Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1444H/2022M

GURU MATA PELAJARAN : SUBRO MALISI S.Si

DISUSUN OLEH : ZAHRA AFISTA

KELAS : XI MIPA 1

SMAN 1 KOTO KAMPAR HULU

KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah tugas dengan judul “Maulid Nabi
Muhammad Saw ” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi tugas ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat
kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan tugas ini
dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi tugas ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

BAB I
Pendahuluan

Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada mulanya diperingati untuk membangkitkan
semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari
serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris. Umat Islam saat itu kehilangan
semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah.

Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang
positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil
menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari
tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari ini.

Dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara, perayaan Maulid Nabi atau Muludan dimanfaatkan oleh
Wali Songo untuk sarana dakwah dengan berbagai kegiatan yang menarik masyarakat agar
mengucapkan syahadatain (dua kalimat syahadat) sebagai pertanda memeluk Islam. Itulah sebabnya
perayaan Maulid Nabi disebut Perayaan Syahadatain, yang oleh lidah Jawa diucapkan Sekaten.

Kini peringatan Maulid Nabi sangat lekat dengan kehidupan warga Nahdlatul Ulama (NU). Hari Senin
tanggal 12 Rabi’ul Awal (Mulud), sudah dihapal luar kepala oleh anak-anak NU.

Dalam Madarirushu’ud Syarhul Barzanji dikisahkan, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa menghormati hari
lahirku, tentu aku berikan syafa’at kepadanya di Hari Kiamat.” Sahabat Umar bin Khattab secara
bersemangat mengatakan: “Siapa yang menghormati hari lahir Rasulullah sama artinya dengan
menghidupkan Islam!”.

BAB II

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam ISLAM


A. Pengertian Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi Muhammad SAW terkadang Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: ‫ مولد النبي‬،‫)مولد‬,
adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang dalam tahun Hijriyah jatuh pada tanggal 12
Rabiul Awal. Kata maulid atau milad adalah dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi
merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Rasulullah
Muhammad SAW.

B. Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

1. Pelaksanaan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang pertama dan waktu pelaksanaannya

Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang
gubernur Irbil, di Irak, pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang
berpendapat bahwa idenya sendiri justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk
membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum
muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya
memperebutkan kota Yerusalem.

2. Latar belakang pelaksanaan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada mulanya diperingati untuk membangkitkan
semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari
serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris. Kita mengenal musim itu sebagai
Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun 1099 M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan
menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan
persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat Islam terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan
kesultanan. Meskipun ada satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun
hanya sebagai lambang persatuan spiritual

BAB II

MENELADANI AKHLAK RASULULLAH SEBAGAI BEKAL MENJADI PRIBADI YANG


UNGGUL
Puji yang maha tinggi, sanjungan yang maha agung, kita persembahkan ke hadirat Ilahi Rabbi,
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat taufik, hidayah, ma’unah serta nikmat-Nya
yang tiada terhingga, pada hari ini, kita bersama-sama dapat menghadiri cara peringatan
Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dalam keadaan sehat wal afiat.

Shalawat serta salam, marilah kita sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan sahabatnya, yang pada hari ini tengah kita peringati hari kelahirannya.

Ibu-ibu dan hadirat sekalian yang berbahagia.

Nabi Muhammad SAW ini pantas kita peringati oleh para kaum wanita atau kaum ibu pada
khususnya, dan umat Islam pada umumnya dalam rangka memuliakan dan menyatakan terima
kasih kepadanya, karena selama hidupnya, beliau telah mencurahkan segenap jiwa raganya
untuk menyelamatkan kehidupan manusia dari kesesatan, kegelapan dan kebodohan menuju
kehidupan yang lurus, terang benderang, berbudaya dan beradab, menuju kehidupan yang
bahagia di dunia dan akhirat.

Selanjutnya sebagaimana kita baca dalam sejarah, bahwa Muhammad SAW tercatat sebagai
Nabi yang paling berhasil melaksanakan tugasnya mengemban risalah Allah dalam waktu yang
singkat, dengan resiko yang kecil, namun pengaruhnya sangat luas dan terus berlaku hingga
sekarang. Karena keberhasilannya yang luar biasa itu, Allah SWT dan para malaikatnya
menyampaikan salam dan hormat kepada beliau, dan kepada kita juga dianjurkan agar
menyampaikan salam dan hormat kepadanya, antara lain melalui peringatan maulid ini. Allah
SWT menyatakan:
ۤ ‫هّٰللا‬
َ ‫صلُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ۗ ِّي ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا‬
‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬ َ ُ‫اِ َّن َ َو َم ٰل ِٕى َكتَهٗ ي‬

Artinya: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-
orang yang beriman, bershalawat kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh
penghormatan kepadanya (Q.S. al-Ahzab, 33:56).
Selanjutnya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini mengingatkan kita tentang
pentingnya meneladani akhlak beliau yang mulia, serta mengamalkan ajaran yang dibawanya.
Allah SWT berfirman:

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ۘ ‫د ْال ِعقَا‬4ُ ‫ َمٓا ٰا ٰتى ُك ُم ال َّرسُوْ ُل فَ ُخ ُذوْ هُ َو َما نَ ٰهى ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوْ ۚا َواتَّقُوا َ ۗاِ َّن َ َش ِد ْي‬...
‫ب‬

Artinya: Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah. Q.S. al-Hasyr, 59:7).

Di antara akhlak Rasulullah SAW yang patut kita teladani atau ajaran yang dibawanya
yang patut kita ikuti dan laksanakan adalah:

1. Pertama, melaksanakan shalat lima waktu. Beliau menyatakan, bahwa shalat adalah tiang
agama, shalat menjadi pembeda antara seorang muslim dan non muslim, shalat dapat
mencegah perbuatan yang keji dan munkar, shalat merupakan mi’rajnya seorang muslim, shalat
merupakan kesempatan manusia berdialog, mengadu, dan memohon kepada Allah SWT, shalat
merupakan amal yang pertama sekali akan ditanya di akhirat, jika shalatnya baik, maka akan
ada harapan amal yang lainnya akan baik; selain itu shalat akan memberikan pengaruh
kesehatan fisik dan ruhani, serta kesehatan sosial, apa lagi shalat tersebut dilaksanakan secara
berjamaah. Karena demikian pentingnya shalat ini, hingga sampai menjelang ajalnya atau
menjelang wafatnya, beliau mengingatkan umatnya, agar jangan meninggalkan shalat.

2. Kedua, menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Dalam salah satu hadisnya, beliau
menyatakan:

Artinya: Bahwasanya aku diutus ke di dunia ini untuk menyempurnakan akhlak. (Riwayat
Ahmad)

Menurut catatan sejarah, bahwa pada saat beliau diutus ke muka seluruh akhlak
manusia di dunia ini, seperti akhlak orang Romawi, orang Yunani, orang China, India, Persia dan
lainnya dalam keadaan merosot yang disebabkan karena menyembah selain Allah,
memperturutkan hawa nafsu. Kehidupan ummat manusia saat itu tak ubahnya seperti binatang
yang tidak mengenal halal dan haram, dan tidak mengenal tata krama, budi pekerti, akhlak dan
sopan santun. Beliau berhasil merubah akhlak yang rusak dan buruk itu menjadi akhlak yang
mulia.
Di antara akhlak yang beliau ajarkan adalah menghormati, menyayangi dan memuliakan orang
tua, terutama ibu. Ketika ada seorang sahabat bertanya kepada beliau tentang siapakan orang
yang harus lebih dahulu dihormati, beliau menjawab:ibumu, ibumu, ibumu, sampai tiga kali,
dan kemudian bapakmu. Akhlak mulia lainnya yang beliau ajarkan adalah menghormati dan
memuliakan tetangga, karena tetanggalah orang yang terdekat dengannya. Akhlak kepada
tetangga itu antara lain jika saling bertemu mengucapkan salam, jika diundang agar didatangi,
jika sakit hendaknya dijenguk, dan jika meninggal hendaknya diantarkan jenazahnya ke
pemakaman; selanjutnya jika seseorang memasak makanan, atau hidangan yang baunya
tercium oleh tetangga kita, maka hendaknya air kuah hidangan itu diperbanyak, sehingga
tetangga kita dapat diberikan hidangan tersebut. Selanjutnya beliau juga menyatakan, bahwa
seseorang belum dapat dikatakan telah beriman yang sempurna, jika perutnya kenyang sendiri,
sedangkan tetangganya menderita kelapan.

Selanjutnya beliau juga mengajarkan akhlak terhadap lingkungan. Beliau mengajarkan agar
memelihara dan menjaga kebersihan. Beliau menyatakan, bahwa kebersihan adalah sebagian
daripada iman. Beliau juga melarang kita buang air di air yang tergenang atau tidak mengalir
agar tidak menimbulkan bau busuk dan menyebarkan penyakit. Selanjutnya beliau melarang
kita buang air di bawah pohon yang berbuah. Beliau juga melarang seseorang menyiksa
binatang. Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah menceritakan tentang seorang wanita yang
masuk neraka, karena menyiksa seekor kuncing, tidak diberi makan hingga mati; sebaliknya ada
seseorang yang masuk syurga, karena memberi minum seekor anjing yang kehausan hampir
mati dengan cara mengambil air dari dalam sumur dengan sepatunya dan memberikannya
kepada anjing itu. Beliau juga menganjurkan agar berbuat baik pada tumbuh-tumbuhan. Beliau
menyatakan, bahwa jika esok akan datang hari kiamat, sedangkan di tanganmu ada benih
tanaman, maka hendaknya benih tanaman itu ditanam lebih dahulu, karena bibit tanaman itu
punya hak hidup. Beliau juga menyatakan bahwa memelihara tanaman adalah ibadah. Beliau
menyatakan, jika seseorang menanam tanaman, lalu buah tanaman tersebut dimakan burung
atau manusia, maka Allah akan mengampuni dosa orang yang menanam tanaman itu.

3. Ketiga, melaksanakan fungsi dan peran sebagai istri atau sebagi ibu. Sebagai seorang istri,
Rasulullah SAW mengajarkan agar kita menjadi istri yang shalihah, yaitu istri yang taat
menjalankan perintah Allah, taat kepada suami, menjaga amanahnya, berupa harta benda,
termasuk diri kita sendiri, ketika suami tidak ada di rumah, menyenangkan hatinya, menjaga
kehormatannya, menghormati orang tua dan keluarganya. Semua ini dilakukan dengan ikhlas
dan dalam rangka beribadah kepada Allah, dan kita jadikan pelaksanaan tugas-tugas sebagai
istri ini, sebagai ladang amal guna meraih keridlaan Allah pada balasan pahalanya berupa
syurga di akhirat nanti. Dalam salah satu hadisnya beliau menyatakan, bahwa jika seorang
wanita taat kepada Allah, dan taat kepada suaminya, maka ia akan dipersilakan masuk syurga
dari pintu manapun yang ia sukai. Selanjutnya sebagi ibu, Rasulullah SAW mengajarkan agar
kita memelihara kesehatan dan pertumbuhan fisik putera-puteri kita, mengisi jiwanya dengan
akhlak mulia, mengisi otaknya dengan ilmu pengetahuan, dan mengiasi fisiknya dengan
berbagai keterampilan. Yakni mengisi kepala (head) atau otaknya dengan ilmu pengetahuan,
mengisi hati (heart) atau jiwanya dengan akhlak, dan menghiasi tangan (hand) atau fisiknya
dengan berbagai keterampilan. Dengan mengidi ketiga H (triple H) ini, maka anak kita akan
menjadi anak yang sempurna atau insan kamil yang akan siap menghadapi tantangan zaman
yang penuh persaingan. Caranya adalah dengan memberikan teladan yang baik, bimbingan,
pembiasaan, dan latihan.

Itulah antara lain akhlak dan ajaran yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kita
semua. Dan dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad SAW ini, marilah kita ingat
dan renungkan dan kita amalkan kembali akhlak dan ajarannya itu, sehingga maulid Nabi
Muhammad SAW merupakan momentun introspeksi diri untuk kembali kepada ajaran Nabi
Muhammad SAW.

Demikianlah sambutan ini saya sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih, dan
jika ada ucapan atau tutur kata yang saya sampaikan ini kurang berkenan, saya mohon
dima’afkan. Karena yang benar itu datangnya dari Allah SWT, sedangkan yang salah itu
datangnya dari manusia. Allah SWT tidak pernah berbuat salah. Sedangkan manusia terkadang
berbuat salah. Dan mudah-mudahan kehadiran kita ini mendapatkan berkah dan ridla Allah
SWT. Amin.

Wabillahit taufik wa al-hidayah, wal afwu minkum,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai