AHMAD SOLAHUDIN S, HI
Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw tidak ada sedikitpun ajaran tentang
melakukan perbuatan munkar, melakukan perbuatan keji terlebih perbuatan melakukan teror atas
nama agama. Islam hadir justeru sebaliknya untuk memperbaiki perbuatan munkar. Islam hadir
untuk memperbaiki ahklak yang telah rusak serta kepongahan karena merasa paling hebat di atas
segalanya.
َِإ َّن ٱهَّلل َ يَْأ ُم ُر بِ ْٱل َع ْد ِل َوٱِإْل حْ ٰ َس ِن َوِإيتَآِئ ِذى ْٱلقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى ع َِن ْٱلفَحْ َشآ ِء َو ْٱل ُمن َك ِر َو ْٱلبَ ْغ ِى ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون
Arti: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An Nahl : 90)
Rasulullah Saw dengan agama yang dibawanya mengemban misi dakwah yang sangat berat,
yaitu membenahi perilaku kehidupan jahiliyah kaumnya pada masa tersebut. Sebuah kehidupan
yang penuh dengan keonaran, satu suku dengan suku lainya saling bersaing bahkan terjadi
peperangan berpuluh tahun karena merasa paling hebat di antara lainya. Golongan orang kaya
bertindak semena-mena, tidak menghargai dan menghormati perempuan bahkan pada masa itu
mempunyai anak perempuan dianggap sebagai aib oleh keluarga. Mereka pada zaman tersebut
saking merasa paling hebat hingga tidak mau menyembah Allah SWT.
Di tengah kondisi umat yang demikian rusaknya Nabi Muhammad diutus oleh Allah SWT.
Lihatlah bagaimana sebenarnya misi kerasulan. Nabi Muhammad diutus bukan untuk
menghukumi umatnya, tetapi ingin untuk memperbaiki akhlak manusia. Nabi Muhammad
bersabda :
إنما بعثت ألتمم مكارم األخالق
Artinya : Sesungguhnya aku diutus oleh Allah hanyalah untuk memperbaiki akhlaq. (HR.
Ahmad)
Kehadiran Islam di tengah-tengah umat manusia adalah tidak lain untuk memperbaiki akhlak
yang telah rusak, agar manusia memiliki akhlak yang sempurna baik terhadap sang Maha
Pencipta maupuan makhluknya. Pengertian inilah yang seringkali dilalaikan oleh manusia
sehingga banyak kita temukan orang yang ibadahnya rajin, tetapimempunyai perilaku dan
perangai yang kasar.
Banyak kita temukan orang yang gemar mengutip ayat tetapi memaki terhadap sesame. Banyak
pula orang yang berpenampilan agamis tetapi perkataannya kotor serta suka mengkafirkan
sesame. Sungguh itu bukanlah cerminan seorang muslim yang baik.
Seoarang muslim sejati adalah yang ibadahnya kepada Allah SWT baik dan sosialnya juga baik,
ramah, murah senyum, gemar membantu sesama tidak perduli suku, bahasa dan agamanya
karena sesunggunya itulah ajaran yang diberikan dan contohkan oleh Rasulullah. Allah SWT
berfirman dalam surah An Nisa sebagai berikut :
Arti: Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada
kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-
Nya pahala yang besar. (QS. An Nisa : 40)
Islam tidak hanya menekankan pentingnya kehidupan ukhrawi, tetapi juga mementingkan dan
mengatur kehidupan duniawi, sehingga Islam menjadi agama yang sangat komprehensif. Oleh
karena itulah kemudian Islam menjadi rahmat bukan hanya untuk orang Islam saja, melainkan
menjadi rahmat bagi semesta alam.
Oleh karena itulah seseorang yang ingin selamat baik di dunia maupun di akhirat kelak
hendaknyalah mengikuti suri tauladan umat yaitu Nabi Muhammad SAW, karena dalam diri
rasulullah terdapat kebaikan yang tidak terhingga dan kebaikan tersebut diabadikan dalam al-
quran sebagai berikut :
Arti: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab : 21).
Dengan demikian, jika kita ingin menjadi seorang muslim sejati hendaknyalah kita perbaiki
perilaku dan akhlak kita, terutama di zaman yang serba modern ini, di mana berbagai macam
informasi berita yang kita tidak tahu kebenaranya telah menjadi konsumsi masyarakat sehari-
hari.
Sebagai muslim yang baik kita harus lebih teliti dan berhati-hati, sehingga kita juga tidak mudah
terprovokasi atas hasutan yang disebarkan di media sosial, melalui mimbar-mimbar yang
dikemas seolah-olah untuk kemaslahatan umat namun justru diisi dengan berbagai hasutan,
tebaran kebencian dan propaganda kelompok – kelompok yang ingin membuat persaudaraan kita
hancur.
Sekali lagi marilah kita berpegang teguh pada apa yang telah diajarkan oleh para ulama Ahlus
Sunnah Waljamaah, yang diajarkan oleh kiai-kiai yang puluhan tahun belajar agama di
pesantren sehingga jelas sanad keilmuanya bersambung hingga rasulullah.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang memiliki umur yang diberkati Allah subhanu
wata’la. sehingga kita dapat memanfaatkan umur kita dengan sebaik-baiknya dan dapat
menjalankan tuntunan Nabi Muhammad saw yang setiap harinya memohon ampun dan
perlndungan Allah SWT.
Menjadi Penceramah yang Ramah
Beberapa hari ini, banyak sekali beredar berita baik melalui media meanstream maupun melalui
group pesan singkat, di media sosial juga sangat ramai orang memperbincangkan terkait rencana
Pemerintah melalui Kemenag untuk mengadakan sertifikasi bagi penceramah. Pro dan kontra
terus saja menghiasi perbincangan hingga kemudian banyak yang berujung pada saling curiga,
saling hujat dan bahkan fitnah.
Tentu saja, sebagai sesama muslim kita prihatin dengan berbagai celaan dan hujatan yang
diarahkan kepada sesama muslim tanpa melakukan tabayun atau menganalisa terlebih dahulu
maksud dari pemerintah yang akan mengadakan sertifikasi bagi penceramah.
Mendakwahkan agama atau berceramah memang merupakan sesuatu yang baik, bahkan wajib
bagi orang yang mempunyai kapasitas untuk melakukan syiar agama, berdakwah mengajarkan
agama kepada masyarakat. Namun demikian, tentu dalam berdakwah tidak boleh sembarangan,
harus mempunyai keilmuan yang mumpuni sehingga masyarakat benar-benar mendapatkan ilmu
yang bermanfaat.
Selain itu masyarakat juga menjadi bertambah keimanan serta rasa saling kasih sayang antar
sesama manusia, tetapi ironisnya, dalam beberapa tahun belakangan muncul beberapa
penceramah yang kurang paham soal ilmu agama, tidak mendapatkan sanad keilmuan yang baik
namun karena keberaniannya tampil kemudian tiba-tiba menjadi sosok ustadz, padahal yang
disampaikan banyak menebar kebencian dan permusuhan sehingga menyebabkan saling benci
bahkan menjurus pada propaganda yang akan menyebabkan disintegrasi bangsa.
Saling menghujat dan membenci, terlebih menghasut merupakan sesuatu perbuatan yang sangat
dibenci Allah, siapapun yang melakukannya, terlebih yang telah dianggap sebagi seorang ustadz,
dalam surah al-hujurat Allah berfirman :
َأ لَ ْح َم َيْأ ُك َل َْأن َأ َح ُد ُك ْم َأيُ ِح ُّب ۚ ضا ُ بَ ْع َي ْغت َْب َواَل سوا
ً بَ ْع ض ُك ْم َّ ت ََج َواَل ۖ ِإ ْث ٌم ِّالظَّن ض
ُ س ْ آ َمنُوا َالَّ ِذين َأ ُّي َها يَا
َ َب ْع َِّإن ِّالظَّن َ ِمن َكثِي ًرا اجتَنِبُوا
َر ِحي ٌم اب ٌ تَ َّو َ هَّللا َِّإن ۚ َ هَّللا َواتَّقُوا ۚ ُفَ َك ِر ْهتُ ُموه َم ْيتًا ِخي ِه
Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka
‘memakan daging’ saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima Taubat lagi
Maha Penyayang.” (Al-Hujurat : 12)
Sungguh peringatan Allah SWT tersebut langsung menghujam bagi orang yang suka mencela,
perbuatan yang akan menyebabkan terjadinya disintegrasi bangsa, perbuatan yang akan
menyebabkan tumpahnya pertikaian diantara sesama anak bangsa, sungguh merupakan
perbuatan yang sangat tercela.
Namun demikian, betapapun kerasnya peringatan Allah masih saja banyak diantara kita yang
selalu berusaha untuk mencari kesalahan saudara sendiri, penyebabnya tidak lain karena kita
tidak lagi memahami pesan-pesan maupun peringatan Allah SWT melalui Al-Quran, pesan-
pesan dan peringatan nabi Muhammad melalui hadist yang sungguh jika kita renungkan, bukan
saja kita akan takut untuk melakukan perbuatan tersebut namun juga akan menjadikan kita
semakin menjaga prilaku baik dalam keseharian maupun bermasyarakat.
Jika saja kita sebagai anak bangsa, terutama umat muslim mau mencermati dan mau merenungi
sejenak pesan-pesan dan peringatan Allah yang termaktub dalam Al-Quran, pastilah pesan-pesan
tersebut akan menjadikan kita semakin mawas diri dan menjadikan kita malu untuk bertikai
antara sesama anak bangsa terutama sesama umat muslim, karena sejatinya antara satu muslim
dengan muslim lainya saling bersaudara, Allah SWT berfirman :
َِإنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُونَ ِإ ْخ َوةٌ فََأصْ لِحُوا بَ ْينَ َأ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون
Artinya : Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat. (QS. al – hujurat : 10).
Perintah menciptakan perdamaian langsung dikemukakan oleh Allah SWT. Maka sesungguhnya
sangatlah tidak pantas bagi kita, terlebih yang bergelar ustadz, yang sering tampil sebagai
pendakwah justru menjadi pemicu terjadinya pertikaian. Oleh sebab itulah sebagai umat muslim
yang benar-benar mengamalkan ajaran agamanya tentu akan sadar betul bahwa hidup di
Indonesia yang penuh kedamaian merupakan sebuah anugerah dan nikmat dari Allah yang wajib
hukumnya kita jaga bersama, untuk kemudian menjaga perdamaian tersebut islam mengajarkan
tiga hal. Tiga hal inilah yang wajib menjadi pegangan seorang juru dakwah di Indonesia di
antaranya :
Perkuat Ukuwah Islamiyah.
Sebuah ungkapan yang populer terkait ukuwah islamiyah, seorang ulama mengandaikan “umat
Islam baikan seluruh anggota badan yang jika sakit salah satunya maka akan merasakan sakit
pula anggota badan lainya”.
Oleh karena itulah, wajib diantara sesama umat muslim untuk saling mengingatkan agar tidak
melakukan perbuatan saling mencela, tidak memprovokasi jika terjadi saling salah paham
diantara saudara sebangsa, karena jika tidak maka sungguh kita akan merugi, kita akan
kehilangan rahmat dari Allah atas perbuatan sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab,
terkait hal ini Allah menegaskan dalam surah al-hujurat ayat 10 :
َت ُْر َح ُمون لَ َعلَّ ُك ْم َ هَّللا َواتَّقُوا ۚ َأ َخ َو ْي ُك ْم َبَيْن صلِ ُحوا
ْ فََأ ٌِإ ْخ َوة َا ْل ُمْؤ ِمنُون ِإنَّ َما
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat. (QS. Al-Hujurat : 10)
Kedua, Perkuat Ukuwah Wathoniyah.
Ukuwah Wathoniyah merupakan pijakan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, menjadi
landasan untuk membangun Indonesia kedepan dengan sumber daya alam dan manusia yang
hebat, sehingga menjadikan negara Indonesia unggul. maka oleh karena itulah marilah kita saling
mengingatkan, kita hentikan saling menghujat, mari kita saling kenal lebih dekat sehingga kita
akan mampu bergandeng tangan menjadi umat serta bangsa yang unggul, perbedaan
merupakan sunnatullah.
Allah tidak melihat warna kulit, karena Allah yang menciptakan, Allah tidak melihat suku karena
Allah yang menciptakan yang menjadi pembeda diantara kita adalah ketakwaan serta amalan
sholeh, marilah kita berlomba-lomba untuk bertakwa hanya kepada Allah SWT.
Ketiga Ukuwah Basyariyah.
Esensi ajaran islam sesungguhnya adalah persaudaraan universal atau dalam bahasa agama
disebut ukuwah basyariyah, persaudaraan universal tersebut melampau sekat-sekat agama, ras
dan budaya bangsa. Namun, karena berbagai kepentingan yang didasarkan pada nafsu dan
keinginan menang sendiri banyak dari kita yang lalai sehingga menyebabkan menghalalkan
berbagai cara untuk meraihnya termasuk dengan cara memutuskan tali silaturrahim, terkait
dengan memutuskan tali silaturrahim ini, rasulullah telah mewanti-wanti umatnya agar tidak
memutuskan tali silaturrahim.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang memiliki umur yang diberkati Allah subhanu
wata’la. sehingga kita dapat memanfaatkan umur kita dengan sebaik-baiknya dan dapat
menjalankan tuntunan Nabi Muhammad saw yang setiap harinya memohon ampun dan
perlindungan Allah SWT sehingga mendapatkan rahmat dan maqfirahNya.