PT.SUGAR LABINTA
Oleh
196291
BANDAR LAMPUNG
2021
i
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
PT.SUGAR LABINTA
Bandar Lampung
Oleh
196291
BANDAR LAMPUNG
2021
ii
PERSETUJAN/PENGESAHAN
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) pada PT Sugar Labinta atas nama :
196291
Telah disetujui dan disahkan pada hari….. tanggal ………… bulan september
tahun dua ribu dua satu.
Disetujui oleh:
Pembimbing/pimpinan perusahaan/Industri
Anas khairudin
NIP.080985111205
Guru pembimbing :
Disahkan oleh :
NIP 197102052005021001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan nikmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kegiatan di PT
Sugar Labinta dengan tepat waktu. Terima kasih juga saya ucapkan kepada guru
pembimbing yang selalu memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga
laporan ini dapat disusun dengan baik.
Semoga laporan kegiatan di PT. Sugar Labinta ini dapat menambah wawasan bagi
para pembaca tentang praktik kerja industri yang saya kerjakan di pembelajaran
PT. Sugar Labinta kali ini. Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada
sesuatu yang sempurna, saya menyadari bahwa laporan ini juga masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca sekalian demi penyusunan laporan kegiatan di PT Sugar Labinta
dengan hasil yang lebih baik.
Pada kesempatan ini saya penulis mengucapkan trimakasih banyak kepada:
1. Orangtua, yang telah memberikan dukungan kepada saya baik secara moral
maupun materil.
2. Dra. Hj Sulastri, MTA selaku Kepala Sekolah SMK-SMTI Bandar Lampung
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Praktek
Kerja Indutri.
3. Bapak Wida dan bapak Afif selaku HRD di PT. SUGAR LABINTA.
4. Bapak Anes selaku pembimbing saat pelaksanaan Prakerin di PT. Sugar
Labinta.
5. Seluruh staf dan karyawan di PT. Sugar Labinta.
6. Bapak, Ibu Guru serta Staf tata usaha SMK SMTI Bandar Lampung yang telah
membantu kelancaran pelaksanaan prakerin yang telah dilaksanakan.
7. Dan semua pihak yang telah membantu dalam praktek kerja industry (Prakerin)
iv
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan
laporan ini. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan demi perbaikan laporan ini. Akhirnya penulis mengucapkan trimakasih
atas segala dukungan dan bantuan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan
baik.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDU...................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Lokasi Prakerin....................................................................................................2
1.3 Manfaat Prakerin..................................................................................................2
1.4 Tujuan Prakerin....................................................................................................3
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Prakerin atau Praktik Kerja Industri adalah sebuah kegiatan pengembangan siswa
yang menjadi program wajib di SMK Kegiatan ini merupakan pelatihan dan
pembelajaran yang dilaksanakan langsung di dunia industri. Untuk meningkatkan
kualitas manusia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang
Maha Esa, berbudi pekert luhur berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas,
kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja profesional, bertanggung jawab, dan
produk serta sehat Jasmani dan rohani dengan berbeda Pengetahuan (Knowledge),
Keterampilan (Skih) dan sikap Atitude) sebagai satu kesatuan kompetensi
Kementrian Perindustrian RI Pusat Pembinaan Pelatihan Keterampilan dan
Kejuruan telah mengeluarkan Struktur Program Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan-SMITI Bandar Lampung Tahun 2021 dimana setiap siswa X diwajibkan
mengko Prank Kerja Industri (Prakerin) di perusahaan yang merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan-SMTI
Bandar Lampung Praktek Kerja Industridilaksanakan agar siswa siswi Sekolah
Menengah Kejuruan-SMTI Bandar Lampung dapat mempersiapkan /
menghasilkan lulusan yang siap kerja sebagai Sumber Daya Manusia (SDM).
PT Sugar Labinta menjadi salah satu wadah tempat prakerin siswa siswi smiksmi
bandarlampung PT Sugar Labinta adalah perusahaan pabrik gula rafinasi yang
berfokus kepada kualitas, kualitas dan kualitas. Gula rafinasi merupakan gula
yang diproduksi dari bahan baku mentah atau raw sugar melalui proses rafinasi
guna memnuhi kebutuhan industri makanan dan minuman serta kebuthuan
1
dibidang farmasi Peranan gula rafinasi bagi industri adalah sebagai salah satu
bahan baku produksi. Gula rafinasi memiliki bebrapa fungsi salah satunya
sebagai bahan pemanis PT Sugar Labinta juga telah mendapatkan sertificasi halal
dan telah menerapkan standar ISO 22000:2010 yang dapat menjadi suatu dasar
bagi Sistem Manajemen Mutu yang mendukung perbaikan 2 berkelanjutan pada
perusahaan, sehingga dapat bersaing dengan gula rafinasi dari indutri gula
nasional maupun import.
Daily :
1) Hari Senin-Jumat dimulai pukul 08.00-16.15 WIB.
2) Hari sabtu dimulai pukul 08.00-12.15 WIB.
Shift :
1) Shift pagi dimulai pukul 07.00 - 15.00 WIB
2) Shift sore dimulai pukul 15.00 - 23.00 WIB
3) Shift malem dimulai pukul 23.00 - 07.00 WIB
2
A. Manfaat Prakerin Bagi Siswa adalah sebagai berikut:
Memberikan keuntungan pada pihak sekolah dan siswa-siswi itu sendiri, karena
keahlian yang tidak diajarkan di sekolah didapat didunia usaha/industri.
3
6) Agar dapat dikembangkan dan dilimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Melalui prakerin dapat membantu siswa agar keterampilannya dapat
meningkatkan keterampilan tersebut sangat dibutuhkan ketika sudah terjun
di dunia industry
7) Dapat menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia industri
maupun dunia usaha
4
BAB II
LANDASAN TEORI
PT Sugar Labinta merupakan pabrik gula rafinasi yang berlokasi di Jl. Ir. Sutami
No. 45 Desa Malang Sari, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Lampung Selatan,
Provinsi Lampung Sedangkan kantor pusat PT Sugar Labinta berada di Jl.
IrSukarela No. 2 RT 01/07 Jakarta Utara PT Sugar Labinta merupakan kelanjutan
dari suatu perusahaan yang didirikan dengan akte notaris Netty Maria Machdar,
SH No 16 Oktober 2011 dan mempunyai izin dari BPKM yang bergerak dibidang
usaha pemurnian gula, aneka tenun plastik dan angkutan bermotor untuk barang
umur Perusahaan yang semula merupakan perusahaan asing (PMA) sejak 18
Januari 2003 berubah menjadi persahaan modal dalam negri (PMDN) berdasarkan
persetujuan Dinas Promost, Investasi, Kebudayaan dan Pariwisata Pemda
Lampung No 039/18/11/PMDN/2003 tanggal 18 Januari 2003 saat ini perusahaan
memiliki unit usaha pabrik gula rafinasi yang berlokasi di Desa Malangsari
Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Lampung Selatan diatas tanah seluas 14
hektar dan 3,5 hektar untuk tahan WWTP
5
Peralatan produksi yang digunakan di PT. Sugar Labinta merupakan alatalat
mutakhir memanfaatkan teknologi terkini sehingga mampu bekerja secara lebih
efisien. Misalnya peralatan Decolorisasi dengan lon Exchange Resin yang bekerja
full Automatic, Plate Evaporator yang juga full Automatic, serta pengoperasian
boiler dengan bahan bakar batubara yang sepenuhnya juga dikendalikan dari
fasilitas Control Panel.
Kegiatan utama PT Sugar Labinta adalah sebagai industri gula rafinasi pertama
yang berada diluar pulau jawa dan pabrik gula rafinasi ke 6 di Indonesia. Bahan
baku yang digunakan adalah raw sugar (gula kristal mentah) yang berasal dari
berbagai negara seperti Thailand, Brazil, India dan Australia. Bahan baku tersebut
diolah melalui beberapa tahapan proses, yaitu: Affinasi, karbonisasi, filtering.
Decolorisasi, evaporasi, kristalisasi, centrifugasi, drying, packing dan
penyimpanan (warehousing) sebelum didistribusikan ke konsumen.
Produk gula PT Sugar Labinta dikemas dalam bentuk kemasan karung kapasitas
25kg, 50kg dan 1 ton dengan kualitas R1 dan R2 sesuai syarat mutu SNI Gula
Kristal Rafinasi dan dipasarkan hanya untuk industri pangan. Guna memberikan
jaminan kapasitas mutu, keamanan pangan untuk menjamin kepuasan pelanggan,
serta peran aktif dalam menjaga kesinambungan ekonomi, sosial
serta lingkungan dai proses produksi gula rafinasi, PT Sugar Labinta menerapkan
Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan sesuai Pedoman Standar ISO
9001:2018, FSSC 22000:2018 (Food Safety System Certification) yang merupkan
gabungan dai ISO 22000 2010 dan PAS 220:2000/ISO TS 2200021), Sistem
Jaminan Halal, SMETA (Sedex Members Ethical Trade Audit), VIVE
(Sustainable Supply Programme) serta pemenuhan dari setiap persyaratan standar
Mass Balanca COC BONSUCRO, Wakil Manajemen Halal untuk penerapan
sertifikat Halal dan Sistem Mutu dan keamanan Pangan, Halal dan SJH dari unit
masing-masing kepada Wakil Manajemen, Wakil Manajemen Halal dan SEDEX
setiap periode tertentu, untuk dievaluasi dan dijadikan landasan dalam perbaikan
yang terus menerus serta berkesinambungan PT Sugar Labinta memiliki logo
yang menggambarkan sendok dengan gula berwarna kuning keemasan di atasnya.
6
Logo tersebut melambangkan sumber kehidupan yang dapat bermanfaat untuk
orang lain, warna kuning emas melambangkan kemewahan dan keanggunan. Logo
PT Sugar Labinta dapat dilihat pada gambar 1
Visi Perusahaan PT. Sugar Labinta yaitu kedudukan perusahaan sebagai salah
satu industry yang bergerak di bidang industri gula dengan satu macam produk
7
yaitu gula rafinasi. Dimana fungsi perusahaan adalah sebagai produsen yang
memproduksi gula rafinasi yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam
industri bahan pangan. Peranan perusahaan adalah menciptakan lapangan
pekerjaan dan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, bermutu serta daya
saing yang tinggi terhadap produk yang sejenis
Misi Perusahaan PT. Sugar Labinta bertekad memberikan produk dan pelayanan
terbai yang berfokus pada kepercayaan dan kepuasaan pelanggan.
8
BAB III
METODOLOGI
3.1.1 Alat
1. Timbangan Rafinasi
Adalah alat yang digunakan untuk menimbang raw sugar, dengan setting an
250kg per sekali menimbang.
2. - Mingler
Adalah alat yang berguna untuk menghomogenkan antara affinate Syrup dengan
raw sugar.
3. - Centri affinasi
Merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan antara inti gula dengan
9
molases nya.
4. - Melter
5. - Reaksi tank
Reaksi tank adalah alat yang dapat digunakan sebagai tempat untuk mereaksikan.
6. - Carbonator
Rotary leaf filter berguna untuk filtering kotoran yang sudah terendap pada proses
carbonatasi.
8. - Escon IER
Alat yang berfungsi untuk penurunan warna dengan menggunakan resin sebagai
filtrat nya.
10
9. - Mud press
Berfungsi untuk menekan kotoran dari rotary leaf filter
10. - Fine liquor screener
Berguna untuk menyaring kotoran yang masih tertinggal sebelum masuk kedalam
fine liquor
3.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan pembantu yang terdapat pada stasiun 1 sebagai berikut:
1. - Raw sugar
Raw Sugar adalah kristal putih berasal dari tebu. Tetapi pada proses
pembuatannya, tidak melalui proses pemutihan dengan belerang sehi sehingga
warna dasar dari raw sugar pun agak kecokelatan.
2. - Ca(OH)2
Kalsium hidroksida merupakan senyawa kimia yang dihasilkan dari reaksi
kalsium oksida dengan air
3. - Gas CO2
Karbon dioksida terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan
sebuah atom karbon.
4. - Filter aid
Filter Aid merupakan mineral anorganik dan material organik berserat, digunakan
untuk meningkatkan performa akhir filtrasi
5. - Resin
Resin merupakan senyawa organik atau campuran berbagai senyawa polimer
3.1.3 Prosedur :
Prosedur yang terdapat pada Stasiun I sebagai berikut:
1. Proses Afinasi, Karbonatasi dan Decolorisasi
Proses pertama yang dilakukan di PT Sugar Labinta yaitu Decolorisasi,
Decolorisasi adalah proses perusakan warna atau penghilangan kepekatan warna.
Pertama-tama bahan baku (raw sugar) ditimbang dengan timbangan rafinasi yang
10
telah di setting 250 kg dan masuk ke mingler afinasi dengan menambahkan
affinate syrup agar molases atau kulit terluar dari raw sugar terlepas dari inti gula
nya hingga brix menjadi 90-92 %. Kemudian gula di mixer afinasi dan masuk ke
dalam centrifugal affination untuk memisahkan molases dan gula dengan
menggunakan gaya centrifugal. Inti gula yang telah dipisahkan dari molases nya
masuk ke screw dan menuju tank melter. Kemudian gula yang sudah di melt
melewati raw liquor strainer dan menjadi raw liquor. Kemudian raw liquor di
pompa ke reaction tank dengan menambahkan susu kapur untuk mengikat
kotoran, di dalam reaction tank terjadi reaksi antara Ca(OH)2 dengan raw liquor,
lalu dari reaksi tank masuk ke karbonator untuk dilakukan proses karbonatasi
dengan menambahkan CO2 dengan tujuan menurunkan pH sampai dengan titik
tertentu untuk menyerap kotoran terlarut yang terdapat dalam raw liquor, lalu
endapan yang sudah terikat dialirkan menuju rotary leaf filter ditapis / dipisahkan
kotoranya. Setelah di filter selama dua kali, gula menuju ESCON Decolorizer
untuk ditukar ion-ion warnanya menggunakan resin, jika resin sudah jenuh atau
mencapai titik jenuh resin akan di regenerasi. Dan hasil dari ESCON masuk ke
dalam fine liquor.
3.2.1 Alat
Adapun terdapat peralatan yang berada di Lokasi Stasiun II sebagai berikut:
1. Evaporator
Adalah alat untuk proses menaikkan konsentrasi brix dalam Fine Liquor melalui
proses penguapan yang akan menjadi Thick Liquor
2. Vacuum Pan
Adalah alat untuk proses pengkristalan ulang larutan gula (Thick Liquor) dengan
jalan melakukan pembesaran inti kristal yang di tambahkan fondant (Bibit Gula)
3. Receiver
Adalah tempat penampungan sementara hasil masakan (Massecuite) dari vacum
pan produk yang di dalamnya terdapat screw
11
4. Crystalizer
Adalah tempat penampungan sementara hasil masakan (Massecuite) dari vacum
pan crop yang di dalamnya terdapat pipa pendingin
3.2.2 Bahan
Adapun bahan-bahan pembantu yang terdapat pada stasiun II sebagai berikut:
1. Thick Liquor
Adalah larutan gula yang sudah masuk ke dalam evaporator untuk di proses
pengentalan dengan penguapan
2. Fondant
Adalah bibit gula yang dibuat dari gula yang di giling dan ditambahkan alkohol
3. Steam
Adalah uap panas dari boiler
4. RI mol MR
Adalah molases dari pemisahan massecuite MR
5. RI mol Reguler
Adalah molases dari pemisahan massecuite RI
6. R2 mol Reguler
Adalah molases dari pemisahan massecuite R2
7. Cl mol
Adalah molases dari pemisahan massecuite Cl
8. C2 mol
Adalah molases dari pemisahan massecuite C2
9. Affinate Syrup
Adalah molases dari pemisahan antara gula dan molases afinasi
10. C3/C4 Remelt
Adalah gula yang di hasilkan dari massecuite C3/C4 yang sudah di pisahkan
dengan molases nya
12
3.2.3 Prosedur
Prosedur yang terdapat pada Stasiun II sebagai berikut:
1. Penguapan (Evaporasi)
Proses Penguapan (Evaporasi) merupakan proses pengubahan fase cair menjadi
fase uap. Proses penguapan tersebut memerlukan panas. Panas berfungsi untuk
menaikkan suhu cairan sehingga mencapai suhu didih. Pada saat suhu dalam
evaporasi telah memenuhi untuk proses penguapan maka cairan tersebut akan
berubah menjadi fase uap. Tahap penguapan sebagian air yang masih tersisa akan
dilanjutkan pada tahap proses selanjutnya yaitu kristalisasi. Proses Brix 58-60%
menjadi 70-72% Brix yaitu Thick liquor.
Penguapan kadar air dengan perlakuan mengalirkan panas terhadap bahan
dilakukan secara vacuum memiliki tujuan menurunkan titik didih agar evaporasi
lebih efisien. Suhu yang digunakan dalam badan penguap 1 berkisar antara 100-
105°C. Pada badan penguap 2 suhu uap bekas berkisar antara 90-95°C, sedangkan
pada baran penguap 3 suhu uap bekas berkisar antara 85-88°C. Suhu yang terlalu
tinggi untuk proses evaporasi dapat menyebabkan kerusakan sukrosa. Ketika
proses evaporasi telah berakhir, diperoleh larutan gula dengan konsentrasi 65-70%
Brix. Hasil larutan gula yang telah melalui proses ini disebut thick liquor. Thick
liquor yang dihasilkan kemudian ditampung dalam tangki Thick Liquor dan
masuk menuju tahap selanjutnya yaitu tahap kristalisasi.
13
2. Proses Kristalisasi
Proses kristalisasi merupakan proses pemasakan gula (sugar boiling). Pemasakan
gula (sugar boiling) dilakukan dalam Batch Vacuum Pan yang dirancang khusus
agar mampu menangani bahan dengan viskositas tinggi. Tujuan utama dilakukan
proses kristalisasi yaitu upaya mengeluarkan gula sebanyak-banyaknya dari nira
kental dengan cara cepat serta ekonomis tetapi menghasilkan kualitas yang
memenuhi keinginan konsumen.
Proses kristalisasi merupakan proses pembentukan kristal-kristal gula dengan
adanya penambahan bibit gula (fondant). Proses ini bertujuan untuk mengubah
sakarosa yang larut dalam thick liquor menjadi kristal-kristal gula dengan
kemurnian, ukuran kristal, warna yang memenuhi persyaratan mutu gula rafinasi.
Thick liqour yang sudah mengalami proses kristalsasi disebut dengan masscuite
(hasil masakan). Sasaran dalam proses kristalisasi di PT. Sugar Labinta adalah
warna dan ukuran gula produk masuk dalam kualitas gula RI dan R2. Sedangkan
yang dimaksud dengan recorvery adalah memasak dari material dengan
kemurnian yang lebih rendah dan gula yang dihasilkan dari masakan dilebur dan
diproses untuk dimurnikan kembali. Proses kristalisasi dilakukan dalam upaya
peningkatan kadar brix yaitu 88-92%. Dampak dari peningkatan kadar brix
tersebut akan berdampak pada penguapan kadar air mencapai 8-12%.
Ketika gula tersebut telah berada pada kondisi lewat jenuh, kemudian saat itu juga
diberikan bibit kristal (fondant). Bibit kristal tersebut berperan membantu dalam
mempercepat proses pengkristalan gula dan penyeragaman ukuran kristal gula.
Banyaknya jumlah bibit kristal yang digunakan menyesuaikan dengan jumlah
larutan yang akan dimasak dan disesuaikan dengan mutu gula yang diharapkan
perusahaan. Hubungan antara banyaknya jumlah fondant yang digunakan dengan
mutu gula yang dihasilkan yaitu semakin banyak jumlah fondant yang di masukan
semakin kecil ukuran gula hasil masakan dari vacuum pan.
Faktor - faktor yang mempengaruhi kecepatan kristalisasi sebagai berikut:
1. Ukuran kristal
Kristal bibit dengan ukuran lebih kecil, memiliki luas yang lebih besar. Maka
dapat dikatakan bahwa kecepatan kristalisasi akan tergantung dengan besarnya
14
kristal dimana molekul sukrosa menempel.
2. Konsentrasi larutan
Makin jenuh kondisi suatu larutan, maka kecepatan kristalisasi juga semakin
tinggi. Dengan kata lain semakin tinggi kadar gula dalam larutan gula semakin
cepat proses kristalisasi.
3. Kandungan dan kotoran
Kemurnian suatu larutan sangat mempengaruhi proses kristalisasi,. Kandungan
kotoran dapat mempersulit pengkristalan atau mengurangi kecepatan proses
kristalisasi. Semakin tinggi kemurnian suatu larutan semakin tinggi pula
kecepatan kristalisasi, begitu pula sebaliknya semakin rendah kemurnian suatu
larutan maka semakin rendah pula proses kristalisasinya. Kotoran dalam larutan
dapat menghambat molekul sukrosa pada inti kristal yang ada.
3.3.1 Alat
Adapun terdapat peralatan yang berada di Lokasi Stasiun III sebagai berikut:
1. TSK Centrifugal
Adalah alat untuk memisahkan gula kristal dengan molasses
2. Dryer
Adalah alat untuk mengerikan gula kristal dengan Uap panas
3. Grader
Adalah alat untuk memisahkan kan gula kristal yang bagus dengan yang tidak
bagus contoh gula yang menggumpal
3.3.2 Bahan
Adapun terdapat bahan-bahan pembantu yang berada di Lokasi Stasiun III sebagai
berikut:
1. Massecuite
Adalah Hasil Masakan Dari Vacum Pan
15
2. Molasses
Adalah Larutan gula yang masih memiliki kadar kandungan gula yang tinggi
3. Hot Water
Adalah air panas yang digunakan untuk melarutkan larutan
3.3.3 Prosedur :
Prosedur yang terdapat pada Stasiun III sebagai berikut:
1. Proses Pengeringan dan Packing
Masscuite yang dihasilkan dari Vacum Pan dimasukkan ke dalam TSK
Centrifugal untuk dipisahkan antara molasses dengan Kristal gula lalu molasses
dikirim kembali ke boiling untuk dilakukan boiling bag, Sedangkan Kristal gula
nya di masukan ke vibrating untuk digetarkan lalu diteruskan ke elevator untuk
masuk ke dalam dryer di dalam nya terjadi pengeringan kristal gula setelah
dikeringkan di teruskan ke Grader untuk di pisahkan yang bagus dengan gula
yang menggumpal yang menggumpal akan di remelt ulang sedangkan kristal gula
yang bagus dimasukkan ke dalam Sugar Bin lalu setelah itu Di packing
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil prakerin yang kami lakukan di PT. Sugar Labinta, saya mendapatkan fokus
pada Stasiun 2 yaitu Proses Penguapan dan Kristalisasi.
Proses Penguapan (Evaporasi) merupakan proses pengubahan fase cair menjadi
fase uap. Proses penguapan tersebut memerlukan panas. Panas berfungsi untuk
menaikkan suhu cairan sehingga mencapai suhu didih. Pada saat suhu dalam
evaporasi telah memenuhi untuk proses penguapan maka cairan tersebut akan
berubah menjadi fase uap. Tahap penguapan sebagian air yang masih tersisa akan
dilanjutkan pada tahap proses selanjutnya yaitu kristalisasi
Proses Kristalisasi merupakan proses pemasakan gula (sugar boiling). Pemasakan
gula (sugar boiling) dilakukan dalam Batch Vacuum Pan yang dirancang khusus
agar mampu menangani bahan dengan viskositas tinggi. Tujuan utama dilakukan
proses kristalisasi yaitu upaya mengeluarkan gula sebanyak-banyaknya dari nira
kental dengan cara cepat.
4.2 Pembahasan
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi
untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya
membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah
diatur sedemikian rupa. Mesin telah mengembangkan kemampuan manusia sejak
sebelum adanya catatan tertulis. Istilah mesin biasanya menunjukan ke bagian
yang bekerja untuk melakukan keija. Biasanya alat-alat ini mengurangi intensitas
gaya yang dilakukan, mengubah arah gaya, atau mengubah suatu bentuk gerak
atau energi ke bentuk lainnya.
17
Gula rafinasi merupakan gula yang diperoleh dengan mengolah bahan baku raw
sugar melalui serangkaian proses sejak diterimanya bahan baku raw sugar dari
Gudang Silo hingga menjadi produk gula rafinasi yang memenuhi Standar
Nasinoal Indonesia (SNI). Pada prinsip nya pengolahan raw sugar menjadi gula
rafinasi adalah dengan menghilangkan kandungan molasses yang sangat tinggi
sehinga memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) gula rafinasi. Kandungan
molasses pada raw sugar meliputi kandungan molasses pada lapisan luar Kristal
gula dan kandungan molasses didalam Kristal gula sehingga pada pengolahan raw
sugar di PT. Sugar Labinta mengalami perubahan fase dari fase padat - fase cair -
fase padat. Raw sugar yang semula berbentuk Kristal padat dengan kandungan
molasses yang tinggi harus dilebur dengan hot water agar menjadi fase cair. Pada
fase cair ini raw sugar melewati berberapa proses pemurnian. Keuntungan dari
fase cair ini adalah raw sugar memiliki sifat free flowing sehingga mudah untuk
diproses. Selain itu, pada fase cair ini, raw sugar mudah untuk dipisahkan antara
kandungan gula dan kandungan bukan gula, termasuk kotoran. Setelah mengalami
banyak tahapan proses pemurnian, raw sugar akan dibentuk kembali menjadi
Kristal gula dan kembali ke fase padat.
Menurut SNI 3140.2 (2011), Gula kristal rafinasi merupakan gula kristal sukrosa
yang diproduksi melalui tahapan pengolahan gula kristal mentah meliputi :
1. Afinasi
2. Pelarutan Kembali (Remelting)
3. Karbonatasi
4. Filtrasi
5. Dekolorisasi
6. Evaporasi
7. Kristalisasi
8. Centrifugasi
9. Pengeringan
10. Pengemasan.
Proses pengolahan raw sugar menjadi gula rafinasi di PT. Sugar Labinta
dilakukan melalui beberapa tahapan proses yang terdiri dari:
18
1. Proses Penerimaan Bahan Baku (Raw sugar )
2. Proses Pencucian (Afinasi)
3. Proses Pemisahan (Centrifugasi)
4. Karbonatasi
5. Penapisan (Filtrasi)
6. Proses Penghilangan Warna (Decolorisasi)
7. Proses Penguapan (Evaporasi)
8. Proses Kristalisasi
9. Drying and Cooling
10. Proses Pengemasan
11. Penyimpanan dan Penggudanga
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan setelah kegiatan praktik umum di PT.
Sugar Labinta antara lain :
Ruang proses merupakan tempat produksi gula rafinasi berlangsung, ditempat ini
banyak sekali terdapat alat produksi yang memiliki resiko gangguan penyakit
kerja yang tinggi salah satu nya gangguan pendengaran. PT. Sugar Labinta harus
20
memberi peraturan yang tegas kepada pekeija yang memasuki ruang proses
produksi untuk menggunakan ear plug demi mengurangi rasiko gangguan
pendengaran
21