Anda di halaman 1dari 1

Assalamu'alaikum wr. wb.

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kita ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya
kepada kita semua, sehingga kita bisa berkumpul di tempat yang mulia ini. Shalawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW, yang telah membebaskan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan, dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sinar
matahari.

Yang saya hormati bapak ibu yang hadir pada acara ini serta teman-teman seperjuangan yang saya
banggakan.

Hadirin yang dirahmati Allah, Perkenankan, pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan pidato
dengan judul "Maulid Nabi Muhammad SAW". Tanggal 12 bulan Rabiul Awal merupakan hari
dilahirkannya seorang yang paling mulia di dunia ini, ia adalah Nabi Muhammad SAW. Sebagai
seorang muslim yang baik sudah menjadi keharusan bagi kita semua untuk mengenang kelahiran Nabi
Muhammad SAW dan mengambil hikmah dari kelahiran sang kekasih Allah SWT.

Hari ketika dilahirkan Nabi Muhammad SAW dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa memiliki ciri-
ciri, alam semesta ikut bergembira, langit teduh, bumi sejuk, dan seluruh pohon-pohon berbuah dengan
sempurna. Kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan saja menjadi kebahagiaan bagi seluruh alam, akan
tetapi juga kebahagiaan seluruh makhluk di muka bumi. Rasulullah SAW adalah khataman nabiyyin.
Beliau juga bagaikan nurun fauqa kulli nur (cahaya di atas cahaya) dan basyarun lakal basyari (manusia
tidak seperti manusia).

Ada beberapa hikmah yang dapat dipetik dari adanya peringatan Maulid Nabi. Pertama, kita kembali
mengingat bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan panutan kita. Jadi, sudah seharusnya kita terus
berusaha meniru akhlak nabi untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

(Qul in kuntum tuhibbunallaha fattabi’uni yuhbibkumullahu wa yagfir lakum zunubakum, wallahu


gafurur rahimun)
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Ali
Imran: 31)

Dengan mengenang Maulid Nabi, marilah kita kaum muslimin untuk senantiasa mengikuti akhlak
Rasulullah SAW agar kita mendapatkan rida dan ampunan dari Allah SWT, sebagaimana telah tertera
dalam ayat tersebut. Pertanyaannya, bagaimana jika diterapkan dalam konteks umat sekarang yang
tidak berjumpa dengan Rasulullah SAW secara langsung?

Maka dalam rangka meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW seharusnya kita sebagai umat muslim
di era modern ini mengikuti akhlak guru kita, guru-guru yang benar-benar memiliki sanad keilmuan
sampai kepada Rasulullah SAW. Hal itu sangat penting supaya kita tidak salah arah atau tersesat.

Rasulullah SAW pernah bersabda,

(Alnguluma’u warasyatul an biya’)


Artinya: "Ulama itu pewaris para nabi." (HR At Tirmidzi)

Dalam konteks saat ini, seorang yang mengaku mencintai nabi, seharusnya ia menjaga tutur katanya.

Demikian pidato yang dapat saya sampaikan tentang Maulid Nabi Muhammad. Jika ada kekurangan
baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja saya mohon maaf, karena kesempurnaan hanya milik
Allah SWT.

Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum wr. wb.

Anda mungkin juga menyukai