusia dari seorang ibu tanpa ayah (seperti
Nabi Isa as). Karena itu tudingan bahwa Allah SWT punya
anak adalah sebuah kemungkaran besar. Sebegitu
mungkarnya sampai digambarkan dalam QS Maryam ayat
88-92: langit pecah, bumi terbelah dan gunung runtuh.

Karena itu pula wajar jika Allah SWT tegas menyebut kafir
siapa saja yang mengatakan Al-Masih putra Maryam sebagai
Tuhan:

‫َلَقْد َك َفَر ٱَّلِذ يَن َقاُلٓو ۟ا ِإَّن ٱَهَّلل ُهَو ٱْلَم ِس يُح ٱْبُن َم ْر َيَم ۖ َو َقاَل‬
‫ٱْلَم ِس يُح َٰي َبِنٓى ِإْس َٰٓر ِء يَل ٱْع ُبُد و۟ا ٱَهَّلل َر ِّبى َو َر َّبُك ْم‬
Sungguh telah kafirlah orang-orang yang berkata, "Sungguh
Allah adalah Al-Masih putra Maryam." Padahal Al-Masih
sendiri berkata, "Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Tuhanku
dan Tuhanmu." (TQS al-Maidah [5]: 72)

Allah SWT pun menyebut kafir siapa saja yang mengatakan


Allah sebagai salah satu dari yang tiga (trinitas):

‫َّلَقْد َك َفَر ٱَّلِذ يَن َقاُلٓو ۟ا ِإَّن ٱَهَّلل َثاِلُث َثَٰل َثٍةۘ َو َم ا ِم ْن ِإَٰل ٍه ِإٓاَّل ِإَٰل ٌه‬
‫َٰو ِح ٌد ۚ َو ِإن َّلْم َينَتُهو۟ا َع َّم ا َيُقوُلوَن َلَيَم َّس َّن ٱَّلِذ يَن َك َفُرو۟ا ِم ْنُهْم‬
‫َع َذ اٌب َأِليٌم‬
Sungguh telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa
Allah adalah salah satu di antara yang tiga. Padahal sekali-
kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Maha Esa. Jika
mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti
orang-orang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang
pedih (TQS al-Maidah [5]: 73).
Nabi Isa as. sendiri menegaskan dirinya sebagai AbdulLâh
(hamba Allah), bukan IbnulLâh (anak Allah). Allah SWT
berfirman:

‫َقاَل ِإِّنى َع ْبُد ٱِهَّلل َء اَتٰى ِنَى ٱْلِكَٰت َب َو َج َع َلِنى َنِبًّيا‬


Telah berkata Isa, "Sungguh aku ini hanyalah hamba Allah.
Dia memberi aku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku
seorang nabi.” (TQS Maryam [19]: 30).

Karena itu seorang Muslim harus tegas menolak klaim Isa as.
anak Tuhan. Ia pun harus tegas menolak Perayaan Natal
Bersama. Ini sebagaimana dinyatakan dalam Fatwa MUI
tahun 1981. Dalam fatwa itu disebutkan, Perayaan Natal di
Indonesia, meskipun tujuannya merayakan dan menghormati
Nabi Isa as., tidak dapat dipisahkan dari keyakinan bahwa Isa
as. adalah anak Tuhan. Oleh karena itu, mengikuti Perayaan
Natal Bersama hukumnya haram.

Sikap seorang Muslim kepada kaum Nasrani semestinya


seperti Nabi Muhammad saw. Beliau tegas mengajak kaum
Nasrani, juga Yahudi, untuk masuk Islam. Dalam hadis
riwayat Imam Muslim ditegaskan tidak ada seorang pun baik
Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang Nabi
Muhammad, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap
ajaran Nabi Muhammad saw., kecuali ia akan menjadi
penghuni neraka.

Dalam hadis riwayat Imam al-Bukhari juga disebutkan, Nabi


Muhammad saw. pernah mengirimkan surat, antara lain
kepada Kaisar Heraklius, Raja Romawi yang beragama
Nasrani, juga Kisra Persia yang beragama Majusi, agar
masuk Islam.

Toleran Tanpa Kebablasan


Jelaslah, Islam adalah agama yang amat toleran. Islam
memberikan kebebasan kepada setiap manusia dalam
memilih agamanya. Islam pun menjamin perlindungan
terhadap darah, harta dan kehormatan serta ibadah dan tempat
ibadah non-Muslim.

Namun demikian, toleransi bukan partisipasi, juga bukan


malah menegasikan agamanya sendiri dengan, misalnya,
menolak syariah diterapkan secara kâffah. Sayangnya, justru
itulah yang sekarang acap terjadi. Menyedihkan.
Wajib Memegang Teguh Iman dan Identitas Islam
Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya agar masuk
Islam secara kâffah, dalam seluruh aspek kehidupan:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اْد ُخ ُلْو ا ِفى الِّس ْلِم َك ۤا َّفًةۖ َّو اَل َتَّتِبُعْو ا‬
‫ُخ ُطٰو ِت الَّش ْيٰط ِۗن ِاَّنه َلُك ْم َع ُد ٌّو ُّم ِبْيٌن‬
Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam
secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah
setan! Sungguh ia musuh yang nyata bagi kalian (TQS al-
Baqarah [2]: 208).

Menurut Imam al-Qurthubi di dalam kitab tafsirnya, Al-Jâmi’


li Ahkâm al-Qur’ân, ayat ini memerintahkan semua umat
manusia—Muslim atau non Muslim—untuk masuk Islam
secara kâffah. Menurut Imam al-Qurthubi, makna kâffah di
dalam ayat ini: Pertama, menyeluruh, yakni meliputi seluruh
ajaran Islam. Kedua, menolak yang lain, di luar Islam.
Dengan kata lain, orang yang telah memeluk Islam wajib
mengambil Islam secara menyeluruh dan menolak yang lain
selain Islam. Itu baru disebut masuk Islam secara kâffah.

Alhasil, setiap Muslim wajib memegang teguh Islam. Ia


haram meninggalkan keyakinan Islamnya. Ia juga haram
meninggalkan identitas keislamannya. Sebaliknya, identitas
Islam harus dipegang teguh oleh setiap Muslim dalam
seluruh aspek kehidupannya. Apalagi dalam urusan
peribadahan. Ikut Perayaan Natal Bersama jelas mencederai
identitas Islam seorang Muslim dan yang pasti haram
hukumnya.

WalLâhu a’lam bi ash-shawâb. []


---*---
Hikmah:

Allah SWT telah berfirman:

‫َو اَل َتْلِبُسوا اْلَح َّق ِباْلَباِط ِل َو َتْك ُتُم وا اْلَح َّق َو َأْنُتْم َتْع َلُم وَن‬
Janganlah kalian mencampuradukkan kebenaran dan
kebatilan. Jangan pula kalian menyembunyikan kebenaran,
padahal kalian tahu. (TQS al-Baqarah [2]: 42). []

Anda mungkin juga menyukai