Anda di halaman 1dari 36

REFRESHING MATERI

SURVEI
KERANGKA
SAMPEL
AREA 2020

Jakarta, September 2020


LATAR BELAKANG (1)
AKURASI DATA PRODUKSI PADI masih lemah.
Ketidakakuratan data produksi padi diduga terjadi sejak 1997.
Penyebab : data luas panen padi ditengarai OVERESTIMATE.

Metode Lama:

Produksi Luas Panen Produktivitas


Padi Padi Padi

Menggunakan metode konvensional: utamanya eye estimate


Salah satu program kerja pemerintah adalah
MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN
yang sejalan dengan tujuan ke-2 SDGs:

ZERO HUNGER Perlu perbaikan metodologi perhitungan data produksi padi dengan
menggunakan pengukuran obyektif, teknologi terkini, metodologi yang
transparan, dan up to date.  menggunakan Kerangka Sampel Area
 Perlu data pangan yang akurat
(KSA)
2
LATAR BELAKANG (2)

1  Upaya perbaikan akurasi data padi dilakukan terus-menerus melalui


pengumpulan data luas panen padi dengan KSA sejak 2018.
2  Pemindahan server dan sistem aplikasi KSA telah dilakukan sepenuhnya
dari BPPT ke BPS.
3  Pengembangan metode dan aplikasi KSA terus dilakukan agar
pengumpulan data menjadi lebih baik dan akurat.
4  Perlu refreshing untuk pelatihan pengumpulan data bagi pencacah dan
pengawas lapangan.
TIMELINE TRANSISI APLIKASI KSA
2020 10 Maret 2020
01 Pretest tahap I aplikasi KSA dan
Ubinan CAPI
24 Juli 2020
Persiapan In House Training KSA 02
29-30 Juli 2020
03 In House Training Tahap I

19-23 Agustus 2020


Pretest mandiri tahap II aplikasi 04
KSA yang dibangun oleh BPS 7 September 2020
In House Training tahap II untuk
05 finalisasi bahan ajar, video dan
buku pedoman
15-17 September 2020
Pelatihan online aplikasi KSA 06
dengan BPS Provinsi antara 30 September - 2
Oktober 2020
Minggu I Oktober 2020 07 Pelatihan online aplikasi KSA dengan
BPS Kab/Kota (tentative/tergantung
(antara 5-7 Oktober 2020) provinsi)
Briefing petugas KSA 08
(tentative/tergantung kabupaten/kota)
TAHAPAN PEMBANGUNAN KERANGKA SAMPEL

Pengumpulan Data:
 Peta Rupa Bumi (BIG)
 Peta Administrasi
 PETA BAKU LAHAN SAWAH Seleksi Segmen
 Peta Tutupan Lahan

Pembuatan Kerangka Sampel Sawah


Pemberian Atribut: Peta-peta
(Stratifikasi Sawah) Segmen Terpilih
ID, admin, dll Lokasi Segmen

Pembuatan Grid:
(6 km x 6 km) dan (300 m x 300 m)

Pembuatan Model Sampling


(Random Sampling)

Ekstraksi Sampel Segmen


(Stratified Random Sampling)

Overlay Kerangka Sampel Sawah dengan


Ekstraksi Sampel Segmen
5
STRATIFIKASI LAHAN SAWAH

0 Strata-0 : poligon-poligon bukan persawahan


Perkebunan, hutan, tambak, pemukiman, tubuh air, dan sebagainya.
Strata 0 tidak akan dialokasikan sampel segmen, karena selain untuk mengurangi jumlah sampel, strata ini
dianggap tidak ada unsur penggunaan lahan untuk persawahan

1 Strata-1 : poligon-poligon persawahan irigasi


Baik persawahan yang dibudidayakan sekali maupun dua kali atau lebih musim tanam dalam satu tahun.Sampel
segmen akan dialokasikan dalam strata-1.

2 Strata-2 : persawahan yang tidak diairi jaringan irigasi


Sawah tadah hujan, dimana sawah ini hanya ditanami pada musim hujan.
Sampel segmen akan dialokasikan dalam strata-2.

DATA YANG DIGUNAKAN : 3 Strata-3 : poligon-poligon kemungkinan sawah, dimana dalam praktek
1. Peta Lahan Baku Sawah dari adalah poligon tegalan
Pusdatin Kementan Tahun Asumsi yang dipakai adalah:
(1) Petani ada kemungkinan menanam padi di tegalan dengan sistem gogo,
2015 skala (2) Tegalan pada umumnya berdekatan dengan persawahan sehingga ada kemungkinan ada konversi
penggunaan, dan
1 : 10.000 (3) Persawahan sempit yang bercampur dengan tegalan ada kemungkinan tidak terpetakan dalam peta baku
persawahan dengan skala kecil (1:100000), dan digeneralisasikan menjadi poligon tegalan.
2. Peta RBI dari BIG skala Sampel segmen dialokasikan dalam strata-3.
1 : 25.000
6
SELEKSI SAMPEL SEGMEN

 Sampel segmen dipilih secara acak


(random) dengan kaidah-kaidah ilmu
statistik
 Berbentuk bujur sangkar berukuran
300 m x 300 m dan berbatas koordinat
geografi
 Setiap sampel segmen mempunyai No.
ID yang menunjukkan:
 Kode Provinsi MODEL RANDOM
SAMPLING 5%

 Kode Kabupaten/Kota
 Kode Kecamatan
 Kode perandoman
 Lokasi sampel bersifat tetap dan tidak
boleh dipindah
7
PENETAPAN LAHAN BAKU
SAWAH
Lahan baku sawah (LBS) terbaru yang
2015 2018 2019 ditetapkan ATR/BPN pada tahun 2019, belum
sempurna mencakup lahan sawah secara
keseluruhan.

Misal Sulawesi tengah mengajukan sampel


segmen baru, tetapi tidak tercakup di dalam
LBS 2019

7.750.999 Ha 7.105.145 Ha 7.463.236 Ha


DIAGRAM ALUR KEGIATAN KSA

Nilai dan Foto belum


sesuai/salah, maka amatan
2. Sampel segmen secara dikirim kembali ke aplikasi
otomatis masuk ke 4. PCS mengirimkan hasil PCS untuk dibetulkan
aplikasi KSA PCS dan amatan setiap segmen
PMS sesuai wilayah dan akan otomatis
tugasnya (7 hari terakhir masuk ke aplikasi KSA
bulan amatan) PMS
5. PMS memeriksa
nilai amatan dan foto
Step 1 Step 2 Step 3 Step 4
di setiap subsegmen
yang telah diamati
3. PCS melakukan pengamatan PCS
1. Pemilihan sampel di setiap segmen (satu
segmen (BPS Pusat) segmen terdiri atas 9
subsegmen) yang menjadi Nilai dan Foto sudah benar
wilayah tugasnya

Hasil amatan dikirim ke


database server

9
NILAI 1. Vegetatf 1 (V1) 2. Vegetatif 2 (V2)
Others

AMATAN DARI 6. Puso (PS)

Name Here
SURVEI KSA Programmer

3. Generatif (G) 4. Panen (P)


8. Bukan Lahan
Sawah/Ladang
Designer

5. Persiapan (PL) 7. Lahan pertanian bukan


padi (LL) 12. Tidak dapat diakses
Pada aplikasi KSA 2020, nilai amatan ditambahkan
Name Here
kode 12 (tidak dapat diakses) untuk mengakomodir
subsegmen yang tidak dapat diakses karena Manager
masalah perijinan atau kondisi yang sangat
berbahaya sehingga amatan subsegmen lain di
segmen yang sama tetap dapat dikirim.
FASE PERTUMBUHAN PADI

Fase Vegetatif Fase Generatif


FASE TUMBUH
Gambaran fase tumbuh
padi secara umum (pada
contoh di samping untuk
kondisi padi yang berumur
sekitar 3 bulan, tidak
menutup kemungkinan
ada umur padi s.d 6
PENGOLAHAN VEGETATIF VEGETATI MULAI MUNCUL PEMANENAN
bulan),
PEMBENIHAN PADI SIAP PANEN
LAHAN AWAL F AKHIR MALAI PADI tetapi dalam KSA fase
tersebut tetap tertangkap
fenomenanya
Hari 1 35 55 105

11
DATA HASIL AMATAN KSA UNTUK PERENCANAAN KEBIJAKAN

Amatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

V1 V1 V1 V1 V1 V1 V1 V1 V1 V1 V1 V1 V1
V2 V2 V2 V2 V2 V2 V2 V2 V2 V2 V2 V2 V2
G G G G G G G G G G G G G
P P P P P P P P P P P P P

Pada periode amatan bulan (t), KSA akan menghasilkan :


• Data Luasan Vegetatif Awal (V1) bulan (t)  Potensi Luas Panen bulan (t+3)
• Data Luasan Vegetatif Akhir (V2) bulan (t)  Potensi Luas Panen bulan (t+2)
• Data Luasan Generatif (G) bulan (t)  Potensi Luas Panen bulan (t+1)
• Data Luasan Panen (P) bulan (t)  Realisasi Luas Panen bulan (t)

V1 V2 G
12
VISUALISASI SETIAP FASE TUMBUH (1)

Fase sejak tanaman padi ditanam sampai anakan


maksimum:
Ciri-ciri:
1. Jarak antar tanaman masih jelas terlihat.
2. Tanaman belum terlalu rimbun
3. Masih terlihat tubuh air pada jarak tanam normal

1. FASE VEGETATIF 1
VISUALISASI SETIAP FASE TUMBUH (2)

Fase tumbuh dari anakan maksimum sampai sebelum


keluar malai.
Ciri-ciri:
1. Jarak antar tanaman sudah tidak terlihat jelas.
2. Tanaman sudah berdaun rimbun.

2. FASE VEGETATIF 2
VISUALISASI SETIAP FASE TUMBUH (3)

Fase tumbuh mulai dari keluar malai, pematangan, sampai


sebelum panen.
Ciri-ciri:
1. Sudah muncul malai (bulir padi) dari bulir yang masih
muda sampai bulir padi yang siap panen

3. FASE GENERATIF
VISUALISASI SETIAP FASE TUMBUH (4)

Fase pada saat padi sedang dalam proses pemanenan


atau telah dipanen.
Ciri-ciri:
Jika padi telah dipanen biasanya terlihat batang padi sisa
dipanen/dipotong.

4. PANEN
VISUALISASI SETIAP FASE TUMBUH (5)

Fase pada saat lahan sedang atau sudah diolah baik yang
akan ditanami padi maupun tidak ditanami padi.

5. PERSIAPAN LAHAN
VISUALISASI SETIAP FASE TUMBUH (6)

Apabila terjadi serangan hama/OPT atau terkena bencana


(banjir/kekeringan) sehingga produksi padi kurang dari 11
persen dari normal.

6. PUSO
VISUALISASI SETIAP FASE TUMBUH (7)

Areal pertanian (sawah/ladang/tegalan) yang ditanami selain


tanaman padi. Pada saat mengisi amatan, maka perlu disebutkan
jenis tanaman yang ditanam di lahan tersebut
Pilihan jenis tanaman:
7.1 Jagung; 7.2 Kedelai; 7.3 Kacang Tanah;
7.4 Kacang hijau; 7.5 Ubi kayu; 7.6 Ubi Jalar; 7.7 Cabai; 7.8
Bawang Merah; 7.9 Kentang; 7.10 Tembakau;
7.11 Tebu; 7.99 Lain-lain

7. LAHAN PERTANIAN
BUKAN (TIDAK
DITANAMI) PADI
VISUALISASI SETIAP FASE TUMBUH (8)

Jika lahan pertanian jatuh bukan di lahan pertanian,


misalnya di jalan raya, tubuh air (sungai, danau, kolam),
hutan, pemukiman, bangunan permanen. Foto dapat
diambil di luar radius 10 m.

8. BUKAN LAHAN
SAWAH/LADANG
VISUALISASI SETIAP FASE TUMBUH (9)

Pada periode pengamatan suatu subsegmen tidak


dapat diakses karena masalah perijinan atau
kondisi yang sangat berbahaya dan tidak dapat
dilewati. Untuk kasus tersebut, maka pengambilan
foto dapat dilakukan di luar radius.

12. TIDAK DAPAT DIAKSES


PENGEMBANGAN APLIKASI KSA

Aplikasi Baru Aplikasi Lama Manfaat

Menu pemeriksaan oleh PMS; Menu pemeriksaan oleh PMS; feedback dibuat per PMS dapat memeriksa nilai dan foto amatan per subsegmen;
feedback nilai dan foto dibuat per segmen jika ada salah satu dari nilai atau foto dari suatu subsegmen
subsegmen yang salah/tidak sesuai, maka akan dikembalikan ke petugas
untuk diperbaiki

User menggunakan email User menggunakan nomor handphone untuk Lebih aman dan terkontrol
community (organik) dan log-in
nomor databse mitra

Bentuk foto dan ukuran Bentuk foto yang diambil sesuai dengan cara Kualitas foto lebih baik dan bentuk seragam antar pengamatan
distandarkan di aplikasi memfoto (portrait/landscape) dan ukuran
dikompres sesuai dengan ukuran maksimum
size

Penambahan kode amatan Kode amatan hanya 1-8 Mengakomodir jika ada subsegmen yang tidak dapat diakses
tidak dapat diakses (kode 12) karena kasus khusus seperti masalah perijinan dan lokasi
yang berbahaya sehingga amatan subsegmen lain di segmen
yang sama tetap dapat dikirim
JADWAL PENGAMATAN LAPANGAN

Pengamatan Validasi Pengolahan data


lapangan oleh pengawas

Mulai hari pertama


7 hari terakhir setiap pengamatan sampai Tanggal 6-10 bulan
bulan tanggal 5 bulan berikutnya
berikutnya

23
TATA CARA PENGAMATAN FASE TUMBUH PADI DI SEGMEN
TERPILIH

MENGAMATI FASE TUMBUH PADI PADA SEGMEN TERPILIH


DENGAN MENGGUNAKAN HP BERBASIS ANDROID
CARA PENGAMBILAN FOTO FASE
PERTUMBUHAN PADI PADA TITIK
Cara Pengambilan foto:
PENGAMATAN • Surveyor harus berada di dalam radius titik
amatan subsegmen (10 m)
• Posisi kamera tegak lurus terhadap objek
amatan atau membentuk sudut 90 derajat
dari posisi badan saat berdiri); kecuali untuk
amatan berkode 5-12 .
• Foto diambil dengan pencahayaan yang
baik sehingga hasil foto tidak gelap,buram,
atau berbayang.
• Pengambilan foto dapat menggunakan
tangan secara langsung ataupun
menggunakan tongsis (selfie-stick).

Setiap Surveyor mengamati 9 titik/subsegmen


pada setiap segmen.
PEMERIKSAAN KSA

Setiap PMS mengawasi 3 sampai 5 PCS (atau disesuaikan dengan jumlah segmen yang ada di wilayah tsb.)
Verifikasi: Mulai hari pertama pengamatan lapangan sampai tanggal 5 setiap bulan berikutnya
Pengawasan dilakukan dengan menggunakan aplikasi pengawas KSA yang di-install di handphone android
PEMERIKSAAN PENGAWAS: INKONSISTENSI AMATAN ANTAR
BULAN
Potensi inkonsistensi amatan antar bulan
Amatan Bulan Sebelumnya
Amatan Bulan Ini (m)
Amatan Bulan Sebelumnya Amatan Bulan Ini (m) Tidak konsisten bukan berarti
(m-1)
(m-1) salah
5 8
1 4
6 4
1 8
6 5
2 5
6 7
2 6 Pengecekkan terutama untuk
6 8
2 7
7 2 mengantisipasi/mencegah amatan
2 8
3 4
7 3 panen (kode 4) yang muncul tiba-tiba
7 4
3 5
7 5
3 6
7 8
3 7
8 1
3 8
8 2
4 1
8 3
4 5
8 4
4 6
8 5
4 8
8 6
5 1
8 7
5 2
5 7
PEMERIKSAAN PENGAWAS: INKONSISTENSI KODE AMATAN DAN
FOTO

Pengawas perlu memeriksa apakah


kode amatan apakah sudah sesuai
dengan foto fase.
PEMERIKSAAN PENGAWAS: KUALITAS FOTO

Pengawas perlu memeriksa apakah foto


yang diambil sudah sesuai dengan standar
pengambilan foto (dapat terlihat dengan
jelas, tidak gelap, dan tidak berbayang)
PEMERIKSAAN PENGAWAS: PENGECEKKAN KODE 7

Jika amatan berkode 7, pengawas perlu


memeriksa apakah pilihan kode tanaman
selain padi yang diisikan oleh petugas
sudah sesuai atau belum.
1 Jagung
2 Kedelai
3 Kacang Tanah
4 Kacang hijau
KODE 7 5 Ubi kayu
6 Ubi Jalar
7 Cabai
8 Bawang Merah
9 Kentang
10 Tembakau
11 Tebu
99 Lain-lain
ESTIMASI LUAS HASIL KSA
Cara Mendapatkan Informasi Fase Bera dan Fase Panen di Antara 2 Survei
Informasi yang diperoleh dari KSA
Pengamatan Bulan
1. Luas vegetatif 1 Pengamatan Bulan t Sebelumnya (t-1) Keterangan Fase
2. Luas vegetatif 2
3. Luas generatif Panen di antara
4. Luas panen*) V1, PL, LL V2 atau G
2 survei
5. Luas persiapan lahan
6. Luas Puso P P Bera
7. Luas sawah untuk komoditas lain Puso Puso Bera
8. Luas bukan sawah
9. Luas Bera**)
10. Luas Panen di antara 2 survei**)
Catatan: *) Luas panen dihitung dari estimasi luas panen hasil amatan ditambah dengan estimasi
luas panen di antara 2 survei
**) Khusus untuk fase bera dan panen di antara 2 survei tidak dapat diperoleh melalui
amatan langsung di lapangan, sehingga diintefikasi dengan membandingkan fase amatan
bulan berjalan dengan fase amatan bulan sebelumnya
TAHAPAN PENGHITUNGAN ESTIMASI
Estimasi Luas Setiap Fase Per
Menghitung Proporsi Fase di
Kecamatan
Setiap Segmen
Dihitung dengan mengalikan proporsi
Jumlah fase pada setiap segmen setiap fase per kecamatan dengan luas
dibagi dengan 9 (karena setiap baku per kecamatan. Estimasi
segmen terdiri dari 9 subsegmen) dilakukan secara terpisah antara Strata
Sawah dan Strata Tegalan

Step 1 Step 2 Step 3 Step 4 Step 5

Identifikasi Fase Bera dan Menghitung Rata-Rata Estimasi Luas Per


Panen di antara 2 Survei Proporsi Fase per Provinsi
Kecamatan
Dilakukan dengan Estimasi luas setiap fase
membandingkan antara Jumlah proporsi fase setiap per provinsi diperoleh Catatan : 1) Luas panen dihitung dari penjumlahan
amatan bulan berjalan dengan segmen pada setiap
bulans ebelumnya
dengan menjumlahkan estimasi luas panen hasil amatan dan
kecamatan dibagi dengan estimasi luas pada level estimasi luas panen di antara 2 survei
jumlah sampel segmen per
kecamatan
kecamatan
2) Selain luas panen, KSA juga dapat
menghasilkan potensi panen sampai 3
bulan ke depan
PENGOLAHAN DATA (1)
  𝑙 h𝑖𝑗
• Pengolahan data dilakukan dari level kecamatan 𝑝h𝑖 𝑗 = 𝐽
dan kemudian diagregasi. ∑ 𝑙 h𝑖𝑗
• Hasil pengamatan diolah berdasarkan rata-rata 𝑗=1

proporsi setiap fase dalam suatu kecamatan.


  : strata
h
j : fase tumbuh
1) Hitung proporsi dalam segmen i : segmen
: luas tanaman fase pertumbuhan j
: proporsi luas tanaman

Setiap subsegmen
mewakili luasan 1 ha

32
PENGOLAHAN DATA (2)
Misal berikut hasil amatan
sampel ke-1 di Kecamatan A
untuk strata s1/s2 (sawah) 0 0 1
Asumsi: yang ingin dihitung
adalah luasan fase
Vegetatif 1 Vegetatif 1 Generatif
generatif 0 1 0

G=3
Vegetatif 1 Generatif Vegetatif 2 V1 = 4
V2 = 1 0 1 0
Panen = 1

Vegetatif 1 Generatif Panen


  𝑙 h𝑖𝑗 3 3
𝑝h𝑖 𝑗 = 𝐽
= =
3+4 +1+1 9
∑ 𝑙 h𝑖𝑗
𝑗=1
PENGOLAHAN DATA (3)

2) Hitung rata-rata proporsi setiap strata dalam kecamatan


  𝑛h Misal kecamatan A terdiri dari tiga sampel segmen
1 S1/S2 dengan proporsi amatan generatif setiap
´𝑝h𝑗 = ∑ 𝑝h𝑖𝑗 segmennya sebagai berikut:
𝑛 h 𝑖=1
Segmen Proporsi Fase
Generatif

1 3/9
Rata-rata proporsi
2 2/9
fase generatif di
3 4/9 kecamatan A
Rata-rata 1/3
PENGOLAHAN DATA (4)
3) Hitung luas fase amat j di kecamatan menurut strata
Misal luas strata S1/S2 kecamatan A adalah 180 hektar,
 
𝐴h𝑗 =𝐷h ´𝑝 h𝑗 maka perhitungan luasan fase generatif untuk strata S1/S2
di kecamatan A sebagai berikut:
Segmen Proporsi Fase
Generatif
Luas fase generatif di Strata
Luas wilayah
S1/S2 di kecamatan A
pada strata h 1 3/9  
1
2 2/9 ¿ 180 × =90 h𝑎
3 4/9 3
Rata-rata 1/3

Perhitungan dilakukan untuk masing-masing strata (S1/S2 dan S3) dan kemudian
diagregatkan untuk setiap fase amat
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai