Anda di halaman 1dari 3

Sifat Nabi Muhammad SAW Yang Harus Diteladani

Sifat Nabiullah Muhammad SAW yang menjadi panutan bagi ummat Islam di dunia. Rasul-
Rasul Allah adalah orang-orang pilihan yang bisa dijadikan suri tauladan bagi ummatnya.
Mulai dari Nabi Pertama yaitu Nabi Adam sampai Nabi Terakhir Nabi Muhammad SAW.
Sebagai seorang Rasul, Nabi Muhammad SAW mempunyai 4 sifat yang sangat terpuji yang
patut ditiru dan diteladani oleh seluruh umat Islam. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut:

Shidiq
Shidiq artinya benar. Sejak kecil Nabi Muhammad SAW memang telah menunjukkan sifat
siddiq, dikehidupan sehari harinya beliau tidak pernah sedikitpun mengucapkan kebohongan
sehingga sifatnya itulah yang menjadikan dia panutan, dan selalu diperhatikan oleh
masyarakat sekitarnya bahkan dalam aktivitas berdagangnya pun beliau selalu jujur dan itu
menjadikan dagangannya selalu laris terjual. Kejujuran Rasulullah SAW sangat terkenal,
tidak hanya diakui teman dekatnya, bahkan diakui oleh musuhnya.

Beliau dihormati oleh masyarakat lantaran sifat jujur yang dimilikinya dan ditunjukkan dalam
kehidupan sehari-harinya, bahkan dia dipercaya untuk menyelesaikan sengketa yang timbul
di kelangan masyarakat arab pada saat itu, contohnya Pada waktu nyaris terjadi perang antara
suku yang besar, sebab masing-masing sukunya yang meletakkan kembali batu Hajar Aswad
ke tempatnya semula., yaitu di-dinding Ka’bah tetapi berkat kebijaksanaan Nabi,
pertengkaran tersebut dapat terhindarkan.

Mereka semua mengikuti nasehat dan usulan Nabi Muhammad agar batu Hajar Aswad
diletakkan di atas sorban beliau dan kemudian setiap masing-masing kepala suku yang telah
berjasa membangun kembali Ka’bah. Saat itu ka’bah mengalami kerusakan akibat banjir
besar yang melanda kota Mekkah.

Sifat Shidiq Nabi ini terus melekat sampai beliau menghembuskan nafas terakhir. Pada saat
beliau menyampaikan berita Isra Mi’raj banyak orang kafir Quraisy yang mengatakan bahwa
beliau telah berbohong. Ketika kafir Quraisy bertanya kepada Abu Bakar tentang peristiwa
Isra dan Mi’raj seperti yang telah diberitakan oleh Muhammad, Abu Bakar menjawab, jika
peristiwa Isra Mi’raj itu disampaikan oleh Muhammad maka saya percaya sepenuhnya.

Abu Bakar adalah orang yang sangat percaya terhadap semua ucapan Nabi, walaupun Abu
Bakar sendiri terkadang belum mendengarnya secara langsung seperti peristiwa Isra Mi’raj
tetapi beliau langsung mempercayainya Karena itu adalah perkataan Rasulullah. Abu Bakar
selalu yakinbahwa mustahil Rasulullah menyampaikan suatu kebohongan. Karena sikapnya
yang seperti inilah maka Abu Bakar diberikan gelar As-Shidiq artinya yang selalu
membenarkan perkataan Rasulullah.

Muamar Arafiq
SDN 4 Bathin Solapan
Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Nabi Muhammad adalah penerima wahyu yang sempurna.
Nabi sama sekali tidak pernah menambah atau mengurangi wahyu yang diterimanya dari
Allah SWT. Apa yang beliau sampaikan kepada seluruh umat Islam adalah apa yang beliau
terima dari Allah SWT. Rasulullah SAW menyampaikan seluruh ajaran sampai hal yang
terkecil pun sehingga umat manusia mempunyai pedoman dalam kehidupannya. Kewajiban
mencontoh dan menerapkan salah satu sikap Rasulullah yaitu menyampaikan amanah yang ia
dapat kepada orang yang berhak menerima dan tidak satupun tidak sampai kepada alamatnya.

Sifat Rasul yang dapat dipercaya sudah dia tunjukkan sejak kecil ketika beliau membawa
barang dagangan Siti Khadijah ke negeri Syam beliau menjaga amanah ini dengan sungguh-
sungguh. Kesungguhan dalam menjaga amanah inilah membuat kagum Siti Khadijah. Sebab
beliau tidak pernah mengambil keuntungan sedikit pun dari apa yang diperolehnya, semua
keuntungan itu tetap diserahkan kepada Siti Khadijah.

Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan segala firman Allah SWT yang ditujukan kepada umat
manusia melalui Rasulullah SAW. Tidak ada yang disembunyikan meskipun wahyu tersebut
Menyinggung Rasulullah sendiri.

“Supaya Dia mengetahui, bahawa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan


risalah-risalah Tuhannya, sedang ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia
menghitung segala sesuatu satu persatu.” (QS Al-Jin: 28)

Ada sebuah kisah yang diceritakan dalam sebuah riwayat bahwa firman Allah (QS 'Abasa: 1)
turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta dan datang kepada Rasulullah SAW
sambil berkata: “Berilah petunjuk kepadaku, ya Rasulullah.” ketika itu Rasulullah SAW
sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga Rasulullah berpaling
daripadanya dan tetap melayani pembesar-pembesar Quraisy. “Apakah yang saya katakan ini
mengganggu tuan?”Kata Ummi Maktum, Kemudian Rasulullah menjawab: “Tidak.” Maka
ayat ini turun sebagai teguran di atas perbuatan Rasulullah SAW itu. (Diriwayatkan oleh at-
Tirmidzi dan juga al-Hakim yang bersumbernya dari ‘Aisyah. Diriwayatkan juga oleh Ibnu
Ya’la yang bersumber dari Anas.)

Sebetulnya apa yang dilakukan Rasulullah SAW itu adalah hal yang wajar untuk stardard
umum. Ketika seseorang sedang berbicara di depan umum atau dengan seseorang, tentu kita
tidak suka diganggu oleh orang lain. Namun untuk standard Nabi, itu tidak cukup. Oleh
kerana itulah Allah SWT menegur Baginda SAW melalui ayat tersebut.
Sebagai seorang yang tabligh, meski ayat itu menyindirnya, Nabi Muhammad SAW tetap
menyampaikannya kepada kita. Itulah sifat seorang Nabi. Jadi, mustahil Nabi itu ‘kitman’
atau menyembunyikan wahyu.

Muamar Arafiq
SDN 4 Bathin Solapan
Fathanah
Fathonah artinya bijaksana. Mustahil bagi seseorang Rasul itu bersifat bodoh atau jahlun.
Dalam menyampaikan ayat Al-Quran dan kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu
hadis memerlukan kebijaksanaan dan kecerdasan yang luar biasa. Rasulullah saw terkenal
sebagai seorang yang cerdas dan pandai, serta sangat arif dan bijaksana. Dalam mengambil
keputusan didasari dengan pertimbangan dan pemikiran matang.

Baginda SAW harus bisa menjelaskan firman-firman Allah SWT kepada kaumnya dengan
bijaksana sehingga mereka mau memeluk Islam. Nabi juga diharuskan untuk bisa berdebat
dengan orang-orang kafir dengan cara yang yang baik.

Apalagi Rasulullah mampu mengatur umatnya sehingga berjaya mentransformasikan bangsa


Arab jahiliah yang pada dasarnya bodoh, kasar/bengis, berpecah-belah serta sentiasa
berperang antara suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan. Itu semua
memerlukan kebijaksanaan yang luar biasa.

Sumber: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id

Muamar Arafiq
SDN 4 Bathin Solapan

Anda mungkin juga menyukai