Anda di halaman 1dari 25

SEJARAH ISLAM : ISLAM PADA NABI MUHAMMAD SAW

DAN KHULAFA’U AL RASYIDIN MASA KEMAJUAN DAN


KEMUNDURAN ISLAM, PUSAT PERADABAN DAN
PENYEBARAN ISLAM KE SELURUH DUNIA

Dosen pengampu: H. Rusmin Mpd.i


Disusun Oleh: 1. Nisa
2. Novia Chantika Putri

YAYASAN PERGURUAN AGAMA ISLAM KALAM (YPAI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STI-TAR)
MUARA ENIM TAHUN AKADEMIK 2023/2024
ABSTRAK
Makalah ini menjelaskan tentang
1.) Islam Pada Zaman Nabi Muhammad SAW
1.1 Peristiwa Penting dalam Kehidupan Nabi Muhammad SAW
1.2 Pengajaran dan Penyebaran Islam Oleh Nabi Muhammad SAW

2.) Khulafa’u Al Rasyidin


2.1 Pengertian dan Peran Khulafa’u Al Rasyidin
2.2 Abu Bakar As-Shiddiq: Kepemimpinan Pertama
2.3 Umar bin Khattab: Penaklukan dan Ekspansi Islam
2.4 Utsman bin Affan: Kompilasi Al-Qur’am
2.5 Ali bin Abi Thalib: Era ke Khalifahan dan Perkembangan Pemikiran
Islam

3.) Masa Kemajuan dan Kemunduran Islam


3.1 Kemajuan dan Kemunduran Islam pada Zaman Rasulullah

4.) Perkembangan Pusat Pendidikan dan Pusat Peradaban


4.1 Kebangkitan Pusat-Pusat Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

5.) Penyebaran Islam ke Seluruh Dunia


5.1 Penyebaran Agama Islam ke Seluruh Dunia

A. Latar belakang
pembuatan makalah tentang "Sejarah Islam: Islam pada Nabi SAW dan Khulafa'u
al Rasyidin masa kemajuan dan kemunduran Islam, pusat peradaban, dan
penyebaran Islam ke seluruh dunia" sangat penting untuk memahami sejarah dan
perkembangan agama Islam. Makalah ini akan didasarkan pada sumber-sumber
buku yang relevan dalam sejarah Islam. Beberapa latar belakang penting untuk
pembuatan makalah ini dapat mencakup:

Pentingnya Pemahaman Sejarah Islam: Dalam konteks global saat ini, pemahaman
yang mendalam tentang sejarah Islam menjadi semakin penting. Ini
memungkinkan kita untuk memahami bagaimana Islam berkembang dari masa
Nabi Muhammad SAW hingga masa Khulafa'u al Rasyidin, serta dampaknya
terhadap peradaban dan penyebarannya ke seluruh dunia.

Pengaruh Nabi Muhammad SAW: Nabi Muhammad SAW adalah figur sentral
dalam sejarah Islam. Pembahasan tentang peran dan ajaran beliau, serta
pengaruhnya terhadap awal perkembangan Islam, akan menjadi salah satu fokus
utama dalam makalah ini.Masa Khulafa'u al Rasyidin: Khulafa'u al Rasyidin
adalah empat khalifah pertama dalam Islam setelah Nabi Muhammad SAW.
Pembahasan tentang kepemimpinan mereka, kebijakan, dan era mereka yang
dianggap sebagai masa kemajuan Islam juga akan menjadi inti dari makalah ini.
Kemunduran dan Kejayaan Islam: Sejarah Islam juga mencakup periode
kemunduran dan kejayaan. Ini melibatkan peristiwa seperti konflik internal,
penaklukan, dan kebijakan politik yang memengaruhi perkembangan Islam.
Pusat Peradaban Islam: Makalah akan mencakup perkembangan pusat peradaban
Islam seperti Kekhalifahan Abbasiyah dan Kekhalifahan Utsmaniyah, yang
memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan intelektual, budaya, dan ilmiah
dalam sejarah Islam. Penyebaran Islam ke Seluruh Dunia: Makalah ini akan
mengulas bagaimana Islam menyebar ke berbagai wilayah dunia melalui
perdagangan, penaklukan, dan misi dakwah, serta dampaknya terhadap budaya dan
masyarakat setempat.

B. Pembahasan
1.) Islam Pada Zaman Nabi Muhammad
Islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad Saw telah membawa bangsa
arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak beradap dan tidak terkenal,dan di
abaikan oleh bangsa lain, menjadi bangsa yang maju, ia dengan cepat bergerak
mengembangkan dunia,membina suatu ke budayaan dan peradaban yang sangat
penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang.
1.1 Rasulullah SAW mempunyai
Nama lengkap : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib.
Nama Ayahnya : Abdullah bin Abdul Muthalib.
Nama Ibunya : Aminah binti Wahab.
Beliau lahir pada hari Senin, malam 12 Rabiul Awal di Makkah tahun 571 masehi
atau biasa disebut Tahun Gajah. Karena pada tahun tersebut datang pasukan gajah
yang dipimpin oleh Abrahah dari negeri Habasyah untuk merobohkan ka’bah.
Nabi Muhammad SAW dibesarkan di Makkah sebagai anak yatim, karena ayahnya
wafat di Madinah saat beliau dikandungan ibunya dalam usia 2 bulan.
Nabi Muhammad SAW disusui oleh Halimah binti Dzuaib As-Sa’diyah selama 5
tahun.
Saat beliau berusia 6 tahun ibunya meninggal, dan kemudian beliau diasuh oleh
Ummu Aiman dibawah tanggungan kakeknya. Hal tersebut berlangsung selama 2
tahun.
Ketika Nabi Muhammad SAW berusia 8 tahun kakeknya meninggal dan kemudian
diasuh oleh pamannya Abu Thalib.
Ketika Nabi Muhammad SAW berusia 12 tahun, beliau diajak berdagang ke negeri
Syam oleh pamannya Abu Thalib, dan kemudian bertemu dengan
Pada tahun kelima belas, beliau pernah ikut dalam peperangan fijar yang terjadi
disuatu disuatu tempat antara Nahlah dan Thaif.
Ketika beliau berusia 25 tahun, beliau kembali melakukan perjalanan ke Syam
dengan membawa barang dagangan milik Khadijah binti Khuwailid ditemani oleh
Dan kemudian bertemu dengan rahib bernama Nasthur, dan ia pun memahami
adanya keistimewaan pada diri Rasulullah SAW.
Setelah pulang dari negeri Syam beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwailid,
yaitu dua bulan sesudah kedatangannya. Saat itu usia Khadijah 40 tahun. Dan
kemudian dikaruniai 3 putera (Al Qasim, Abdullah, dan Thayib) dan 4 puteri
(Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah), ketiga puteranya meninggal
waktu kecil.
Keempat puterinya hidup sampai mereka besar, dan kemudian : – Zainab menikah
dengan Abil Aash ibnu Rabi’ – Ruqayyah menikah dengan Utbah bin Abi Lahab –
Ummu Kultsum menikah dengan Utaibah bin Abi Lahab (Kemudian Ruqayyah
dan Ummu Kultsum menikah dengan Utsman bin Affan) – Fatimah Az Zahra
menikah dengan Ali bin Abi Thalib.
Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad terjadi
pada usia 35 tahun, Waktu itu bangunan Ka’bah rusak berat. Perbaikan ka’bah di
lakukan secara gotong royong, para penduduk Mekkah membantu perkerjaan itu
dengan sukarela. Tetapi pada saat terahir.ketika perkerjaan tinggal mengangkat dan
meletakkan hajarul aswad di tembat semula, timbul perselisihan karena setiap suku
merasa berhak melakukan tugas terahir dan terhormat.perselisihan semangkin
memuncak maka pemimpin qurais sepakat bahwa orang yang pertama masuk ke
ka’bah melalui pintu shafa, akan di jadikan hakim untuk memutuskan perkara.
Ternya orang pertama masuk itu adalh nabi Muhammad Saw.Ia pun di percaya
menjadi hakim, Ia lantas membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di
tengah-tengah, lalu meminta seluruh pemimpin suku memengang tepi kain dan
mengangkatnya secara bersama-sama.setelah sampai pada ketinggian tertentu,
Muhammad meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Dengan demikian,
perselisihan dapat di selesaikan dengan bijaksana, dan semua kepala suku merasa
puas dengan cara penyelesaian seperti itu.

Nabi Muhammad segera kembali ke Madina. Beliau mengatur organisasi


masyarakat kabila yang telah memeluk agama islam. Petugas keagamaan dan para
dai dikirim ke berbagai daerah dan kabila mengajarkan ajaran-ajaran islam,
mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita
sakt demam. Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari senin 12 Rabi’ul Awal
11 H/8 Juni 632 M., Nabi Muhammad Saw wafat di rumah isterinya aisyah.
Dari perjalan sejarah Nabi ini, dapat di simpulkan bahwa Nabi Muhammad
Saw, di samping sebagai pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin
politik dan administrasi yang cakap. Hanya dalam waktu sebelas tahun menjadi
pemimpin politik, beliau berhasil menundukkan jazirah Arab ke dalam
kekuasaannya.

1.2 Nabi Muhammad mulai mengajak secara individu orang lain untuk
mengikuti wahyu baru, meskipun secara rahasia. Sangat sedikit pendukung dan
orang yang percaya saat itu. Pendekatan sederhana ini kemudian berlanjut selama
tiga tahun.

Setelah itu, atas petunjuk dari Yang Maha Kuasa, ajakan Nabi untuk masuk
Islam mulai menjadi semakin umum. Untuk tujuan ini Nabi Muhammad
menyiapkan jamuan makan dan mengundang para tetua dan kepala Bani-Hasyim,
yang berjumlah empat puluh orang. Setelah mereka dihidangkan dengan pesta
yang baik, Nabi mengajak mereka masuk Islam.

Pengikut Islam pun mulai bertambah, begitu pula perhatian orang Quraisy
terhadap mereka. Para tetua Quraisy mengirim Abu Thalib, paman terpercaya Nabi
kepadanya, memintanya untuk menghentikan seruannya untuk agama baru ini, dan
sebagai imbalannya mereka akan memberikan apa pun yang dia inginkan.

Ketika Abu Thalib menyampaikan pesan para tetua Quraisy kepada


keponakannya, Rasulullah menjawab, “Demi Yang Maha Kuasa, jika mereka
meletakkan Matahari di tangan kananku dan Bulan di tangan kiriku dengan syarat
agar aku berhenti dari urusan ini saya tidak akan meninggalkannya sampai Allah
membuatnya menang atau saya mati dalam prosesnya.”

2.) Khulafa’u Al Rasyidin


2.1 Khulafaur Rasyidin

Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata yakni Khulafa dan Ar- Rasyidin.
Khulafa' berarti jama' dari khalifah yang memiliki arti "pengganti".
Sedangkan kata Ar-Rasyidin yaitu "mendapat petunjuk." Jadi Khulafaur
Rasyidin adalah para pengganti yang mendapatkan petunjuk.
Khulafaur Rasyidin ialah para pemimpin yang menggantikan tugas- tugas
Rasulullah SAW. sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan pemimpin
umat. Adapun tugas kenabiannya tidak bisa digantikan.
Allah SWT. berfirman dalam Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 40:

‫َم ا َك اَن ُمَحَّم ٌد َأَبا َأَحٍد ِم ْن ِر َج اِلُك ْم َو َلِكْن َر ُسوَل ِهَّللا َو َخ اَتَم الَّنِبِّييَن َو َك اَن ُهَّللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليًم ا‬

Artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki


di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi.

Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." Khulafaur Rasyidin


adalah para khalifah yang sangat arif bijaksana. Mereka adalah keempat
sahabat Nabi yang terpilih menjadi pemimpin kaum muslimin setelah Nabi
Muhammad SAW wafat.
(Imam as-Suyuthi:2015) Telah menguraikan sejarah lengkap tentang para
Khalifah, serta membaginya dari beberapa masa. Salah satu masa
diantaranya adalah masa kekhilafahan Khulafaur Rasyidin.

2.2 Abu Bakar as-Siddiq ra. (11-13 H / 632-634 M)

Nama aslinya adalah Abdul Ka'bah. Kemudian rasul menggantinya


dengan nama Abdullah. Lengkapnya Abdullah bin Abi Quhafah at-Tamimi.
Terlahir dari pasangan Usman (Abu Quhafah) bin Amir dan Ummu Khair
Salma binti Sakhr yang berasal dari suku Taim, suku yang melahirkan
tokoh- tokoh terhormat.

Sejak kecil, beliau terkenal dengan sifat yang lemah lembut, jujur dan
sabar. Sehingga, disaat usianya menginjak remaja, beliau telah bersahabat
dengan Rasulullah SAW. la terkenal dengan julukan Abu Bakar, dan "As-
Siddiq merupakan gelar yang diberikan oleh para sahabat, karena ia sangat
mempercayai dan membenarkan Rasulullah SAW. dalam segala hal.

Abu Bakar diangkat menjadi khalifah dengan jalan musyawarah antara


kaum Anshar dan kaum Muhajirin di Saqifah Bani Sa'idah (balai pertemuan
di kota madinah). Dalam masa kepemimpinannya, khalifah Abu Bakar telah
mencapai usaha dan prestasi yang sangat luar biasa. Hal-hal penting yang
terjadi pada masa beliau:
 Memerangi murtadin dan para pembangkang zakat
 Pengiriman pasukan Usamah ke Syam yang telah dipersiapkan
Rasulullah
 Pembukuan Al-Qur’an
 Melakukan futuhat ke Persia dan Romawi
2.3 Umar bin Khattab ra. (13-23 H/634-644 M)

Usia Umar lebih muda 13 tahun dari Nabi muhamad. Sejak usianya
masih kecil, ia sudah terkenal dengan sifat pemberani dan cerdas. Tidak
pernah takut menyatakan kebenaran dihadapan siapa pun. Jadi, tidak heran
saat Umar bin Khattab memeluk Islam, barisan kaum muslimin ditakuti oleh
orang kafir Quraisy. Sebelum memeluk Islam, ia sangat menentang Islam.
Namun setelah masuk Islam, ia sangat berani menghadapi musuh-musuh
Islam. Terkenalah ia sebagai "Singa Padang Pasir" yang amat disegani.

Karena kepribadiannya yang tegas dan sangat kuat dalam


memperjuangkan kebenaran, masyarakat memberinya gelar "al-Faruq" yakni
dengan tegas membedakan mana yang benar dan salah. Pada masa
pemerintahannya, wilayah Islam semakin luas sampai ke Mesir, Irak, Syam,
dan Negeri-Negeri Persia lainnya. Umar lah yang pertama kali badan
kehakiman dan menyempurnakan pemerintahan. Berikut ini adalah dasar
pemerintahan yang dibentuk oleh Umar bin Khattab:
 Membentuk beberapa dewan
 Mendirikan Baitul mal
 Mencetak mata uang
 Membentuk kesatuan tentara
 Mengatur gaji
 Mengangkat para hakim
 Mendirikan Hisbah
Perletakan prinsip demokratis:
 Membentuk jaringan pemerintahan sipil yang sempurna
 Menjamin hak yang sama atas setiap warga Negara
Pengembangan Pendidikan:
 Menjadikan Madinah sebagai pusat pendidikan
 Mendirikan masjid untuk tempat beribadah dan belajar
 Menggerakkan pendidikan di pasar-pasar
 Mengajarkan Al-Qur’an dan Fiqih
 Belajar Bahasa Arab
Juga meneruskan usaha Abu Bakar dalam membukukan Al-Qur'an. Beliau
wafat pada usia 63 tahun. Memerintah selama 10 tahun 6 bulan. la wafat
oleh tikaman pedang Abu Lu'lu'ah, seorang budak milik al-Mughirah bin
Syu'bah saat shalat Shubuh.
2.4 Usman bin Affan ra.

Usman bin Affan adalah seorang saudagar kaya raya dan seorang penulis
wahyu yang terkenal. Usianya lima tahun lebih muda dari nabi Muhamad.
Usman dikenal sebagai orang yang pendiam dan berbudi pekerti yang
terpuji. la banyak melakukan amal kebaikan, sehingga ia mendapat gelar
"Ghaniyyun Syakir" yakni orang kaya yang banyak bersyukur kepada Allah
SWT.

Sekalipun ia sebagai orang yang kaya raya, namun ia tak segan- segan
untuk ikut berperang dan tidak pernah menjaga jarak dengan masyarakat
kelas bawah. Karena banyaknya kebaikan yang telah dilakukannya, maka ia
dinikahkan dengan putri Nabi Muhamad yakni Ruqayyah. Setelah Ruqayyah
wafat, ia dinikahkan lagi dengan putri Nabi yang bernama Ummu Kullsum.
Oleh karena itu, ia diberi julukan "Dzun Nurain" (Yang memiliki dua
cahaya).

Jasa-jasa Usman bin Affan diantaranya: menyalin dan membukukan Al-


Qur'an menjadi beberapa naskah. Dan beliau menetapkan pelafalan bacaan
Al-Qur'an menjadi seragam dan serentak, tidak ada perbedaan. Karena karya
besarnya sangat bermanfaat bagi umat Islam, maka mushaf tersebut
dinamakan "Mushaf Usmani" sebagai penghargaan atas jasa beliau. Selain
itu, beliau juga membentuk angkatan laut, memperluas wilayah Islam,
merenovasi masjid Nabawi, dan masih banyak lainnya.

2.5 Ali bin Abi Thalib ra. (36-41 H/ 656-661 M)

Beliau dilahirkan di kota Mekah pada tanggal 12 Rajab tahun ke 30


setelah kelahiran Nabi Muhamad. Ibunya bernama Fatimah binti Asad
Ibunya memberinya nama al-Haidarah yang berarti Asad (singa), kemudian
ayahnya menggantinya dengan sebutan Ali.

Beliau dibesarkan dan dididik oleh Nabi Muhamad SAW, la masuk


Islam setelah Siti Khadijah. Karena keberaniannya yang luar biasa,
mendapat gelar "Singa Allah" dan "Karamallahu Wajhahu"Allah
memuliakan wajahnya).

Beliau merupakan putra dari paman Nabi sekaligus sebagai menantu


Nabi Muhamad SAW. Ali bin Abi Thalib masuk Islam diusia yang sangat
muda dan banyak membantu perjuangan Nabi. Setelah enam hari dari
wafatnya Usman bin Affan, beliau diangkat menjadi khalifah pengganti
perjuangan Usman bin Affan

Beliau berjasa dalam mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap,


membenahi keuangan Negara (Baitul Maal), memajukan bidang Ilmu
bahasa, memajukan pembangunan, memadamkan pemberontakan di
kalangan Umat Islam dan lainnya.

Dalam menjalankan tugasnya, para Khulafaur Rasyidin senantiasa


meneladani kepemimpinan Rasulullah, Sifat dan akhlaknya sebagai
pemimpin masyarakat, kepala Negara dan kepala Pemerintahan tercermin
dari sifat-sifat utama yang dimilikinya. Sifat-sifat Khulafaur Rasyidin
diantaranya:
 Arif dan bijaksana
 Berwibawa dan disiplin
 Berilmu agama yang luas dan mendalam
 Berani bertindak dan berkemauan yang keras

3.) Masa Kemajuan dan Kemunduran Islam


3.1 Kejayaan Islam di abad pertengahan merupakan pencapaian yang
luar biasa yang mungkin tidak akan bisa terulang kembali. Kejayaan Islam
yang sangat pesat ini terjadi antara kurun waktu abad ketiga sampai dengan
abad kelima Hijriah, yaitu pada masa pemerintahan daulah Abbasiyah. Dalm
kurun waktu tersebut telah banyak melahirkan tokoh-tokoh intelektual dan
cendekiawan muslim yang berkompeten dalam berbagai bidang keilmuan,
baik itu kelimuan Islam maupun ilmu-ilmu umum. Olah karena itu, di
periode ini disebut juga dengan periode kabangkitan pemikiran,budaya, ilmu
pengetahuan, dan peradaban (Manan, 2020).

Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650-1250. Periode ini
disebut periode klasik. Pada kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan besar,
yaitu Kerajaan Ummayah atau sering disebut daulah Ummayah dan
Kerajaann Abbasiyah yang sering disebut daulah Abbasiyah. Pada masa bani
Ummayah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah
kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah
Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang politik, keagamaan,
ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.Dalam buku
sejarah terdapat enam data-data sejarah kejayaan dari peradaban islam yitu
sebagai indikator kunci yang menunjukan kejayaan paradaban Islam pada
masa Bani Abbasiyah, Bani Fatimiyah, dan Bani Umayyah di Andalusia
(Amin, 1995: 47 – 50). Pertama, gerakan penerjemahan buku-buku ilmu
pengetahuan (sains), sastra dan filsafat dari beberapa bahasa seperti Yunani,
Mesir, Persia dan India ke dalam bahasa Arab. Kedua, kemajuan di bidang
filsafat yang ditandai oleh lahirnya para filsuf Muslim seperti Al Farabi
(870-950 M), Ibnu Sina (980-1037 M), dan Al Ghazali (wafat 1111 M).
Menurut Phillip K. Hitti, sumbangan terpenting peradaban Arab dan Islam di
bidang filsafat kepada dunia adalah usaha peradaban Arab dan Islam dalam
menyelaraskan alam pikiran Yunani dengan buah pikiran Islam. Ketiga,
lahirnya pusat-pusat keilmuan Islam seperti Baghdad (Irak), Kairo (Mesir),
dan Cordova (Andalusia/Spanyol). Keempat, berkembangnya disiplin-
disiplin keilmuan baik ilmu-ilmu kealaman (sains), kemasyarakatan (sosial
dan humaniora), maupun ilmu-ilmu keagamaan. Kelima, berkembang-nya
seni bangunan (arsitektur) yang indah dan megah. Keenam, aktivitas
perekonomian berkembang pesat baik pertanian, perdagangan maupun
industri (Amin, 1995: 49 – 50). Masa Khilafah Bani Abbasiyah yang lama
(750 – 1258 M), para khalifah terbesarnya justru berada pada awal
perkembangan Bani Abbasiyah, terutama pada sosok Khalifah Harun Al
Rasyid (786 – 809 M) dan Al Makmun (813 – 833 M) (Suwarno, 2019).

Pada masa kedua khalifah inilah Bani Abbasiyah pada khusunya dan
Dunia Islam pada umumnya mencapai puncak kejayaan peradaban Islam.
Pada masa Harun Al Rasyid, negara dalam keadaan makmur, kekayaan.
melimpah ruah, keamanan terjamin, tidak ada pemberontakan dan wilayah
kekuasaan yang luas tergelar dari Afrika utara hingga India. Disamping itu,
pada masa Harun Al Rasyid hidup para filsuf, pujangga, seniman, pembaca
Al Quran dan para ahli agama Islam. Merekalah yang menjadi tulang
punggung dalam mengembangkan peradaban Islam hingga mencapai
puncaknya (Mufrodi, 1997: 102). Sultan Harun Al Rasyid mendirikan
Perpustakaan Baytul Hikmah.

Perpustakaan ini menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan.


Sebagai tempat untuk membaca, menulis, dan berdiskusi. Harun Al Rasyid
sendiri memberikan keteladanan sebagai seorang pemimpin yang taat
beragama, menunaikan ibadah haji setiap tahun bersama keluarga, para
pejabat negara dan ulama, serta dikenal sangat dermawan kepada kaum fakir
miskin (Mufrodi, 1997: 102). Sultan Harun Al Rasyid merupakan penguasa
terkuat pada waktu itu. Tidak ada penguasa di tempat lain yang wilayah
kekuasaannya menjangkau dari ujung barat Afrika Utara hingga India di
ujung barat Afrika Utara hingga India di ujung bagian timur. Selain wilayah
kekuasaan yang luas, ketinggian kebudayaan dan peradaban Islam
Kekhalifahan Abbasiyah pada masanya tidak ada yang mampu
menyamainya. Baghdad sebagai ibukota Abbasiyah tidak ada bandingannya
dengan kota lain, termasuk dengan Konstantinopel ibukota Byzantium
(Mufrodi, 1997: 103)..

Dibawah kepemimpinan Al Makmun, putra Harun Al Rasyid, peradaban


Islam, terutama ilmu pengetahuan berkembang pesat, baik ilmu agama (Al
Quran, Qiraat, Hadits, Fiqh, Kalam) maupun ilmu umum (bahasa, sastra,
filsafat, sejarah, sains alam seperti geografi, matematika, kimia, dan biologi).
Al Makmun mendirikan Perpustakaan Darul Hikmah sebagai pusat kajian
keilmuan, dan membayar mahal para penerjemah. Aliran Muktazilah yang
rasional ditetapkannya sebagai mazhab resmi negara. Kepribadian Khalifah
Al Makmun, seorang yang haus dan pecinta ilmu pengetahuan telah
mendorong berkembangnya berbagai aspek ilmu pengetahuan baik umum
maupun keagamaan Islam (Faqih dan Munthoha, editor, 1998: 40).

Strategi-strategi yang ditempuh oleh para Khalifah Bani Abbasiyah


yang awal hingga berhasil mengembangkan peradaban Islam sampai puncak
adalah dengan menerapkan tiga strategi. Pertama, keterbukaan dalam
berbagai bidang, tidak hanya dalam aspek pengetahuan dan kebudayaan
tetapi juga di bidang pemerintahan. Kedua, kecintaan pada ilmu
pengetahuan, terutama sangat tampak pada diri Khalifah Al Makmun.
Ketiga, toleran dan akomodatif dalam aspek kebudayaan.

Awal kemunduran peradaban Islam dimulai saat Bagdad, yang


merupakan ibu kota Bani Abbasiyah dan pusat peradaban Islam, diserang
dan dihancurkan oleh tentara Mongol pimpinan Hulagu Khan pada
1258.Tentara Mongol pimpinan Hulagu Khan menyerang Bagdad setelah
Khalifah Bani Abbasiyah saat itu, Al-Mu'tashim, menolak menyerah. Invasi
yang dilakukan Hulagu Khan berlangsung brutal dan terjadi pembantaian
lebih dari satu juta penduduk Bagdad.

Tindakan brutal ini menghancurkan peradaban Islam, baik secara fisik,


psikis, sosial, politi, dan kultural. Jatuhnya Bagdad ke tangan bangsa
Mongol bukan saja mengakhiri Kekhalifahan Abbasiyah, tetapi juga menjadi
awal kemunduran peradaban Islam karena pusat keilmuan Islam telah
hancur.
Setelah menguasai Baghdad dan Persia, tentara Mongol kemudian
bergerak ke Mesir untuk menaklukkan Dinasti Mamluk atau Mamalik yang
saat itu -Sejarah Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode, yang dimulai
dari Periode Klasik (650-1250), Abad Pertengahan (1250-1800), dan Periode
Modern (1800-sekarang). Periode Abad Pertengahan Islam dimulai saat Bani
Abbasiyah runtuh pada 1258 hingga timbul kebangkitan kembali pada
sekitar abad ke-19. Pada Abad Pertengahan, berbagai krisis yang sangat
kompleks menerpa dunia Islam hingga mengakibatkan kemunduran.

Periode Abad Pertengahan ini dapat dibagi lagi ke dalam dua


pembabakan, yaitu Masa Kemunduran (1250-1500) dan Masa Tiga Kerajaan
Besar (1500-1800). Masa Kemunduran (1250-1500) Awal kemunduran
peradaban Islam dimulai saat Bagdad, yang merupakan ibu kota Bani
Abbasiyah dan pusat peradaban Islam, diserang dan dihancurkan oleh
tentara Mongol pimpinan Hulagu Khan pada 1258. Tentara Mongol
pimpinan Hulagu Khan menyerang Bagdad setelah Khalifah Bani Abbasiyah
saat itu, Al-Mu'tashim, menolak menyerah. Invasi yang dilakukan Hulagu
Khan berlangsung brutal dan terjadi pembantaian lebih dari satu juta
penduduk Bagdad.

Tindakan brutal ini menghancurkan peradaban Islam, baik secara fisik,


psikis, sosial, politi, dan kultural. Jatuhnya Bagdad ke tangan bangsa
Mongol bukan saja mengakhiri Kekhalifahan Abbasiyah, tetapi juga menjadi
awal kemunduran peradaban Islam karena pusat keilmuan Islam telah
hancur. Setelah menguasai Baghdad dan Persia, tentara Mongol kemudian
bergerak ke Mesir untuk menaklukkan Dinasti Mamluk atau Mamalik yang
saat itu berkuasa.

Namun usaha tentara Mongol gagal dalam pertempuran di Ain Jalut


yang terjadi pada 15 Ramadhan atau 13 September 1260. Setelah itu, hingga
85 tahun kemudian, dunia Arab, dikuasai oleh bangsa Mongol di bawah
pemerintahan Dinasti Ilkhan, yang kehadirannya semakin membawa
kehancuran dan kemunduran dunia Islam. Dinasti Ilkhan Di masa suram
peradaban Islam, ada penguasa Dinasti Hulagu Khan atau Dinasti Ilkhan
yang memperhatian ilmu pengetahuan, yaitu Mahmud Ghazan (1295-1305).
Mahmud Ghazan adalah Raja Ilkhan pertama yang beragama Islam,
sehingga mau membangun kembali peradaban Islam dengan mendirikan
beberapa perguruan tinggi untuk mazhab Syafi'i dan Hanafi. Selain itu,
Mahmud Ghazan juga membangun perpustakaan, laboratorium penelitian,
dan beberapa gedung umum lainnya.
Meski demikian, Dinasti Ilkhan pada akhirnya terpecah menjadi
beberapa kerajaan kecil, seperti Kerajaan Jaylar di Baghdad, Kerajaan
Salghari di Fars, dan Kerajaan Muzaffari. Menjelang akhir abad ke-14,
Dinasti Ilkhan berada di bawah kekuasaan Timur Lenk, yang lebih kejam
dari pendahulunya dan selalu melakukan penaklukan dengan pembantaian
serta menghancurkan fasilitas-fasilitas Islam.

Peradaban Islam Mesir dan Spanyol Pada masa Abad Pertengahan Islam,
peradaban Islam di Mesir dikuasai oleh Dinasti Mamluk, yang mengalami
kemajuan di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, ilmu pengetahuan,
budaya, filsafat, dan arsitektur. Perkembangan ilmu pengetahuan ini
kemudian melahirkan beberapa ilmuwan besar, seperti Ibnu Khaldun, Ibnu
Khalikan, Ibnu Taghribardi, Nasir Al-Din Al-Tusi, Abu Al-Faraj, Abu
Hasan Ali Al-Nafis. Meski tercatat pernah menghancurkan tentara Mongol
dan pasukan Salib, dinasti ini akhirnya hancur.

Sikap pemimpin dan gaya hidup yang royal serta tidak memperhatikan
pada perkembangan kerajaan membuat Dinasti Mamluk runtuh. Di Spanyol,
peperangan terjadi antara dinasti-dinasti Islam dengan raja-raja Kristen.
Ketika dinasti-dinasti Islam sibuk berseteru, raja-raja Kristen bersatu,
sehingga para penguasa Islam pun dikalahkan. Pada awal abad ke-17,
kejayaan Islam di Spanyol pun resmi berakhir.

Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan Islam mengalami


kemunduran pada tahun 1250-1800. Kurangnya rasa tanggung jawab para
pemimpin negara akan pentingnya menjaga wilayah kekuasaan yang luas
Persoalan penduduk yang heterogen menyulitkan penyatuan dalam negara
Lemahnya sikap para pemimpin negara Krisis ekonomi yang dialami oleh
negara Islam Merosotnya moral para pemimpin yang berpengaruh pada
kedaulatan negara Tidak ada perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi Konflik antara kerajaan Islam dengan Kristen Sistem
peralihan kekuasaan yang menimbulkan perselisihan antarumat Islam.

4.) Perkembangan Pusat Pendidikan dan Pusat Peradaban

4.1 Pusat Peradaban dan Kebangkitan Pusat-Pusat Pendidikan dan Ilmu


Pengetahuan
a. Baghdad
Baghdad didirikan oleh khalifah Abbasiyah kedua, yakni al-Manshur (754--
775 M) pada tahun 762 M. Arti Bahgdad sendiri adalah taman keadilan.
Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan
kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Itulah sebabnya Philip K. Hitti
menyebutnya sebagai kota intelektual. Menurut sejarawan Barat ini, di
antara kota-kota dunia, Baghdad merupakan profesor masyarakat Islam. Al-
Manshur, sebagai khalifah yang berpikiran maju, memerintahkan
penerjemahan buku-buku ilmiah dan kesusastraan dari bahasa asing: India,
Yunani lama, Bizantium, Persia, dan Syiria ke dalam bahasa Arab.
Akhirnya, para peminat ilmu dan kesusastraan segera berbondong-bondong
datang ke kota itu. Pada zaman pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid
(786-809) dan anaknya al-Ma’mun (813--833 M), 2 (dua) khalifah yang
pencinta ilmu pengetahuan, sastra, dan lsafat, serta pelindung besar
perkembangan seni dan penerbitan buku, terjadilah masa keemasan Islam,
memancar sinar kebudayaan, dan peradaban Islam ke seluruh dunia. Prestise
politik, supremasi ekonomi, dan aktivitas intelektual merupakan tiga
keistimewaan kota tersebut. Kebesarannya tidak terbatas pada negeri Arab,
tetapi meliputi seluruh penjuru dunia. Bahgdad ketika itu menjadi pusat
peradaban dan kebudayaan yang tertinggi di dunia. Ilmu pengetahuan dan
sastra berkembang sangat pesat. Banyak buku lsafat yang sebelumnya
dipandang sudah “mati“ dihidupkan kembali dengan diterjemahkan ke
dalam bahasa Arab. Khalifah Al-Ma’mun memiliki perpustakaan yang
dipenuhi dengan beribu-ribu buku ilmu pengetahuan. Perpustakaan itu
bernama Bait Al-Hikmah. Semua kemegahan, keindahan, dan kehebatan
kota Baghdad yang dibangun pertama kali oleh Khalifah al-Manshur itu
sekarang hanya tinggal kenangan. Semuanya seolah-olah hanyut dibawa air
Sungai Tigris, setelah kota ini dibumi-hanguskan oleh tentara Mongol di
bawah pimpinan Hulagu Khan tahun 1258 M. Semua bangunan kota,
termasuk istana emas tersebut, dihancurkan. Pasukan Mongol juga
meruntuhkan perpustakaan yang merupakan gudang ilmu dan membakar
buku-buku yang terdapat di dalamnya. Pada tahun 1400 M, kota ini diserang
pula oleh pasukan Timur Lenk, dan tahun 1508 M oleh tentara Kerajaan
Safawi. Namun, inilah kebesaran Islam, Bangsa Mongol yang dikenal
sebagai perusak, berbalik arah di kemudian hari, menjadi bangsa yang
berpartisipasi aktif mengembangkan dakwah Islam dalam bentuk semua
wilayahnya dinyatakan Islam sebagai agama resmi negaranya. Kota
Baghdad, ibu kota Irak sekarang, memang mengambil lokasi yang sama,
tetapi tidak mencerminkan kemajuan Baghdad lama, apalagi beberapa
dekade belakangan di abad ke-21 kota ini kota dihancurkan lagi oleh
pasukan sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat saat Saddam Husein
berkuasa.

b. Kairo
Kemakmuran Daulah Abbasiyah yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jamaah
(dikenal dengan istilah Sunni atau Aswaja), mengundang bangkitnya
kalangan Syi’ah membangun Khilafah. Mereka menggunakan nama putri
Rasulullah Saw., yakni Fatimah, sebagai nama pemerintahannya, sehingga
menjadi Khilafah Fatimiyah, dan mampu bertahan selama 2 abad (969--
1171 M) yang berpusat di Kairo. Meski berfaham Syiah, menurut catatan
sejarah, mayoritas penduduknya dibiarkan menganut faham Sunni.
Demikian pula penganut agama Nashrani dan Yahudi tetap dibiarkan
menjalankan aturan agamanya. Hal ini menjadi bukti sejarah bahwa Islam
tidak pernah memaksakan penduduknya untuk memeluk Islam, bahkan
memberi toleransi yang besar dalam menjalankan ajaran agamanya masing-
masing. Kota Kairo dibangun pada tanggal 17 Sya’ban 358 H/969 M oleh
panglima perang Dinasti Fathimiah bernama al-Siqili atas perintah Khalifah
Al-Mu’idz Lidinillah (953--975 M). Khalifah ini melaksanakan 3 (tiga)
kebijaksanaan besar, yaitu pembaharuan dalam bidang administrasi,
pembangunan ekonomi, dan toleransi beragama (juga aliran di internal Islam
(Sunni dan Syi’ah, atau antar-madzhab). Wilayah kekuasaan Dinasti
Fathimiyah meliputi Afrika Utara, Sicilia, dan Syiria. Berdirinya Kota Kairo
sebagai ibu kota kerajaan dinasti ini, membuat Baghdad mendapat saingan.
Setelah pembangunan Kota Kairo rampung, al-Siqili mendirikan Masjid
AlAzhar, 17 Ramadhan 359 H (970 M). Mesjid ini berkembang menjadi
sebuah universitas besar yang sampai sekarang masih berdiri megah. Nama
Al-Azhar diambil dari Az-Zahra, julukan atau gelar yang disematkan kepada
putri Nabi Muhammad Saw. yang bernama Fatimah. Kairo yang terletak di
tepi Sungai Nil ini mengalami 3 (tiga) kali masa kejayaan, yaitu pada masa
Dinasti Fathimiah, di masa Shalahuddin al-Ayyubi, serta Baybars dan Al-
Nashir pada Masa Mamalik. Karya-karya ilmiah yang muncul pada masa
dinasti Ayubiyah dan sesudahnya adalah kamus-kamus biogra , manual
hukum, dan komentar-komentar teologi. Ilmu kedokteran diajarkan di
rumah-rumah sakit. Prestasinya yang lain adalah didirikannya rumah sakit
bagi orang yang cacat pikiran.

c. Istanbul (Turki)
Awalnya bernama Islambul, artinya Kota Islam. Namun, pengaruh orientalis
ejaaanya diganti menjadi Istanbul. Istambul adalah ibu kota kerajaan Turki
Usmani. Kota ini sebelumnya merupakan ibu kota kerajaan Romawi Timur,
yang bernama

Konstantinopel. Pada masa jayanya, kerajaan Romawi Timur dapat


dikatakan sebagai sebuah negara adi daya yang hanya dapat disaingi oleh
kerajaan Persia. Kesultanan Turki dibangun oleh bangsa-bangsa Turkistan.

Pengaruh Islam sangat kuat sehingga mampu bertahan sampai 900 tahun
(dari 1055 sampai 1924). Kesultanan ini merupakan kelanjutan dari
kekuasaan politik Islam sebelumnya, yakni:

Fatimiyah di Kairo (jatuh pada tahun 1171 M; Abbasiyah di Baghdad (jatuh


pada tahun 1258 M); Umayyah Cordoba (jatuh pada tahun 1031 M); al-
Muwahidun (Spanyol, jatuh pada tahun 1238 M); dan

Bani Nasr (Granada, jatuh pada tahun 1494 M). Munculnya kesultanan ini
menjadi penghalang ekspansi imperalisme Barat. Meskipun begitu,
pemimpin Islam selalu menebarkan keindahan ajaran Islam. Terbukti, sultan
terbesarnya yang bernama Muhammad al-Fatih, memberikan kebebasan
kepada Kristen Yunani dan Romawi dalam menjalankan agamanya.

Hal yang sama juga berlaku bagi penganut agama Yahudi. Setiap agama
mempunyai komunitasnya sendiri yang disebut millet. Sebagai ibu kota, di
sinilah tempat berkembangnya kebudayaan Turki yang merupakan
perpaduan bermacam-macam kebudayaan. Bangsa Turki Utsmani banyak
mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa Persia. Sebagai bangsa yang
berasal dari Asia Tengah, Turki memang suka berasimilasi dan senang
bergaul dengan bangsa lain. Di bidang arsitektur, mesjid-mesjid yang
dibangun membuktikan kemajuannya. Mesjid Aya Sophia yang sebelumnya
adalah gereja merupakan mesjid yang sangat indah, gambar-gambar
makhluk hidup yang sebelumnya ada, kemudian ditutup, mihrab didirikan,
dindingnya dihiasi kaligra yang indah, begitu juga menara-menara dibangun.
Selain mesjid, para sultan juga mendirikan istana-istana dan vila-vila yang
megah dilengkapi dengan taman-taman dan tembok-tembok yang
memagarinya, sekolah, asrama, rumah sakit, panti asuhan, penginapan,
pemandian umum, pusat tarekat dan lain sebagainya. Untuk
menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain dibuatlah jalan sebagai
jalur transportasi.

d. Isfahan (Persia/Iran)
Isfahan mencapai puncak kemasyhuran, saat Dinasti

Shafawiyah dipimpin oleh Syah Abbas. Saat itu, Isfahan membuat takjub
orang-orang Eropa karena taman-tamannya, perpustakaan, paviliun, dan
masjidnya yang tertata begitu rapi, indah, dan bernilai seni yang tinggi.
Semua keindahan itu tidak ditemukan di wilayah Eropa. Orang-orang Iran
sendiri menyebut Isfahan dengan

Nisfu Jahan yang berarti separuh dunia melihatnya, jadi siapa yang pernah
berkunjung ke Isfahan, berarti sudah mengelilingi separuh dunia. Isfahan
adalah kota terkenal di Persia, pernah menjadi ibu kota Dinasti Shafawiyah.
Saat Syah Abbas I berkuasa, kota ini menjadi kota yang luas dan ramai di
atas Sungai Zandah. Di atas sungai ini terbentang tiga buah jembatan yang
megah dan indah.

Di dalam kota banyak berdiri bangunan, seperti istana, sekolah, mesjid,


menara, pasar, dan rumah-rumah yang indah, terukir rapi dengan warna-
warna yang menarik. Masjid Syah yang masih ada sampai sekarang yang
didirikan oleh Abbas I, merupakan salah satu mesjid terindah di dunia.

Pintunya dilapisi dengan perak. Di samping itu juga ada lapangan dan
tanam-tanaman yang terawat baik dan menawan.

e. Delhi (India)
Pengaruh Islam tiada tara. Bayangkan Hulagu Khan menghancurkan
Baghdad pada tahun 656 H/1258 M, namun beberapa tahun kemudian
Dinasti Gengish Khan memeluk Islam dan aktif mendakwahkan Islam.
Selanjutnya dinasti ini melebarkan wilayahnya ke India yang terkenal
dengan Kesultanan Moghul (Mongol menurut bahasa India) yang beribu
kota Delhi, tahun 1526 M.Sejarah mencatat, nama-nama Sultan Moghul:
Humayun (1530--1556 M), Akbar (1550--1605 M), Salim (1605-1628 M),
Syah Jahan (1628--1658 M) yang di masa pemerintahannya mencapai
puncak kemakmuran yang luar biasa. Permaisurinya bernama Mumtaz
Mahal dibangunkan makam yang tiada banding indahnya, yaitu Taj Mahal.
Selanjutnya, di bawah kekuasaan Aurangzeb (1659-1707 M), hampir
seluruh India di bawah kekuasaan Kesultanan Moghul. Delhi menjadi ibu
kota kerajaan-kerajaan Islam di India, dan menjadi pusat kebudayaan dan
peradaban Islam di India. Kota ini terletak di pinggir Sungai Jamna. Dinasti
Mamluk berkuasa sampai tahun 689 H/1290 M, kemudian diganti oleh
Dinasti Khalji (1296–1316 M) setelah itu Dinasti Tughlug (1320–1413 M).
Dinasti Mamluk mendirikan sebuah menara yang tingginya mencapai 257
kaki, dikenal dengan nama “Qutb Manar”. Di samping sebagai tempat azan,
juga sebagai tugu kemenangan. Juga dibangun mesjid yang bernama Qutb
al-Islam.

f. Cordova (Qurtubah)
Sampai saat ini dunia masih mencari model masyarakat beradab, dan itu bisa
ditemukan di Spanyol Muslim: Saat itu, tatanan masyarakat terkenal
toleransinya, diskusi dan debat terbuka biasa dilakukan, bertebaran
universitas dengan fasilitas perpustakaan yang lengkap (bayangkan 400.000
koleksi, konon melebihi jumlah koleksi perpustakaan di Eropa saat itu),
taman-taman yang indah, irigasi yang melimpah, tempat mandi umum,
arsitektur, dan puisi.

Semua itu, menjadi ciri masyarakat yang beradab. Spanyol Muslim dimulai
saat kedatangan muslim dari

Afrika Utara, yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad mendarat di

Gibraltar (terkenal dengan sebutan Jabal Thariq) pada tahun 711 M.


Datangnya pasukan ini, atas inisiatif salah satu pemimpin

Kristen yang saling berperang di Spanyol Selatan. Bangsa Arab


menyebutnya dengan al-Andalus. Selanjutnya, saat Abdurrahman III
berkuasa (912--961 M),

Cordova menjadi kota yang paling gemilang di Eropa, bahkan di bawah


pemerintahan al-Manshur (961--976 M), seluruh

Semenanjung Iberia berada dalam kekuasaan Muslim. Kota ini terletak di


sebelah selatan lereng gunung Sierra de Cordova dan di tepi Sungai
Guadalquivir. Sebelum Spanyol ditaklukkan, Cordova adalah ibu kota
kerajaan Kristen Visigoth,sebelum dipindahkan ke Toledo. Penaklukan
Spanyol oleh pasukan Islam terjadi pada saat Khalifah al-Walid ibn Abd al-
Malik. Sebagai ibu kota pemerintah, Cordova mengalami perkembangan
yang pesat. Banyak bangunan baru yang didirikan, seperti istana dan mesjid.
Kota ini diperluas dengan memperbesar tembok yang mengelilinginya.
Sebuah jembatan dengan gaya arsitektur Islam yang mempunyai 16
lengkungan dalam gaya Romawi, menghubungkan Cordova dengan daerah
pinggiran di seberang sungai. Di sebelah barat jembatan, berdiri istana al-
Cazar. Cordova menjadi pusat ilmu pengetahuan. Di kota ini, berdiri
Universitas Cordova. Banyak ilmuwan dari dunia Islam bagian Timur yang
tertarik untuk mengajar di Universitas ini. Kemajuan ilmu ini tidak terlepas
dari jasa dua orang khalifah pencinta ilmu, Abd Al-Rahman Al-Nasir dan
anaknya al-Hakam. Bahkan al-Hakam sendiri memerintahkan pegawainya
untuk mencari dan membeli buku-buku ilmu pengetahuan, baik klasik
maupun kontemporer. Ia juga terjun langsung dalam pengumpulan buku, ia
menulis surat kepada penulis-penulis terkenal untuk mendapatkan karyanya
dengan imbalan yang tinggi. Pada masanya tercapai apa yang dinamakan
masa keemasan ilmu pengetahuan dan sastra di Spanyol Islam.

5.) Penyebaran Islam ke Seluruh Dunia


5.1
 Tahun 570 M
Nabi Muhammad SAW lahir di Mekah, sebuah kota yang amat penting dan
terkenal di Semenanjung Arabia pada masa itu. Nabi Muhammad SAW
berasal dari Bani Hasyim, kabilah yang paling mulia dalam suku Quraisy
yang mendominasi masyarakat Arab. Tahun kelahiran Nabi Muhammad
SAW dikenal dengan nama "Tahun Gajah", karena bertepatan dengan
datangnya pasukan gajah yang dipimpin Abrahah (gubernur kerajaan Habsyi
di Yaman) menyerbu Mekah untuk menghancurkan Ka'bah dan
memindahkan pusat kegamaan ini ke negerinya.
 Tahun 611 M
Menjelang usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering menyendiri dan
bertafakur di Gua Hira. Pada 17 Ramadhan 11 SH/6 Agustus 611, Malaikat
Jibril datang dan menyampaikan wahyu pertama dari Allag SWT kepada
Muhammad: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
Menciptakan ..." (QS. 96:1-5). Dengan turunnya wahyu pertama itu,
Muhammad SAW dipilih Allah SWT sebagai rasul.
 Tahun 615 M
Hijrah Pertama. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW
mendapat banyak rintangan dari penduduk dan penguasa Mekah. Kekejaman
yang dilakukan terhadap kaum muslimin itu mendorong Nabi Muhammad
SAW untuk mengungsikan para sahabatnya ke luar mekah. dengan
pertimbangan yang mendalam, pada tahun kelima kerasulannya, Nabi
Muhammad SAW menetapkan Abessinia (Ethiopia) sebagai negeri tempat
berhijrah.
 Tahun 620 M
Pada tahun ke-10 kenabiannya, Nabi Muhammad SAW mengalami peristiwa
Isra Mi'raj. Isra adalah perjalanan Nabi SAW dari Masjidilharam (Mekah)
ke Masjidilaksa (Yerusalem), sedangkan Mi'raj adalah perjalanan dari
Masjidilaksa ke Sidratulmuntaha di langit ke tujuh. Isra Mi'raj terjadi secara
bersambung dalam satu malam dengan ditemani Malaikat Jibril. Inti Isra
Mi'raj adalah perintah salat yang diterima Nabi SAW di Sidratulmuntaha.
Sebagai ulama berpendapat bahwa yang melakukan Isra Mi'raj adalah roh
Nabi SAW, bukan jasadnya. Sebagaian lainnya berpendapat Isra Mi'raj
dilakukan dengan jasad dan rohnya, bukan dalam mimpi.
 Tahun 622 M
Karena perlakukan kaum Quraisy semakin kejam terhadap kaum muslimin
di Mekah, maka Nabi SAW segera memerintahkan para sahabat dan
pengikutnya untuk hijrah ke Yatsrib (yang kemudian disebut
Madinaturrasul). Setelah Nabi SAW tiba dan diterima penduduk Madinah,
Nabi SAW menjadi pemimpin kota itu. Ia meletakkan dasar-dasar kehidupan
yang kokoh, antara lain dengan menetapkan Piagam Madinah bagi
pembentukan suatu masyarakat baru yang biasa disebut "negara Madinah".
Dengan terbentuknya negara Madinah, Islam semakin bertambah kuat
 Tahun 622 M
Tahun Hijriah, awal zaman Islam. Awal tarikh Hijrah terhitung sejak Nabi
Muhammad SAW hijrah ke Madinah pada 622 M. Penetapan tahun Hijriah
ditentukan belakang oleh Khalifah Umar pada 17 H/638 M dengan
mendengar usulan para sahabat. Dari berbagai usulan yang muncul, Umar
menerima usulan Ali bin Abi Thalib yang mengangkat peristiwa hijrah Nabi
SAW dari Mekan ke Madinah sebagai awal tahun Islam. Alasannya, hijrah
merupakan titik pemisah antara masa Mekah dan masa Madinah, dan
merupakan momentum terbesar perjuangan Nabi SAW dalam menyebarkan
Islam
 Tahun 624 M
Puncak pertikaian antara kaum muslimin Madinah dan kaum musyrikin
Quraisy ditandai dengan perang pada 17 Ramadhan 2 H/624 M yang terjadi
di Wadi Badar, 125 km selatan Madinah. Perang ini dikenal dengan nama
Perang Badar.
 Tahun 625 M
Perang meletus di Bukit Uhud dan disebut Perang Uhud. Perang ini
disebabkan keinginan balas dendam kaum musyrikin Quraisy Mekah yang
kalah dalam Perang Badar. Awalnya pasukan muslim berhasil membuat
tentara Quraisy mundur, namun karena kelalaian pasukan muslim, terjadi
serangan balik yang membuat pasukan Islam terjepit sehingga Hamzah bin
Abdul Muthalib yang dijuluki "Singa Allah" terbunuh.
 Tahun 627 M
Perang Khandaq atau Perang Azhab (ahzab, sekutu) terjadi pada bulan
Syawal 5 H/627 M. Ini perang antara kaum muslim dan orang Yahudi yang
bersekutu dengan kaum Quraisy dan suku lainnya untuk memerangi Nabi
SAW beserta pengikutnya. Perang ini disebut Perang Khandaq (khandaq :
parit) karena berkaitan dengan strategi kaum muslim yang menggali parit
pertahanan di dataran barat laut kota Madinah untuk menghambat gerak
maju musuh.
 Tahun 628 M
Pada bulan Zulkaidah 6 H (628 M), kaum muslim dan musyrikin Mekah
membuat Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian ini dibuat berkaitan dengan
larangan terhadap rombongan Nabi SAW memasuki kota Mekah untuk
berziarah (haji) oleh kaum Quraisy yang menyangka akan diserang. Setelah
saling mengirim utusan, akhirnya kaum Quraisy mengutus Suhayl bin Amr
untuk menemui Nabi SAW dan membuat perjanjian damai. Kalimat
perjanjian ditulis Ali bin Abi Thalib atas perintah Nabi SAW
 Tahun 630 M
Penaklukan kota Mekah (Fath Al -Makkah) dan pembersihan berhala-hala di
sekeliling Ka'bah. Kaum Quraisy melanggar Perjanjian Hudaibiyah dan
membantu sekutu mereka menyerang sekutu kaum muslimin. Mengetahui
hal itu, Rasulullah SAW bersama 10.000 orang tentara bertolak ke Mekah.
Kecuali mendapat perlawanan kecil dari kaum Ikrimah dan Safwan, Nabi
Muhammad SAW tidak mengalami kesukaran memasuki kota Mekah.
Pasukan Islam memasuki kota Mekah tanpa kekerasan. Seluruh berhala di
sekeliling Ka'bah di Mekah dihancurkan. Sejak penaklukan itu Mekah
berada di bawah kekuasaan Nabi Muhammad SAW.
 Tahun 632 M
Pada 10 H, Nabi Muhammad SAW menunaikan ibadah haji terakhir (haji
wadak) bersama sekitar 100.000 pengikutnya. Dua bulan setelah
menunaikan ibadah haji wadak, Nabi SAW menderita sakit. Pada 13
Rabiulawal 11 H/8 Juni 632 M, Nabi Muhammad SAW wafat.
 Tahun 633-642 M
Setelah kedudukan Islam di Mekah semakin kuat, Islam mulai
membentangkan sayapnya. Dengan cepat Islam berkembang ke Persia,
Suriah, Palestina dan Mesir. Pada 641 kaum muslim Arab menguasai Mesir,
lalu menaklukan seluruh Afrika Utara.
 Tahun 650 M
Atas usul Umar bin Khattab, pada masa kekhalifahan Abu Bakar, tulisan Al-
Qur'an yang berserakan muulai dikumpulkan dan disatukan. Abu Bakar
menugaskan Zaid bin Sabit untuk mengumpulkan dan menyusun Al-Qur'an
ke dalam satu mushaf, yang kemudian dikenal sebagai Mushaf Usmani
(Usman bin Affan)
 Tahun 661 M
Setelah masa Al-Khulafa 'ar-Rasyidun, Mu'awiyah yang berasal dari Bani
Umayah mendirikan Dinasti Umayah, di Suriah.
 Tahun 711 M
Pasukan muslim Umayah yang berada di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad
berhasil menaklukan Spanyol Selatan. Ini merupakan awal penaklukan
Andalusia.
 Tahun 712 M
Islam mulai memasuki Asia Tengah, antara lain Bukhara dan Samarkand
 Tahun 750 M
Khalifah terakhir Umayah Damascus (Suriah), Marwan II (744-750), kalah
dalam pertempuran di Sungai Zab. Peristiwa ini sekaligus menandai
berakhirnya Dinasti Umayah dan berdirinya Dinasti Abbasiyah dengan Abu
Abbas as-Saffah sebagai khalifah pertamanya
 Tahun 751 M
Peperangan Atlakh di Talas (kini masuk dalam wilayah Kirghistan). Pasukan
muslim mengalahkan tentara Cina dan mulai mengenal kertas dari tawanan
perang Cina.
 Tahun 756 M
Setelah kekuasaan Umayah di Damascus berakhir (750 M), satu-satunya
anggora keluarga Bani Umayah yang tersisa, Abdurrahman, berhasil
meloloskan diri dan menyeberang ke Spanyol. Di sana ia membangun
Dinasti Umayah yang baru dengan pusat kekuasaan di Cordoba.
 Tahun 762 M
Al-Mansur, penguasa Abbasiyah kedua, memindahkan ibukota Abbasiyah
dari Hasyimiyah ke Baghdad, dan menjadikannya pusat kebudayaan sarta
perdagangan dunia Islam.
 Tahun 800 M
Setelah semakin luas hubungan dunia Islam dengan dunia luar, para
saudagar muslim mulai berdagang ke negeri Cina.
 Tahun 827 M
Awal penaklukan Sicilia oleh pasukan muslim
 Tahun 830 M
Baitulhikmah, sebuah lembaga ilmu pengetahuan dan pusat penerjemahaan
karya Yunani ke bahasa Arab, didirikan di Baghdad oleh Khalifah al-
Ma'mum
 Tahun 868 M
Dinasti Tulun berdiri di Mesir
 Tahun 870 M
Penaklukan Malta oleh pasukan muslim.
 Tahun 909 M
Dinasti Fatimiyah yang beraliran Syiah Ismailiyah berdiri di Afrika Utara
dan Mesir. Dinasti ini melepaskan diri dari Abbasiyah di Baghdad.

Kesimpulan
Masa Nabi Muhammad SAW:

Nabi Muhammad SAW adalah utusan terakhir Allah SWT dan membawa
ajaran Islam kepada umat manusia.
Periode ini ditandai dengan penyebaran agama Islam di sekitar Semenanjung
Arab.
Kota Mekkah dan Madinah menjadi pusat peradaban Islam pada masa ini.
Khulafa'u al Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali):
Masa kepemimpinan mereka dikenal sebagai "Khulafa'u Al Rasyidin" yang
merupakan periode kemajuan besar bagi Islam.
Penaklukan wilayah yang luas, seperti Persia dan Bizantium,
mengindikasikan ekspansi kekhalifahan.
Penyebaran nilai-nilai Islam dan hukum syariah di seluruh wilayah yang
dikuasai.

Masa Kemunduran dan Pusat Peradaban:


Setelah masa Khulafa'u al Rasyidin, terjadi perpecahan dalam umat Islam
dengan munculnya dinasti-dinasti yang berbeda.
Meskipun kemunduran politik, pusat peradaban Islam tetap berada di
berbagai kota seperti Bagdad, Kairo, dan Cordoba.
Ilmu pengetahuan, seni, dan filosofi berkembang pesat selama periode ini.

Penyebaran Islam ke Seluruh Dunia:


Melalui perdagangan, penaklukan, dan misi dakwah, Islam menyebar ke
berbagai belahan dunia seperti Afrika Utara, Spanyol, India, dan Asia
Tenggara.
Peran penting dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
terutama dalam bidang matematika dan kedokteran.
Daftar Pustaka

SEJARAH ISLAM DI NUSANTARA - (Masuk & Proses Islamisasi) MAKALAH


https://stisnutangerang.ac.id/wp-content/uploads/2018/02/contoh-makalah-
TPKI.pdf
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam periode klasik ...
https://etheses.uinsgd.ac.id/43632/4/4_bab1.pdf

PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW - Jurnal UIN


SU http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ihya/article/view/705

Rasyidin. Khulafa - UNTAG SURABAYA REPOSITORY http://repository.untag-


sby.ac.id/1031/3/BAB%20II.pdf

4.Pusat-pusat Peradaban Islam Pada Abad Pertengahan - Issuu


https://amp.issuu.com/manshorhidayatullah/docs/file_buku_pai_kelas_xi/s/
13469741

Sejarah Islam di Dunia (mulai th 570 M - sekarang) - UNKRIS Jakarta


https://p2k.unkris.ac.id/q7a/3065-2962/Sejarah-Islam-di-Dunia_94_2221131_p2k-
unkris.html

Anda mungkin juga menyukai