Anda di halaman 1dari 4

2 Kisah Teladan Contoh Akhlak Rasulullah Dalam Kehidupan Sehari-Hari

KISAH TELADAN AKHLAK RASULULLAH. Sahabat Quran yang sama-sama mencintai


Nabi Muhammad SAW, pada artikel kali ini penulis ingin berbagi beberapa kisah pendek
dari kehidupan sehari-hari Nabi kita, yang dapat kita teladani dan kita aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Sungguh benar Allah SWT dengan firmannya yang menyatakan
bahwa Muhammad SAW itu adalah contoh dan suri tauladan terbaik bagi umat manusia,
sebagaimana firman-Nya,

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.”
(QS Al-Ahzab:21).

Kisah-kisah teladan contoh akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari, yang akan
penulis bagikan kali ini, insya Allah dapat menjadi bahan cerita, untuk kita ceritakan
kembali kepada putra-putri kita tercinta ataupun adik-adik kita tercinta. Harapannya tentu
saja agar mereka sedari dini sudah mengenal tentang berbagai sifat kemuliaan dari
junjungan kita Muhammad SAW. Dengan senantiasa menceritakan kisah-kisah teladan ini
ataupun kisah-kisah nabi dan rasul, kita harapkan putra-putri kita akan memiliki sosok
idola pada diri junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW. Sungguh suatu kebahagiaan
tak terkira, jika putra-putri kita kelak tumbuh menjadi sosok manusia yang mampu
mengimplementasikan sifat-sifat mulia yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah
SAW.

Berikut 2 kisah teladan pilihan dari sifat berani dan ikhlas yang merupakan akhlak
Rasulullah yang penulis ambil dari buku “Cerdas dan Sholeh Bersama Hafiz dan Hafizah”,
penerbit Al-Qolam.
SIFAT BERANI SEBAGAI CIRI AKHLAK RASULULLAH
Alkisah pada masa setelah peristiwa Hijrah, terdapat seseorang dari Bani Hasyim yang
bernama Rukanah. Ia adalah seorang penggembala kambing Lembah Idham dan seorang
musyrik. Rukanah adalah seorang yang berbadan besar, sangat kuat dan bengis. Ia
sangat ditakuti oleh banyak orang. Tak seorang pun pernah mengalahkannya dalam hal
bergulat, karena badannya yang besar dan kuat.

Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW, memutuskan untuk pergi ke Lembah Idham.
Disana beliau berjumpa dengan Rukanah. Melihat kedatangan Nabi, Rukanah langsung
bangkit dan menghampiri beliau dan berkata, ” Wahai Muhammad, engkaulah yang telah
menghina tuhan-tuhan Kami, Latta dan Uzza. Engkau bilang Tuhanmu Maha Perkasa dan
Maha Bijaksana. Sekarang memohonlah kepada Tuhanmu yang Maha Perkasa untuk
menyelamatkanmu dariku. Aku tantang kau untuk beradu gulat denganku ! Jika kau
sanggup mengalahkanku, akan kuberi kau sepuluh ekor kambingku !”

Nabi Muhammad SAW, tidak gentar dengan tantangan Rukanah. Dengan cepat ia
menjawab tantangan itu. “Baiklah jika itu kehendakmu !”.

Sebelum pergulatan dimulai, Nabi Muhammad SAW, berdoa kepada Allah SWT yang
Maha Perkasa dan Maha Melindungi. Beliau memohon perlindungan Allah SWT, untuk
bisa mengalahkan Rukanah. Demikian pula Rukanah, ia berdoa kepada Latta dan Uzza.

Lalu pertandingan pun dimulai. Nabi Muhammad SAW, menarik kaki Rukanah dan
membuatnya terjatuh. Hanya dalam tempo sekejap saja Nabi Muhammad SAW berhasil
mengalahkan Rukanah. Rukanah terkejut dengan apa yang baru saja dialaminya. Ia tidak
percaya ada orang yang bisa mengalahkannya. Selama ini, tak ada satu orangpun
manusia yang mampu mengalahkannya.

Karena merasa tidak puas, Rukanah meminta Nabi Muhammad SAW untuk bergulat lagi
dengannya. Ia berseru, “Mari kita ulangi lagi dan kita lihat siapa juaranya !”

Nabi pun menerima tantangan kedua itu dengan berani dan mereka bergulat lagi. Dalam
pergulatan yang kedua ini, kemenangan kembali berhasil diraih Nabi Muhammad SAW,
yang bergulat dengan lindungan Allah SWT. Nabi menjatuhkan Rukanah ke atas tanah
dan menduduki dadanya.

Setelah pertandingan selesai, Nabi Muhammad SAW mengajak Rukanah untuk memeluk
Islam. Namun Rukanah menolaknya. Dengan perasaan kecewa, Nabi Muhammad SAW,
kembali ke Madinah.

Sesampainya di Madinah, para sahabat Nabi telah menantinya dengan perasaan cemas.
Mereka takut hal yang buruk menimpa sang Nabi, karena Lembah Idham adalah tempat
yang dihindari orang. Melihat Nabi Muhammad SAW pulang dengan selamat, para
sahabat pun merasa lega.

Kemudian Nabi Muhammad menceritakan apa yang telah dialaminya dengan Rukanah.
Setelah itu beliau berkata kepada para sahabatnya sambil tersenyum, “Bukankah Allah
SWT, telah berfirman untuk melindungiku.”

Demikianlah kisah singkat dari salah satu peristiwa yang dialami Nabi Muhammad selama
berdakwah. Kisah keteladanan ini menunjukkan sebuah akhlak Rasulullah mengenai
keberanian yang timbul karena didasari pada sebuah keyakinan dan kepercayaan yang
utuh terhadap perlindungan Allah SWT.
SIFAT KEIKHLASAN NABI MUHAMMAD TERHADAP PENGEMIS YAHUDI
Di kota Madinah hiduplah seorang pengemis Yahudi yang buta. Pengemis itu biasa duduk
di ujung pasar. Ia sangat membenci Nabi Muhammad SAW. Tak henti-hentinya ia mencaci
maki Nabi dan mempengaruhi orang-orang yang lalu lalang di dekatnya. Ia berseru-seru,
“Wahai saudaraku, berhati-hatilah dengan Muhammad. Dia pembohong besar dan tukang
sihir !”

Pada suatu pagi, Nabi Muhammad SAW mendatangi pengemis Yahudi tersebut dan
membawakan makanan. Beliau menyuapi pengemis itu dengan penuh perhatian dan
kelembutan. Karena pengemis itu buta, maka si pengemis itu tidak mengetahui siapa
orang yang sedang menyuapinya tersebut. Ia tidak tahu bahwa orang yang selalu dicaci
makinya, yaitu Nabi Muhammad SAW adalah orang yang saat itu sedang menyuapinya
dengan sabar dan penuh keikhlasan. Hampir setiap pagi Nabi Muhammad SAW
membawakan makanan untuk pengemis Yahudi tersebut dan menyuapinya dengan penuh
kesabaran, walaupun harus selalu mendengarkan caci maki dari si pengemis tersebut
terhadap dirinya.

Sampai pada suatu hari, sepeninggal Nabi Muhammad SAW, salah satu sahabat
Nabi, Abu Bakar Ash-Shiddiq mengunjungi rumah Aisyah, putrinya sendiri sekaligus juga
adalah istri Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar bertanya kepada Aisyah, “Wahai Aisyah
anakku, adakah sunnah Nabi Muhammad SAW yang belum aku kerjakan ?”

Siti Aisyah pun menjawab, “Wahai Ayahku, semua sunnah Nabi Muhammad SAW telah
engkau kerjakan. Namun masih ada satu sunnah lagi yang belum Ayah laksanakan”. Abu
Bakar merasa penasaran dan bertanya,”Apakah sunnah itu, wahai putriku?”

“Setiap pagi Rasulullah selalu pergi ke pasar dan membawa makanan. Lalu makanan itu
Beliau berikan kepada seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana.” Aisyah
memberikan penjelasan kepada ayahnya.

Keesokan harinya, Abu Bakar pergi ke pasar kota Madinah dengan membawa makanan.
Setibanya di pasar, Abu Bakar mencari pengemis buta itu, dan berhasil menemukannya.
Lalu Abu Bakar memberikan makanan dan menyuapi pengemis itu seperti yang dilakukan
Nabi Muhammad SAW sebelumnya. Namun tiba-tiba pengemis buta itu berteriak marah,
“Siapa Kamu ini ?”

“Aku adalah orang yang biasa menyuapimu,” jawab Abu Bakar.


“Tak mungkin ! Engkau bukanlah orang yang biasa menyuapiku. Orang yang selalu
datang dan menyapiku adalah orang yang lemah lembut. Ia bahkan mengunyahkan
makanan itu untukku !”

Abu Bakar sangat terharu mendengar apa yang dikatakan oleh pengemis buta itu. Ia
membayangkan betapa mulianya akhlak dan perbuatan Nabi Muhammad SAW. Dengan
ikhlas beliau memberi makan dan melayani orang yang selalu mencaci dan membencinya.

Kemudian Abu Bakar berkata kepada pengemis itu, “Memang aku bukanlah orang yang
biasa menyuapimu, karena orang yang biasa menyuapimu sudah tiada, beliau telah
meninggal dunia. Tahukah kau, bahwa beliau adalah Nabi Muhammad SAW ?”

Pengemis Yahudi itu pun sangat terkejut mendengarnya. “Benarkah ceritamu itu ? Selama
ini aku selalu menghina dan memfitnahnya. Namun ia tidak pernah membalas
penghinaanku. Bahkan ia malah membawakanku makanan setiap pagi. Sungguh mulia
hatinya!”

Setelah mengetahui bahwa Nabi Muhammad telah tiada, dan menyadari betapa selama
ini Nabi Muhammad sangat mengasihi dan peduli padanya, pengemis Yahudi itupun
menjadi sangat terharu dan tersentuh akan keindahan akhlak Nabi Muhammad SAW,
hingga akhirnya pengemis Yahudi itupun memeluk agama Islam. Sebuah contoh teladan
sifat ikhlas yang mulia dari sosok junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dan berbuah
kesadaran untuk memeluk agama Islam dari seorang yang tadinya sangat membenci
Islam dan Nabi Muhammad SAW.

Sahabat Quran, dua kisah teladan tentang akhlak Rasulullah di atas dapat menjadi
hikmah pembelajaran buat kita umatnya, yang senantiasa mengidolakan dan rindu untuk
bertemu dengannya. Semoga banyak hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil dan
terapkan dalam kehidupan kita saat ini.

Islam itu indah, Islam itu damai, Islam itu rahmatan lil alamin, yang akan menerangi
kehidupan kita di dunia dan akherat kelak. Semoga kita senantiasa menjadi umat Nabi
Muhammad yang senantiasa berusaha mencontoh perilaku dan sunnah-sunnah
Rasulullah SAW. Aamiin….

Anda mungkin juga menyukai