Anda di halaman 1dari 120

PENERAPAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGATASI

KESULITAN BELAJAR SISWA AKUNTANSI KELAS XI


DI SMK NEGERI 1 KUTACANE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat dan Memenuhi Tugas-Tugas


Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sumatera Utara

Oleh:

KHANSA AZAHAARA PERTIWI


NIM.0303193207

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2023
PENERAPAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM
MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA AKUNTANSI
KELAS XI DI SMK NEGERI 1 KUTACANE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat dan Memenuhi Tugas-Tugas


Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sumatera Utara

Oleh:
KHANSA AZAHAARA PERTIWI
NIM.0303193207

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Purbatua Manurung, M. Pd Dr. Afrahul Fadhilah Daulai, M.A


NIP. 196605171987031004 NIP. 196812141993032001
DI SETUJUI DAN DI VALIDASI

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Purbatua Manurung, M. Pd Dr. Afrahul Fadhilah Daulai, M.A


NIP.196605171987031004 NIP.196812141993032001

Ketua Program Studi Sekretaris Prodi


BKPI FITK UIN-SU BKPI FITK UIN-SU

Alfin Siregar M.Pd.I Ali Daud Hasibuan, M.Pd


NIP. 198607162015031002 NIP. 198811182019031007

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan 2023

Prof. Dr. Tien Rafida, M.Hum


NIP. 19701110199703004
SURAT PENGESAHAN

Skripsi ini yang berjudul “PENERAPAN LAYANAN KONSELING


KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA
AKUNTANSI KELAS XI DI SMK NEGERI 1 KUTACANE”yang disusun
oleh Khansa Azahaara Pertiwi yang telah dimunaqasyahkan dalam sidang
munaqasyah Sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN-
SU Medan pada tanggal:

24 Agustus 2023 M
11 Shafar 1445 H
Skripsi telah diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) dalam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada Jurusan
Bimbingan Konseling Pendidikan Islam UIN-SU Medan.
Panitia Sidang Munaqasyah Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN-SU Medan
Ketua Sekretaris

Alfin Siregar, M.Pd.I Ali Daud, M.Pd.


NIP.198607162015031002 NIP.198811182019031007

Anggota Penguji

1.Dr. Afrahul Fadhilah Daulai, M.A 2. AlfinSiregar, M.Pd.I


NIP.196812141993032001 NIP.198607162015031002

3. Nurhayani, S.Ag., S.s., M.Si. 4. Drs. Purbatua Manurung, M.Pd


NIP.197607192001122002 NIP. 196605171987031004

Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN-SU Medan

Prof. Dr.Tien Rafida, M.Hum

NIP.1970111101997032004
Nomor : Istimewa Medan, 24 Agustus 2023
Lamp :- Kepada Yth :
Hal : Skripsi Bapak Dekan Fakultas Ilmu
a.nKhansa Azahaara Pertiwi Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sumatera Utara
Di
Medan

Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan Hormat,
Setelah membaca, dan meneliti, dan memberi saran-saran perbaikan
seperlunya terhadap skripsi a.n Khansa Azahaara Pertiwi yang berjudul
“Penerapan Layanan Konseling Kelompok Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Siswa Kelas XI di SMK N 1 Kutacane”, maka kami berpendapat bahwa
skripsi ini sudah dapat diterima untuk dimunaqasyahkan pada sidang Munaqasyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SU Medan.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian Saudara kami ucapkan
terimakasih.
Wassalamualaikum.Wr.Wb

Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II

Drs. Purbatua Manurung, M. Pd Dra. Afrahul Fadhila Daulai, MA


NIP.196605171987031004 NIP.196812141993032001
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Khansa Azahaara Pertiwi
NIM : 0303193207
Jurusan : Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
Judul Skripsi : Penerapan Layanan Konseling Kelompok dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Akuntansi
Kelas XI di SMK N 1 Kutacane.

Saya menyatakan skripsi saya yang berjudul “Penerapan Layanan Konseling


Kelompok Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI di SMK N 1
Kutacane” sebagai karya saya. Kutipan yang terkandung dalam makalah ini
dibuat dengan cara yang konsisten dengan etika ilmiah. Mengenai pernyataan ini,
jika suatu saat pihak lain menentang kebenaran tulisan saya atau menemukan
unsur plagiarism atau bukti yang sangat kuat dari penjiplakan atau kutipan yang
melanggar etika ilmiah, saya bersedia menerima sanksi berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Medan, 24 Agustus 2023


Yang membuat pernyataan

Khansa Azahaara Pertiwi


NIM. 0303193207
ABSTRAK

Nama : Khansa Azahaaara Pertiwi


NIM : 03.03.19.3207
Jurusan : Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
Pembimbing I : Drs. Purbatua Manurung, M.Pd
Pembimbing II : Dr. Afrahul Fadhila Daulai, MA
Judul Skripsi : Penerapan Layanan Konseling Kelompok
Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Akuntansi Kelas XI di SMK N 1 Kutacane.

Bimbingan konseling memiliki tujuan membantu Konseli mencapai


perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar,
sosial, dan karir.Untuk mengatasi kesulitan belajar bimbingan konseling hadir
untuk dapat mengurangi masalah ini. Dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling disekolah terdiri dari enam bidang bimbingan yaitu, bidang bimbingan
pribadi, bidang bimbingan social, bidang bimbingan belajar, bidang bimbingan
karir dan ditambah lagi dengan dua bidang tambahan yaitu, bidang bimbingan
kehidupan berkeluarga dan bidang bimbingan beragama.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kaualitatif, teknik pengumpulan data
penelitian ini ialah wawancara mendalam, observasi partisipan, dan
dokuentasi.Selanjutnya teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data,
sajian ata (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1) pelaksanaan layanan
konseling kelompok telah dilaksanakan oleh guru BK namun pemberian layanan
belum secara menyeluruh, 2) Pemahaman siswa/i tentang pentingnya mengatasi
kesulitan belajar, 3) Layana Konseling Kelompok yang diberikan kepada peserta
didik sangatlah penting, karena dengan layanan konseling kelompok dapat
membantu guru BK untuk membuat peserta didiknya lebih baik lagi dalam
mengatasi kesulitan belajar.

Kata Kunci : Bimbingan Konseling, Layanan Konseling Kelompok, Kesulitan


Belajar

Mengetahui,
Pembimbing I

Drs. Purbatua Manurung, M. Pd


NIP. 196605171987031004
ABSTRACT

Nama : Khansa Azahaaara Pertiwi


NIM : 03.03.19.3207
Jurusan : Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
Pembimbing I : Drs. Purbatua Manurung, M.Pd
Pembimbing II : Dr. Afrahul Fadhila Daulai, MA
Judul Skripsi : Penerapan Layanan Konseling Kelompok
Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Akuntansi Kelas XI di SMK N 1 Kutacane.

Guidance counseling has the aim of helping the Counselee achieve optimal
development and complete independence in personal aspects, learning, social and
career. To overcome learning difficulties, counseling guidance is available to be
able to reduce this problem. In implementing guidance and Counseling at school
consists of six areas of guidance, namely, the field of guidance personal, social
guidance, learning guidance, guidance career and added with two additional
fields, namely, the field of guidance family life and the field of religious guidance.

This type of research is qualitative research, data collection techniques This


research consists of in-depth interviews, participant observation, and
documentation. Furthermore, the data analysis technique used is data reduction,
data presentation (data display), and drawing conclusions or verification.

The results obtained from this research are 1) service implementation group
counseling has been carried out by guidance and counseling teachers but the
provision of services not yet comprehensive, 2) Students' understanding of the
importance of overcoming learning difficulties, 3) Group Counseling Services
provided to participants education is very important, because with group
counseling services you can help guidance and counseling teachers to make their
students better at overcome learning difficulties.

Keywords: Guidance Counseling, Group Counseling Services, Difficulties Study

Mengetahui,
Pembimbing I

Drs. Purbatua Manurung, M. Pd


NIP. 196605171987031004
KATA PENGANTAR

Ungkapan kalimat puja dan puji syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah
SWT, bahwasanya karena ridho dan rahmat-Nyalah penulis dapat menuntaskan
penyusunan penulisan penelitian ini. Tidak lupa sholawat kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kelak kita ditempat yang sama dengan
beliau. Penulis menyadari karya tulis ilmiah berupa penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik yang berkenaan dengan substansinya maupun tata
tlisnya.Oleh karenanya, penulis berharap semoga saja penelitian ini bermanfaat
dan dapat menjadi amal baik bagi penulis.

Tuntasnya penyusunan penulisan penelitian ini merupakan satu jesatuan


utuh atas kerja keras, kegigihan, kesabaran, dukungan doa, dorongan, dukungan,
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Sudah pantas dan selayaknyalah,
apabila penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi- tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa kepada penulis.

Ucapan terima kasih setulusnya dan penghargaan yang setinggi- tinginya


disampaikan kepada yang terhormat.

1. Ibu Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara
2. Ibu Prof. Dr. Tien Rafida, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
3. Ketua dan Sekretaris Program Studi Bimbingan Konseling Pendidikan Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara
4. Bapak Drs. Purbatua Manurung, M. Pd dan Ibu Dr. Afrahul Fadhilah Daulai,
M.A selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah mengarahkan,
membimbing, dan memberikan motivasi kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian dan menyelesaikan penyusunan penulisan skripsi, mulai dari awal
sampai selesai.
5. Alhamdulilah dan Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Drs. Purbatua
Manurung, M. Pd dan Ibu Dr. Afrahul Fadhilah Daulai, M.A selaku Dosen
Pembimbing sekaligus penguji saya juga, dan tak lupa pula penulis ucapkan
kepada penguji yang lainnya yaitu Bapak Dr. Khairuddin M.Ag, Bapak Alfin
Siregar, M.Pd.I dan Ibu Nurhayani, S.Ag., S.s., M.Si. yang telah
mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran/masukan untuk
melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penyusunan penulisan skripsi,
mulai dari ujian seminar proposal skripsi sampai dengan selesai.
6. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada pemberi beasiswa
KIP- Kuliah UIN SU Medan, yang telah membantu saya juga memberikan
beasiswa KIP- Kuliah selama 4 tahun kepada saya hingga sampai saat ini
penulis dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu.
7. Segenap Dosen Jurusan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara yang telah memberikan ilmnya kepada penulis.
8. Keluarga Besar saya termasuk saudara- saudara saya, atas doa bimbingan,
serta kasih sayang yang selalu tercurah selama ini.
9. Keluarga besar BKPI khususnya teman- teman seperjuangan saya di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, terimakasih atas semua dukungan, semangat,
serta kerjasamanya.
10. Sahabat seperjuangan penulis yaitu Dara Saleha, Yuni Fatharani, Bella, Rani,
Salsa, Qayum, Dani dan teman-teman yang tidak bisa penulis tulis namanya
satu persatu yang selalu mendengarkan keluhan dan selalu melihat keriwehan
saya yang selalu bilang penulis pasti bisa, dan memberikan saran dan bantuan
selama proses Perkuliahan penulis.
11. Kepada Sekolah SMK Negeri 1 Kutacane, Guru BK, Kepala Sekolah, Guru-
guru beserta siswa Kelas XI AK-1 Dan AK-2 yang telah memberikan
dukungan serta bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Jodoh Penulis kelak yang tertera di Lauhul Mahfudz kelak kamu adalah salah
satu alasan penulis menyelesaikan skripsi ini, meskipun saat ini penulis tidak
mengetahui keberadaanmu. Karena penulis yakin bahwa sesuatu yang
ditakdirkan menjadi milik kita akan datang dengan sendirinya kepada kita.

Pada keberkahan yang baik ini juga, khusus penulis sampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang sangat tulus dan ikhlas ditujukan kepada
kedua orangtua (Karnoto dan Muzirah), dan kedua orangtua yang saya juga sudah
menganggap mereka adalah bagian keluarga saya juga yaitu (Darma Putra S.PdI
dan Ratnawati Ama.pd), sahabat saya dan lebih yang saya anggap dari sahabat
seperti Kakak saya sendiri (Dara Saleha dan Yuni Fatharani) terimakasih karena
sudah selalu ada buat saya, yang tidak bisa diungkapkan dengan kata- kata, suka
dan duka yang di lewati bersama-sama selama 8 Semester ini hingga sekarang ini,
Abang (Nizam) Kakak yang sudah saya anggap beliau adalah kakak saya juga
(Arina Manasikana S.Pd) serta adik- adik saya terutama adik kandung saya
(Nadiah Najah) dan (M. Ala Baihaqi dan Rada Maghfirah) yang senantiasa
memberikan dukungan semangat dan doa selama saya mengerjakan setiap proses
dan tahap dalam penyusunan ini, sehingga penulis pada akhirnya berhasil
menyelesaikan penulisan penelitian ini.

Semoga saja atas segala doa, dukungan, bimbingan, dorongan, dan bantuan
yang telah diberikan oleh semua pihak diatas mendapat pahala berlimpah dari
Allah SWT. Aamiin

Medan, 24 Agustus 2023


Penulis

Khansa Azahaara Pertiwi


NIM. 0303193207
i
DAFTAR ISI

COVER
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
SURAT ISTIMEWA
ABSTRAK
LEMBER PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kesulitan Belajar ..........................................................................................7
1. Pengertian Kesulitan Belajar ...................................................................7
2. Ciri-ciri Kesulitan Belajar.........................................................................8
3. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar....................................................................9
4. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar.....................................................11
5. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar..............................................12
6. Gejala-Gejala Kesulitan Belajar .............................................................14
B. Konseling Kelompok ...................................................................................14
1. Layanan Konseling Kelompok ...............................................................14
2. Pengertian Konseling Kelompok ............................................................15
3. Tujuan Konseling Kelompok ..................................................................17
4. Manfaat Konseling Kelompok ................................................................18
5. Asas-Asas Konseling Kelompok ............................................................19

ii
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konseling Kelompok .....................20
7. Keterampilan Dasar Pimpinan Kelompok...............................................23
8. Tahapan dalam Konseling Kelompok.....................................................26
C. Kerangka Berpikir .......................................................................................28
D. Definisi Operasional ....................................................................................29
E. Penelitian yang Relevan ..............................................................................29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.............................................................................................31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................31

1. Lokasi Penelitian.....................................................................................31
2. Waktu Penelitian .....................................................................................32
C. Instrument Pengumpulan Data ....................................................................32

D. Teknik Analisis Data....................................................................................36

E. Teknik Penentu Keabsahan Data..................................................................37

BAB IV Hasil Dan Pembahasan


A. Temuan Umum..........................................................................................39
1. Deskripsi Objek Penelitian......................................................................39
B. Temuan Khusus.........................................................................................53
1. Penerapan Layanan Konseling Kelompok Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Siswa di SMK N 1 Kutacane .................................53
C. Penerapan Konseling Kelompok...............................................................62
D. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok .............................................65
BAB V Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................70
B. Saran..........................................................................................................70
Daftar Pustaka .......................................................................................................71
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian.................................................................................. 32


Tabel 4.1 Data Guru Dan Tenaga Pendidik......................................................... 42
Tabel 4.2 Data Peserta Didik Kelas X................................................................. 46
Tabel 4.3 Data Peserta Didik Kelas XI............................................................... 49
Tabel 4.4 Tahapan dan Langkah-Langkah Konseling Kelompok........................ 65

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir.............................................................................28

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Format Hasil Praktik KKp I

Format Hasil Praktik KKp II

Format Hasil Praktik KKp III

Lampiran II Panduan Perlakuan

Lampiran III Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

Lampiran IV Dokumentasi Penelitian

Lampiran V Verbatim Hasil Wawancara

Lampiran VI Daftar Riwayat Hidup

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada era saat ini yang dimana era kompetitif, semua Negara berusaha untuk
meningkatkan kualitas pendidikannya, karena dengan adanya kualitas pendidikan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada suatu Negara. Hal ini senada
dengan Pasal 31 Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 (UUD: 1945 Pasal 31 Ayat
1) yang berbunyi, “Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan”.
Pentingnya pendidikan menjadikan pendidikan dasar bukan hanya menjadi hak
warga Negara, namun juga kewajiban Negara.UUD 1945 melalui Pasal 31 Ayat 2
bahkan mewajibkan pemerintah untuk membiayai pendidikan dasar.
Menurut Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) (UUD No.
20: 2003) tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dalam dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan merupakan proses pembelajaran peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga dapat membentuk kepribadian,
watak serta memiliki akhlak yang mulia, sehat, berilmu, kreatif dan dapat menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
bertanggung jawab.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Pusat (BPS: www.bps.go.id) lulusan
siswa SMK semakin menurun dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 2020 lulusan
SMK yang memasuki dunia pendidikan lanjutan maupun pekerjaan sebesar
13,55% pada tahun 2021sebesar 11,13% dan pada tahun 2022 mencapai angka
9,42%. Angka ini menunjukkan bahwa lulusan SMK banyak yang menganggur.
Dari fenomena ini penyelenggaraan pendidikan di sekolah pada umumnya
hanya ditujukan kepada para siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata,
sehingga para siswa yang berkemampuan sedang atau kurang sering terabaikan.

1
2

Dengan demikian siswa yang memiliki kemampuan yang kurang tidak


mendapatkesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan
kapasitasnya. Beranjak dari sini timbul apa yang disebut dengan kesulitan belajar
(learning difficult) yang menimpa siswa berkemampuan sedang atau rendah.
Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang memiliki
kemampuan rata-rata (normal) yang disebabkan oleh banyak faktor tertentu yang
menghambat tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan.Kesulitan
belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, fisiologis
maupun munculnya kelainan prilaku (misbehavior) sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Syah mengungkapan bahwa fenomena kesulitan belajar seseorang siswa
biasanya tampak jelas dari menurunnya prestasi akademik atau kinerjanya.
Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan kemunculan kelainan
prilaku (misbehavior) siswa seperti berprilaku aneh didalam kelas, mengganggu
teman, berkelahi, bolos sekolah dan sering meninggalkan jam pelajaran di kelas.
(Syah, 2008: 173).
Siswa atau peserta didik merupakan subjek yang mendapatkan setiap
program-program yang dirancang oleh guru, dan kesemuanya belum tentu dapat
memahami secara cepat apa yang diajarkan. Kondisi inilah yang akan menjadi
situasi dimana kebutuhan akan bimbingan dan konseling sangat penting untuk
dilakukan.
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud: No. 111
tahun 2014) Republik Indonesia No. 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan
konseling pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah menjelaskan
bahwa setiap peserta didik/konseli satu dengan lainnya itu berbeda berdasarkan
kecerdasan, bakat, minat, kepribadian dan fisik serta latar belakang keluarga yang
dihadapi perserta didik sehingga memerlukan adanya layanan bimbingan dan
konseling.
Bimbingan konseling memiliki tujuan membantu Konseli mencapai
perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar,
sosial, dan karir. Dengan kata lain, proses konseling haruslah merupakan layanan
3

professional yang diberikan oleh konselor kepada seseorang yang mengalami


masalah (Erhamwilda, 2009: 75).
Untuk mengatasi kesulitan belajar bimbingan konseling hadir untuk dapat
mengurangi masalah ini. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah
terdiri dari enam bidang bimbingan yaitu, bidang bimbingan pribadi, bidang
bimbingan social, bidang bimbingan belajar, bidang bimbingan karir dan
ditambah lagi dengan dua bidang tambahan yaitu, bidang bimbingan kehidupan
berkeluarga dan bidang bimbingan beragama.
Kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam menyerap pelajaran yang
diajarkan oleh guru merupakan sebuah kondisi dari kesulitan belajar. Menurut
Blassic dan Jones yang dikutip dalam bukunya Sugihartono et al., kesulitan
belajar yang dialami siswa menunjukkan adanya kesenjangan atau jarak antara
prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh
siswa pada kenyataannya (M Irham & Novan, 2003: 253-254).
Artinya, disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan kondisi dimana
peserta didik tidak dapat menerima atau mengikuti proses pembelejaran sehingga
berdampak pada prestasi akademik yang diharapkan.Kondisi seperti ini
membutuhkan peran guru bimbingan dan konseling. Karena seluruh proses
konseling merupakan peran yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling
dalam mengatasi berbagai permasalahan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah juga terdapat Sembilan (9)
layanan yaitu: Layanan orientasi, layanan informasi, layanan penguasaan konten,
layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan kelompok, layanan
konseling kelompok, layanan konseling individual, layanan mediasi, dan juga
layanan konsultasi. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling juga memiliki
layanan pendukung yaitu: aplikasi instrument, himpunan data, kunjungan rumah,
alih tangan kasus, dan tampilan kepustakaan.
Salah satu layanan bimbingan dan konseling tersebut layanan konseling
kelompok menjadi suatu yang menarik bagi peneliti untuk mengungkap
permasalahan mengenai kesulitan belajar.Tujuan dari layanan konseling
kelompok adalah membantu siswa dalam memecahkan masalah yang sedang
4

dihadapi serta mengembangkan diri dan potensi yang dimiliki untuk mencapai
perkembangan yang optimal.Layanan konseling kelompok juga memberikan
kesempatan bagi siswa lebih untuk memahami dan mengerti keadaan dan potensi
yang ada dalam diri.
Beberapa pendapat ahli yang menjelaskan pentingnya konseling kelompok
diuangkap oleh Murad yang menyatakan bahwa konseling kelompok adalah
“suatu prosedur membantu yang dimulai dengan anggota kelompok
mengeksplorasi dunia mereka sendiri bertujuan mengidentifikasi, pikiran,
perasaan dan melakukan proses yang ada dalam suatu cara self-defeating.
Anggota menentukan dan mendeklerasikan pada kelompok apa tingkah laku
mereka yang produktif dan memutuskan untuk memilih bersama-sama anggota
kelompok lain tingkah laku apa yang akan dibahas, diperbaiki”(Murad, 2009: 1).
Hal ini senda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Utami &
kushendar, 2019, Vol. 1(2)) menjelaskan bahwasanya konseling kelompok dengan
teknik restructuring kognitif dapat meningkatkan resiliensi akademik yang
didasarkan atas pengaruh yang signifikan teknik restructuring kognitif dinilai
efektif untuk meningkatkan resiliensi akademik.
Selanjutnya Sukardi menjelaskan bahwa layanan konseling kelompok
adalah jenis layanan bimbingan dan konseling yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk membahas dan mengentaskan permasalahannya yang
dialami melalui dinamika kelompok(Sukardi, 2007: 68).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis didapatkan bahwa
SMK Negeri 1 Kutacane ini terlaksanan dengan baik.Meskipun masih terdapat
beberapa kendala yang umum terjadi yang dialami oleh siswa. Seperti cara
meningkatkan minat beajar siswa lebih baik lagi dari sebelumnya dan untuk
kedepannya. Kemudian dalam pembelajaran ada salah satu factor penting
efektivitas pembelajarannya factor evaluasi, baik terhadap maupun hasil
pembelajaran.Untuk metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam
menyusun tes sudah baik dan berkualitas karena keputusan hasil tes tersebut
berdampak terhadap siswa.Hal ini jelas metode pembelajaran bersifat
kompleksitas kepada siswa siswi.
5

Oleh karenanya, layanan dalam bimbingan dan konseling sangat diperlukan


untuk diberikan kepada siswa agar siswa mampu mengatasi permasalahannya
tersebut.Salah satunya dengan memberikan layanan konseling kelompok agar
siswa mampu memecahkan permasalahan yang sedamg dialaminya.
Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji beberapa gejala
dalam kesulitan belajar khususnya dikarenakan oleh kognitif prilaku.Berdasarkan
data awal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih
mendalam mengenai problem-problem kesulitan belajar yang dialami oleh peserta
didik di SMK Negeri 1 Kutacane. Penelitian yang akan dilakukan ini akan
memfokuskan pada “Penerapan Layanan Konseling Kelompok Dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Akuntansi Kelas XI di SMK Negeri 1
Kutacane”

B. Rumusan Masalah
Berdsarkn latar belakang diatas, maka peneliti memfokuskan pada rumusan
masalah sebagai berikut: Bagaimana Penerapan Layanan Konseling Kelompok
untuk mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Kutacane?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui Penerapan Layanan
Konseling Kelompok untuk mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SMK Negeri 1
Kutacane.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini meliputi dua manfaat yaitu manfaat teoritis dan
praktis, adapun penjelasan manfaat secara teoritis dan secara praktis dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
6

Sebagai bahan informasi ilmiah untuk menambah wawasan dan


pengetahuan serta dalam pengembangan dalam bidang bimbingan dan
konseling kususnya tentang cara mengatasi kesulitan belajar pada siswa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa, SMK Negeri 1 Kutacane dapat mengatasi kesulitan dalam
belajar yang baik melaluli Layanan konseling kelompok.
b. Bagi Guru Pembimbing, sebagai masukan dalam menambah ilmu
pengetahuan tentang cara mengatasi kesulitan belajar siswa sehingga
dapat meningkatkan keterampilan guru terutama pembimbing dalam
memberikan bantuan.
c. Bagi Prodi Bimbingan dan Konseling, sebagai bahan referensi dalam
menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan khususnya mahasiswa
Prodi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam FITK UIN
Sumatera Utara.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kesulitan Belajar
1. Pengertian kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses
belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai
hasil belajar. Hambatan-hambatan itu dapat bersifat psikologis, sosiologis,
maupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya (Siti Mardiyati, 1994: 4-
5).
Menurut Ahmadi dan Supriyono, kesulitan belajar adalah “Suatu keadaan
dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, hal ini
tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi dapat juga disebabkan
oleh faktor non intelegensi”(Ahmadi dan Supriyono, 2003:77).
Seorang peserta didik dapat diduga mengalami kesulitan belajar bila
peserta didik yang bersangkutan menunjukkan kegagalan belajar tertentu dalam
mencapai tujuan-tujuan belajarnya.Di antara kegagalan tersebut adalah jika dalam
batas waktu tertentu peserta didik tidak dapat mencapai tingkat penguasaan
minimal dalam pembelajaran seperti yang ditetapkan oleh guru..Kesulitan belajar
ini tidak selalu disebabkan karena faktor inteligensi yang rendah (kelainan
mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi.
Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar.
Pengertian kesulitan belajar tersebut ada macam-macam kesulitan belajar dapat
dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:
a. Dilihat dari jenis kesulitan belajar ada yang berat dan ada yang ringan
b. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari ada yang sebagian bidang
studi dan ada yang seluruh bidang studi
c. Dilihat dari sifat kesulitannya ada yang bersifat permanen dan ada
pula yang bersifat hanya sementara
d. Dilihat dari segi faktor penyebabnya ada yang karena factor
intelegensi dan ada pula yang karena faktor non-intelegensi.

7
8

Sedangkan menurut Djamarah, mengatakan bahwa “suatu pendapat yang


keliru dengan mengatakan bahwa kesulitan belajar anak didik
disebabkanintegensi, karena dalam kenyataannya cukup banyak anak didik yang
memiliki integensi tinggi, tetapi hasil belajar rendah, sejauh dari yang diharapkan
dan masih banyak anak didik dengan integensi yang rata-rata normal, tetapi dapat
meraih prestasi belajar yang tinggi, melebihi kepandaian anak didik dengan
integensi yang tinggi”(Djamarah, 2011:234).
Menurut Muliyadi menyatakan kesulitan belajar dapat diartikan sebagai
“suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan
tertentu untuk mencapai hasil belajar”(Muliyadi, 2010:6).

2. Ciri-ciri Kesulitan Belajar


Ciri-ciri Kesulitan Belajar Menurut Jamaris (Meryani, et.at 2018,Vol. 1),
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Menunjukkan hasil belajar yang rendah, dimaksudkan nilai yang didapat siswa
dibawah rata-rata; (2) hasil belajar yang tidak seimbang dengan usaha yang
dilakukan oleh siswa; (3) lambat dalam melaksanakan atau mengerjakan tugas
belajar yang diberikan dan juga selalu tertinggal dari teman-temanya dalam
menyelesaikan tugasnya; (4) menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti atuh
tak acuh, menentang, berpura-pura, dan memiliki sikap negatif; (5) menunjukkan
perilaku yang kurang baik contonya seperti membolos, datang terlambat dan juga
tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah (PR), sering mengganggu teman-
temannya di dalam maupun diluar kelas; (6) menunjukkan gejala emosi yang
kurang wajar dalam menghadapi situasi tertentu, misalnya tidak merasa sedih atau
menyesal mendapat nilai yang rendah.
Hampir sama dengan penjelasan diatas, Maharani (Maryani, et.al
2018:30), memaparkan gejala-gejala umum yang menyebabkan anak mengalami
kesulitan belajar, meliputi: (1) menunjukkan hasil atau nilai belajar yang rendah,
dibawah ratarata nilai yang dicapai oleh individu atau kelompok; (2) hasil yang
dicapai tidak sebanding dengan usaha; (3) lambat dalam melaksanakan tugas-
tugas kegiatan belajar yang diberikan kepada siswa; (4) menunjukkan sikap-sikap
yang kurang wajar, seperti acuh, menantang, mencari-cari perhatian; (5)
9

menunjukan tingkah laku yang bertentangan dengan aturan sepertihalnya


membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan tugas, mengganggu di dalam dan
di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar,
menyendiri, tidak mau bekerja sama dengan teman.
Bedasarkan ciri-ciri di atas dapat disimpulkan bahwa ciriciri dari
tinggkah laku yang berbeda dari setiap siswa lain merupakan suatu gejala
kesulitan belajar. Adapun kesulitan belajar adalah siswa yang menunjukkan hasil
belajar yang rendah, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah
dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, siswa yang
menunjukkan sikap yang kurang wajar, siswa menunjukkan tingkah laku kurang
wajar, dan juga siswa yang menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar membutuhkan perhatian dan pelayanan
khusus untuk mendapatkan hasil yang baik dalam belajar

3. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar


Menurut Mulyono (2012), kesulitan belajar secara umum dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu:

1. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (development


learning disabilities). Kesulitan ini mencangkup gangguan perhatian,
ingatan, motorik dan persepsi, bahasa dan berpikir.
2. Kesulitan belajar akademik (academic learning), yang mencangkup
kesulitan membaca, menulis dan berhitung atau matematika.

Adapun menurut Tanjungsari dan Soedjoko (2012), beberapa bentuk


kesulitan belajar yang biasanya ditemui di dalam kelas antara lain yaitu sebagai
berikut:
10

a) Kesulitan dalam memahami soal cerita

Kesulitan dalam kemampuan menerjemahkan berarti kesulitan


memahami soal cerita.Kesulitan dalam kemampuan menerjemahkan ditunjukkan
dengan kesalahan dalam menafsirkan bahasa soal. Untuk dapat menyelesaikan
soal cerita dengan baik, siswa harus dapat menemukan apa yang diketahui, apa
yang dicari, dan prinsip atau konsep apa yang akan digunakan serta mencari
alternatif lain untuk menyelesaikannya. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal
cerita pada umumnya disebabkan karena siswa tidak mengetahui apa yang
diketahui, dan apa yang ditanyakan, tidak dapat mengubah kalimat soal ke dalam
kalimat matematika atau sebaliknya.

b) Kesulitan dalam menggunakan konsep

Konsep menunjuk pada pemahaman dasar.Konsep adalah ide


abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengkategorikan
sekumpulan objek.Siswa dapat mengembangkan suatu konsep ketika mereka
mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda tertentu.
Berdasarkan hal tersebut, untuk mengkongkretkan konsep baru siswa dapat diberi
kegiatan yang memungkinkan mereka mengoptimalkan fungsi panca indra mereka
seperti: melihat, meraba, mendengar, dan mengkomunikasikan.

c) Kesulitan dalam menggunakan prinsip

Kesulitan dalam memahami dan menerapkan prinsip sering terjadi


karena tidak memahami konsep dasar yang melandasi prinsip tersebut. Siswa
yang tidak memiliki konsep yang digunakan untuk mengembangkan prinsip
sebagai suatu butir pengetahuan dasar akan mengalami kesulitan dalam
memahami dan menggunakan prinsip. Kekurang-pahaman tentang konsep-konsep
dasar adalah penyebab utama kesulitan dalam mempelajari prinsip-prinsip dengan
metode penemuan terbimbing.

4. ProsedurDiagnosis Kesulitan Belajar


11

Diagnosis merupakan istilah terminologi yang diambil dari bidang medis.


Menurut Thorndike dan Hagen, sebagaimana dikutip oleh Abin Syamsuddin
Makmun dalam bukunya Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran
Modul, diagnosis dapat diartikan sebagai:
a) Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness,
disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan
studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms);
b) Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk
menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya
yang esensial;
c) Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama
atas gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.
Proses diagnosis bukan hanya sekadar mengidentifikasi jenis dan
karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu,
melainkan juga melakukan suatu usaha untuk mendeskripsikan kemungkinan dan
menyarankan tindakan pemecahannya.
Jika kegiatan diagnosis diarahkan pada masalah yang terjadi pada belajar,
maka disebut sebagai diagnosis kesulitan belajar. Melalui diagnosis kesulitan
belajar tersebut, gejala-gejala yang menunjukkan adanya kesulitan dalam belajar
Dapat disimpulkan bahwa diagnosis kesulitan belajar sebagai suatu proses
upaya dalam memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan
belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data/informasi
selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil
kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif kemungkinan pemecahan
masalahnya
Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas
langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar
jenis tertentu yang dialami siswa.Prosedur seperti ini dikenal sebagai “diagnostik”
kesulitan belajar.
Banyak langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru, antara
lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener & Senf (1982 dalam Nurjan,
2016, hlm. 200) sebagai berikut.
12

a) Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang


siswa/siswi ketika mengikuti pelajaran.
b) Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa/siswi khususnya yang
diduga mengalami kesulitan belajar.
c) Mewawancarai orang tua atau wali siswa/siswi untuk mengetahui hal
ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
d) Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk hakikat
kesulitan belajar yang dialami siswa/siswi.
e) Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada
siswa/siswi yang diduga mengalami kesulitan belajar.

Secara umum, langkah-langkah tersebut dapat dilakukan dengan mudah


oleh guru kecuali langkah ke-5 (tes IQ).Untuk keperluan tes IQ, guru dan orang
tua siswa dapat berhubungan dengan klinik psikologi.

5. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Kesulitan Belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris
learning disability.Terjemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena
learning artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan; sehingga
terjemahan yang benar seharusnya ketidakmampuan belajar.Istilah kesulitan
belajar digunakan dalam buku ini karena dirasakan lebih optimistik.Kesulitan
belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan dilapangan ilmu
pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran (Mulyono, 2012: 1).
Faktor penyebab adalah hal-hal yang menjadi penyebab seseorang
mengalami sesuatu.Dalam hal ini faktor penyebab kesulitan belajar siswa adalah
hal-hal yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar
yang dihadapi oleh siswa disekolah akan bersumber daru beberapa hal yang
menjadi penyebabnya atau latar belakangnya. Untuk itu dalam usaha membantu
siswa tersebut perlu digali hal yang melatarbelakangi adanya kesulitan belajar
siswa.
Menurut faktor penyebab tumbuhnya kesulitan belajar terdiri atas dua
macam, yakni:
13

a) Faktor Internal Siswa


Faktor Internal siswa meliputi gangguan atau kekurangan psik-fisik
yakni:
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual/integensi siswa.
2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), anatar lain seperti labilnya emosi
dan sikap siswa.
3) Yang berssifat psikomotorik (ranah karsa), antara lain seperti
tergantungnya alat-alat indra pengelihat dan pendengar (mata dan
telinga)(Muhibbin Syah, 2008:183).

b) Faktor Eksternal Siswa


Faktor eksternal siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor
lingkungan ini meliputi:
1) Lingkunga keluarga, contohnya: ketidak harmonisan hubungan
antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi
keluarga.
2) Lingkungan perkampungan atau masyarakat, contohnya: wilayah
perkampungan kumuh dan teman sepermainan (peer group) yang
nakal.
3) Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah
yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat yang
berkualitas rendah.

6. Gejala-Gejala Kesulitan Belajar


Menurut Ahmadi dan Supriyono (2013:94), beberapa gejala sebagai
pertanda adanya kesulitan belajar:
a) Menunjukkan prestasi belajar yang rendah, di bawah rata-rata nilai
yang dicapai oleh kelompok kelas.
14

b) Hasila belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang


dilakukan. Ia berusaha keras tetapi nilainya selalu rendah.
c) Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal
dengan kawan-kawannya dalam semua hal, misalnya dalam
mengerjakan soal-soal dalam menyelesaikan tugas-tugas.
d) Menunjukakan sikap yang kurang wajar.
e) Anak didik menunjukkan tingkah laku yang berlebihan (Ahmadi dan
Supriyono, 2013:94).
Gejala-gejala tersebut harus diketahui oleh guru supaya guru dapat
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dari gejala tersebut maka
guru dapat bekerja sama dengan guru bimbingn konseling untuk mengetahui
faktor apa saja yang menyebabkan siswa mengalami gejala kesulitan belajar.

B. Konseling Kelompok
1. Layanan Konseling Kelompok
Bimbingan konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan
konseli baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk
membantu konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya ataupun
memecahkan permasalahan yang dialaminya. Didalam bimbingan konseling
terdapat beberapa layanan bimbingan konseling salah satunya adalah layanan
konseling kelompok.
Layanan konseling kelompok yaitu salah satu bentuk teknik bimbingan,
konseling kelompok merupakan bagian terpadu dari keseluruhan program
bimbingan dan konseling dimana layanan konseling perorangan yang
dilaksanakan didalam suasana kelompok dalam rangka mengentaskan masalah.

2. Pengertian Konseling Kelompok


Konseling merupakan upaya membantu individu melalui proses interaksi
yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli mampu memahami diri dan
lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan
nilai-nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif (Achmad
Juntika, 2007: 10).
15

Konseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi


kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada
pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya.Konseling
kelompok bersifat memberi kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan
individu, dalam arti member kesempatan, dorongan, juga pengarahan kepada
individu-individu yang bersangkutan untuk mengubah sikap dan prilakunya
selaras dengan lingkungannya.
Menurut George M. Gazda dalam buku Winkel mengemukakan
konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, yang terpusat
pada pemikiran dan perilaku yang disadari (WInkel & Hastuti, 2004: 590).
Sedangkan menurut Hamdani Bkran Adz-Dzaky konseling kelompok
adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran, dan pedoman kepada
individu (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien mengembangkan
potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat
menangggulangi problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar
secara mandiri (Erhmwilda, 2009:99).
Layanan konseling kelompok adalah salah satu bentuk teknik
bimbingan.Konseling kelompok merupakan bagian terpadu dari keseluruhan
program bimbingan dan konseling komprehensi yaitu bagian terpadu dari
keseluruhan program pendidikan setiap sekolah sesuai dengan perkembangan
siswa. Pengertian layanan konseling kelompok menurut beberapa ahli sangat
beragam, di antaranya adalah menurut konseling kelompok adalah “suatu
prosedur membantu yang dimulai dengan anggota kelompok mengeksplorasi
dunia mereka sendiri bertujuan mengidentifikasi, pikiran, perasaan dan melakukan
proses yang ada dalam suatu cara self-defeating. Anggota menentukan dan
mendeklerasikan pada kelompok apa tingkah laku mereka yang produktif dan
memutuskan untuk memilih bersama-sama anggota kelompok lain tingkah laku
apa yang akan dibahas, diperbaiki”(Murad, 2009:1).
Menurut Achmad Juntika mengatakan bahwa konseling kelompok adalah
“suatu proses antar pribadi yang dinamis dan terfokus pada pikiran dan tingkah
laku yang didasari serta dibina dalam suatu kelompok yang dimanfaatkan untuk
16

meningkatkan pemahaman dalam penerimaan diri menuju perilaku yang lebih


baik dari sebelumnya”(Achmad Juntika, 2010:22).
Layanan konseling kelompok menurut Mungin Eddy Wibowo “suatu
proses yang mana konselor terlibat dalam suatu hubungan dengan sejumlah klien
pada waktu yang sama”(Mungin Eddy Wibowo, 2005:34).
Sedangkan menurut Pauline adalah “konseling terdiri dari 4-8 konseli
yang bertemu dengan 1-2 konselor, dalam prosesnya konseling kelompok dapat
membicarakan beberapa masalah, seperti kemampuan dalam membangun
hubungan dan komunikasi, pengembangan harga diri, dan keterampilan-
keterampilan dalam mengatasi masalah”(Pauline Harrison, 2002:7).
Sedangkan menurut Juntika Nurihsan yang mengatakan bahwa
konseling kelompok adalah “suatu bantuan kepada individu dalam situasi
kelompok yang bersifat pencegahan daan penyembuhan, serta diarahkan pada
pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya”(Juntika,
2006:24).
Sedangkan menurut Prayitno dalam buku Tohirin menjelaskan, secara
umum tujuan layanan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan
soaialisasi siwa, khususnya kemampuan berkomunikasinya.Melalui layanan
konseling kelompok, hal-hal dapat menghambat atau menganggu sosialisasi dan
komunikasi siswa diungkap dan didinamikakan melalui berbagai teknik, sehingga
kemampuan sosialisasi dan berkominikasi siswa berkembang secara optimal.
Melalui layanan konseling kelompok juga dapat dientaskan masalah klien(siswa)
dengan memanfaatkan dinamika kelompok (Tohirin, 2007:180)
Selanjutnya menurut Prayitno secara khusus yaitu fokus layanan
konseling kelompok adalah masalah pribadi individu peserta layanan, makalaynan
konseling kelompok yang intensif dalam upaya pemecahan masalah tersebut, para
peserta memperoleh dua tujuan sekaligus, yaitu:
a) Terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawancara dan
bersosialisasi dan komunikasi.
b) Terpecahnya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya
imbahasan pemecahan masalah tersebut bagi individu lain yang
menjadi peserta layanan.
17

Maka dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok adalah untuk


memecahkan permasalahan anggota kelompok yang didalamnya terdapat tingkah
laku yang sadar, mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya,
keimanan dan keyakinan serta saling tolong-menolong kepada anggota kelompok
lainnya.
3. Tujuan Konseling Kelompok
Tujuan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan
sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasinya.Melalui konseling
kelompok hal-hal yang dapat didinamikakan melalui berbagai teknik, sehingga
kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi siswa berkembang secara
optimal.Sebaik apa pun format konseling yang digunakan, tetap saja akan kita
lihat kekurangan atau keterbatasan pada praktiknya. Berikut ini adalah
keterbatasan yang terdapat dalam konseling kelompok seperti ditulis oleh Latipun
(2010:69) :
a) Klien perlu menjalani konseling kelompok individual terlebih dahulu
sebelum mengikuti konseling kelompok. Karena apabila tidak
dilakukan, ia akan mengalami kesulitan untuk langsung bergabung
dengan anggota kelompok.
b) Konselor harus memberikan perhatian secara adil pada semua anggota
kelompok. Dan hal ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan.
c) Kelompok dapat bubar seketika karena masalah dalam “proses
kelompok”.
d) Klien yang sulit mempercayai orang lain akan berpengaruh negatif
pada situasi konseling secara keseluruhan.

Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya menjelaskan bahwa tujuan


konseling kelompok terdiri dari 4, yaitu:
a) Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan banyak
orang.
b) Melatih anggota kelompok untuk dapat bertenggang rasa terhadap
teman sebayanya.
18

c) Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota


kelompok.
d) Mengentaskan permasalahan-permasalahan anggota
kelompok(Sukardi, 2008: 68).
Sedangkan menurut Prayitno dalam buku Tohirin menjelaskan, secara
umum tujuan layanan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan
soaialisasi siwa, khususnya kemampuan berkomunikasinya. Melalui layanan
konseling kelompok, hal-hal dapat menghambat atau menganggu sosialisasi dan
komunikasi siswa diungkap dan didinamikakan melalui berbagai teknik, sehingga
kemampuan sosialisasi dan berkominikasi siswa berkembang secara optimal.
Melalui layanan konseling kelompok juga dapat dientaskan masalah klien(siswa)
dengan memanfaatkan dinamika kelompok (Tohirin, 2007: 180).

4. Manfaat Konseling Kelompok


Menurut defenisi, manfaat konseling kelompok yaitu dapat bermaanfaat
karena melalui interaksi dengan anggota-angggota kelompok, mereka akan
mengembangkan berbagai keterampilan yang pada intinya meningkatkan
kepercayaan diri(self confidence) dan kepercayaan terhadap orang lain.
Adapun Menurut Adhiputramenyatakan bahwa manfaat konseling
kelompok yaitu:
a) Mampu memperluas populasi layanan.
b) Menghemat waktu pelaksanaan.
c) Mengajarkan individu untuk selalu komitmen pada aturan.
d) Mengajarkan individu untuk hidup dalam suatu lingkungan yang lebih
luas.
e) Terbuka terhadap perbedaan dan persamaan dirinya dengan orang
lain(Adhiputra, 2011:13).
Sedangkan menurut Natawidjaja menyatakan manfaat konseling
kelompok sebagai berikut :
a) Dapat mengemukakan hal-hal yang penting bagi dirinya.
19

b) Memperoleh balikan yang cepat dari anggota kelompok lain dan


pimpinan kelompok dalam mengalami suatu kesempatan untuk
menguji suatu prilaku baru.
c) Meningkatkan kepercayaan diri(Natawidjaja, 2009:38).
Berdasarkan kedua manfaat diatas, maka manfaat diberikannya konseling
kelompok ini kepada siswa/klien diantaranya :
a) Membantu siswa agar berkembang menjadi pribadi yang mandiri,
bertanggung jawab, kreatif, produktif dan berprilaku jujur.
b) Membantu siswa untuk memahami diri dan lingkungannya.
c) Membantu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai
permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
d) Membantu mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan
bersosialisasi baik dirumah, sekolah maupun masyarakat.

5. Asas-Asas Konseling Kelompok


a) Asas Kerahasiaan
Para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa yang
dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui
orang lain.
b) Asas Keterbukaan
Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran,
tentang apa saja yang dirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa
malu dan ragu-ragu.
c) Asas Kesukarelaan
Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu
atau dipaksa oleh teman lain atau pemimpin kelompok.
d) Asas Kenormatifan
Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan
dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku.

6. Faktor Yang Mempengaruhi Konseling Kelompok


20

Untuk mencapai tujuan dalam konseling kelompok, maka konselor perlu


memerhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan proses
konseling. Yalom (dikutip dari Latipun, 2001:198) menyebutnya sebagai faktor
kuratif. Faktor- faktor tersebut antara lain : membina harapan, universitas,
pemberian informasi, altruisme, pengulangan korektif keluarga primer,
pengembangan teknik sosialisasi, peniruan tingkah laku, belajar menjalin
hubungan interpersonal, kohesivitas kelompok, katarsis, dan faktor- faktor
eksistensial. Berikut ini adalah penjelasannya.
a) Membina harapan Harapan akan menimbulkan perasaan optimis pada
diri klien untuk dapat menyelesaikan masalahnya. Melalui harapan,
klien akan belajar memahami dan mengembangkan teknik sosialisasi,
peniruan tingkah laku, belajar menjalin hubungan interpersonal,
kohesivitas kelompok, katarsis, dan faktor-faktor eksistensial. Berikut
ini adalah penjelasannya.
b) Universalitas (Universalitas) akan mengurangi tingkat kecemasan
klien karena mengetahui bahwa bukan hanya dirinya yang memiliki
masalah. Teman-teman satu kelompoknya juga memiliki masalah
walaupun dalam dimensi yang berbeda. Untuk itulah memberikan
pemahaman pada klien bahwa permasalahan adalah hal yang wajar
dalam kehidupan sangat diperlukan agar klien tertantang untuk
mengatasi masalahnya.
c) Pemberian informasi Informasi dapat diperoleh melalui pimpinan
kelompok (kelompok) maupun dari anggota kelompok lain. Informasi
ini meliputi pengalaman dari anggota kelompok, pemecahan masalah
yang ditawarkan oleh konselor atau anggota kelompok dan hal yang
bermakna bagi kehidupan klien.
d) Altruisme Altruisme mengacu kepada proses memberi dan menerima.
Klien yang merasa bahwa kelompoknya telah memberikan banyak
masukan dan kebaikan pada dirinya selama menjalani proses
konseling, akan melakukan hal yang sama terhadap anggota
kelompoknya. Hal ini akan mendorong terjadinya umpan balik antar-
anggota.
21

e) Pengulangan teknik sosialisasi berhubungan dengan cara anggota


kelompok menjalin hubungan interpersonal. Masing-masing klien
diharapkan dapat merasa sebagai satu keluarga yang saling
mendukung dan memberi perhatian layaknya hubungan saudara. Hal
ini akan lambat laun akan dipelajari oleh anggota kelompok sehingga
dapat mencoba perilaku baru dalam berhubungan dengan orang lain.
f) Pengembangan teknik sosialisasi Teknik sosialisasi berhubungan
dengan cara anggota kelompok menjalin hubungan interpersonal.
Masing-masing anggota belajar untuk dapat mengomunikasikan
keinginannya dengan tepat, memberikan perhatian dan dapat
memahami oranglain. Hal ini juga meliputi bagaimana kesiapan
anggota memperoleh umpan balik dari kelompok yang ditujukan
untuk dirinya.
g) Peniruan tingkah laku Peniruan tingkah laku diperolah dari
pengalaman atau hasil identifikasi anggota kelompok yang dirasakan
layak untuk ditiru. Mendapatkan model positif yang dapat ditiru akan
sangat menguntungkan anggota karena memudahkannya dalam
mempelajari tingkah laku baru yang lebih positif.
h) Belajar menjalin hungan interpersonal Anggota kelompok diharapkan
dapat saling belajar menjalin hubungan interpersonal dengan
kelompoknya. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain: berani
mengekspektasi dirinya dihadapan kelompok, merespon apa yang
disampaikan anggota kelompok serta meningkatkan sensitiitas
terhadap masalah anggota kelompoknya.
i) Kohesivitas kelompok Kohesivitas tidak terjadi begitu saja. Ada
bentuk penerimaan yang hangat dari masing-masing anggota serta
keinginan untuk terus menerus menjalin hubungan interpersonal yang
akrab. Apabila kohesivitas telah terbentuk, masingmasing anggota
akan dapat berinteraksi secara optimal dan tanpa keraguan
memberikan umpan balik demi kemajuan anggota kelompok.
j) Katarsis Anggota kelompok diharapkan dapat melepaskan katarsis
yang dimilikinya melalui pengungkapan perasaan baik secara positif
22

maupun negatif. Ekspresi perasaan tersebut dapat berupa marah, cinta,


sedih,kecewa atau kesulitan yang tidak dapat diungkapkan. Katarsis
ini dapat disebabkan pengalaman masa lalu atau masa kini yang
dialami anggota. Melalui katarsis, anggota kelompok dapat menyadari
emosinya dan membuangnya ke alam sadar sehingga tidak
menimbulkan represi yang dapat berakibat fatal.
k) Faktor-faktor eksistensial Faktor-faktor eksistensial perlu dibicarakan
dan menjadi bahan diskusi bagi anggota kelompok. Hal ini penting
untuk memberikan pemahaman pada kelompok bahwa banyak hal
yang harus dimengerti dan dicapai dalam hidup. Untuk itu, anggota
kelompok dapat termotiasi mengatasi masalahnya untukmencapai
kehidupan yang lebih banyak. Menanamkan tanggungjawab pada
klien juga bagian dari faktor eksistensial yang harus dibicarakan.
Dengan mengetahui faktor kuratif yang telah dijelaskan diatas maka
konselor dapat menyelaraskan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
konseling kelompok. Karena keduanya adalah aspek yang
berkesinambungan dan saling mendukung keberhasilan proses
konseling.

7. Ketrampilan Dasar Pimpinan Kelompok


Seorang konselor yang baik, harus membekali diri dengan berbagai
keterampilan konseling.Dalam pelaksanaan konseling kelompok, ada beberapa
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh pemimpin kelompok. Menurut Jacob,
at al (2012: 129) keterampilan konseling kelompok sebagai berikut:
a) Active listening ( mendengar aktif) Mendengarkan secara aktif
melibatkan mendengarkan isi, suara, dan bahasa tubuh orang yang
berbicara (Corey, Corey,& Corey, 2009). Hal ini juga melinatkan
23

komitmen berkomunikasi kepada orang yang verbicara bahwa anda


benar-benar mendengarkan.
b) Refleksi Dalam konseling, refleksi mencerminkan komentar untuk
menyampaikan bahwa anda memahami isi, perasaan dan apa yang di
balik keduanya. Tujuan adalah :
(1) untuk membantu anggota kelompokn yang sedang berbicara
menjadi lebih sadae akan apa yang dia katakana, dan
(2) untuk berkomunikasi kepadanya bahwa anda menyadari apa yang
ia rasakan.
c) Klarifikasi dan Bertanya Beberapa penulis telah membahas klarifikasi
dan pertanyaan sebagai bagian keterampilan yang diperlukan dalam
kepemimpinan (Corey, Corey, & Corey 2009; posthuma, 2002;
Trotzer, 2006).
d) Meringkas Keterampilan meringkan adalah suatu keharusan bagi
semua pemimpin kelompok. Tanpa rangkasan, anggota dapat
menangkap sebagai kecil atau poin yang tidak relevan.
e) Menghubungkan (linking) Menghubungkan adalah proses
menghubungkan anggota secara bersamasama untuk memfasilitasi
ikatan. Ini adalah keterampilan yang berharga bagi para pemimpin
kelompok.
f) Ceramah singkat dan pemberi informasi Kadang-kadang pemimpin
perlu untuk memberikan informasi kepada kelompok. Dalam
pendidikan kelompok, pemimpin sering kali adalah orang yang
memberikan keahlian pada subyek seperti diet.
g) Mendorong dan pendukung Karena anda tertarik dalam profesi
membantu, anda memiliki kemungkinan besar sudah belajar untuk
memberikan dorong dan dukungan kepada orang lain.
h) Pengaturan Nada Dengan pengaturan nada suara, berarti kita
menciptakan suasana untuk grup dengan mengatur tinggi renda suatu
saat berbicara dengan kelompok. Pengaturan suatu dilakukan agar
suatu kita terkesan ‘’sejuk’’ dan dapat menyampaikan pesan dengan
baik.
24

i) Pemodelan dan Self-Disclosure Sebagai pemimpin kelompok,


pemodelan dan pengungkapan diri adalah keterampilan yang tinggi.
Keterampilan ini juga berguna untuk mendapatkan anggota untuk
berbagai pikiran dan perasaan Corey dan Corey (2009: 16)
menyatakan bahwa ‘’salah satu cara terbaik untuk mengajarkan
perilaku yang diinginkan adalah dengan pemodelan perilaku dalam
kelompok’’.
j) Penggunaan Mata Mengetahui bagaimana menggunakan mata anda
sangat penting ketika memimpin kelompok.
k) Penggunaan Suara Suatu pemimpin dapat digunakan untuk
mempengaruhi suasana kelompok. Yaitu melalui ketinggian nada
suara, kecepatan dan kontennya. Seorang pemimpin dapat
menentukan bagaimana kualitas kelompok yang dipimpinnya melalui
isi kata-kata dan nada suaranya.
l) Penggunaan Energi Pemimpin Pemimpin yang baik memiliki
antusiasme untuk apa yang mereka lakukan. Pemimpin perlu gembira
saat memimpin, jika mereka tidak bersemangat, para anggota
kelompok mungkin tidak akan semangat mengikuti kegiatan
kelompok.
m)Mengidentifikasi Pengikut 16 Sebuah keterampilan yang sangat
berguna bagi konselor yang memberikan layanan kelompok adalah
menemukan siapa pengikutnya yang ada dalam kelompok, yaitu
anggota mana yang dapat diandalkan untuk bersikap kooperatif dan
membantu.
n) Pemahaman Multicultural Kesadaran tentang isu multicultural sangat
penting dan kelompok, karena sebagaian besar kelompok terdiri dari
latar belakang budaya yang beragam.
o) Focusing Terkait dengan keterampilan Focusing, Jacob, at al. (2012 :
150) membahas beberapa isu penting, yaitu bagaimana membangun
faktor, bertahan pada focus, bergeser dari focus, dan memperdalam
focus.
25

p) Cutting off dan Drawing Out Cutting off dan Drawing Out benar-
benar merupakan keterampilan yang penting bagi pemimpin
kelompok yang baik. Menurut Jacob, at al. (2012) mengetahui
bagaimana dan kapan harus menarik keluarga (drawing-out) dan
memotong (cutting off) anggota dapat meningkatkan kualitas
kelompok karena pemimpin mampu mendapatkan lebih banyak
keterlibatan dari anggota.
q) Rounds dan Dyads Rounds adalah suatu kegiatan dimana setiap
anggota diminta untuk menanggapi stimulus tertentu yang diajukan
oleh pemimpin dengan sistem memutar. Dalam suatu kelompok,
sebagaimana dijelaskan oleh Jacob, at al 17 (2012), Rounds sangat
membantu dalam mengumpulkan informasi, melibatkan anggota, dan
membantu dalam mengendalikan anggota. Ada delapan manfaat
penggunaan putaran (Rounds):
1) Membangun kenyamanan, kepercayaan, dan kohesi.
2) Mendapatkan focus anggota
3) Mengumpulkan informasi dan mencar energi.
4) Mengalihkan focus untuk melibatkan semua anggota.
5) Menarik keluarga anggota yang diam.
6) Memperdalam intensitas.
7) Proses latihan.
8) Meringkas

8. Tahapan dalam Konseling Kelompok


Dalam pelaksanaan layanan sangat ditentukan pada tahapan-tahapan
yang harus dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan tepat pada sasaran.
Menurut Prayitno dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok,
terdapat tahap-tahapan yang harus dilaksanakan. Tahap-tahapan tersebut sebagai
berikut:
a) Tahap Pembentukan.
26

Yaitu tahapan yang membentuk kerumusan sejumlah individu dari


menjadi satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika
kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
b) Tahap Peralihan.
Yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke
kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan
kelompok.
c) Tahap Kegiatan.
Yaitu tahap kegiatan ini adalah untuk membahas topik-topik tertentu
pada bimbingan kelompok (BKp) atau mengentaskan masalah pribadi
anggota kelompok (pada KKp).
d) Tahap Pengakhiran.
Yaitu tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah
dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan
selanjutnya(Prayitno, 2004:18).

Sedangkan menurut Winkel dan Hastuti ada lima fase atau tahap dalam
pelaksanaan layanan konseling kelompok, yaitu :
a) Pembukaan
Diletakkan dasar bagi pengembangan hubungan antarpribadi yang
baik, yang memungkinkan pembicaraan terbuka dan terarah pada
penyelesaian masalah.
b) Penjelasan Masalah
Masing-masing konseling mengutarakan masalahnya sambil
mengungkapkan pikiran dan perasaan secara bebas.
c) Penggalian Latar Belakang Masalah
Lebih menyajikan gambaran lengkap mengenai kedudukan masalah
dalam keseluruhan situasi hidup masing-masing.
d) Penyelesaian Masalah
Konselor dan para konseling bagaimana persoalan tersebut dapat
diatasi.
e) Penutup
27

Bagaimana kelompok sudah siap untuk melaksanakan apa yang telah


diputuskan bersama, maka proses layanan konseling dapat di akhiri
dan kelompok dapat bubar pada peremuan terakhir(Winkel dan
Hastuti, 2004:607-613).

Meskipun para ahli mempunyai pandangan yang berbeda dalam


mengklasifikasikan tahapan atau fase layanan konseling kelompok, namun pada
dasarnya menunjukkan pada kesamaan, yaitu mengenai kemajuan kelompok dari
awal kegiatan sampai akhir kegiatan dari tahap pembentukan sampai pada tahan
pengakhiran. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam tahap pembentukan adalah
sikap penerimaan konselor sekolah dengan adanya anggota kelompok, konselor
sekolah mampu menjelaskan arti dan tujuan dari layanan konseling kelompok,
menjelaskan tata cara pelaksanaan layanan konseling kelompok, sehingga
kelompok siap dalam mengikuti kegiatan layanan konseling keompok.
Dalam tahap peralihan, konselor sekolah mengarahkan anggota
kelompok untuk memasuki kegiatan selanjutnya untuk mencapai tujuan
kelompok.Dalam tahap kegiatan, merupakan hal yang paling mendasar karena
dalam kegiatan ini membahas permasalahan atau mengentaskan permasalahan
pribadi anggota kelompok.Tahap terakhir adalah tahap pengakhiran, dimana
konselor sekolah melakukan penilaian segera dan merencanakan kegiatan
lanjutan.
C. Kerangka Berpikir
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang
di capai tidak sesuai dengan kriteria standart yang telah ditetapkan.Kondisi yang
demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis, terutama
berkenaan dengan kelaianan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan
dalam belajar spesifik, serta faktor psikilogis yaitu kesuliatan belajar yang
berkenaan dengan rendahnya motivasi dan minat belajar.
Dalam bimbingan dan konseling kesulitan belajar dapat diatasi melalui
beberapa cara. Salah satu diantaranya adalah menggunakan layanan konseling
kelompok. Melalui konseling kelompok diharapkan bisa menciptakan proses
belajar yang bermakna karena siswa bersama-sama dapat saling bertukar
28

informasi satu sama lain sehingga dapat berguna dalam kegiatan proses belajar
sehari-hari.
Hubungan pelaksanaan konseling kelompok di SMK Negeri 1 Kutacane
diharapkan dapat mengatasi kesulitan belajar yang ada pada diri siswa.Diharapkan
melalui layanan konseling kelompok ini setiap anggota kelompok siswa diberikan
informasi tentang kesulitan belajar dan setiap anggota kelompok diberikan
kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya serta mengungkapkan solusi
untuk kemudian disepakati solusi yang paling tepat.Diharapkan pula semangat
siswa dalam belajar meningkat untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Layanan Konseling Kelompok Proses:


dalam Mengatasi Kesulitan 1. Observasi
Belajar Siswa 2. Wawancara

Siswa dapat Mengatasi


Kesulitan Belajar

D. Definisi Operasional
Guna menghindari kesalahan peneliti mengarahkan penelitian ini untuk
mencapai tujuannya, maka dapat dilihat penjelasan mengenai definisi operasional
sebagai berikut:
1. Layanan Konseling Kelompok
Menurut Pauline Harrison (2002:7) adalah “konseling terdiri dari 4-8
konseli yang bertemu dengan 1-2 konselor, dalam prosesnya konseling
kelompok dapat membicarakan beberapa masalah, seperti kemampuan
dalam membangun hubungan dan komunikasi, pengembangan harga diri,
dan keterampilan-keterampilan dalam mengatasi masalah”. Selanjutnya
Nurihsan (2010:22) mengatakan bahwa konseling kelompok adalah “suatu
proses antar pribadi yang dinamis dan terfokus pada pikiran dan tingkah
laku yang didasari serta dibina dalam suatu kelompok yang dimanfaatkan
untuk meningkatkan pemahaman dalam penerimaan diri menuju perilaku
yang lebih baik dari sebelumnya”.
29

2. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi
yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standart yang telah
ditetapkan.Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana anak didik
tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan karena adanya gangguan, baik
berasal dari faktor internal siswa di batasi faktor intelegensi maupun faktor
eksternal siswa.Faktor-faktor ini menyebabkan siswa tidak mampu
berkembang sesuai dengan kapasitasnya.

E. Penelitian Terdahulu
1. Tri Mahzumah, dkk dengan judul penelitian Penerapan Konseling
Kelompok Realita UntukMembantu Siswa Mengatasi Kesulitan Belajar.
Menerangkan pada hasil penelitian bahwa hipotesis penelitian ini
diterima atau ada perbedaan skor yang signifikan pada tingkat kesulitan
belajar siswa antara kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan
konseling kelompok realita dibandingkan dengan kelompok siswa yang
diberikan perlakuan dengan metode konvensional. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa konseling kelompok realita dapat digunakan untuk
membantu siswa mengatasi kesulitan belajar. (Tri Mahzumah, 2013: 298-
300, Vol 1).

2. An Nashiri SHohib, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas


Muhammadiyah Sumatera Utara dengan judul skripsi penelitian
Penerapan Layanan Konseling Kelompok Teknik Problem Solving untuk
Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Air Joman
Tahun Pembelajaran 2017/2018. Adapun hasil penelitian adalah layanan
konseling kelompok dapat mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Air Joman dengan dilaksanakannya 2 kali layanan.
Layanan pertama perubahan belum maksimal dan layanan kedua
perubahan sudah maksimal. (An Nashri, 2018)

3. Ike Yuliani, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Raden Intan


Lampung dengan judul skripsi Pengaruh Konseling Kelompok dalam
30

Mereduksi Kesulitan Belajar IPS Peserta Didik Kelas VIII di SMPN 11


Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018. Adapun hasil penelitian
adalah hasil perhitungan pengujian di peroleh dan berdasarkan hasil
perhitungan pengujian diperoleh thitung -8.43 pada derajat kebebasan
(df) 30. Kemudian nilai sign (2- tailed) lebih kecil dari nilai kritik 0,005
(0.000≤ 0,005) ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang
berbunyi Ada pengaruh pemberian Konseling Kelompok dalam
mereduksi kesulitan belajar peserta didik kelas VIII di SMPN 11 Bandar
Lampung tahun pelajaran 2017/2018. Selain itu, nilai rata-rata kelompok
eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol (16,7 ≥ 15,4). Artinya, jika
dilihat dari nilai rata-rata maka peningkatan dalam mengalami kesulitan
belajar kelompok eksperimen lebih tinggi di banding dengan kelompok
control (Ike Yuliani, 2018)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitiatis,
alasan menggunakan pendekatan ini karena didasarkan pada untuk
mendeskripsikan perilaku actor-aktor sekolah diantaranya : kepala sekolah, guru
pembimbing/ guru BK dan siswa sesuai dengan situasi yang ada. Metode
penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Objek yang
alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh
peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada objek
tersebut(Sugiyono, 2012:8).
Ada beberapa pertimbangan peneliti sehingga memilih menggunakan
metode kualitatif dalam penelitian ini, yaitu mengacu pada pendapat yang
dikemukakan Moleong (Moleong, 2000:3), sebagai berikut:
1. Menyesuaikan penelitian kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan ganda.
2. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti
dan responden.
3. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Kutacane. Koordinat
Garis lintang: 3.4674 dan Garis bujur: 97.824 berada di Jl. Louser No. 196,
Gumpang Jaya Kecamatan Babussalam, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi
Aceh. Kode Pos 24651.

2. Waktu Penelitian

31
32

Perencanaan pelaksanaan penelitian ini dijadwalkan pada bulan 31 Mei


2023 sampai dengan bulan 24 Juni 2023, yaitu dengan jadwal penelitian seperti
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Bulan/Minggu
No Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Acc Judul
3 Penulisan Proposal
4 Bimbingan Proposal
5 Seminar Proposal
6 Pengumpulan Data
7 Penulisan Hasil Penelitian
8 Bimbingan Skripsi
9 Acc Skripsi
10 Sidang Munaqasyah

C. Instrumen Pengumpulan Data


Adapun Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi merupakan aktivitas pengamatan yang peneliti lakukan dalam
rangka melihat secara langsung aktivitas yang dilakukan oleh informan di sekolah.
Karena itu, peneliti membuat catatan tentang apa yang dilihat dan didengar secara
langsung baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Pengumpulan data dengan menggunakan observasi berperan untuk
mengungkapkan makna suatu kejadian dari setting tertentu merupakan perhatian
esensial dalam penelitian kualitatif.Observasi berperanserta dilakukan untuk objek
penelitian (Syaukani, 2017: 47).
2. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
33

pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas


pertanyaan itu (Moleong, 2000:135).
Wawancara adalah sebuah percakapan yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara, wawancara selalu digunakan
untuk menilai keadaan seseorang, misalnya mencari data tentang latar belakang
orang tua murid, pendidikan, perhatian, dan sikapnya terhadap sesuatu (Masganti,
2016: 66).
PANDUAN PERLAKUAN
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan angket wawancara untuk mengatasi kesulitan belajar dengan
layanan konseling kelompok. Adapun penyusunan pedoman wawancara dalam
penelitian ini dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membaca rujukan yang berhubungan dengan kesulitan belajar siswa dengan
layanan konseling kelompok
2. Menentukan variabel siswa dengan layanan konseling kelompok serta
membuat pedoman wawancara.
3. Menyusun pedoman wawancara.
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara dengan Kepala Sekolah
WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH DI SMK N 1 KUTACANE

1. Bagaimana pandangan bapak mengenai pelaksanaan konseling kelompok


di SMK Negeri 1 Kutacane?
2. Menurut bapak seberapa penting keberadaan guru BK di SMK Negeri 1
Kutacane?
3. Apakah ada jam khusus atau jadwal yang diberikan sekolah kepada guru
Bimbingan Konseling di SMK Negeri 1 Kutacane?
4. Apakah ada metode pembelajaran khusus didalam proses pembelajaran
yang diberikan kepada siswa?
5. Bagaimana prestasi akademik siswa secara di SMK Negeri 1 Kutacane?
6. Bagaimana prestasi akademik yang bapak harapkan dari para siswa dan
siswi setelah mendapatkan layanan konseling kelompok dari Guru BK
sendiri?
34

Wawancara dengan Guru


WAWANCARA DENGAN GURU DI SMK N 1 KUTACANE

1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi guru BK di SMK Negeri 1


Kutacane?
2. Bagaimana yang dikatakan sebagai siswa yang mengalami kesulitan
belajar?
3. Bagaimana pandangan ibu tentang pentingnya penggunaan layanan
konseling kelompok di SMK Negeri 1 Kutacane?
4. Bagaimana pelaksanaan layanan konseling kelompok yang bapak/ibu
lakukan dalam mengatasi permasalahan kesulitan belajar siswa?
5. Apa yang menyebabkan siwa/siswi memiliki prestasi akademik yang
rendah di lingkungan sekolah SMK Negeri 1 Kutacane?
6. Adakah hambatan yang dialami siswa/I dalam mengatasi prilaku yang
tidak baik dan bagaimana solusi dari ibu dalam mengatasi masalah
seperti ini?
7. Bagaimana metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa?
8. Apakah ada kerjasama guru BK dengan seluruh komponen sekolah
seperti kepala sekolah, guru wali kelas, guru mata pelajaran dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa di SMK Negeri 1 Kutacane?
9. Bagaimana tindak lanjut yang bapak/ibu lakukan setelah memberikan
layanan konseling kelompok?

Wawancara dengan Siswa


WAWANCARA DENGAN SISWA-SISWI DI SMK N 1 KUTACANE

1. Menurut ananda bagaiaman peran guru BK di sekolah dalam mengatasi


masalah-masalah siswa di sekolah ini?
2. Bagaimana menerut anada dengan kinerja guru BK di sekolah ini dengan
beberapa program kerjanya, seperti pelaksanaan layanan bimbingan
konseling yang dilakukan di sekolah SMK Negeri 1 Kutacane?
35

3. Bagaimana kamu berperilaku didalam kelas ketika mengikuti kegiatan


pembelajaran?
4. Bagaimana proses pembelajaran yang kamu dapatkan dari guru di SMK
Negeri 1 Kutacane?
5. Bagaimana motivasi belajar yang ananda dapatkan?
6. Bagaiman keterlibatan guru dan siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung didalam kelas?
Validator,

(Ali Daud Hasibuan, M. Pd)

4. Penimbangan instrument (expert judgement)


Menguji konstruk dari para ahli.Ahli dijadikan penimbang pedoman
wawancara dalam penelitian ini adalah Ali Daud Hasibuan, M. Pd. Penimbangan
pedoman wawancara dilakukan untuk mengetahui apakah pedoman wawancara
sudah sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

D. Teknik Analisis Data


Analisis data ialah proses menyusun atau mengolah data agar dapat
ditafsirkan lebih baik. Selanjutnya Moleong berpendapat bahwa analisis data
dapat juga dimaksudkan untuk menemukan unsur-unsur atau bagian-bagian yang
berisikan kategori yang lebih kecil dari data penelitian. Data yang baru didapat
terdiri dari catatan lapangan yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan
studi dokumen terkait dengan program dan layanan bimbingan konseling yang
dilakukan guru BK di SMK Negeri 1 Kutacane. dianalisis dengan cara menyusun
menghubungkan dan mereduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan data
selama dan sesudah pengumpulan data(Moleong, 2000:87).
Untuk itu data yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan
analisis data kualitatif yang terdiri dari: (a) reduksi data, (b) penyajian data dan,
(c) kesimpulan, dimana prosesnya berlangsung secara sirkuler selama penelitian
berlangsung. Pada tahap awal pengumpulan data, fokus penelitian masih melebar
dan belum tampak jelas, sedangkan observasi masih bersifat umum dan luas.
36

Setelah fokus semakin jelas maka peneliti menggunakan observasi yang lebih
berstruktur untuk mendapatkan data yang lebih spesifik(Moleong, 2000:89).
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
mengungkapkan hal-hal yang penting, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak dibutuhkan dan mengorganisasikan data agar lebih sistematis sehingga
dapat dibuat suatu kesimpulan yang bermakna. Adapun data yang sudah direduksi
akan dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang layanan konseling
kelompok yang dilakukan guru BK di SMK Negeri 1 Kutacane.
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan setelah proses reduksi. Penyajian data
merupakan proses pemberian sekumpulan informasi yang sudah disusun yang
memungkinkan untuk penarikan kesimpulan. Proses penyajian data ini adalah
mengungkapkan secara keseluruhan dari sekelompok data yang diperoleh agar
mudah dibaca. Dengan adanya penyajian data maka peneliti dapat memahami apa
yang sedang terjadi dalam kancah penelitian dan apa yang akan dilakukan peneliti
dalam mengantisipasinya.
3. Kesimpulan
Data penelitian pada pokoknya berupa kata-kata, tulisan dan tingkah laku
sosial para aktor yang terkait dengan layanan bimbingan konseling yang
dilakukan guru BK di SMK Negeri 1 Kutacane. Aktivitas ini mencakup kegiatan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil program
dan layanan BK di sekolah SMK Negeri 1 Kutacane.

E. Teknik Keabsahan Data


Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang
dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data
yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji:
credibility, transferability, dependability, dan confirmability (Sugiyono, 2007:
270).
37

Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai


penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data.Adapun uji keabsahan data
yang dapat dilaksanakan.
1. Credibility
Uji Credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil
penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak
meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan (Imam Gunawan, 2014: 217).
2. Transferability
Transferbility merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif.Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil.
3. Dependability
Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain
beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama.
Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila penelitian
yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama akan
memperoleh hasil yang sama pula.
4. Comfimability
Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability
penelitian.Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah
disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji confirmability berarti
menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan.
Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan,
maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.
Dalam menentukan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik triangulasi. Menurut Moleong, bahwa teknik triangulasi merupakan
suatu teknik yang digunakan untuk mengukur keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data dalam rangka kepastian pengecekan atau
pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi dilakukan dalam rangka
memperoleh data yang absah dan valid(Moleong, 2000:10).
Triangulasi juga dilakukan untuk melakukan pengecekan ulang terhadap
sumber data. Pengecekan ulang terhadap sumber data yang dilakukan dengan
38

membandingkan antara hasil wawancara dengan hasil pengamatan,


membandingkan apa yang dikatakan siswadengan apa yang dikatakan guru BK
dan kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan lain serta peserta didik.
Teknik ini peneliti gunakan karena teknik ini sangat memudahkan peneliti
dalam meng-cross check informasi yang diperoleh dari para informan. Meskipun
demikian, peneliti juga menggunakan teknik lain yang relevan dengan metode
kualitatif yaitu analisis data selama berada di lapangan dan analisis data pasca
pendataan di lapangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Deskripsi Objek Penelitian
Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMKN 1 Kuta Cane
NPSN : 10103021
Jenjang Pendidikan : SMK
Status Sekolah : Negeri
Alamat : Jl. Louser No. 196
RT/RW :-
Kode Pos : 24651
Kelurahan : Gumpang Jaya
Kecamatan : Kec. Babussalam
Kabupaten : Aceh Tenggara
Provinsi : Prov. Aceh
Negara : Indonesia
Posisi Geografis : 3.4674 Lintang
97.824 Bujur
Data Lengkap
SK Pendirian : 5/B5/Kej
Tanggal SK Pendirian : 2016-06-20
Status Kepemilikan : Pemetintah Daerah
SK Izin Operasional :-
Tgl SK Izin Operasional : 2016-06-20
Luas Tanah Milik (m2) : 10124
Kontak Sekolah
Nomor Telepon : 062921157
Nomor Fax : 062921157
Email : smkn1kutacane@yahoo.com
Website : http://www.smkn1kutacane.com

39
40

Data Periodik
Waktu Penyelenggaraan : Pagi / 6 Hari
Bersedia Menerima BOS : Ya
Sertifikasi ISO : 9001:2008
Sumber Listrik : PLN
Daya Listrik (Watt) : 60
Akses Internet : Telkom Speedy
Akses Internet Alternatif : Telkom Speedy

Visi SMK Negeri 1 Kutacane


“Menghasilkanlulusan SMK NEGERI 1 KUTACANE mampu bekerja
dalam bidang DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI serta mampu
membuka usaha sendiri secara professional secara Islami”.

Visi tersbut di atas mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke


depan dengan memperhatikan potensi kekikinian, sesuai dengan norma
dan harapan masayarakat. Untuk mewujudkannya, Sekolah menentukan
langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam Misi berikut:

MISI SMK NEGERI 1 KUTACANE


Untuk mewujudkan visi yang sudah dirancang maka disusunlah beberapa
misiyang pencapaiannya peserta didik, Dunia Kerja, dan kualitas lulusan.
Misi SMK Negeri 1Kutacane dijabarkan sebagai berikut.
1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas professional dalam
bidang
2. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang professional,
mandiri adabtale dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi
3. Mampu bersaing di era global serta siap melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
4. Mampu bersaing di era global serta siap melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
5. Melaksanakan pembelajaran dan pelatihan yang berbasis kompetensi
41

TUJUAN UMUM
Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan yang akan
menjadi landasan mencapai profil kompetensi lulusan Program keahlian
Teknik Komputer daN Jaringan (TKJ) , Akuntansi (AK), Manajemen
Perkantoran (MP), Bisnis Daring dan Pemasaran ( BDP), Tata
Kecantikan ( TK), Tata Busana ( TB), dan Desain Grafika (DG) melalui
Pengembangan bersama mitra Dunia Kerja, tujuannya adalah sebagai
berikut :
1. Mencetak insan yang berakhlak mulia, profesional dan berjiwa social
di masyarakat.
2. Menghasilkan calon-calon tenaga ahli yang terampil menjadi mitra
yang membantu tenaga professional.
3. Mencetak calon tenaga ahli yang memiliki ketrampilan hidup dan
mampu berkompetensi serta mampu mengembangkan diri.
4. Mengembangkan penguasaan pengetahuan yang dicirikan dengan
proses mencari tahu untuk mampu mengembangkan diri.
5. Mengembangkan penguasan pengetahuan yang dicirikan dengan
ketaatan pada prosedur, efisiensi waktu, tindakan yang efektif, akurasi
dan teliti.
6. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang dicirikan dengan
ide baru, mengkaji masalah dengan cara baru dan merencanakan
penanggulangan masalah secara sistematis.
7. Membantu memanifestasikan tujuan pemerintah untuk mencerdaskan
bangsa
8. Menciptakan outn put dan out comes yg berkualitas
9. Menyiapkan generasi muslim yang utuh, beriman dan berilmu amaliah
dan beramal ilmiah sebagai manifestasi hamba allah yang kholifah fil
ardli

Tabel 4.1
DATA GURU DAN TENAGA PENDIDIK
42

No Nama Nuptk Jk Tempat Lahir Tanggal Lahir


43

1 Abdullah Efendi L Lawe Lubang 1987-04-09


2 Amran 8244745647200043 L Aceh Tenggara 1967-09-12
3 Andika Surya Pratama L Pulonas 2000-08-01
4 Deden Hidayat L Kutacane 1994-10-15
5 Delia Arianti P Kutacane 1999-03-03
6 Devi Yusnita P Medan 1982-05-01
7 Harmoko L Eng Kran 1987-09-29
8 Hawin Alaina L Kuta Cingkam II 1993-08-16
9 Ilham Kurniadi L Purwodadi 1997-06-08
10 Iswandi. M L Mandala 1981-09-06
11 Jamidin 9834745647200092 L Aceh Tenggara 1967-05-02
12 Jaya Rivaldi L Kutacane 2001-12-03
13 Khotimah 4747771672230192 P Kutacane 1993-04-15
14 M. Saichi L Desa Raja 2000-04-28
15 Marlina P Kutarih 1984-11-23
16 Nanda Arjuna 6857764665120002 L Kutacane 1986-05-25
17 Nani Suriani Munthe P Lawe Hijo 1996-05-03
18 Nisfu Ayu Ana P Terutung Payung 1993-07-15
19 Rahmita Putrani Pagan 6655762662300012 P Tualang Sembilar 1984-03-23
20 Ramadhaniyanti P Rantau Parapat 1984-06-06
21 Riduanto 5052763665200023 L Pinding 1985-07-20
22 Roki Candra Yuda L Jakarta 1987-03-20
23 Rosmawaty 4639757658300062 P Perapat Hilir 1979-07-08
24 Saipullah Sajuda L Kerukunan 1982-12-10

No Nama NUPTK JK Tempat Lahir Tanggal Lahir


1 Ahmadi 5047760661200013 L Lawe Hijo 1982-07-15
2 Aidi Mustapa 8347762664200023 L Kandang Mbelang 1984-10-15
3 Aman Sitepu 4450741642200012 L Bangun Setia 1963-01-18
44

4 Aram Manalu 4238760662110053 L Muara Bolak 1982-09-06


5 Arzico Pebtian 6540768669130032 L KUTACANE 1990-02-08
6 Azhar Zamzamy 5543760661200012 L Biak Muli 1982-02-11
7 Azmi 2037755657200073 P Bukit Tinggi 1977-07-05
8 Bahrudin 4540750652200022 L Batu Mbulan 1972-02-08
9 Bebas 9634744647200022 L TANAH KARO 1966-03-02
10 Chalimatussakdiah 8939760661220002 P Perapat Hulu 1982-06-07
11 Cut Novasari 1837773674230132 P BAMBEL 1995-05-05
12 Desy Ratna Sari 8855768669230222 P Medan 1990-05-23
13 Dewi Susanti 0544765666220012 P Geureugok 1987-02-12
14 Diana Rosidah 2945756657300052 P Aek Nagaga 1978-06-13
15 DINA APRILIA P Simpang Semadam 1995-04-27
16 Ely Darliana 6762761663300042 P Biak MulI 1983-04-30
ACEH
17 Eva Ridha 4557761663220003 P 1983-12-25
TENGGARA
18 Fakhri Winanda 5634771672130012 L Kuta batu I 1993-03-02
19 FARADHILA P KUTACANE 1996-09-03
20 Fauziani Br Bangun 5735764665210132 P Tanah Karo Suka 1986-04-03
21 Halimatus Syakdiah 4951762663300072 P Kutacane 1984-06-19
22 Hasnawiyah 6659760660300002 P Kutacane 1982-03-27
23 Herman 0039762664200083 L Pasir Nunang 1982-07-07
24 Ibrahim Altas 8349757659200033 L MANDALA 1979-10-17
25 Imron Rosyidi 8533761663200053 L Kuta Tengah 1983-12-01
26 Iqram Darmanto 9734772673130032 L KUTACANE 1994-04-02
27 Isnaini Widia Anzani P Kuning 1996-03-11
28 Itawariariska 7450744646300013 P Sigli 1966-11-18
29 Juliana 3350764666300033 P Labuhan Bilik 1986-10-18
30 Julistia Rizki 1053766667230093 P TAKENGON 1988-07-21
31 Kasmah 3351772673230073 P Marpunge 1994-10-19
32 Keciltra 7138765666300043 P Aceh Tenggara 1987-08-06
ACEH
33 Khaira Mustika 2839763664220002 P 1985-05-07
TENGGARA
45

34 Khairatun Nisa P Trutung Payung 1997-04-17


KUTA LANG
35 Khujaimah 6255765666130153 P 1987-09-23
LANG
36 Lenny Sri Utami 4540772674130033 P PERAPAT HULU 1994-12-08
37 Mardiana 4633760661230182 P MEDAN 1982-03-01
Muhammad Nur
38 2733760661130172 L Kutacane 1982-04-01
Munthe
KUTA LENGAT
39 Munandar Yori 1039769671130163 L 1991-07-07
PAGAN
40 MUSLIM FAZRI 9953773674130052 L RIKIT BUR 1995-06-21
41 Mustapa 4752753656200002 L Kute Lengat Selian 1975-04-20
42 Nasir 9742744647200022 L Simalungun 1966-04-10
43 Nina Sariyati 4054769670130103 P Kutacane 1991-07-22
44 Nona Arjile 1639774675230032 P Kutacane 1996-03-07
NOVA NINA
45 9455766667230173 P MEDAN 1988-11-23
MARPAUNG
46 Novita Indah Sari 1453762663300043 P Kuta Cane 1984-11-21
47 Nurfika Irviyanti 9262776677230003 P Kutacane 1998-09-30
48 Nurhayati 6856757658220002 P Medan 1979-05-24
49 Parida Husni 7046774675230083 P Tenembak Bintang 1996-07-14
50 Petrus Parulian 7542768669130053 L Lau Kawar 1990-12-10
SIMPANG
51 POPI IRDAYANTI 6558772673130042 P 1994-02-26
SEMADAM
52 Rahmawati 3554758660300012 P Lawe Dua 1980-02-22
53 Raisah 8738751653300012 P Lawe Sigala 1973-04-06
54 RANTIKA 0643776677230032 P KUTACANE 1998-03-11
55 Rhora Samira P Tanggerang 1997-05-16
56 Rini Lestari 7137767668130123 P Kutacane 1989-08-05
Rismawati Raudah Br
57 1543761663300052 P Kutacane Lama 1983-02-11
Tompul
58 Rosneti 1437743646300063 P Padang 1965-11-05
59 Senanti Alas 4342771672130103 P DESA RAJA 1993-10-10
46

60 Silawati 2045774675230113 P Kuning 1996-07-13


61 Sinta Saiva Putri 5951773674230092 P Kutacane 1995-06-19
TERUTUNG
62 Siti Kartinah 6049774674130003 P 1996-07-17
PEDI
63 Suharni Sianturi 2342770671230333 P Pardomuan II 1992-10-10
64 Sumardianto 7453766667130072 L Aceh Tenggara 1988-01-21
65 Supardi 2841760663120002 L Lawekongker 1982-05-09
66 Suriani 5150764665210163 P AIR HITAM 1986-08-18
67 Susanti Perangin-angin 1455760662300032 P PERBULAN 1982-01-23
68 Susi Awallita 8433762663130412 P Takengon 1984-01-01
69 Syawaluddin 7546766667130152 L IDI RAYEUK 1988-02-14
70 Syukur Pujianto 1135752651200003 L Lhok Sari 1970-08-03
71 Tri Wulan Suci 4645768669130072 P Suka Maju 1990-03-13
72 ULVA FARIDATI 9441775676230023 P KUTACANE 1997-11-09
73 Wina Fadlina 5456761662220002 P Kuning 1983-01-24
74 Wira Priyanti 1736761662300132 P KUTA BATU 1983-04-04
75 Wulan Dwi Anggraini 7847772673230102 P KUTACANE 1994-05-15
76 Yanti Octania 9341765666230223 P Bandung 1987-10-09
77 Yulia Arpa 0459776677230022 P Kandang Mbelang 1998-01-27
Yuspah Rahmayani
78 1759763664220012 P MEDAN 1985-04-27
Perangin Angin
Tabel 4.2
DATA PESERTA DIDIK KELAS X
Tanggal Rombel
No Nama JK NISN Tempat Lahir
Lahir Saat Ini
ABIMANYU LAWE LONING
1 L 0079473478 2007-01-24 X AK 1
HERMAWAN AMAN
AL QAYLA
2 P 0078484884 MEDAN 2007-08-31 X AK 1
SAKINAH
3 Alenta Jeliati P 0071489995 Lumban Sitio - tio 2007-05-20 X AK 1
4 ANJU IRAWATI P 0078333546 Lawe Kulok 2007-07-22 X AK 1
5 Aprilia Tri Adinda P 0072740128 Binjai 2007-04-24 X AK 1
47

Lawe Beringin
6 Cantika Riyanti P 0073500607 2007-11-19 X AK 1
Gayo
7 CINTA MAHARANI P 0077739885 BOGOR 2008-12-06 X AK 1
8 DARA AULIA P 0078812126 Lembah Alas 2008-01-28 X AK 1
9 Fatimah Zuhra P 0077176056 Kutacane 2007-06-04 X AK 1
10 Gusri yadi L 0079245750 kitei meranggun 2007-08-14 X AK 1
11 HASNIN AUNIAH P 0072158188 BENER MERIAH 2007-05-15 X AK 1
12 Ibnu Ibrahim L 0078806636 Mbacang Lade 2007-04-29 X AK 1
13 JUTAWAN P 0059973381 Kuta Cepu 2005-11-14 X AK 1
14 KESY HAJARAH P 0076498703 MAKMUR JAYA 2007-07-23 X AK 1
15 Khairun Nissa P 0078799867 Berandang 2007-08-26 X AK 1
KHALIDAH AL-
16 P 0076728292 Kutacane 2007-10-22 X AK 1
ZAHRA
17 Lia Mahira P 0074684479 Batu Dua Ratus 2007-10-05 X AK 1
18 Lia satriana P 0073214175 Kuning 2007-11-29 X AK 1
MARLIANA LAWE SIGALA-
19 P 0077570363 2007-06-18 X AK 1
YESIKA GALA
MAYANG KISAM KUTE
20 P 0076925984 2007-05-17 X AK 1
FADILAH PASIR
21 Mega Ameliya P 0071745147 LAWE BERINGIN 2007-02-02 X AK 1
22 Muhaimin L 0066103016 Meurinya Tanjung 2006-09-04 X AK 1
23 Mutiara Leume Gayo P 0075473108 Bogor 2007-04-12 X AK 1
24 Nabila Zahra P 0081745730 Kisam 2008-07-11 X AK 1
25 Nadia Syakira P 0072274855 Pasar Puntung 2007-08-04 X AK 1
NADYA ANGGELA KUTACANE
26 P 0082194186 2008-05-16 X AK 1
RIZKI LAMA
27 NAZWA P 0079029520 KISAM 2007-09-28 X AK 1
28 Putri Makhfirah P 0079121149 Kisam 2007-10-16 X AK 1
29 QURATUL AINI P 0076879701 KUTA GALUH 2007-02-21 X AK 1
RAIHAN ZAKI
30 L 0073444350 Pekanbaru 2007-01-02 X AK 1
AKHDAN
31 Randy Aditya L 0074626202 Kutacane 2007-07-27 X AK 1
48

SIMPANG
32 RATNA ULIYA P 0075595212 2007-08-08 X AK 1
SEMADAM
33 RIA RALISTRI P 0076454541 NATAM 2007-06-14 X AK 1
34 RINA WIJAYA P 0089423893 SEBUNGKE 2008-11-10 X AK 1
SABRINA
35 P 0075105207 MEDAN 2007-10-08 X AK 1
RAMADANI
SIMPANG
36 SITI AISYAH P 0053433034 2005-07-10 X AK 1
SEMADAM
37 Suci Alnovia P 0076909578 Semadam Awal 2007-07-29 X AK 1
38 TIARA AULIA D.H P 0089209047 TITI PANJANG 2008-02-11 X AK 1
39 ADAM ANTONI L 0074823957 MAMAS 2007-11-04 X AK 2
40 Ahmad Affandy L 0079400277 Lawe Dua 2007-04-19 X AK 2
41 ALMINA PITRI P 0079133095 PINDING 2008-04-21 X AK 2
Clara Puri Mayang KUTAGALUH
42 P 0072765554 2007-08-01 X AK 2
Sari ASLI
LAWE
43 CUT MUTIA P 0062903372 2006-12-26 X AK 2
MENGKUDU
CYNDI FATIKA Lawe Beringin
44 P 0074651435 2007-08-08 X AK 2
SARI Gayo
45 DHINI SHINTIA P 0085631181 BATU MBULAN 2008-01-09 X AK 2
46 Dicky Affandi L 0073326035 Terutung Megara 2007-01-13 X AK 2
FARID HAFIZH
47 L 0075275481 Kutacane 2007-05-26 X AK 2
SAKITA MANIK
48 Fatma Mika Sabila P 0074596182 Lw Mejile 2007-08-09 X AK 2
49 HAFNI ZAHARA P 0072391507 LAWE DUA 2007-03-01 X AK 2
50 ICHA RAHAYU P 0073270816 Lawe sagu hulu 2007-11-20 X AK 2
Iin Riby Awudia Br Lawe Bekung
51 P 0077365851 2007-08-26 X AK 2
Tampubolon Tampahan
JAKI ANDRIAN
52 L 0071466032 KUTACANE 2007-09-15 X AK 2
HIDAYAT
JUITA ASMARA
53 P 0079390810 Kutacane 2007-07-07 X AK 2
SABRINA
49

54 KARTINI P 0074803711 KUTELENGAT 2007-02-15 X AK 2


LAYLAN
55 CHAYRATUN P 0073146618 MEDAN 2007-10-21 X AK 2
NAFISAH
56 LIDIA PUTRI P 0073273066 KUTELENGAT 2007-08-30 X AK 2
57 MAWAR ANDINI P 0062110707 KISARAN 2008-04-30 X AK 2
MAWAR
58 P 0075014816 LAWE DUA 2007-05-02 X AK 2
RITASUSANTI
KISAM KUTE
59 MUTIA SILKA P 0073720888 2007-08-20 X AK 2
PASIR
60 Nabel Pratama P 0075704057 Kuning I 2007-06-23 X AK 2
61 NABILA P 0088547409 MERDU 2008-02-22 X AK 2
62 Nadia P 0077434008 Kuning I 2007-08-06 X AK 2
LAWE
63 NADILA P 0073342775 2007-04-09 X AK 2
MENGKUDU
NASIWA SAHLLA
64 L 0074089931 P.BRANDAN 2007-01-02 X AK 2
ZULFAA
Puja Nazwa Syafina
65 P 3072952270 Medan 2007-01-06 X AK 2
Batu Bara
Reva Pattricia Br Lawe Bekung
66 P 0076957643 2007-02-06 X AK 2
Tampubolon Tampahan
67 SARI HIDAYAH P 0079638108 MUARA BARU 2007-01-20 X AK 2
SIADAH MAHDA
68 P 0076697593 KUTA ANTARA 2007-09-01 X AK 2
YANI
69 SITI HAJIJAH P 0079564565 Pulonas Baru 2007-01-06 X AK 2
70 Sofia Zahara P 0075558211 Kuning 2007-02-16 X AK 2
71 Surya Dharma L 0072819176 Lawe Dua 2007-07-21 X AK 2

Tabel 4.3
DATA PESERTA DIDIK KELAS XI
1 AMELDA P 0065139706 Jongar 2005-10-20 XI AK 1
ANGGUN
2 P 0059408473 KUTACANE 2005-10-18 XI AK 1
BIDADARI
50

CHERIN DELVIA
3 P 0063147148 SUNGGAL 2006-04-23 XI AK 1
ROSA
CITRA CELSIE LAWE
4 P 0068120777 2006-02-25 XI AK 1
OLIVIA KESUMPAT
CUT TARI
5 P 0063712254 Subulussalam 2006-01-20 XI AK 1
INDRIYANI
6 DARA ARDILA P 0077225927 Lawe Pinis 2007-01-04 XI AK 1
7 DARA NAZUWA P 0064818918 KOTA CANE 2006-08-10 XI AK 1
8 Destriani Br Sinurat P 0063897302 Lau Baleng 2006-12-21 XI AK 1
9 DINA NAYLA P 0063650549 Lawe Dua 2006-09-11 XI AK 1
FITRI SYALWA
10 P 0062189025 KOTACANE 2005-11-03 XI AK 1
NOVITA
GRECIA
11 MAYLANA P 0052105478 Kuta Buluh 2005-03-10 XI AK 1
PERANGIN ANGIN
12 HAIRUN NISYAH P 0069075469 TEMBUNG 2006-03-12 XI AK 1
13 Husni Ramadhan L 0065894683 Titi Pasir 2006-10-08 XI AK 1
14 ILMANASARI P 0066898984 LAWE HIJO 2006-07-01 XI AK 1
15 JAHIRA AULIA P 0048952808 SEBUNGKE 2004-02-29 XI AK 1
16 KAREN APRILINA P 0061606996 KUTACANE 2006-04-07 XI AK 1
17 LANA P 0066918724 Kumbang Indah 2006-05-15 XI AK 1
SIMPANG
18 MERA PITDIA P 0058917579 2005-07-13 XI AK 1
EMPAT
MEYSA PUTRI
19 P 0069537873 KUTACANE 2006-05-01 XI AK 1
DILA
20 Muhammad Taat L 0064281016 Rema 2006-05-15 XI AK 1
21 Nadia Salsabila L 3066070311 Pulo Peding 2006-07-11 XI AK 1
NADIA
22 P 0068590836 Kutacane 2006-12-29 XI AK 1
SIMANJUNTAK
23 NOVI LARAS WATI L 0054045149 BATAM 2005-05-01 XI AK 1
PENTA NENTA LW
24 P 0068337254 2006-04-05 XI AK 1
ARUAN PETANDUK
51

25 Pitriani P 0051790762 Kota Rantang 2005-08-19 XI AK 1


PUAN
26 P 0063581812 MEDAN 2006-11-06 XI AK 1
SIMANJUNTAK
27 PUTRI NABILA P 0053529342 BINJAI 2006-03-20 XI AK 1
RAHMA RIA
28 P 0062402650 TJ BERINGIN 2006-01-23 XI AK 1
NINGSIH
RISTA DUNITA Lawe Loning
29 P 0052592334 2005-02-04 XI AK 1
SIREGAR Gabungan
RITA ZAHARA
30 P 0065602631 KUTA CANE 2006-06-14 XI AK 1
PUTRI
31 Ronaldo Sinaga L 0056693062 Muara Keminjin 2005-09-26 XI AK 1
LAWE
32 SAFITRI P 0053674291 2006-03-14 XI AK 1
MENGKUDU
DOLOK
33 SARITO P 0077100143 2007-05-18 XI AK 1
NAULI
34 Shintya silaen P 0048171581 Lawe petanduk 2004-08-17 XI AK 1
35 Sri Wahyuni Dewi P 0063472468 Pinding 2006-04-27 XI AK 1
Syabrina Putri
36 P 0068538478 Medan 2006-10-12 XI AK 1
Ramadhani
LAWE
37 YULI MELATI P 0077453059 2007-07-19 XI AK 1
KESUMPAT
Terutung
38 YULIDA AFRIKA P 0069437152 2006-04-28 XI AK 1
payung Hilir
39 Ahmad Zizou Seliano L 0051152775 Medan 2005-09-28 XI AK 2
ANDRIAN
MBACANG
40 ALEXSANDRO L 0062160552 2006-07-18 XI AK 2
RACUN
SITOHANG
41 BOY L 0069433166 PERANGINAN 2007-04-22 XI AK 2
42 BUNGA ANDINI P 0078420204 Lw Dua 2006-12-05 XI AK 2
SIMARE
43 FANI JUPITRI YATI P 0065801047 2005-01-13 XI AK 2
MARE
44 FIRDAUS SYAH L 0062457813 UMELAH 2006-02-04 XI AK 2
52

PUTRA
45 FUTRI P 0064983726 Batu Mbulan 2006-05-04 XI AK 2
46 ISHIKA SANDI P 0062130911 Kutacane 2006-09-08 XI AK 2
47 JUFRI ADI AKBAR L 0067155968 Simp. Semadam 2006-03-03 XI AK 2
48 KASMAYATI P 0076368814 RIKIT BUR 2007-01-21 XI AK 2
Kerstim Andini Br Kampung
49 P 0068366202 2006-07-27 XI AK 2
Sihombing Nangka
LADYLA BINTANG
50 P 0068786380 Trt. Megara Asli 2006-02-04 XI AK 2
ANGGARA
Lawe Beringin
51 LARA UNI P 0064072289 2006-06-21 XI AK 2
Gayo
LAWE
52 LOLA SITORUS P 0065346589 2006-07-06 XI AK 2
KESUMPAT
Simpang
53 Lusi Fitri P 0052132514 2005-06-07 XI AK 2
Semadam
MAHARANI
54 P 0069015859 Lawe Dua 2006-11-11 XI AK 2
REZEKI PINEM
55 Manyang P 0064701603 Lawe Dua 2006-10-27 XI AK 2
56 MARTA P 0061156592 PERANGINAN 2006-03-17 XI AK 2
Mira Pebina Br
57 P 0058363338 Kutacane 2005-10-18 XI AK 2
Ginting
MUHAMMAD TELAGA
58 L 0066913527 2006-04-06 XI AK 2
SALEH MEKAR
NABILA
59 P 0062876283 LAWE HIJO 2006-09-20 XI AK 2
MAHARANI
60 NIDIA P 0069775330 LAWE HIJO 2007-07-01 XI AK 2
PAKHAS PITRI
61 P 0063988767 KUTACANE 2006-10-27 XI AK 2
YANI
62 PUTRI NOVITA P 0067606051 PULONAS 2006-07-31 XI AK 2
63 RITTAR BERLIANA P 0064253665 PERANGINAN 2006-01-12 XI AK 2
64 Sarah Claudia Barus P 0068216356 Kutacane 2006-01-29 XI AK 2
65 SARDIO L 0062361751 MUARA BARU 2006-09-08 XI AK 2
53

KARYANDI
66 SELFIA P 0069878129 Lawe Dua 2006-09-18 XI AK 2
67 SINTIA AMANDA P 0068532040 Lawe Dua 2006-03-12 XI AK 2
68 Siska puspita P 0061314491 Semadam Asal 2006-09-22 XI AK 2
69 SULTAN L 0065691380 Desa Mbarung 2006-03-17 XI AK 2
TISA DELAWATI
70 P 0061527428 PERANGINAN 2006-08-02 XI AK 2
SIREGAR
UMMU
71 AIMANNISAH P 0061102098 KUALA RAYA 2006-03-09 XI AK 2
PINIM
72 VILJA ARIPA P 3065204217 Bambel 2006-05-24 XI AK 2
73 Wahyu P 0073804094 Lawe Kulok 2006-03-19 XI AK 2

B. Pembahasan dan Hasil Penelitian


1. Penerapan Layanan Konseling Kelompok Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Siswa di SMK N 1 Kutacane
Setiap siswa memiliki sifat dan prilaku yang berbeda-beda, ada yang
menampilkan prilaku yang baik da nada yang menampilkan prilaku yang kurang
baik dalam proses pembelajaran didalam kelas. Beberapa siswa mengalami
kesulitan belajar yang berdampak pada prestasi akademik ataupun yang
lainnya.Karena itu dalam mengatasi masalah ini perlunya kegiatan pelayanan
yang dilakukan seperti pemberian layanan konseling kelompok.Salah satu
alternative layanan yang digunakan yaitu layanana konseling kelompok yang
membantu siswa untuk dapat memecahkan permasalahan terkaita kesulitan dalam
belajar, maka dari itu dapat dilihat dari guru pembimbing sebagai pelaksanan
bimbingan konseling di sekolah.
Layanan konseling kelompok sangat dibutuhkan untuk membantu
mencegah kesulitan belajar siswa dalam hal belajar yang merupakan salah satu
penyebab rendahnya prestasi akademik.Berikut ini penjabaran dan penjelasan
layanan konseling kelompok di SMK N 1 Kutacane.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah yaitu bapak
Jamidin, MM pada hari 12 Juni 2023 pukul 09.30 wib di kantor kepala sekolah
54

SMKN 1 Kutacane mengenai pelaksanaan bimbingan konseling di SMK belum


berjalan dengan menyeluruh akan tetapi guru BK atau konselor sekolah terus
memberikan layanan konseling terkhusus layanan konseling kelompok kepada
siswa.

Hal ini didukung dengan observasi yang penelitian lakukan mengenai


sarana pendukung untuk membantu memaksimalkan kinerja konselor serta
memajukan bimbingan dan konseling yang ada di SMKN 1 Kutacane. Adapun
sarana pendukung yang disediakan kepala sekolah sebagai berikut : Dengan
menyediakan dan melengkapi beberapa sarana dan fasilitas. Sarana dan fasilitas
tersebut yaitu menyediakan ruangan khusus bimbingan dan konseling seperti
meja, kursi, lemari dan locker untuk menyimpan data-data siswa, sofa tamu, buku
absensi, catatan khusus siswa, surat undangan orangtua, alat tulis di ruangan
bimbingan dan konseling tersebut.
Berdasarkan hasil observasi di atas kepala sekolah sudah memenuhi
kelengkapan fasilitas dan mengadakan kerja sama untuk memajukan bimbingan
dan konseling di SMK N 1 Kutacane. Selain itu kepala sekolah juga telah
menyetujui dan menandatangani program kegiatan layanan bimbingan dan
konseling baik program tahunan, program semesteran, program bulanan, program
mingguan.Sehingga guru konselor dapat melaksanakan rencana pelaksanaan
layanan yang telah disetujui dan ditandatangani oleh kepala sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara yang dikemukakan oleh kepala sekolah
SMK N 1 Kutacane Bapak Jamidin, MM (Hasil Wawancara dengan bapak
Jamidin, MM pada hari 12 Juni 2023 pukul 09.30 wib di kantor kepala sekolah
SMKN 1 Kutacane) dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan konseling kelompok
sudah cukup baik, dapat dilihat bahwa SMK N 1 Kutacane sudah mulai
memikirkan peran BK dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk
menunjang kinerja dari guru BK sehingga proses pelayanan Bimbingan Konseling
dapat meningkat dan berjalan dengan baik sesuai dengan harapan dan selaras
tujuan pendidikan serta visi misi sekolah.
Mengenai prestasi akademik siswa yang tergambar dalam wawancara
sekolah mengharapkan kepada para siswa untuk lebih mengetahui peranannya
55

sebagai siswa.Sehingga siswa dapat menjadikan dirinya pribadi yang unggul


dalam segala hal dan menjadi kebanggaan orangtua dan juga sekolah.

a) Bagaimana pandangan bapak mengenai pelaksanaan konseling


kelompk di SMK N 1 Kutacane?
“Menurut saya selaku kepala sekolah di SMK N 1 Kutacane Medan,
pelaksanaan bimbingan konseling di SMK N 1 Kutacane ini sudah berjalan tetapi
belum seratus persen secara praktek karena contohnya disini belum mempunyai
ruangan tatap muka yang memadai dan masih banyak yang harus diperbaiki.
Kami akan terus berusaha agar mempunyai ruangan khusus untuk praktek
bimbingan konseling, karan saya fikir sangat dibutuhkan oleh siswa dan guru
pembimbingnya sendiri”1.

b) Menurut bapak seberapa penting keberadaan guru BK di SMK N 1


Kutacane?
“Keberadaan guru pembimbing atau guru BK di SMK Negeri 1
Kutacane sangatlah penting, kenapa?Karena di samping sebagai guru BK yang
sudah memenuhi kriteria dengan latar belakang pendidikan strata 1 bimbingan
konseling ataupun yang sudah sertifikasi guru BK wajib membimbing sebanyak
150 siswa.Pada saat ini di SMK Negeri 1 Kutacane ini kita baru mempunyai
sebanyak 6 guru BK dan itu belum semua siswa terpenuhi dalam penyelesaian
masalah yang dialami oleh peserta didik”.

c) Apakah ada jam khusus atau jadwal yang diberikan sekolah kepada
guru BK di SMKN 1 Kutacane?
“Mengenai jam khusus atau jam pelajaran yang diberikan kepada
guru BK untuk masuk kedalam kelas di SMK Negeri 1 Kutacane belum maksimal
dalam menerpakan jam guru BK itu secara teori minimal satu mata pelajaran
guru BK harus masuk ke kelas, berhubung kurikulum yang kami gunakan adalah
K13, sehingga kami sampai saat ini belum menetapkan adanya jam pelajaran per
minggu untuk guru BK akan tetapi untuk selanjutnya kami akan mencoba
memberikan jam khusus kepada guru BK untuk dapat memberikan layanan
didalam kelas”.

d) Apakah ada metode pembelajaran khusus didalam proses


pembelajaran yang diberikan kepada siswa?
“Untuk metode pembelajaran diserahkan kepada guru yang
bersangkutan untuk menerapkan metode pembelajaran yang digunakan didalam
kelasnya dan itu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa dalam proses
belajar mengajar. Karena disetiap mata pelajaran tentunya menggunakan metode
Hasil Wawancara dengan bapak Jamidin, MM pada hari 12 Juni 2023 pukul
1

09.30 wib di kantor kepala sekolah SMKN 1 Kutacane


56

yang berbeda-beda sesuai degan topik pembahasan yang diberikan oleh


guru.Jadi untuk penerapan metode pembelajaran dibebaskan kedapa para guru
pengampu mata pelajaran”.

e) Bagaimana prestasi akademik siswa di SMK N 1 Kutacane?


“Kami berusaha untuk mendorong para siswa dari berbagai jurusan
di SMK Negeri1 Kutacane untuk memiliki prestasi dalam tiap bidangnya baik itu
jurusan akuntansi ataupun jurusan lainnya, namun pada saat ini belum secara
menyeluruh siswa memiliki prestasi secara akademik. Proses yang dilakukan
dengan menguatkan kegiatan ekstrakurikuler dengan kerjasama antar guru
sehingga arah bakat dan minat anak dapat diketahui dan akan berdampak pada
prestasi yang diraih oleh siswa tersebut dan juga meningkatkan penguatan
pengetahuan siswa dan juga penguatan spiritual siswa”.

f) Bagaimana prestasi akademik yang bapak harapkan dari para siswa


dan siswi setelah mendapatkan layanan konseling kelompok dari guru
BK?
“Tentunya semua orang terkhusus orangtua ataupun sekolah
mengharapkan banyak prestasi yangdapat diukir oleh para siswa, dengan
adanya layanan yang diberikan kita mengharapkan siswa dapat mengetahui arah
bakat dan minatnya sehingga siswa termotivasi untuk berprestasi dalam bidang
akademik ataupun bidang lainnya. Kerjasama dengan guru BK akan terus
diingkatkan sehingga banyak siswa yang mendaptkan pelayanan konseling ”.

Selanjutnya hasil wawancara dengan guru BK yaitu bapak Muslim, S. Pd


pada hari senin tanggal 12 Juni 2023 pukul 11.00 disalah satu ruangan, adapun
wawancaranya mengenai pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMK N 1
Kutacane. Bapak Muslim, S. Pd. mengatakan bahwa kegiatan bimbingan dan
konseling di SMK N 1 Kutacane sudah berjalan efektif namun perlu perbaikan
pula, semua layanan bimbingan dan konseling beserta kegiatan pendukung hampir
semua terlaksanakan adapun layanan yang sudah dilaksanakan di sekolah tersebut
adalah layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran,
layanan penguasaan konten, layanan konseling individu, layanan konsultasi,
layanan mediasi. Adapun kegiatan pendukung yang dilakukan adalah
pengaplikasian instrumentasi, himpunan data, konfrensi kasus, kunjungan rumah,
dan tampilan kepustakaan. Walaupun layanan yang diberikan masih bersifat
klasikal tetapi ada jadwal kelas khusus bimbingandan konseling ,guru konselor
dapat masuk untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling. Dari berbagai
layanan tersebut layanan konseling kelompok belum diterapkan di sekolah
57

tersebut, peneliti telah menerapkan layanan konseling kelompok untuk


meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa.
a) Sudah berapa lama bapak menjadi guru BK di SMK N 1 Kutacane?
“Saya menjadi guru BK sudah hamper sekitar 4 tahun kurang lebih
saya mulai mengajar di sekolah SMK N 1 Kutacane ini”.sudah banyak siswa
yang saya tangani dengan macam-macam masalah yangm ada pada diri siswa itu
sendiri. Mulai dari hal yang biasa sampai masalah yang harus betul-betul
ditangani secara serius.Dan bahkan mereka lebih banyak bercerita saja bukan
atas dasar masalah mereka.Tapi saya terima saja karna sudah menjadi tanggung
jawab saya selaku guru BK disekolah ini2.

b) Bagaimana yang dikatakan sebagai siswa yang mengalami kesulitan


belajar?
“Dalam kehidupan anak disekolah tidak semua dapat dilihat dan
dirasakan bahwa di antaranya ada yang telah atau sedang menghadapi masalah
dan ada yang masih gejala, bahakan bagi anak sendiri juga banyak yang tidak
mengetahui bahwa dirinya sedang bermasalah. Jadi siswa yang bermasalah itu
dapat terlihat setelah kita mendalami kisah hidupnya dan berinteraksi langsung
dengannya sehingga masalah yang dialaminya dapat disampaikannya dan dari
situlah kita menyimpulkan masalah yang dihadapi nya berat atau masih gejala.Ya
saya rasa seperti itu penjelasan saya.”

c) Bagaimana pandangan ibu tentang pentingnya penggunaan layanan


konseling kelompok di SMK Negeri 1 Kutacane?
“Menurut saya Layanan Konseling Kelompok sendiri sangat penting
untuk mengetahui permasalahan siswa dan memberi banyak informasi yang
dibutuhkan oleh siswa dan sekolah itu sendirir, siswa dapat meyadari tantangan
apa saja yang akan dihadapinya, dalam konseling kelompok ini siswa lebih bisa
mengemukakan pendapat nya dan dari situ juga kita dapat mendiskripsikan setiap
permasalahan siswa dan dapat pula kita atasi secara berkelompok dengan
berbagai masalah yang dialami siswa dan dapat kita selesaikan dengan segera”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahu bahwa betapa pentingnya


Layanan Konseling Kelompok untuk diberikan kepada siswa dan mengetahui
beragama permasalahan siswa dalam kelompok dan siswa dapat mengentaskan
permasalahannya. Dari pelaksanaannya siswa lebih aktif dalam memberikan
masukan terhadap permasalahan yang dialami oleh temannya. Dari kegiatan
konseling kelompok ini juga dapat membantu guru BK mengentaskan

Hasil Wawancara denganbapak Muslim, S. Pd pada hari senin tanggal 12 Juni


2

2023 pukul 11.00 disalah satu ruangan.


58

permasalahan siswa dengan siswa dengan mengelompokkan permasalahan dalam


satu pemberian layanan.
d) Bagaimana pelaksanaan layanan konseling kelompok yang bapak
lakukan dalam mengatasi permasalahan kesulitan belajar siswa?
“Dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok ini tentunya kita
mengelompokkan permasalahan siswa sebelum pemberian layanan.Setalah itu
kita sebagai guru BK menjadi pimpinan kelompok yang mengatur jalannya
layanan ini dengan mengarahkan dan membimbing siswa dalam mengentaskan
permasalahannya.”

Dari hasil wawancara diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa


terselenggaranya Konseling Kelompok di SMK N 1 Kutacane dilihat dari
pemasalahan siswa yang dilakukan oleh guru BK. Peneliti juga menganggap
bahwa permasalahan siswa yang berbeda beda dapat diselesaikan dengan satu
layanan sekaligus yaitu dengan konseling kelompok.
e) Apa yang menyebabkan siwa/siswi memiliki prestasi akademik yang
rendah di lingkungan sekolah SMK Negeri 1 Kutacane?
“Banyak faktor yang menyebabkan siswa memiliki prestasi akademik
yang rendah, salah satu diantarnya yaitu siswa tidak mendapatkan kesempatan
yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya sebagai siswa, ada
juga disebabkan oleh kemampuan yang dimiliki oleh siswa dan banyak factor
lainnya yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar”.

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa banyak factor yang
menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar (learning difficult).Kesulitan
belajar disebabkan oleh kemampuan siswa yang rata-rata (normal) dan juga
dibawah rata-rata.Kseulitan belajar juga ditandai dengan kelainan prilaku
(misbehavior) yang menyebabkan prestasi belajar siswa rendah.

f) Adakah hambatan yang dialami siswa/I dalam mengatasi prilaku yang


tidak baik dan bagaimana solusi dari ibu dalam mengatasi masalah
seperti ini?
“Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa siswa banyak yang
tidak mengetahui bahwa dirinya sedang bermasalah atau tidak bermasalah,
hambatan seperti ini lah yang banyak membuat siswa tidak tahu bagaimana
59

dirinya berprilaku di sekolah.Saya sudah beberapa kali melakukan layanan


konseling individu atau kelompok guna mengurangi intensitas masalah yang
dialami siswa dan memberitahu kepada siswa seperti apa kondisi dirinya saat ini.
Hambatan yang paling sering muncul yaitu kurang menguasai mata pelajaran
yang diberikan oleh guru dikarenakan SMK berbeda dengan SMA sehingga ada
beberapa mata pelajaran siswa kurang mampu menguasai bahan
pelajaran.Kemudian siswa banyak yang bolos atau tidak hadir dalam pelajaran
dan masih banyak lagi hambatan yang dialami oleh siswa”.

g) Bagaimana metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam


mengatasi kesulitan belajar siswa?
“Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tentunya berbeda-
beda sesuai dengan tema atau judul pelajaran yang diberikan oleh guru.Yang
terpenting semua metode pembelajaran harus berpusat kepada siswa”.

h) Apakah ada kerjasama guru BK dengan seluruh komponen sekolah


seperti kepala sekolah, guru wali kelas, guru mata pelajaran dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa di SMK Negeri 1 Kutacane?
“Tentunya harus ada kerjasama yang dibangun oleh sekolah dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa, adanya kerjasama anatara wali kelas dengan
guru Mapel dan juga kerjasama dengan guru BK itu sendiri. Sehinggaa sinergitas
anatar seluruh komponen terjalin dalam melihat tumbuh dan berkembang
kualitas belajar siswwa.Kerjasama antara guru BK dengan komponen skolah
lainnya sangat dibutuhkan untuk mencara data atau informasi yang
sesungguhnya sehingga kita dapat menyelesaikan masalah”.

i) Bagaimana tindak lanjut yang bapak/ibu lakukan setelah memberikan


layanan konseling kelompok?
“Tindak lanjut yang dilakukan dalam pelayanan ini tentunya
menyelesaikan permasalah siswa seluruhnya.Dalam konseling kelompok terdiri
dari 6-8 siswa dan kesemuanya harus diselesaikan setiap permasalahan yang
dialami oleh siswa.Bentuk tindak lanjut dengan mengadakan konseling kelompok
secara bertahap dan ada penilain yang dilakukan melihat sejauh mana
perubahan yang dialami oleh siswa”.

Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwasanya


kesulitan belajar siswa tidak menjadi hal yang menyulitkan sekolah, dikarenakan
adanya kerjasama yang baik yang dilakukan oleh personalia sekolah dengan
menyelesaikan berbagai permasalahan yang dialami oleh para siswa.
Prilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dipungkiri bahwasanya sekolah
merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk prilaku siswa serta
60

mempengaruhi siswa untuk selalu berbuat baik. Sehingga prilaku yang baik akan
mencerminkan prestasi akademik.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa yang
ada di SMKN 1 Kutacane pada hari yang sama ketika wawancara dengan Kepala
Sekolah dan Guru BK.
a) Menurut ananda bagaiaman peran guru BK di sekolah dalam
mengatasi masalah-masalah siswa di sekolah ini?
“Menurut saya (DA) kelas XI AK 1 guru BK disini sudah cukup bagus
dalam membimbing kami selaku guru BK ditambah lagi bapak itu merupakan
sosok yang ramah kepada siswa nya sehingga kami sangat senang dengan guru
BK” contohnya saja seperti kami anak perempuan sering sekali bercerita tentang
masalah-masalah kami dan itu semua dapat diatasi oleh guru BK dengan
memberikan berbagai macam penyelesaian masalah serta motivasi-motivasi yang
diberikannya yang membuat kami keluar dari masalah tersebut”.3

b) Bagaimana menerut anada dengan kinerja guru BK di sekolah ini


dengan beberapa program kerjanya, seperti pelaksanaan layanan
bimbingan konseling yang dilakukan di sekolah SMK Negeri 1
Kutacane?
Menenurut saya (DN) siswa kelas XI AK 1 “Program kerja guru BK
disini kurang banyak dan bisa dikatan jarang sekali digunakan, dikarenakan
tidak ada nya peluang guru BK itu seperti jam khusus dari pihak sekolah serta
tidak ada ruangan yang dapat kami singgahi jika ingin menceritakan masalah
itulah yang menyebabkan masalah kegiatan BK disini kurang baik. .Kami lebih
sering menjumpain guru BK untuk berdiskusi seputar masalah-masalah yang
dimiliki.Untuk kinerja guru BK saya rasa sudah cukup memenuhi kebutuhan
kamidengan kami menjumpai secara spontan dan menceritakan beberapa
masalah yang ada pada siswa”.

c) Bagaimana kamu berperilaku didalam kelas ketika mengikuti kegiatan


pembelajaran?
“Saya berprilaku disekolah ini layaknya seorang siwa yang mengikuti
semua aturan sekolah mulai dari berpakaian rapi dan juga bersikap ramah baik
kepada teman ataupun pada guru dan saya juga mentaati setiap tata tertib yang
telah di buat disekolah ini. Semua itu saya lakukan demi kebaikan saya juga dan
saya akan berusaha untuk selalu berprilaku layaknya seorang siswa yang selalu
mentaati seluruh peraturan yang dibuat. Saya rasa saya sudah berprilaku dengan
baik”.

3
Hasil Wawancara dengan siswa yang berinisial DA pada hari senin tanggal 12
Juni 2023 pukul 11.00 disalah satu ruangan.
61

d) Bagaimana proses pembelajaran yang kamu dapatkan dari guru di


SMK Negeri 1 Kutacane?
“Proses pembelajaran yang cukup menyenangkan, akan tetapi
terdapat beberapa pelajaran yang tidak dapat kami kuasai.Apalagi pada jurusan
akuntansi ini banyak hitungan dan rumus yang harus dihafal dan dikuasai itulah
yang membuat kami harus belajar dengan sungguh-sungguh”.

e) Bagaimana motivasi belajar yang ananda dapatkan?


“Menenurut saya (DN) siswa kelas XI AK 1setelah diwawancarai
menjelaskan tentang motivasi belajar yang didapat cukup baik untuk dirinya dan
juga siswa lainnya, sehingga para siswa berusaha untuk terus belajar dan
menggali pengetahuan yang lebih untuk kepentingan masa depan yang harapkan
nantinya dan mewujudkan harapan orangtua dan juga dapat bermanfaat untuk
masyarakat luas.4”.

f) Bagaiman keterlibatan guru dan siswa selama proses belajar mengajar


berlangsung didalam kelas?
“Menurut saya keterlibatan guru dan siswa cukup intens dan
komunikasinya juga sangat baik apalagi saat diluar jam pelajaran, kelas yang
cukup interaktif membuat keterlibatan antara guru dan siswa saling komunikasi.
Akan tetapi ada beberapa teman yang tidak komunikatif dengan guru disebebkan
oleh beberapa hal sehingga apa yang diharapkannya tidak terwujud dengan
sempurna. Hal ini diperlukan komunikasi yang baik antara para siswa dengan
guru”.

C. Penerapan Layanan Konseling Kelompok


Penerapan layanan bimbingan dan konseling kelompok belum terlaksana
dengan baik,hal ini ditandai dengan pelaksanaan dalam hal untuk mengatasi
kesulitan belajar pada siswa kelas kelas XII Akuntansi SMK N 1 Kutacane. Oleh
sebab itu peneliti melaksanakan layanan konseling kepada siswa untuk mencari
solusi dan jalan keluar terhadap penyelesaian masalah mereka.Hal tersebut
bertujuan agar nantiya peserta didik mampu mencegah kesulitan dalam belajar
secara lebih baik. Sebelum peneliti melakukan layanan konseling kelompok,
peneliti melakukan beberapa tahap yang akan dilakukan oleh peneliti dalam
melaksanakan layanan konseling kelompok online dengan peserta didik.

4
Hasil Wawancara dengan siswa yang berinisial DN pada hari senin tanggal 12
Juni 2023 pukul 11.00 disalah satu ruangan
62

Menurut Latipun Konseling kelompok (Group Counseling) merupakan


salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu,
memberi umpan balik (feed back) dan pengalaman belajar.Konseling kelompok
dalam prosesnya menggunakan prinsip-prinsip dinamika kelompok (group
dynamic).
Adapun tahapan yang akan dilakukan peneliti yaitu :
1. Tahap Pembentukan, yaitu melakukan pengenalan baik peneliti maupun
anggota kelompok dalam proses layanan konseling kelompok.
2. Tahap Peralihan, yaitu peneliti menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan ke tahap berikutnya, kemudian menanyakan kesiapan
anggota kelompok untuk membahas permasalahan oleh anggota
kelompok untuk dicarikan solusinya
3. Tahap Kegiatan, yaitu meliputi kegiatan yang terjadi dimana peneliti
sebagai pemimpin kelompok dalan proses konseling kelompok.
Selanjutnya anggota kelompok menyampaikan permasalahan masing-
masing. Setelah itu pemimpin kelompok mengajak semua anggota
kelompo untuk tetap menjaga kerahasiaan segala proses konseling
kelompok dari luar anggota kelompok.
4. Tahap Pengakhiran, yaitu pemimpin kelompok memberitahukan bahwa
proses pelayanan konseling kelompok akan diakhiri, lalu memiminta
anggota kelompok untuk memilih dan memberi solusi untuk 1
permasalahan anggota kelompok secara bersama-sama, kemudian
pemimpin kelompok menyimpulkan semua solusi anggota kelompok dan
menanyakan pertemuan selanjutnya, lalu berdoa dan menutup kegiatan.
Dengan rancangan kegiatan yang dibuat peneliti ini diharapkan
pelaksanan layanan konseling kelompok ini dapat berjalan sesuai dan
sebagaimana mestinya dengan tetap mejaga kerahasiaan dalam setiap
proses layanan konseling kelompok agar sesuai dengan asas-asas yang
ada di Bimbingan dan Konseling.

Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya menjelaskan bahwa tujuan konseling


kelompok terdiri dari 4, yaitu:
63

1. Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan banyak orang.


2. Melatih anggota kelompok untuk dapat bertenggang rasa terhadap teman
sebayanya.
3. Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota
kelompok.
4. Mengentaskan permasalahan-permasalahan anggota kelompok(Sukardi,
2008: 68).

Dalam konseling kelompok juga memiliki beberapa asas dalam


pelayanannya, diantaranya sebagai berikut ini:
1. Asas Kerahasiaan
Para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa yang
dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain.
2. Asas Keterbukaan
Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran,
tentang apa saja yang dirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu dan
ragu-ragu.
3. Asas Kesukarelaan
Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu atau
dipaksa oleh teman lain atau pemimpin kelompok.
4. Asas Kenormatifan
Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan
dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku.

Dalam pelaksanaan layanan sangat ditentukan pada tahapan-tahapan yang


harus dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan tepat pada sasaran.Menurut
Prayitno dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok, terdapat tahap-tahapan
yang harus dilaksanakan. Tahap-tahapan tersebut sebagai berikut:
1. Tahap Pembentukan.
Yaitu tahapan yang membentuk kerumusan sejumlah individu dari
menjadi satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam
mencapai tujuan bersama.
64

2. Tahap Peralihan.
Yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan
berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok.
3. Tahap Kegiatan.
Yaitu tahap kegiatan ini adalah untuk membahas topik-topik tertentu
pada bimbingan kelompok (BKp) atau mengentaskan masalah pribadi anggota
kelompok (pada KKp).
4. Tahap Pengakhiran.
Yaitu tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah
dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan
selanjutnya(Prayitno, 2004:18).

D. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok


FORMAT
LAPORAN HASIL PRAKTIK KKp
Nama : Khansa Azzahra Kelompok :1
Kelas : XI AK 1 Pertemuan ke : Pertama
Alamat tugas : SMK N 1 Kutacane Klien ke : 1 (satu)
Berdomisili : Kutacane Tgl Pelaksanaan: 14-06-23
Tujuan

1. Agar anggota kelompok dapat memperoleh informasi-informasi dan


pemahaman baru tentang kesulitan belajar.

2. Agar anggota kelompok dapat berkembang aspek kepribadiannya yaitu berani


berbicara, berani menyampaikan pendapat, berani menanggapi di depan orang
banyak, menyampaikan ide dan gagasan baru di depan orang banyak,
menyampaikan pengalaman tenggang rasa dan menyalurkan bakat dan minat
masing-masing anggota kelompok.
65

Tabel 4.4.
Tahapan dan Langkah-Langkah Konseling Kelompok
Tahapan KKP

Tahap Pembentukan

1 Menerima secara terbuka dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran


dan kesediaan anggota kelompok mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok.
Berdoa bersama, membacakan surah alfatihah yang dipimpin oleh
pemimpin kelompok.
Menjelaskan pengertian layanan bimbingan kelompok.
Bertanya dan merespon pada anggota kelompok yang pernah mengikuti
kegiatan bimbingan kelompok.
Menjelaskan tujuan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.
Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan kelompok.
Menjelaskan asas-asas bimbingan kelompok yaitu asas kesukarelaan,
keterbukaan, kegiatan, kenormatifan, dan kerahasiaan. Jika ada diantara
siswa yang menceritakan hal-hal yang sifatnya rahasia, maka perlu dijaga
dan tidak menyebarluaskan pada orang lain.
Melaksanakan perkenalan dilanjutkan dengan rangkaian nama.
TAHAP PERALIHAN

2 Menjelaskan kembali dengan ringkas cara pelaksanaan kegiatan


kelompok.
Memahami suasana hati dan pikiran masing-masing anggota kelompok
untuk mengetahui kesiapan mereka memasuki tahap kegiatan.
Menanyakan kembali mengenai kesiapan anggota kelompok untuk
menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap kegiatan).
TAHAP KEGIATAN

3 Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa topik yang akan dibahas


merupakan topik tugas yang telah disiapkan oleh pemimpin kelompok.
Pemimpin kelompok memberikan alasan pada pemilihan topik yaitu topik
gadget
66

Pemimpin kelompok menanyakan persetujuan anggota kelompok


Pembahasan topik secara tuntas yaitu: apa itu gadget, manfaat
penggunaan gadget, dampak penggunaan gadget dan cara mengatur waktu
dalam penggunaan gadget.
Menegaskan komitmen para anggota kelompok berkenaan dengan topik
yang dibahas.
Dalam pelaksanaan kegiatan, ada beberapa siswa yang susah
mengeluarkan pendapatnya, tetapi ketika suasana sudah rileks dimana
teman-temannya banyak berkomentar, dan dengan dorongan PK ternyata
siswa tersebut dengan sendirinya mengeluarkan pendapatnya bahkan
dapat memberikan kesimpulan dari kegiatan tersebut. Hal ini sangat
dihargai oleh peserta kelompok dan juga PK memberikan reinforcement.
Ketika menyimpulkan apa yang telah dibahas ada empat orang peserta
yang sukarela mengemukakan kesimpulannya.
TAHAP PENGAKHIRAN

4 Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera


diakhiri
Anggota kelompok menyampaikan kesan dan pesan
Merencanakan kegiatan selanjutnya
Doa penutup.
Bernyanyi rasa sayange dan menutup kegiatan.

Refleksi kegiatan layanan bimbingan kelompok dituangkan ke dalam format

BMB3 yaitu berfikir, merasa, bersikap, bertindak dan bertanggung jawabsebagai

berikut:

No. Aspek BMB3 Refleksi

1. Berpikir Dari serangkaian kegiatan yang dilalui


praktikan selama proses layanan berlangsung
di sekolah, berpikir bahwa ternyata kesesuaian
antara teori dan aplikasi di lapangan masih
jauh dari harapan.Permasalahan yang dialami
67

oleh para siswa yang membutuhkan guru BK


khususnya layanan Bimbingan Kelompok.

2. Merasa Dari serangkaian kegiatan yang dilalui


praktikan di sekolah, praktikan merasa bahwa
kegiatan ini sangatlah menyenangkan karena
peneliti melakukan kontak langsung terhadap
peserta didik dalam memberikan layanan
bimbingan konseling.

3. Bersikap Dari serangkaian kegiatan yang dilalui


praktikan di sekolah, praktikan
bersikapoptimis jika hal ini terus digalakkan
akan menjadi nilai plus tersendiri bagi para
siswa dan pelayanan konseling di sekolah,
utamanya semakin mahirnya guru BK dalam
menangani permasalahan siswa dan
memperkembangkan potensi siswa di sekolah.

4. Bertindak Dari serangkaian kegiatan yang dilalui


praktikan di sekolah, praktikan
akan(bertindak) melaksanakan program
kegiatan pelayanan bimbingan konseling lebih
maksimal lagi.

5. Bertanggung Jawab Dari serangkaian kegiatan yang dilalui


praktikan di sekolah,
praktikanbertanggungjawab memberikan
pelayanan yang terbaik untuk peserta didik
agar memcapai pribadi mandiri dalam
kehidupan.
68

E. Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Siswa Terhadap Layanan


Konseling Kelompok.
Dalam mencapai tujuan konseling kelompok yang dilakukan oleh konselor
dengan memperhatikan beberapa factor-faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan proses konseling, diantaranya sebagai berikut:
1. Terbinanya Harapan
Harapan yang menimbulkan persaan optimis pada diri siswa untuk
menyelesaikan masalahnya. Melalui harapan ini, klien akan belajar
memahami dan mengembangkan kemampuan atau potensi yang
dimilikinya.

2. Universalitas
Universalitas akan mengurangi tingkat kecemasan klien atau siswa
karena mengetahui bahwa bukan hanya dirinya yang memiliki masalah
bahkan teman dalam kelompoknya juga memiliki permasalahan yang
berbeda-beda pula.
3. Pemberian Informasi
Informasi dapat diperoleh melalui pemimpin kelompok (PK) maupun
dari anggota kelompok lain. Indormasi ini meliputi pengalaman dari
anggota kelompok, pemecahan masalah yang ditawarkan oleh konselor
atau anggota kelompok.
4. Alturisme
Alturisme mengarah kepada proses menerima dan memberi. Siswa atau
klien yang merasa bahwa kelompoknya telah memberikan saran dan
masukan serta kebaikan pada dirinya selama menjalin proses layanan
konseling kelompok.
5. Pengembangan Sosialisasi
Sosialisasi berhubungan dengan cara anggota kelompok menjalin
hubungan interpersonal. Masing-masing anggota belajar untuk dapat
mengkomunikasikan keinginannya dengan tepat serta memberikan
perhatian dan dapat memahami orang lain.
6. Belajar Menjalin Hubungan
69

Anggota kelompok dapat belajar menjalin hubungan interpersonal


dengan kelompoknnya. Hal ini dapat dikembangkan dan terlihat jelas
dengan berani mengekspresikan dirinya dihadapan anggota kelompok,
merespon apa yang disampaikan serta meningkatkan sensivitas terhadap
masalah anggota kelompoknya.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukannya analisis terhadap data penelitian, maka dapat
dikemukakan bahwa kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagi berikut:
1. Berdasarkan observasi dan pengamatan peneliti yang dilakukan di SMK
N 1 Kutacane, bahwa pelaksanaan Konseling Kelompok di SMK N 1
Kutacane digunakan oleh guru pembimbing/guru BK, akan tetapi
pelaksanaan kegiatan lainnya sudah dilakukan seperti pemberian layanan
kepada siswa dan juga adanya pembimbingan terhadap siswa yang
bermasalah maupun yang berprestasi.
2. Pemahaman siswa tentang kesulitan belajar masih banyak yang
menganggap hal yang sepele dalam artian dihiraukan oleh siswa. Prilaku
prilaku ini dianggap sepele dikarenakan siswa seperti sudah melakukan
kegiatan kegiatan yang dia anggap sudah baik, namun pada kenyataannya
di lapangan siswa belum mampu memiliki prestasi akademik yang baik.
3. Pelaksanaan konseling kelompok yang diberikan kepada siswa belum
mencapai kesempurnaan dikarenakan ada nya siswa yang mengikuti
dengan secara serius dan ada yang hanya mengikuti sebagai formalitas
dan menganggap hal yang tidak ada manfaat bagi diri nya dan ada juga
yang malas dalam mengungkapkan permasalahan yang dialami.

B. Saran
1. Kepada Kepala Sekolah untuk tetap memantau setiap kegiatan-kegiatan
yang dilakuakn oleh para guru, khususnya guru BK. Sehingga para siswa
merasa terayomi dengan kahdiran sosok para guru dan siswa-siswi yang
kita harapkan kedepannya dapat menjadi tauladan bagi orang lain.
2. Kepada guru bimbingan dan konseling untuk tetap melaksanakan dan
meningkatkan kegiatan-kegiatan bimbingandan konseling tersebut
khusunya penggunaan layanan konseling kelompok yang sifatnya intens

70
71

kepada siswa. Sehingga kita memiliki data siswa dan dapat mengetahui
masalah yang dialami oleh masing masing siswa tersebut.
3. Bagi siswa dan siswi di SMK N 1 Kutacane untuk terus aktif dalam
belajar dan sering berkonsultasi dengan guru pembimbing/guru BK, serta
berprilaku yang baik agar dapat menjadi contoh bagi orang banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem


PengajaranModul, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002).

Adhiputra, A.A Ngurah. 2011. Konseling Kelompok. Yogyakarata: Media


Akademis

Achmad Juntika Nurihsan. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai


Latar Belakang. Bandung: Alfabeta.

Achmad Juntika Nurihsan. 2010. Strategi Layanan Bimbingan Konseling.


Bandung Refika Aditama.

Ahmadi dan Supriyono.2003. Teori Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

An Nashri Sohib. 2018. Penerapan Layanan Konseling Kelompok Teknik


Problem Solving untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII SMP
Negeri 1 Air Joman Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMSU.

Badan Pusat Statistik (https://www.bps.go.id/indicator/6/1179/1/tingkat-


pengangguran-terbuka-berdasarkan-tingkat-pendidikan.html)

Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksaaan Program Bimbingan dan


Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah Saiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Erhamwilda. 2009. Konseling Islami. Yogyakarta: Garaha Ilmu.

Harrison, Pauline. 2002. Konseling Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Ike Yuliani. 2018. Pengaruh Konseling Kelompok dalam Mereduksi Kesulitan


Belajar IPS Peserta Didik Kelas VIII di SMPN 11 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan
Lampung.

Imam gunawan, 2014. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta:
Bumi aksara.

Lexy J. Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


RosdaKarya.
Masganti.2016. Metodologi Penelitian Pendidikan Islam. Medan: IAIN Pres.

72
73

Meriyani, N. M. (2018, Vol.1).Developing non-routine problems for assessing


students' mathematical literacy. Journal of Physics: Conference Series
983(1), 012115. IOP Publishing.

Muliyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan


Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuh Litera.Mengatasi
Mulyono, Abdurrahman. 2012. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyono Abdurrahman. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Mungin Eddy Wibowo. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang:


Unnes Press.

Murad, Abdul. 2009. Konseling Kelompok Teori, Sumsi Konsep dan Aplikasi.
Bandung: Rizqi Press.

Mohammad Irham & Novan Ardy W. 2013.Psikologi Pendidikan Teori dan


Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Natawidjaya, Rochman. 2009. Konseling Kelompok Konsep Dasar & Pendekatan.


Bandung: Risqi Press.

Pasal 31 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Dasar 1945.Peraturan Mentri Pendidikan


dan Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Sukardi. 2007. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling


Disekolah (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Syaukani.2017. Metode Penelitian Pedoman Praktis Penelitian dalam Bidang


Pendidikan.Medan: Perdana Publishing.

Tanjungsari dan Soedjoko. 2012. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP


pada Materi Persamaan Garis Lurus. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
74

Tri Mahzumah, dkk. 2013. Penerapan Konseling Kelompok Realitas untuk


Membantu Siswa Mengatasi Kesulitan Belajar. Jurnal Bimbingan
Konseling. Vol. 1 Edisi 3.

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) Sistem Pendidikan Nasional.

Utami Fitri, H., & Kushendar, K. (2019). Konseling Kelompok


Cognitive Restructuring untuk Meningkatkan Resiliensi Akademik
Mahasiswa.Bulletin of Counseling and Psychotherapy,1(2), 67-74.

Winkel dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
LAMPIRAN
Lampiran

FORMAT
LAPORAN HASIL PRAKTIK KKp
Nama : Khansa Azzahra Kelompok :1
Kelas : XI AK 1 Pertemuan ke : Pertama
Alamat tugas : SMK N 1 Kutacane Klien ke : 1 (satu)
Berdomisili : Kutacane Tgl Pelaksanaan: 14-06-23
No. TAHAP DAN LANGKAH-LANGKAH

I TAHAP PEMBENTUKAN
a. Mengucapkan: salam , terima kasih dan selamat datang
b. Berdoa
c. Menjelaskan pengertian KKp
d. Menjelaskan tujuan KKp
e. Menjelaskan cara pelaksanaan KKp
Menjelaskan asas KKp (kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kenormatifan dan
f.
kerahasiaan)
g. Perkenanan
h. Permainan rangkaian nama
i. Permainan selingan ( jika diperlukan )

No. TAHAP DAN LANGKAH-LANGKAH

II TAHAP PERALIHAN
a. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh selanjutnya
b. Mengajak anggota untuk masuk ke tahap/ kegiatan berikutnya
c. Membahas suasana yang terjadi
d. Meningkatkan partisipasi anggota
Kembali menjelaskan beberapa aspek yang disebutkan pada tahap pembentukan (kalau
e.
diperlukan)

No. TAHAP DAN LANGKAH-LANGKAH

III TAHAP KEGIATAN


Setiap anggota kelompok mengemukakan judul masalah diri pribadi untuk dibahas oleh
a.
anggota kelompok
Memilih dan menetapkan satu masalah yang akan dibahas dari masalah-masalah yang
b
dikemukakan anggota kelompok secara musyawarah.
PK Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok (KLIEN) yang masalahnya
c
terpilih untuk dibahas menjelaskan gambaran masalah dimaksud.
Anggota kelompok membahas masalah KLIEN secara mendalam dan tuntas dengan
d
strategi BMB3 dan Lima-an
e PK Mengelola dan mengatur lalu lintas pembahasan masalah KLIEN
PK Meminta komitmen peneguhan hasrat KLIEN tentang masalahnya yang telah
f
dibahas
g Kegiatan selingan / permainan

No. TAHAP DAN LANGKAH-LANGKAH

IV TAHAP PENGAKHIRAN
a. PK mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri
b. PK dan anggota mengemukakan kesan-kesan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan
c PK membahas kegiatan lanjutan
d PK dan setiap anggota Mengemukakan pesan dan harapan
e PK mengucapkan terima kasih
F Berdoa
G Salam - - - sayonara
Dokumentasi Kkp
FORMAT
LAPORAN HASIL PRAKTIK KKp
Nama : Khansa Azzahra Kelompok :1
Kelas : XI AK 1 Pertemuan ke : Kedua
Alamat tugas : SMK N 1 Kutacane Klien ke : 2 (dua)
Berdomisili : Kutacane Tgl Pelaksanaan: 15-06-23
No. TAHAP DAN LANGKAH-LANGKAH

I TAHAP PEMBENTUKAN
a. Mengucapkan: salam , terima kasih dan selamat datang
b. Berdoa
c. Menjelaskan pengertian KKp
d. Menjelaskan tujuan KKp
e. Menjelaskan cara pelaksanaan KKp
Menjelaskan asas KKp (kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kenormatifan dan
f.
kerahasiaan)
g. Perkenanan
h. Permainan rangkaian nama
i. Permainan selingan ( jika diperlukan )

No. TAHAP DAN LANGKAH-LANGKAH

II TAHAP PERALIHAN
a. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh selanjutnya
b. Mengajak anggota untuk masuk ke tahap/ kegiatan berikutnya
c. Membahas suasana yang terjadi
d. Meningkatkan partisipasi anggota
Kembali menjelaskan beberapa aspek yang disebutkan pada tahap pembentukan (kalau
e.
diperlukan)

No. TAHAP DAN LANGKAH-LANGKAH

III TAHAP KEGIATAN


Setiap anggota kelompok mengemukakan judul masalah diri pribadi untuk dibahas oleh
a.
anggota kelompok
Memilih dan menetapkan satu masalah yang akan dibahas dari masalah-masalah yang
b
dikemukakan anggota kelompok secara musyawarah.
PK Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok (KLIEN) yang masalahnya
c
terpilih untuk dibahas menjelaskan gambaran masalah dimaksud.
Anggota kelompok membahas masalah KLIEN secara mendalam dan tuntas dengan
d
strategi BMB3 dan Lima-an
e PK Mengelola dan mengatur lalu lintas pembahasan masalah KLIEN
PK Meminta komitmen peneguhan hasrat KLIEN tentang masalahnya yang telah
f
dibahas
g Kegiatan selingan / permainan

No. TAHAP DAN LANGKAH-LANGKAH

IV TAHAP PENGAKHIRAN
a. PK mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri
b. PK dan anggota mengemukakan kesan-kesan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan
c PK membahas kegiatan lanjutan
d PK dan setiap anggota Mengemukakan pesan dan harapan
e PK mengucapkan terima kasih
F Berdoa
G Salam - - - sayonara
Dokumentasi Kkp
FORMAT
LAPORAN HASIL PRAKTIK KKp
Nama : Khansa Azzahra Kelompok :1
Kelas : XI AK 1 Pertemuan ke : Ketiga
Alamat tugas : SMK N 1 Kutacane Klien ke :3
Berdomisili : Kutacane Tgl Pelaksanaan: 16-06-23
No. TAHAP DAN LANGKAH-LANGKAH

I TAHAP PEMBENTUKAN
a. Mengucapkan: salam , terima kasih dan selamat datang
b. Berdoa
c. Menjelaskan pengertian KKp
d. Menjelaskan tujuan KKp
e. Menjelaskan cara pelaksanaan KKp
Menjelaskan asas KKp (kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kenormatifan dan
f.
kerahasiaan)
g. Perkenanan
h. Permainan rangkaian nama
i. Permainan selingan ( jika diperlukan )

No. TAHAP DAN LANGKAH-LANGKAH

II TAHAP PERALIHAN
a. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh selanjutnya
b. Mengajak anggota untuk masuk ke tahap/ kegiatan berikutnya
c. Membahas suasana yang terjadi
d. Meningkatkan partisipasi anggota
Kembali menjelaskan beberapa aspek yang disebutkan pada tahap pembentukan (kalau
e.
diperlukan)

No. TAHAP DAN LANGKAH-LANGKAH

III TAHAP KEGIATAN


Setiap anggota kelompok mengemukakan judul masalah diri pribadi untuk dibahas oleh
a.
anggota kelompok
Memilih dan menetapkan satu masalah yang akan dibahas dari masalah-masalah yang
b
dikemukakan anggota kelompok secara musyawarah.
PK Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok (KLIEN) yang masalahnya
c
terpilih untuk dibahas menjelaskan gambaran masalah dimaksud.
Anggota kelompok membahas masalah KLIEN secara mendalam dan tuntas dengan
d
strategi BMB3 dan Lima-an
e PK Mengelola dan mengatur lalu lintas pembahasan masalah KLIEN
PK Meminta komitmen peneguhan hasrat KLIEN tentang masalahnya yang telah
f
dibahas
g Kegiatan selingan / permainan

No. TAHAP DAN LANGKAH-LANGKAH

IV TAHAP PENGAKHIRAN
a. PK mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri
b. PK dan anggota mengemukakan kesan-kesan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan
c PK membahas kegiatan lanjutan
d PK dan setiap anggota Mengemukakan pesan dan harapan
e PK mengucapkan terima kasih
F Berdoa
G Salam - - - sayonara
Dokumentasi Kkp
Lampiran II

PANDUAN PERLAKUAN
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan angket wawancara untuk mengatasi kesulitan belajar dengan

layanan konseling kelompok. Adapun penyusunan pedoman wawancara dalam

penelitian ini dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membaca rujukan yang berhubungan dengan kesulitan belajar siswa

dengan layanan konseling kelompok

2) Menentukan variabel siswa dengan layanan konseling kelompok serta

membuat pedoman wawancara.

3) Menyusun pedoman wawancara.


Lampiran III

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA


Wawancara dengan Kepala Sekolah
WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
DI SMK N 1 KUTACANE

1. Bagaimana pandangan bapak mengenai pelaksanaan konseling kelompok di


SMK Negeri 1 Kutacane?
2. Menurut bapak seberapa penting keberadaan guru BK di SMK Negeri 1
Kutacane?
3. Apakah ada jam khusus atau jadwal yang diberikan sekolah kepada guru
Bimbingan Konseling di SMK Negeri 1 Kutacane?
4. Apakah ada metode pembelajaran khusus didalam proses pembelajaran yang
diberikan kepada siswa?
5. Bagaimana prestasi akademik siswa secara di SMK Negeri 1 Kutacane?
6. Bagaimana prestasi akademik yang bapak harapkan dari para siswa dan
siswi setelah mendapatkan layanan konseling kelompok dari Guru BK
sendiri?
Wawancara dengan Guru
WAWANCARA DENGAN GURU
DI SMK N 1 KUTACANE

1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi guru BK di SMK Negeri 1


Kutacane?
2. Bagaimana yang dikatakan sebagai siswa yang mengalami kesulitan
belajar?
3. Bagaimana pandangan ibu tentang pentingnya penggunaan layanan
konseling kelompok di SMK Negeri 1 Kutacane?
4. Bagaimana pelaksanaan layanan konseling kelompok yang bapak/ibu
lakukan dalam mengatasi permasalahan kesulitan belajar siswa?
5. Apa yang menyebabkan siwa/siswi memiliki prestasi akademik yang rendah
di lingkungan sekolah SMK Negeri 1 Kutacane?
6. Adakah hambatan yang dialami siswa/I dalam mengatasi prilaku yang tidak
baik dan bagaimana solusi dari ibu dalam mengatasi masalah seperti ini?
7. Bagaimana metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa?
8. Apakah ada kerjasama guru BK dengan seluruh komponen sekolah seperti
kepala sekolah, guru wali kelas, guru mata pelajaran dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa di SMK Negeri 1 Kutacane?
9. Bagaimana tindak lanjut yang bapak/ibu lakukan setelah memberikan
layanan konseling kelompok?

Wawancara dengan Siswa


WAWANCARA DENGAN SISWA-SISWI
DI SMK N 1 KUTACANE

1. Menurut ananda bagaiaman peran guru BK di sekolah dalam mengatasi


masalah-masalah siswa di sekolah ini?
2. Bagaimana menerut anada dengan kinerja guru BK di sekolah ini dengan
beberapa program kerjanya, seperti pelaksanaan layanan bimbingan
konseling yang dilakukan di sekolah SMK Negeri 1 Kutacane?
3. Bagaimana kamu berperilaku didalam kelas ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran?
4. Bagaimana proses pembelajaran yang kamu dapatkan dari guru di SMK
Negeri 1 Kutacane?
5. Bagaimana motivasi belajar yang ananda dapatkan?
6. Bagaiman keterlibatan guru dan siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung didalam kelas?
Lampiran IV

DOKUMENTASI PENELITIAN

Dokumentasi Tampak Sekolah

Dokumentasi Tampak Sekolah


Wawancara dengan Kepala Sekolah

Foto Bersama Kepala Sekolah dan Guru BK


Wawancara dengan Guru BK
Lampiran V

VERBATIM HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan Kepala Sekolah


No Pertanyaan Hasil Wawancara
1 Bagaimana pandangan bapak “Menurut saya selaku kepala sekolah
mengenai pelaksanaan konseling di SMK N 1 Kutacane, pelaksanaan
kelompk di SMK N 1 Kutacane? bimbingan konseling di SMK N 1
Kutacane ini sudah berjalan tetapi
belum seratus persen secara praktek
karena contohnya disini belum
mempunyai ruangan tatap muka yang
memadai dan masih banyak yang
harus diperbaiki. Kami akan terus
berusaha agar mempunyai ruangan
khusus untuk praktek bimbingan
konseling, karan saya fikir sangat
dibutuhkan oleh siswa dan guru
pembimbingnya sendiri”.
2 Menurut bapak seberapa penting “Keberadaan guru pembimbing atau
keberadaan guru BK di SMK N 1 guru BK sangalaht penting, kenapa?
Kutacane? Karena di samping sebagai guru BK
yang sudah memenuhi kriteria
ataupun yang sudah sertifikasi guru
BK wajib membimbing 150 siswa. Kita
baru mempunyai 6 guru BK dan itu
belum semua siswa terpenuhi dalam
penyelesaian masalahnya”.
3 Apakah ada jam khusu atau “Kami belum maksimal dalam
jadwal yang diberikan sekolah menerpakan jam guru BK itu secara
kepada guru BK di SMKN 1 teori minimal satu mata pelajaran
Kutacane? guru BK harus masuk ke kelas,
berhubung kurikulum yang kami
gunakan adalah K13, sehingga kami
sampai saat ini belum menetapkan
adanya jam pelajaran per minggu
untuk guru BK”.
4 Apakah ada metode pembelajaran “Untuk metode pembelajaran
khusus didalam proses diserahkan kepada guru yang
pembelajaran yang diberikan bersangkutan untuk menerapkan
kepada siswa? metode pembelajaran yang digunakan
didalam kelasnya. Karena disetiap
mata pelajaran tentunya
menggunakan metode yang berbeda
beda sesuai degan topic pembahasan
yang diberikan oleh guru”.
5 Bagaimana prestasi akademik “Kami berusaha untuk mendorong
siswa di SMK N 1 Kutacane? siswa memiliki prestasi dalam tiap
bidangnya, namun belum secara
menyeluruh siswa memiliki prestasi
secara akademik. Proses yang
dilakukan dengan menguatkan
kegiatan ekstrakurikuler dengan
kerjasama antar guru sehingga arah
bakat dan minat anak dapat diketahui
dan akan berdampak pada prestasi
yang diraih oleh siswa tersebut”.
6 Bagaimana prestasi akademik “Tentunya sekolah mengharapkan
yang bapak harapkan dari para banyak prestasi yang diukir oleh
siswa dan siswi setelah siswa, dengan adanya layanan yang
mendapatkan layanan konseling diberikan kita mengharapkan siswa
kelompok dari guru BK? dapat mengetahui arah bakat dan
minatnya sehingga siswa termotivasi
untuk berprestasi dalam bidang
akademik ataupun bidang lainnya.
Kerjasama dengan guru BK akan
terus diingkatkan sehingga banyak
siswa yang mendaptkan pelayanan
konseling ”.

Hasil Wawancara dengan Guru BK


No Pertanyaan Hasil Wawancara
1 Sudah berapa lama bapak menjadi “Saya menjadi guru BK sudah hamper
guru BK di SMK N 1 Kutacane? sekitar 4 tahun kurang lebih saya
mulai mengajar di sekolah SMK N 1
Kutacane ini”.sudah banyak siswa
yang saya tangani dengan macam-
macam masalah yangm ada pada diri
siswa itu sendiri. Mulai dari hal yang
biasa sampai masalah yang harus
betul-betul ditangani secara serius.
Dan bahkan mereka lebih banyak
bercerita saja bukan atas dasar
masalah mereka. Tapi saya terima
saja karna sudah menjadi tanggung
jawab saya selaku guru BK disekolah
ini.
2 Bagaimana yang dikatakan “Dalam kehidupan anak disekolah
sebagai siswa yang mengalami tidak semua dapat dilihat dan
kesulitan belajar? dirasakan bahwa di antaranya ada
yang telah atau sedang menghadapi
masalah dan ada yang masih gejala,
bahakan bagi anak sendiri juga
banyak yang tidak mengetahui bahwa
dirinya sedang bermasalah. Jadi siswa
yang bermasalah itu dapat terlihat
setelah kita mendalami kisah hidupnya
dan berinteraksi langsung dengannya
sehingga masalah yang dialaminya
dapat disampaikannya dan dari
situlah kita menyimpulkan masalah
yang dihadapi nya berat atau masih
gejala. Ya saya rasa seperti itu
penjelasan saya.”
3 Bagaimana pandangan ibu tentang “Menurut saya Layanan Konseling
pentingnya penggunaan layanan Kelompok sendiri sangat penting
konseling kelompok di SMK untuk mengetahui permasalahan siswa
Negeri 1 Kutacane? dan memberi banyak informasi yang
dibutuhkan oleh siswa dan sekolah itu
sendirir, siswa dapat meyadari
tantangan apa saja yang akan
dihadapinya, dalam konseling
kelompok ini siswa lebih bisa
mengemukakan pendapat nya dan dari
situ juga kita dapat mendiskripsikan
setiap permasalahan siswa dan dapat
pula kita atasi secara berkelompok
dengan berbagai masalah yang
dialami siswa dan dapat kita
selesaikan dengan segera”.
4 Bagaimana pelaksanaan layanan “Dalam pelaksanaan layanan
konseling kelompok yang bapak konseling kelompok ini tentunya kita
lakukan dalam mengatasi mengelompokkan permasalahan siswa
permasalahan kesulitan belajar sebelum pemberian layanan. Setalah
siswa? itu kita sebagai guru BK menjadi
pimpinan kelompok yang mengatur
jalannya layanan ini dengan
mengarahkan dan membimbing siswa
dalam mengentaskan
permasalahannya.”
5 Apa yang menyebabkan “Banyak faktor yang menyebabkan
siwa/siswi memiliki prestasi siswa memiliki prestasi akademik
akademik yang rendah di yang rendah, salah satu diantarnya
lingkungan sekolah SMK Negeri yaitu siswa tidak mendapatkan
1 Kutacane? kesempatan yang memadai untuk
berkembang sesuai dengan
kapasitasnya sebagai siswa, ada juga
disebabkan oleh kemampuan yang
dimiliki oleh siswa dan banyak factor
lainnya yang menyebabkan siswa
mengalami kesulitan dalam belajar”.
6 Adakah hambatan yang dialami “Seperti yang saya sampaikan
siswa/I dalam mengatasi prilaku sebelumnya, bahwa siswa banyak
yang tidak baik dan bagaimana yang tidak mengetahui bahwa dirinya
solusi dari ibu dalam mengatasi sedang bermasalah atau tidak
masalah seperti ini? bermasalah, hambatan seperti ini lah
yang banyak membuat siswa tidak
tahu bagaimana dirinya berprilaku di
sekolah.Saya sudah beberapa kali
melakukan layanan konseling individu
atau kelompok guna mengurangi
intensitas masalah yang dialami siswa
dan memberitahu kepada siswa seperti
apa kondisi dirinya saat ini.
Hambatan yang paling sering muncul
yaitu kurang menguasai mata
pelajaran yang diberikan oleh guru
dikarenakan SMK berbeda dengan
SMA sehingga ada beberapa mata
pelajaran siswa kurang mampu
menguasai bahan pelajaran.
Kemudian siswa banyak yang bolos
atau tidak hadir dalam pelajaran dan
masih banyak lagi hambatan yang
dialami oleh siswa”.
7 Bagaimana metode pembelajaran “Metode pembelajaran yang
yang dilakukan oleh guru dalam digunakan oleh guru tentunya
mengatasi kesulitan belajar siswa? berbeda-beda sesuai dengan tema atau
judul pelajaran yang diberikan oleh
guru. Yang terpenting semua metode
pembelajaran harus berpusat kepada
siswa”.
8 Apakah ada kerjasama guru BK “Tentunya harus ada kerjasama yang
dengan seluruh komponen sekolah dibangun oleh sekolah dalam
seperti kepala sekolah, guru wali mengatasi kesulitan belajar siswa,
kelas, guru mata pelajaran dalam adanya kerjasama anatara wali kelas
mengatasi kesulitan belajar siswa dengan guru Mapel dan juga
di SMK Negeri 1 Kutacane? kerjasama dengan guru BK itu sendiri.
Sehinggaa sinergitas anatar seluruh
komponen terjalin dalam melihat
tumbuh dan berkembang kualitas
belajar siswwa.Kerjasama antara
guru BK dengan komponen skolah
lainnya sangat dibutuhkan untuk
mencara data atau informasi yang
sesungguhnya sehingga kita dapat
menyelesaikan masalah”.
9 Bagaimana tindak lanjut yang “Tindak lanjut yang dilakukan dalam
bapak/ibu lakukan setelah pelayanan ini tentunya menyelesaikan
memberikan layanan konseling permasalah siswa seluruhnya. Dalam
kelompok? konseling kelompok terdiri dari 6-8
siswa dan kesemuanya harus
diselesaikan setiap permasalahan
yang dialami oleh siswa. Bentuk
tindak lanjut dengan mengadakan
konseling kelompok secara bertahap
dan ada penilain yang dilakukan
melihat sejauh mana perubahan yang
dialami oleh siswa”.

Wawancara Dengan Siswa


No Pertanyaan Hasil Wawancara
Menurut ananda bagaiaman peran “Menurut saya (DA) kelas XI AK 1
guru BK di sekolah dalam guru BK disini sudah cukup bagus
mengatasi masalah-masalah siswa dalam membimbing kami selaku guru
di sekolah ini? BK ditambah lagi bapak itu
merupakan sosok yang ramah kepada
siswa nya sehingga kami sangat
senang dengan guru BK” contohnya
saja seperti kami anak perempuan
sering sekali bercerita tentang
masalah-masalah kami dan itu semua
dapat diatasi oleh guru BK dengan
memberikan berbagai macam
penyelesaian masalah serta motivasi-
motivasi yang diberikannya yang
membuat kami keluar dari masalah
tersebut”.
Bagaimana menerut anada dengan Menenurut saya (DN) siswa kelas XI
kinerja guru BK di sekolah ini AK 1 “Program kerja guru BK disini
dengan beberapa program kurang banyak dan bisa dikatan
kerjanya, seperti pelaksanaan jarang sekali digunakan, dikarenakan
layanan bimbingan konseling tidak ada nya peluang guru BK itu
yang dilakukan di sekolah SMK seperti jam khusus dari pihak sekolah
serta tidak ada ruangan yang dapat
Negeri 1 Kutacane? kami singgahi jika ingin menceritakan
masalah itulah yang menyebabkan
masalah kegiatan BK disini kurang
baik. .Kami lebih sering menjumpain
guru BK untuk berdiskusi seputar
masalah-masalah yang dimiliki.Untuk
kinerja guru BK saya rasa sudah
cukup memenuhi kebutuhan kami
dengan kami menjumpai secara
spontan dan menceritakan beberapa
masalah yang ada pada siswa”.
Bagaimana kamu berperilaku “Saya berprilaku disekolah ini
didalam kelas ketika mengikuti layaknya seorang siwa yang mengikuti
kegiatan pembelajaran? semua aturan sekolah mulai dari
berpakaian rapi dan juga bersikap
ramah baik kepada teman ataupun
pada guru dan saya juga mentaati
setiap tata tertib yang telah di buat
disekolah ini. Semua itu saya lakukan
demi kebaikan saya juga dan saya
akan berusaha untuk selalu berprilaku
layaknya seorang siswa yang selalu
mentaati seluruh peraturan yang
dibuat. Saya rasa saya sudah
berprilaku dengan baik.
Bagaimana proses pembelajaran “Proses pembelajaran yang cukup
yang kamu dapatkan dari guru di menyenangkan, akan tetapi terdapat
SMK Negeri 1 Kutacane? beberapa pelajaran yang tidak dapat
kami kuasai. Apalagi pada jurusan
akuntansi ini banyak hitungan dan
rumus yang harus dihafal dan dikuasai
itulah yang membuat kami harus
belajar dengan sungguh-sungguh.
Bagaimana motivasi belajar yang “Motivasi belajar yang didapat cukup
ananda dapatkan? baik untuk kami, sehingga kami
berusaha untuk terus belajar demi
masa depan yang kami harapkan
nantinya”.
Bagaiman keterlibatan guru dan “Keterlibatan guru dan siswa cukup
siswa selama proses belajar intens apalagi saat jam pelajaran, kelas
mengajar berlangsung didalam yang cukup interaktif membuat
kelas? keterlibatan antara guru dan siswa
saling komunikasi. Akan tetapi ada
beberapa teman yang tidak
komunikatif dengan guru disebebkan
oleh beberapa hal”.
Lampiran VI
Lampiran VII
Lampiran VIII

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas
1. Nama : Khansa Azahaara Pertiwi
2. NIM : 0303193207
3. Prodi : Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
4. T.T. Lahir : Medan, 10 April 2001
5. Email/No.HP : azahaarak@gmail.com /085282490020
6. Alamat : Jln. Musyawarah Gg. Bersama Dusun 6
Desa Bandar Setia Kec. Percut Sei Tuan
Kab.Deli Serdang
B. Pendidikan
1. MI/SD : SD Negeri 104202 Desa Bandar Setia
2. MTs/SMP : MTs Hifzhil Quran Yayasan Islamic Centre
3. MA/SMA : MA Hifzhil Quran Yayasan Islamic Centre
4. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
C. Pengalaman
1. MTQ Prov. Mewakili PT. UINSU cab. Hifzhil Quran Kab.
Dairi Tahun 2019
2. MTQ PKM UIN Se Sumatera cab. Hifzhil Quran UIN Padang
Tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai