Anda di halaman 1dari 6

Aminah Safitri/3221121011

Menuliskan contoh kasus Akhlak mulia Nabi & para sahabat beserta dalil & riwayatnya:
1. Akhlak Nabi Muhammad (10 contoh + dalil pada setiap contoh)
2. Akhlak Abu Bakar Ash-Shiddiq (5 contoh + riwayat pada setiap contoh)
3. Akhlak Umar bin Khattab Al-Faruq (5 contoh + riwayat pada setiap contoh)
4. Akhlak Ustman bin Affan Dzu An-Nurain (5 contoh + riwayat pada setiap contoh)
5. Akhlak Ali bin Abi Tholib At-Tuqa' (5 contoh + riwayat pada setiap contoh)

-Keteladanan Nabi Muhammad – Menjadi umat islam sekaligus umat baginda besar nabi
Muhammad SAW adalah suatu keistimewaan tersendiri bagi seorang muslim karena bagaimana
tidak sosok nabi Muhammad sebagai penutup para nabi atau nabi terakhir di muka bumi adalah
sosok yang sangat berpengaruh dalam penyebaran agama islam dan menjadi sosok panutan yang
paling istimewa bagi umat islam di seluruh dunia.
Beliau membawa islam menjadi agama yang cinta damai dan mengajarkan kebaikan bagi para
pengikutnya, tidak heran walaupun sosoknya telah wafat sekian lama namun ajaran baiknya dan
peninggalannya mukjizatnya berupa kitab suci Al-Qur’an adalah salah satu warisan yang menjadi
penunjuk kebaikan bagi umat islam di seluruh dunia saat ini.
Bahkan karena sosoknya yang begitu istimewa di mata umat islam setiap hari kelahirannya pun
dirayakan dengan penuh suka cita dengan mengadakan acara keagamaan yang bertujuan untuk
selalu meneladani sifat dan perilaku beliau selama masih hidup bagi umat-umat setelahnya. Tidak
heran jika banyak sekali sikap suri tauladan yang selalu diajarkan oleh para orang tua, guru, atau
para pemuka agama islam untuk terus disebarkan dan diteladani dengan baik.
Dan, sebagai salah satu dari lima nabi yang diberi gelar ulul azmi yakni gelar yang diberikan kepada
para nabi yang memiliki keteguhan hati yang tinggi. Meski diterpa berbagai rintangan saat
menjalankan tugas menyampaikan ajaran Islam, mereka tetap sabar dan bertekad untuk mampu
melewatinya. Oleh karena itu, sangat baik bagi kita umat islam meneladani sifat-sifat dari nabi
Muhammad SAW tersebut sebagai panduan kita untuk menjalani kehidupan di dunia ini agar kita
senantiasa melakukan kebaikan dan percaya dengan kuasa Tuhan.
1.Seorang Pedagang Besar dan Jujur ​
Pada usia 17-20 tahun Nabi Muhammad berdagang dengan seorang pedagang tua di Mekah.
Namun, semua rekan dan mitra bisnis Muhammad mengakui keterampilan bisnis beliau, kejujuran
dan profesionalisme dalam bisnis.
Di puncak kesuksesannya sebagai pengusaha yang jujur, ia mendapat kepercayaan dari jamaah
Makkah untuk mendirikan sebuah perusahaan, yaitu Siti Khadijah. Gaji yang beliau terima untuk
membawa barang dari Siti Khadijah kurang lebih empat ekor unta per bulan.
Dari sistem kerjasama dan bisnis atau model bisnis yang diarahkan oleh Nabi melalui akad syirkah
yaitu sistem gaji dan bagi hasil (Mudharabah) dengan Siti Khadijah.
Lahirlah konsep-konsep ekonomi berbasis syariah, yang diterapkan dalam sistem bisnis saat ini.
Memang ide bisnis Nabi Muhammad sangat menghindari dan menjauhi riba.
Sistem riba dalam ajaran Islam memang diharamkan, bahkan Nabi dan Allah Subhana wata’ala
membencinya. Karena sistem riba menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak yang mengikat
kontrak niaga atau sistem niaga.
2. Kerendahan Hati
Kerendahan hati merupakan sifat watak yang sangat penting dimiliki setiap orang, karena sifat inilah
yang melahirkan berbagai sikap luhur dan menentramkan kehidupan masyarakat. Seperti yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad, beliau selalu rendah hati kepada siapapun dan tidak pernah
menyombongkan diri bahkan atas kehormatan dan keistimewaannya.
Sabda Nabi dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari sebagai berikut:
Berdasar riwayat Umar r.a, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah kalian menyanjungku
(secara berlebihan) sebagaimana orang-orang Nasrani telah menyanjung-nyanjung Isa Ibnu Maryam
secara berlebihan, karena sesungguhnya aku hanya seorang hamba. Oleh karena itu, sebutlah
(diriku) sebagai hamba Allah dan Rasul-Nya’.” (HR. Bukhari)
3. Akhlak Mulia
Rasulullah SAW pastinya memiliki akhlak yang paling mulia untuk dijadikan teladan bagi umatnya.
Akhlaknya yang paling mulia selalu menyertakan pendapat yang baik, dia tidak pernah melakukan
hal-hal buruk, berperilaku kasar dan tidak pernah berteriak.
Apalagi Rasulullah SAW tidak pernah membalas perbuatan buruk yang menimpanya kepada
siapapun. Bahkan, dia mendoakan orang yang telah menganiayanya dengan perbuatan baik.
Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Imam Ahmad dari Abu Abdillah Al Jadal, dia berkata: “Aku
berkata kepada Aisyah: “Bagaimana Rasulullah SAW memperlakukan keluarganya?” Aisyah
menjawab: “Dia adalah orang yang paling terpuji akhlaknya. ” Rasulullah tidak pernah berbuat keji,
kasar dan tidak pernah berteriak di tengah pasar. Dia tidak akan membalas kejahatan dengan
kejahatan. Tapi dia memaafkan dan memaafkan hal-hal jahat yang ditujukan padanya secara
pribadi.” (HR. Imam Ahmad)
4. Kecintaan Nabi kepada orang lain
Kecintaan Nabi Muhammad terlihat dari sifat-sifatnya yang sangat mulia. Ia dikenal lemah lembut
terhadap para sahabatnya, memaafkan mereka dan memohon kepada Allah SWT atas dosa dan
kesalahan mereka.
Selain itu, nabi juga mengenal anak-anak dengan baik. Dikatakan bahwa ketika Nabi Muhammad
sedang berdoa, dia mendengar seorang anak kecil menangis dan menjadi khawatir tentang anak itu.
Kemudian Nabi mempercepat shalatnya karena mengetahui bahwa ibunya pasti sangat khawatir
dengan tangisan anaknya.
Berdasarkan riwayat dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya aku
mengerjakan shalat dan berniat untuk mengerjakannya dalam waktu yang lama. Tetapi saya
mendengar bayi itu menangis, jadi saya bergegas untuk menyelesaikan sholat. Karena saya tahu
seorang ibu pasti sangat prihatin dengan tangisan anaknya.” (HR Bukhari dan Muslim
5. Karakter Akhlak Nabi yang Toleran
Sifat Nabi selanjutnya yang harus dimiliki setiap Muslim adalah selalu bersikap toleran. Sifat inilah
yang menjadikan seseorang taat kepada Allah SWT : Sebisa mungkin misalnya, kesabaran
menghadapi cobaan atau kejadian yang tidak menyenangkan dan kemampuan menerimanya dengan
sepenuh hati.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadits Anas bin Malik dalam Bukhari
dan Muslim, ia berkata: “Saya pernah berjalan dengan Rasulullah SAW, yang pada waktu itu
mengenakan sorban dari wilayah Najran dengan kepala tebal. Kemudian seseorang dari desa
mengikutinya, yang berhasil mengejarnya.
Seorang penduduk desa menarik sorbannya sangat keras sehingga saya melihat bekas luka di sisi
leher Nabi karena gaya tarik. Kemudian penduduk desa itu berkata : “Wahai Muhammad, berilah aku
harta Allah yang kamu miliki”, Rasulullah SAW menoleh dan tertawa. Dia memerintahkan untuk
memberikan orang itu harta.” (HR Bukhari dan Muslim)
6. Kedermawanan Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad dikenal karena kebesaran dan kedermawanannya. Bahkan ketika dia memiliki
kekayaan, dia selalu berjuang untuk itu dengan Allah tanpa menuntut balasan sama sekali.
Kemurahan hatinya banyak diceritakan dalam banyak hadits, salah satunya dalam hadits berikut:
“Rasulullah didatangi oleh seorang laki-laki yang meminta sesuatu kepadanya. Maka Rasulullah
memerintahkan untuk memberi seseorang kambing dalam jumlah yang sangat banyak, yang
jumlahnya sama dengan jarak antara dua gunung. Akhirnya laki-laki itu kembali kepada kaumnya
seraya berkata: “Wahai kaumku, masuklah ke dalam agama Islam, karena Muhammad akan
memberimu hadiah agar kamu tidak lagi khawatir akan kemiskinan.” (HR.Muslim)
7.Istiqomah
ْ‫ﻣَﻌَكَ ﺗَﺎبَ وَﻣَن أُﻣِرْتَ ﻛَﻣَﺎ ﻓَﺎﺳْﺗَﻘِم‬
“Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu.” (QS.Huud:112)
8.Syukur
‫ﺗَﻛْﻔُرُونِ وَﻻَ ﻟِﻲ وَاﺷْﻛُرُواْ أَذْﻛُرْﻛُمْ ﻓَﺎذْﻛُرُوﻧِﻲ‬
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan Ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah
kamu ingkar kepada-Ku.” (QS.al-Baqarah:152)
9.Tawadhu’
ْ‫اﻟْﻣُؤْﻣِﻧِﯾنَ ﻣِنَ اﺗﱠﺑَﻌَكَ ﻟِﻣَنِ ﺟَﻧَﺎﺣَكَ وَاﺧْﻔِض‬
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu.” (QS.asy-
Syuara’:215)
10. Berbakti kepada orang tua
‫إِﺣْﺳَﺎﻧﺎً وَﺑِﺎﻟْوَاﻟِدَﯾْنِ إِﯾﱠﺎهُ إِﻻﱠ ﺗَﻌْﺑُدُواْ أَﻻﱠ رَﺑﱡكَ وَﻗَﺿَﻰ‬
“Dan Tuhan-mu telah Memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
berbuat baik kepada kedua orang tua.” (QS.al-Isra’:23)
2. 1.Setia kawan
Abu Bakar setia kepada kawan yang sedang dalam kesusahan. Sikap setia kawan ini bisa terlihat saat
Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Yatsrib. Abu Bakar melakukan persiapan dengan
membawa perbekalan dan menemani Rasulullah SAW dalam perjalanan.
Abu Bakar menemani Nabi Muhammad saat bersembunyi di dalam gua untuk menghindari kejaran
orang-orang kafir Makkah. Kisah mereka termaktub dalam Alquran. Allah SWT berfirman:
‫" ﻣَﻌَﻧَﺎ ﷲﱠَ إِنﱠ ﺗَﺣْزَنْ ﻻَ ﻟِﺻَﺎﺣِﺑِﮫِ ﯾَﻘُولُ إِذْ اﻟْﻐَﺎرِ ﻓِﻲ ھُﻣَﺎ إِذْ اﺛْﻧَﯾْنِ ﺛَﺎﻧِﻲَ ﻛَﻔَرُوا اﻟﱠذِﯾنَ أَﺧْرَﺟَﮫُ إِذْ ﷲﱠُ ﻧَﺻَرَهُ ﻓَﻘَدْ ﺗَﻧْﺻُرُوهُ إِﻻﱠ‬Jika kamu tidak
menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir
mengusirnya (dari Makkah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam
gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah
bersama kita..." (QS At-Taubah: 40)
2 Dermawan
Abu Bakar memiliki sifat dermawan yang luar biasa [#3]. Beliau sering mengeluarkan hartanya untuk
membantu kepentingan Islam dan kaum Muslimin. Salah satu contoh sikap dermawan Abu Bakar
adalah ketika beliau menyumbangkan seluruh hartanya untuk membantu perang Tabuk . Rasulullah
SAW bersabda:
> Siapa yang telah memberikan bantuan kepada Allah pada hari ini? Abu Bakar berkata: Aku telah
memberikan bantuan kepada Allah dengan seluruh hartaku. Lalu Rasulullah bersabda: Siapa lagi
yang telah memberikan bantuan kepada Allah pada hari ini? Umar berkata: Aku telah memberikan
bantuan kepada Allah dengan separuh hartaku. Lalu Rasulullah bersabda: Siapa lagi yang telah
memberikan bantuan kepada Allah pada hari ini? Utsman berkata: Aku telah memberikan bantuan
kepada Allah dengan sepertiga hartaku. Lalu Rasulullah bersabda: Tidak ada seorang pun di antara
kamu semua yang lebih baik daripada Abu Bakar. (HR. Ahmad)
3. Suka Bermusyawarah.
Sebagai seorang pemimpin Abu Bakar jauh dari sifat otoriter. Dia selalu memutuskan persoalan yang
dihadapi umat Islam dengan jalan musyawarah. Hal ini bisa dilihat ketika Abu Bakar jatuh sakit dan
merasa ajalnya sudah dekat. Dia memanggil para tokoh Islam dari berbagai suku untuk diajak
musyawarah menentukan siapa pengganti khalifah setelah dia meninggal. Meskipun pada akhirnya
Abu Bakar menunjuk sendiri Umar bin Khattab sebagai penggantinya namun dia tetap
menawarkannya kepada para sahabat yang lain.
4.Suka menolong sesama
Abu Bakar memiliki sifat dermawan dan suka menolong sesama . Beliau sering memerdekakan
budak-budak yang disiksa oleh tuannya karena memeluk Islam. Beberapa budak yang dimerdekakan
oleh Abu Bakar antara lain adalah Bilal bin Rabah al-Habsyi, Amir bin Fuhairah, Ummu Ubais dan
lain-lain . Beliau juga sering bersedekah dan membantu kaum fakir miskin.
5.Menjadi Orang yang Senantiasa Bersegera Untuk Melakukan Kebaikan
Sosok Abu Bakar yang tidak hanya menjadi mertua Nabi, tetapi juga sahabat Nabi ini akan selalu
bersegera dalam melakukan hal-hal kebaikan. Bahkan ketika para sahabat Nabi yang lainnya tidak
melakukannya. Hal tersebut telah diriwayatkan dalam sebuah hadits yang berbunyi:
“Dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapakan di antara kalian yang
pagi ini berpuasa?” Abu Bakar berkata, “Saya.” Rasulullah kemudian berkata, “Siapakah di antara
kalian pada hari ini mengiringi jenazah?” Abu Bakar kembali menjawab, “Saya.” Rasulullah SAW
kemudian kembali bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?”
Abu Bakar kembali menjawb, “Saya.” Rasulullah pun juga kembali bertanya, “Siapakah di antara
kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?”Abu Bakar menjawab, “Saya.” Rasulullah SAW kemudian
bersabda, “Tidaklah terkumpul perbuatan ini pada seseorang melainkan ia akan masuk surga.” (HR
Muslim)
3. 1.Pemberani
Umar bin Khattab merupakan salah seorang yang berani, bahkan sebelum beliau masuk Islam.
Berkat keberanian Umar bin Khattab, Rasulullah dapat berdakwah secara terang-terangan dan
melakukan hijrah ke kota Madinah.
Keberanian Umar diperlihatkan ketika berangkat hijrah ke Madinah di mana setiap orang hijrah
dengan sembunyi-sembunyi, tetapi Umar berhijrah dengan menghunus pedangnya, menyandang
busurnya dan memegang anak panahnya, lalu ia pergi ke Ka’bah untuk melakukan tawaf yang pada
saat itu para pemuka sedang berada di serambi Ka’bah.
Kemudian Umar pun mendekatinya dan berkata : “Siapa yang ingin ibunya mati nelangsa, anaknya
menjadi yatim dan istrinya menjadi janda, maka silahkan menghadapi aku di balik lembah ini,
dengan syarat tidak ada seorangpun yang menyertainya.”
Sejak saat itulah, orang kafir Quraisy tidak ada yang berani menghalangi Umar bin Khattab
melakukan hijrah.
2.Sederhana
Selain terkenal sebagai orang yang berani, adil, jujur, bijaksana, beliaupun terkenal sebagai orang
yang sangat sederhana. Kesederhanaan beliau seperti tampak ketika menjadi khalifah beliau tidak
memakai busana kebesaran, tidak menggunakan kendaraan yang disediakan oleh para
pembantunya.
Umar tak pernah tinggal di tempat yang mewah atau rumah yang mewah. Beliau hanya tinggal
disebuh gedung sederhana, yang letaknya dekat dengan masjid. Bahkan, beliau pun lebih sering
tidur di atas pelepah kurma daripada kasur.
Dalam asas yang diriwayatkan dari Ibnu Jarin dan Abu Nu’aim dari al Hasan dia berkata: “Ketika
Umar bin Khattab sudah menjadi khalifah, di kain mantelnya ada dua belas tambalan.
3.Adil dan setia
Selain dua sifat di atas, Umar juga dikenal sebagai pemimpin yang adil dan memiliki loyalitas tinggi.
Kecintaannya terhadap Allah SWT dan Islam, kerap dibuktikannya dengan rajin bersedekah dan
menginfakkan sebagian hartanya.
Umar adalah sosok pemimpin yang adil, dalam menetapkan hukum. Dan tidak memandang siapa
yang melanggar, baik itu saudara, atau anak orang yang berpangkat, apabila melanggar pasti akan
dihukum dengan semestinya.
Seperti ketika anak dari Amru bin Ash (Gubernur Mesir waktu itu) melakukan kesalahan. Umar pun
dicambuk sebanyak ia mencambuk warga tersebut. Rasulpun menjulukinya sebagai al Faruq yaitu
orang dapat menegakkan hak dan membasmi yang batil.
Satu hal yang mengharukan, yakni bagaimana Umar tidak menerima kematian Rasulillah SAW. Beliau
sampai menghalangi persiapan penguburan dan mengancam untuk membunuh si penguburnya.
Namun, Abu Bakar berkata untuk menenangkannya,”Barang siapa yang menyembah Muhammad,
sungguh dia telah meninggal; tapi barang siapa yang menyembah Allah SWT, maka Dia itu hidup
selamanya takkan pernah mati.” Kemudian, Umar membaca surat Ali-imran ayat 144 dan tersadar
serta meneteskan air mata.
4.Tegas
Dari cerita yang sudah disebutkan sebelumnya, kita tentu tahu bahwa Umar bin Khattab memiliki
sifat yang tegas. Beliau pernah memecat Khalid bin Walid sebagai panglima perang karena
pengikutnya justru mendewakan Khalid bin Walid.
5.Tanggung jawab
Terakhir, Umar bin Khattab memiliki sifat yang bertanggungjawab. Hal ini dapat dilihat dari
kebiasaannya selalu berpatroli untuk mengontrol rakyat sambil mementingkan kepentingan
umatnya.
4. 1.Utsman memiliki akhlak terpuji ini, yaitu malu yang terpuji. Telah kita ketahui bahwa yang paling
penyayang pada sesamanya adalah Abu Bakar, yang paling keras dalam persoalan agama Allah
adalah Umar, dan yang paling pemalu adalah Utsman. Berikut kisah bagaimana pemalunya Utsman
dengan malu yang terpuji.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan, “Suatu ketika Abu Bakar meminta izin untuk menemui
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam – ketika itu beliau sedang berbaring di tempat tidur ‘Aisyah
sambil memakai kain panjang istrinya-. Beliau lalu mengizinkan Abu Bakar dan beliau tetap dalam
keadaan semula. Abu Bakar lalu mengutarakan keperluannya lalu pergi. Setelah itu datanglah Umar
bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu meminta izin dan beliau mengizinkannya masuk sedang beliau
masih dalam kondisi semula. Umar lalu mengutarakan keperluannya lalu setelah itu ia pun pergi.
Utsman berkata, “Lalu saya meminta izin, beliau lalu duduk”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata pada Aisyah, “Tutupkanlah bajumu padaku”. Lalu kuutarakan keperluanku lalu saya pun
pergi.
Aisyah lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, tindakanmu terhadap Abu Bakar dan ‘Umar radhiyallahu
‘anhuma kok tidak seperti tindakanmu pada Utsman ?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu
menjawab, “Sesungguhnya Utsman adalah seorang pria pemalu dan saya khawatir jika dia kuizinkan
dan saya dalam keadaan demikian, dia lalu tidak mengutarakan keperluannya” (HR. Muslim)
2. Tutur kata yang indah
Jika dikenal sebagai sosok lelaki yang pendiam, pemalu, itu artinya beliau hanya berbicara pada
sesuatu yang bersifat mulia dan terbilang penting. Tak heran jika tutur kata beliau dikenal sangat
indah bahasanya dan amat begitu bijak.
Abdurrahman bin Khatib pernah mengatakan, “Aku tidak pernah mendengar seorang sahabat Nabi
SAW yang lebih indah bahasanya dan lebih bijak tutur katanya melebihi Utsman bin Affan”.
Sangat Begitu menakjubkan bukan? Ini Menunjukkan bahwa Utsman bin Affan sangat menjaga
lisannya dari sesuatu yang berbahaya. Ia selalu berusaha untuk membuat orang-orang di
sekelilingnya paham dengan tutur dan bahasa yang indah. Maka wajar jika beliau mengatakan,
“Lisan yang licin jauh lebih berbahaya dari pada kaki yang licin.”
3. Dermawan
Kekayaan Utsman tidak perlu dipertanyakan lagi, bahkan sebelum masuk islam, Utsman bin Affan
telah dikenal kedermawanannya. Beliau dipercaya oleh Allah dalam menggenggam sepertiga dunia
hingga kekayaannya kini masih bertahan sampai sekarang. Itulah mengapa sahabat Rasulullah SAW
yang satu ini memiliki tabungan atas namanya sendiri di salah satu bank Saudi Arabia.
Dari tabungan tersebut, kini telah berdiri hotel bintang lima di area eksklusif dekat Masjid Nabawi
dengan nama Hotel Usman bin Affan. Potensi kekayaannya dari hotel ini bisa mencapai Rp.150 Miliar
lebih per tahun. Diketahui bahwa Tabungan tersebut adalah hasil pengembangan hartanya yang
bersumber dari Sumur Bi’ru yang dulu Beliau beli dengan harga 38.000 dirham yang kemudian ia
wakafkan untuk kepentingan umat Islam.
Namun selama hidupnya, Utsman menganggap dunia sebagai sesuatu yang paling rendah, dunia
yang seolah olah sudah berada di tangannya tak pernah diizinkan masuk ke dalam relung hatinya.
Karena baginya, dunia hanya berada di tangannya saja, bukan dalam hatinya
4. Pendiam
Pendiam, ya itulah salah satu karakter Utsman bin Affan, maka wajar jika Utsman bin Affan dikenal
sebagai sahabat yang meriwayatkan hadis paling sedikit. Padahal Utsman bin Affan sendiri adalah
sahabat bahkan menantu Nabi yang menikahi dua putri Nabi SAW, yakni Ruqayyah dan Ummu
Kultsum.
Itulah mengapa Utsman dijuluki sebagai “ Dzun Nurain ” lelaki yang memiliki dua cahaya, dan ini
menandakan bahwa sang Mertua (Rasulullah) percaya bahwa Utsman bin Affan adalah orang yang
telah dipercaya dalam membimbing putri putri Beliau.
Dari sifat pendiam inilah mengantarkan beliau menghindari dialog yang mengundang perdebatan
panjang ataupun berbicara pada hal yang hanya mengandung kesia-siaan. Maka tak heran jika
selama hidupnya, Utsman bin Affan hanya berbicara pada sesuatu yang benar benar penting dan
mengandung kemaslahatan
5. Keteguhan Akidah
Setelah mendengar Utsman bin Affan masuk Islam, pamannya yang bernama Al Hakam bin Abil Ash
sangat marah. Utsman diikatnya dan dicambuknya berkali-kali agar kembali pada agama nenek
moyangnya. Namun Utsman tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak mengubah keyakinan dan
tidak akan meninggalkan agama yang diajarkan Rasulullah, apapun yang terjadi.
Ketika pamannya mengetahui keteguhan akidah yang dimiliki Utsman dan tidak mungkin
memaksanya untuk kembali pada kepercayaan nenek moyang, maka akhirnya Al Hakam melepaskan
Utsman bin Affan.
5. 1Rela berkorban
Rela berkorban menjadi sifat Ali bin Abi Thalib yang patut diteladani umat Muslim. Ali adalah pribadi
yang rela berkorban demi memperjuangkan kebenaran. Selain itu, ia dikenal sangat mencintai Allah
dan Rasul.
Ali bahkan rela ketika Rasulullah memintanya menggantikannya untuk tidur di ranjangnya. Padahal,
ia tahu risikonya adalah terbunuh oleh kafir Quraisy. Namun, Ali sama sekali tidak keberatan
melakukan permintaan tersebut.
2. Memiliki Pengetahuan yang Tinggi
Ali Bin Abi Thalib adalah seseorang yang sangat mencintai ilmu. Sifat ini tentunya wajib diteladani
oleh umat Muslim. Ia rajin mencari ilmu dan sangat menguasai Alquran. Bahkan, tidak ada satu ayat
pun di dalam Alquran yang tidak ia hafal. Ali bahkan mengetahui setiap makna dan asbabun
nuzulnya.
3. Sederhana
Ali adalah sosok manusia yang hidup sangat sederhana. Ia makan secukupnya dan tidak berlebihan.
Ali bahkan memakai pakaian yang kasar, hanya untuk menutupi tubuhnya di saat panas dan
menahan dingin di saat hujan
4. Ketakwaan
Dia memiliki ketakwaan yang baik kepada Allah Ta'ala. Ali menggantungkan semua urusannya
kepada-Nya. Meskipun banyak bahaya yang menimpa oleh musuh-musuh Islam, dia tidak memiliki
penjaga. Ali terbunuh saat dia pergi sholat subuh oleh Abdurrahman bin Muljam tanpa penjagaan.
5. Kedermawanan
Dia suka memberi dan menghabiskan hartanya di jalan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai