A. Latar belakang
pembuatan makalah tentang "Sejarah Islam: Islam pada Nabi SAW dan Khulafa'u
al Rasyidin masa kemajuan dan kemunduran Islam, pusat peradaban, dan
penyebaran Islam ke seluruh dunia" sangat penting untuk memahami sejarah dan
perkembangan agama Islam. Makalah ini akan didasarkan pada sumber-sumber
buku yang relevan dalam sejarah Islam. Beberapa latar belakang penting untuk
pembuatan makalah ini dapat mencakup:
Pentingnya Pemahaman Sejarah Islam: Dalam konteks global saat ini, pemahaman
yang mendalam tentang sejarah Islam menjadi semakin penting. Ini
memungkinkan kita untuk memahami bagaimana Islam berkembang dari masa
Nabi Muhammad SAW hingga masa Khulafa'u al Rasyidin, serta dampaknya
terhadap peradaban dan penyebarannya ke seluruh dunia.
Pengaruh Nabi Muhammad SAW: Nabi Muhammad SAW adalah figur sentral
dalam sejarah Islam. Pembahasan tentang peran dan ajaran beliau, serta
pengaruhnya terhadap awal perkembangan Islam, akan menjadi salah satu fokus
utama dalam makalah ini.Masa Khulafa'u al Rasyidin: Khulafa'u al Rasyidin
adalah empat khalifah pertama dalam Islam setelah Nabi Muhammad SAW.
Pembahasan tentang kepemimpinan mereka, kebijakan, dan era mereka yang
dianggap sebagai masa kemajuan Islam juga akan menjadi inti dari makalah ini.
Kemunduran dan Kejayaan Islam: Sejarah Islam juga mencakup periode
kemunduran dan kejayaan. Ini melibatkan peristiwa seperti konflik internal,
penaklukan, dan kebijakan politik yang memengaruhi perkembangan Islam.
Pusat Peradaban Islam: Makalah akan mencakup perkembangan pusat peradaban
Islam seperti Kekhalifahan Abbasiyah dan Kekhalifahan Utsmaniyah, yang
memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan intelektual, budaya, dan ilmiah
dalam sejarah Islam. Penyebaran Islam ke Seluruh Dunia: Makalah ini akan
mengulas bagaimana Islam menyebar ke berbagai wilayah dunia melalui
perdagangan, penaklukan, dan misi dakwah, serta dampaknya terhadap budaya dan
masyarakat setempat.
B. Pembahasan
1.) Islam Pada Zaman Nabi Muhammad
Islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad Saw telah membawa bangsa
arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak beradap dan tidak terkenal,dan di
abaikan oleh bangsa lain, menjadi bangsa yang maju, ia dengan cepat bergerak
mengembangkan dunia,membina suatu ke budayaan dan peradaban yang sangat
penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang.
1.1 Rasulullah SAW mempunyai
Nama lengkap : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib.
Nama Ayahnya : Abdullah bin Abdul Muthalib.
Nama Ibunya : Aminah binti Wahab.
Beliau lahir pada hari Senin, malam 12 Rabiul Awal di Makkah tahun 571 masehi
atau biasa disebut Tahun Gajah. Karena pada tahun tersebut datang pasukan gajah
yang dipimpin oleh Abrahah dari negeri Habasyah untuk merobohkan ka’bah.
Nabi Muhammad SAW dibesarkan di Makkah sebagai anak yatim, karena ayahnya
wafat di Madinah saat beliau dikandungan ibunya dalam usia 2 bulan.
Nabi Muhammad SAW disusui oleh Halimah binti Dzuaib As-Sa’diyah selama 5
tahun.
Saat beliau berusia 6 tahun ibunya meninggal, dan kemudian beliau diasuh oleh
Ummu Aiman dibawah tanggungan kakeknya. Hal tersebut berlangsung selama 2
tahun.
Ketika Nabi Muhammad SAW berusia 8 tahun kakeknya meninggal dan kemudian
diasuh oleh pamannya Abu Thalib.
Ketika Nabi Muhammad SAW berusia 12 tahun, beliau diajak berdagang ke negeri
Syam oleh pamannya Abu Thalib, dan kemudian bertemu dengan
Pada tahun kelima belas, beliau pernah ikut dalam peperangan fijar yang terjadi
disuatu disuatu tempat antara Nahlah dan Thaif.
Ketika beliau berusia 25 tahun, beliau kembali melakukan perjalanan ke Syam
dengan membawa barang dagangan milik Khadijah binti Khuwailid ditemani oleh
Dan kemudian bertemu dengan rahib bernama Nasthur, dan ia pun memahami
adanya keistimewaan pada diri Rasulullah SAW.
Setelah pulang dari negeri Syam beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwailid,
yaitu dua bulan sesudah kedatangannya. Saat itu usia Khadijah 40 tahun. Dan
kemudian dikaruniai 3 putera (Al Qasim, Abdullah, dan Thayib) dan 4 puteri
(Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah), ketiga puteranya meninggal
waktu kecil.
Keempat puterinya hidup sampai mereka besar, dan kemudian : – Zainab menikah
dengan Abil Aash ibnu Rabi’ – Ruqayyah menikah dengan Utbah bin Abi Lahab –
Ummu Kultsum menikah dengan Utaibah bin Abi Lahab (Kemudian Ruqayyah
dan Ummu Kultsum menikah dengan Utsman bin Affan) – Fatimah Az Zahra
menikah dengan Ali bin Abi Thalib.
Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad terjadi
pada usia 35 tahun, Waktu itu bangunan Ka’bah rusak berat. Perbaikan ka’bah di
lakukan secara gotong royong, para penduduk Mekkah membantu perkerjaan itu
dengan sukarela. Tetapi pada saat terahir.ketika perkerjaan tinggal mengangkat dan
meletakkan hajarul aswad di tembat semula, timbul perselisihan karena setiap suku
merasa berhak melakukan tugas terahir dan terhormat.perselisihan semangkin
memuncak maka pemimpin qurais sepakat bahwa orang yang pertama masuk ke
ka’bah melalui pintu shafa, akan di jadikan hakim untuk memutuskan perkara.
Ternya orang pertama masuk itu adalh nabi Muhammad Saw.Ia pun di percaya
menjadi hakim, Ia lantas membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di
tengah-tengah, lalu meminta seluruh pemimpin suku memengang tepi kain dan
mengangkatnya secara bersama-sama.setelah sampai pada ketinggian tertentu,
Muhammad meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Dengan demikian,
perselisihan dapat di selesaikan dengan bijaksana, dan semua kepala suku merasa
puas dengan cara penyelesaian seperti itu.
1.2 Nabi Muhammad mulai mengajak secara individu orang lain untuk
mengikuti wahyu baru, meskipun secara rahasia. Sangat sedikit pendukung dan
orang yang percaya saat itu. Pendekatan sederhana ini kemudian berlanjut selama
tiga tahun.
Setelah itu, atas petunjuk dari Yang Maha Kuasa, ajakan Nabi untuk masuk
Islam mulai menjadi semakin umum. Untuk tujuan ini Nabi Muhammad
menyiapkan jamuan makan dan mengundang para tetua dan kepala Bani-Hasyim,
yang berjumlah empat puluh orang. Setelah mereka dihidangkan dengan pesta
yang baik, Nabi mengajak mereka masuk Islam.
Pengikut Islam pun mulai bertambah, begitu pula perhatian orang Quraisy
terhadap mereka. Para tetua Quraisy mengirim Abu Thalib, paman terpercaya Nabi
kepadanya, memintanya untuk menghentikan seruannya untuk agama baru ini, dan
sebagai imbalannya mereka akan memberikan apa pun yang dia inginkan.
Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata yakni Khulafa dan Ar- Rasyidin.
Khulafa' berarti jama' dari khalifah yang memiliki arti "pengganti".
Sedangkan kata Ar-Rasyidin yaitu "mendapat petunjuk." Jadi Khulafaur
Rasyidin adalah para pengganti yang mendapatkan petunjuk.
Khulafaur Rasyidin ialah para pemimpin yang menggantikan tugas- tugas
Rasulullah SAW. sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan pemimpin
umat. Adapun tugas kenabiannya tidak bisa digantikan.
Allah SWT. berfirman dalam Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 40:
َم ا َك اَن ُمَحَّم ٌد َأَبا َأَحٍد ِم ْن ِر َج اِلُك ْم َو َلِكْن َر ُسوَل ِهَّللا َو َخ اَتَم الَّنِبِّييَن َو َك اَن ُهَّللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليًم ا
Sejak kecil, beliau terkenal dengan sifat yang lemah lembut, jujur dan
sabar. Sehingga, disaat usianya menginjak remaja, beliau telah bersahabat
dengan Rasulullah SAW. la terkenal dengan julukan Abu Bakar, dan "As-
Siddiq merupakan gelar yang diberikan oleh para sahabat, karena ia sangat
mempercayai dan membenarkan Rasulullah SAW. dalam segala hal.
Usia Umar lebih muda 13 tahun dari Nabi muhamad. Sejak usianya
masih kecil, ia sudah terkenal dengan sifat pemberani dan cerdas. Tidak
pernah takut menyatakan kebenaran dihadapan siapa pun. Jadi, tidak heran
saat Umar bin Khattab memeluk Islam, barisan kaum muslimin ditakuti oleh
orang kafir Quraisy. Sebelum memeluk Islam, ia sangat menentang Islam.
Namun setelah masuk Islam, ia sangat berani menghadapi musuh-musuh
Islam. Terkenalah ia sebagai "Singa Padang Pasir" yang amat disegani.
Usman bin Affan adalah seorang saudagar kaya raya dan seorang penulis
wahyu yang terkenal. Usianya lima tahun lebih muda dari nabi Muhamad.
Usman dikenal sebagai orang yang pendiam dan berbudi pekerti yang
terpuji. la banyak melakukan amal kebaikan, sehingga ia mendapat gelar
"Ghaniyyun Syakir" yakni orang kaya yang banyak bersyukur kepada Allah
SWT.
Sekalipun ia sebagai orang yang kaya raya, namun ia tak segan- segan
untuk ikut berperang dan tidak pernah menjaga jarak dengan masyarakat
kelas bawah. Karena banyaknya kebaikan yang telah dilakukannya, maka ia
dinikahkan dengan putri Nabi Muhamad yakni Ruqayyah. Setelah Ruqayyah
wafat, ia dinikahkan lagi dengan putri Nabi yang bernama Ummu Kullsum.
Oleh karena itu, ia diberi julukan "Dzun Nurain" (Yang memiliki dua
cahaya).
Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650-1250. Periode ini
disebut periode klasik. Pada kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan besar,
yaitu Kerajaan Ummayah atau sering disebut daulah Ummayah dan
Kerajaann Abbasiyah yang sering disebut daulah Abbasiyah. Pada masa bani
Ummayah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah
kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah
Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang politik, keagamaan,
ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.Dalam buku
sejarah terdapat enam data-data sejarah kejayaan dari peradaban islam yitu
sebagai indikator kunci yang menunjukan kejayaan paradaban Islam pada
masa Bani Abbasiyah, Bani Fatimiyah, dan Bani Umayyah di Andalusia
(Amin, 1995: 47 – 50). Pertama, gerakan penerjemahan buku-buku ilmu
pengetahuan (sains), sastra dan filsafat dari beberapa bahasa seperti Yunani,
Mesir, Persia dan India ke dalam bahasa Arab. Kedua, kemajuan di bidang
filsafat yang ditandai oleh lahirnya para filsuf Muslim seperti Al Farabi
(870-950 M), Ibnu Sina (980-1037 M), dan Al Ghazali (wafat 1111 M).
Menurut Phillip K. Hitti, sumbangan terpenting peradaban Arab dan Islam di
bidang filsafat kepada dunia adalah usaha peradaban Arab dan Islam dalam
menyelaraskan alam pikiran Yunani dengan buah pikiran Islam. Ketiga,
lahirnya pusat-pusat keilmuan Islam seperti Baghdad (Irak), Kairo (Mesir),
dan Cordova (Andalusia/Spanyol). Keempat, berkembangnya disiplin-
disiplin keilmuan baik ilmu-ilmu kealaman (sains), kemasyarakatan (sosial
dan humaniora), maupun ilmu-ilmu keagamaan. Kelima, berkembang-nya
seni bangunan (arsitektur) yang indah dan megah. Keenam, aktivitas
perekonomian berkembang pesat baik pertanian, perdagangan maupun
industri (Amin, 1995: 49 – 50). Masa Khilafah Bani Abbasiyah yang lama
(750 – 1258 M), para khalifah terbesarnya justru berada pada awal
perkembangan Bani Abbasiyah, terutama pada sosok Khalifah Harun Al
Rasyid (786 – 809 M) dan Al Makmun (813 – 833 M) (Suwarno, 2019).
Pada masa kedua khalifah inilah Bani Abbasiyah pada khusunya dan
Dunia Islam pada umumnya mencapai puncak kejayaan peradaban Islam.
Pada masa Harun Al Rasyid, negara dalam keadaan makmur, kekayaan.
melimpah ruah, keamanan terjamin, tidak ada pemberontakan dan wilayah
kekuasaan yang luas tergelar dari Afrika utara hingga India. Disamping itu,
pada masa Harun Al Rasyid hidup para filsuf, pujangga, seniman, pembaca
Al Quran dan para ahli agama Islam. Merekalah yang menjadi tulang
punggung dalam mengembangkan peradaban Islam hingga mencapai
puncaknya (Mufrodi, 1997: 102). Sultan Harun Al Rasyid mendirikan
Perpustakaan Baytul Hikmah.
Peradaban Islam Mesir dan Spanyol Pada masa Abad Pertengahan Islam,
peradaban Islam di Mesir dikuasai oleh Dinasti Mamluk, yang mengalami
kemajuan di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, ilmu pengetahuan,
budaya, filsafat, dan arsitektur. Perkembangan ilmu pengetahuan ini
kemudian melahirkan beberapa ilmuwan besar, seperti Ibnu Khaldun, Ibnu
Khalikan, Ibnu Taghribardi, Nasir Al-Din Al-Tusi, Abu Al-Faraj, Abu
Hasan Ali Al-Nafis. Meski tercatat pernah menghancurkan tentara Mongol
dan pasukan Salib, dinasti ini akhirnya hancur.
Sikap pemimpin dan gaya hidup yang royal serta tidak memperhatikan
pada perkembangan kerajaan membuat Dinasti Mamluk runtuh. Di Spanyol,
peperangan terjadi antara dinasti-dinasti Islam dengan raja-raja Kristen.
Ketika dinasti-dinasti Islam sibuk berseteru, raja-raja Kristen bersatu,
sehingga para penguasa Islam pun dikalahkan. Pada awal abad ke-17,
kejayaan Islam di Spanyol pun resmi berakhir.
b. Kairo
Kemakmuran Daulah Abbasiyah yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jamaah
(dikenal dengan istilah Sunni atau Aswaja), mengundang bangkitnya
kalangan Syi’ah membangun Khilafah. Mereka menggunakan nama putri
Rasulullah Saw., yakni Fatimah, sebagai nama pemerintahannya, sehingga
menjadi Khilafah Fatimiyah, dan mampu bertahan selama 2 abad (969--
1171 M) yang berpusat di Kairo. Meski berfaham Syiah, menurut catatan
sejarah, mayoritas penduduknya dibiarkan menganut faham Sunni.
Demikian pula penganut agama Nashrani dan Yahudi tetap dibiarkan
menjalankan aturan agamanya. Hal ini menjadi bukti sejarah bahwa Islam
tidak pernah memaksakan penduduknya untuk memeluk Islam, bahkan
memberi toleransi yang besar dalam menjalankan ajaran agamanya masing-
masing. Kota Kairo dibangun pada tanggal 17 Sya’ban 358 H/969 M oleh
panglima perang Dinasti Fathimiah bernama al-Siqili atas perintah Khalifah
Al-Mu’idz Lidinillah (953--975 M). Khalifah ini melaksanakan 3 (tiga)
kebijaksanaan besar, yaitu pembaharuan dalam bidang administrasi,
pembangunan ekonomi, dan toleransi beragama (juga aliran di internal Islam
(Sunni dan Syi’ah, atau antar-madzhab). Wilayah kekuasaan Dinasti
Fathimiyah meliputi Afrika Utara, Sicilia, dan Syiria. Berdirinya Kota Kairo
sebagai ibu kota kerajaan dinasti ini, membuat Baghdad mendapat saingan.
Setelah pembangunan Kota Kairo rampung, al-Siqili mendirikan Masjid
AlAzhar, 17 Ramadhan 359 H (970 M). Mesjid ini berkembang menjadi
sebuah universitas besar yang sampai sekarang masih berdiri megah. Nama
Al-Azhar diambil dari Az-Zahra, julukan atau gelar yang disematkan kepada
putri Nabi Muhammad Saw. yang bernama Fatimah. Kairo yang terletak di
tepi Sungai Nil ini mengalami 3 (tiga) kali masa kejayaan, yaitu pada masa
Dinasti Fathimiah, di masa Shalahuddin al-Ayyubi, serta Baybars dan Al-
Nashir pada Masa Mamalik. Karya-karya ilmiah yang muncul pada masa
dinasti Ayubiyah dan sesudahnya adalah kamus-kamus biogra , manual
hukum, dan komentar-komentar teologi. Ilmu kedokteran diajarkan di
rumah-rumah sakit. Prestasinya yang lain adalah didirikannya rumah sakit
bagi orang yang cacat pikiran.
c. Istanbul (Turki)
Awalnya bernama Islambul, artinya Kota Islam. Namun, pengaruh orientalis
ejaaanya diganti menjadi Istanbul. Istambul adalah ibu kota kerajaan Turki
Usmani. Kota ini sebelumnya merupakan ibu kota kerajaan Romawi Timur,
yang bernama
Pengaruh Islam sangat kuat sehingga mampu bertahan sampai 900 tahun
(dari 1055 sampai 1924). Kesultanan ini merupakan kelanjutan dari
kekuasaan politik Islam sebelumnya, yakni:
Bani Nasr (Granada, jatuh pada tahun 1494 M). Munculnya kesultanan ini
menjadi penghalang ekspansi imperalisme Barat. Meskipun begitu,
pemimpin Islam selalu menebarkan keindahan ajaran Islam. Terbukti, sultan
terbesarnya yang bernama Muhammad al-Fatih, memberikan kebebasan
kepada Kristen Yunani dan Romawi dalam menjalankan agamanya.
Hal yang sama juga berlaku bagi penganut agama Yahudi. Setiap agama
mempunyai komunitasnya sendiri yang disebut millet. Sebagai ibu kota, di
sinilah tempat berkembangnya kebudayaan Turki yang merupakan
perpaduan bermacam-macam kebudayaan. Bangsa Turki Utsmani banyak
mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa Persia. Sebagai bangsa yang
berasal dari Asia Tengah, Turki memang suka berasimilasi dan senang
bergaul dengan bangsa lain. Di bidang arsitektur, mesjid-mesjid yang
dibangun membuktikan kemajuannya. Mesjid Aya Sophia yang sebelumnya
adalah gereja merupakan mesjid yang sangat indah, gambar-gambar
makhluk hidup yang sebelumnya ada, kemudian ditutup, mihrab didirikan,
dindingnya dihiasi kaligra yang indah, begitu juga menara-menara dibangun.
Selain mesjid, para sultan juga mendirikan istana-istana dan vila-vila yang
megah dilengkapi dengan taman-taman dan tembok-tembok yang
memagarinya, sekolah, asrama, rumah sakit, panti asuhan, penginapan,
pemandian umum, pusat tarekat dan lain sebagainya. Untuk
menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain dibuatlah jalan sebagai
jalur transportasi.
d. Isfahan (Persia/Iran)
Isfahan mencapai puncak kemasyhuran, saat Dinasti
Shafawiyah dipimpin oleh Syah Abbas. Saat itu, Isfahan membuat takjub
orang-orang Eropa karena taman-tamannya, perpustakaan, paviliun, dan
masjidnya yang tertata begitu rapi, indah, dan bernilai seni yang tinggi.
Semua keindahan itu tidak ditemukan di wilayah Eropa. Orang-orang Iran
sendiri menyebut Isfahan dengan
Nisfu Jahan yang berarti separuh dunia melihatnya, jadi siapa yang pernah
berkunjung ke Isfahan, berarti sudah mengelilingi separuh dunia. Isfahan
adalah kota terkenal di Persia, pernah menjadi ibu kota Dinasti Shafawiyah.
Saat Syah Abbas I berkuasa, kota ini menjadi kota yang luas dan ramai di
atas Sungai Zandah. Di atas sungai ini terbentang tiga buah jembatan yang
megah dan indah.
Pintunya dilapisi dengan perak. Di samping itu juga ada lapangan dan
tanam-tanaman yang terawat baik dan menawan.
e. Delhi (India)
Pengaruh Islam tiada tara. Bayangkan Hulagu Khan menghancurkan
Baghdad pada tahun 656 H/1258 M, namun beberapa tahun kemudian
Dinasti Gengish Khan memeluk Islam dan aktif mendakwahkan Islam.
Selanjutnya dinasti ini melebarkan wilayahnya ke India yang terkenal
dengan Kesultanan Moghul (Mongol menurut bahasa India) yang beribu
kota Delhi, tahun 1526 M.Sejarah mencatat, nama-nama Sultan Moghul:
Humayun (1530--1556 M), Akbar (1550--1605 M), Salim (1605-1628 M),
Syah Jahan (1628--1658 M) yang di masa pemerintahannya mencapai
puncak kemakmuran yang luar biasa. Permaisurinya bernama Mumtaz
Mahal dibangunkan makam yang tiada banding indahnya, yaitu Taj Mahal.
Selanjutnya, di bawah kekuasaan Aurangzeb (1659-1707 M), hampir
seluruh India di bawah kekuasaan Kesultanan Moghul. Delhi menjadi ibu
kota kerajaan-kerajaan Islam di India, dan menjadi pusat kebudayaan dan
peradaban Islam di India. Kota ini terletak di pinggir Sungai Jamna. Dinasti
Mamluk berkuasa sampai tahun 689 H/1290 M, kemudian diganti oleh
Dinasti Khalji (1296–1316 M) setelah itu Dinasti Tughlug (1320–1413 M).
Dinasti Mamluk mendirikan sebuah menara yang tingginya mencapai 257
kaki, dikenal dengan nama “Qutb Manar”. Di samping sebagai tempat azan,
juga sebagai tugu kemenangan. Juga dibangun mesjid yang bernama Qutb
al-Islam.
f. Cordova (Qurtubah)
Sampai saat ini dunia masih mencari model masyarakat beradab, dan itu bisa
ditemukan di Spanyol Muslim: Saat itu, tatanan masyarakat terkenal
toleransinya, diskusi dan debat terbuka biasa dilakukan, bertebaran
universitas dengan fasilitas perpustakaan yang lengkap (bayangkan 400.000
koleksi, konon melebihi jumlah koleksi perpustakaan di Eropa saat itu),
taman-taman yang indah, irigasi yang melimpah, tempat mandi umum,
arsitektur, dan puisi.
Semua itu, menjadi ciri masyarakat yang beradab. Spanyol Muslim dimulai
saat kedatangan muslim dari
Kesimpulan
Masa Nabi Muhammad SAW:
Nabi Muhammad SAW adalah utusan terakhir Allah SWT dan membawa
ajaran Islam kepada umat manusia.
Periode ini ditandai dengan penyebaran agama Islam di sekitar Semenanjung
Arab.
Kota Mekkah dan Madinah menjadi pusat peradaban Islam pada masa ini.
Khulafa'u al Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali):
Masa kepemimpinan mereka dikenal sebagai "Khulafa'u Al Rasyidin" yang
merupakan periode kemajuan besar bagi Islam.
Penaklukan wilayah yang luas, seperti Persia dan Bizantium,
mengindikasikan ekspansi kekhalifahan.
Penyebaran nilai-nilai Islam dan hukum syariah di seluruh wilayah yang
dikuasai.