Tor Min Pii 2015 Fix
Tor Min Pii 2015 Fix
MENGUKUR kebermanfaatan sebuah pergerakan dapat dihitung dari seberapa pasti tujuan yang
ingin dicapai dan seberapa efektif usaha usaha yang diperbuat. Pelajar Islam Indonesia telah
sampai pada usia yang ke 68, sebuah perjalanan panjang yang sedari awalnya diciptakan sebagai
bagian dari mata rantai perjuangan dan telah teruji daya tahannya di 3 orde pemerintahan (orde
lama, orde baru dan orde reformasi) dengan cita cita yang sama dengan tujuan yang tidak berubah
Kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan Islam yang berguna
bagi segenap bangsa dan seluruh Umat Manusia untuk mewujudkan cita cita Islam Izzul
Islam Wal-muslimuun, rahmatan Lilalamiin.
Dilihat dari cita citanya, di satu sisi ada nada pesimis mengingat semakin terpuruknya Ummat
Islam secara ekonomi, semakin tertindasnya institusi Muslim secara politik dan semakin
terpinggirkannya sistem islam secara budaya. Terkadang terbesit pertanyaan yang
merepresentasikan rasa ragu adakah cita cita PII itu realistis atau utopis. Dilihat dari usaha usaha
yang dilakukan dengan mencetak kader kader potensial yang bertugas menjalankan amanah
perjuangan Ummat Islam, terkadang ada rasa kecewa melihat kiprah kiprah kader purna PII yang
tidak mampu bertarung dan berjaya di berbagai lini kehidupan bangsa. Adalah segala yang
diperbuat ini bermanfaat atau sia sia. Dan berbagai keraguan eksistensial lain yang muncul
mempertanyakan apakah PII layak ada atau mesti dimatikan, tergagas oleh beberapa ayat dalam al-
quran yang berbunyi :
Ketetapan Alloh pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat, mahasuci/maha
penggerak Alloh dan mahatinggi Alloh yang mereka persekutukan
(QS. An-Nahl : 01)
Apabila telah datang pertolongan Alloh, dan kemenangan, dan engkau melihat manusia
berbondong bondong masuk agama Alloh, maka Bertasbihlah (bergeraklah) dan mohonlah
Ampunan (perbaiki/tutupi segala kesalaha) kepada-Nya sungguh dia maha penerima taubat
(penutup segala kesalahan).
(QS. An-Nashr : 1-3)
Tujuan dan cita cita tersebut merupakan manifestasi dari terwujudnya nilai nilai Ilahiyah secara
kaffah di muka bumi, tegaknya kedaulatan Alloh melalui kekuasaan, tegaknya rububiyah Alloh
melalui sistem pemeirntahan, tegaknya uluhiyah Alloh melalui berlakuknya hukum Islam menjadi
konstitusi hidup dan peradaban dunia.
Dalam Al-quran, hari tercapainya cita cita itu diistilahkan dengan kata Yaumil qiyamat atau hari
kejadian dalam istilah eskatologi (ilmu Akhir Zaman). Kepastiaan akan terwujudnya cita cita PII
merupakan bagian dari kepastian datangnya hari kejayaan Islam. oleh karena itu meyakini
tercapainya cita cita PII merubakan bagian terkecil dari meyakini akan datangnya hari qiyamat.
dan ingaktalh ketika yusuf berkata kepada ayahnya, wahai ayaku, aku (bermimpi) melihat
sebelas bintang, matahari dan rembulan, kulihat semuanya bersujud kepadaku.
(QS. Yusuf : 4)
Hari ini Islam melewati satu fase yang amat menyedihkan umpama yusuf dijebloskan ke dalam
sumur lalui dijual dengan harga murah dan menjadi budak belian. Akan tetapi itu merupakan
ujian Alloh untuk mengukur siapa siap yang betul betul beriman, Tanpa kita perjuangkanpun,
akan senantiasa ada orang yang terpanggil jiwanya untuk terus berjihad. Anda halang halangi
sekalipun, akan senantiasa ada jalan bagi Alloh untuk menyelamatkan syiar islam, walau
bagaimanapun adanya kejayaan Islam adalah pasti. Akan tetapi perjalananya begitu panjang dan
berliku, terjal dan berbatu perlu usaha usaha keras, perlu kesabaran untuk sampai kepadanya, dan
keikutsertaan serta kontribusi kita adalah ujian keimanan kita. Oleh karena itu PII harus
mensucikan diri, meluruskan orientasi, menyusun strategi yang rapi, membangun kebudayaan
yang mulia dan mulia serta mempersiapkan segala infrastruktur perjuangan dengan baik.
dan janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu) jika kamu menderita
kesakitan maka ketahuilah merekapun menderita kesakitan pula sebagaimana yang kamu rasakan,
sedang kamu masih mengharapkan dari Alloh apa yang tidak dapat mereka harapkan. Alloh maha
mengetahui dan maha bijaksana
(QS. An-Nisa ayat 104)
Pelajar Islam Indonesi (PII) merupakan gerakan sosial Islam yang segmen basis massanya adalah
pelajar. Pelajar dalam pembangunan bangsa merupakan tunas harapan yang harus ditanam,
dipupuk dan dipelihara untuk meneruskan estafeta perjuangan bangsa. Dalam satu kata mutiara
disebutkan student today are leaders tomorow. Oleh karena itu Syayyidina Ali R.a
mengatakan bahwa didiklah anak anakmu untuk dapat hidup di jamannya. oleh karena
itu PII berfungsi sebagai media Ideologisasi adalah internalisasi nilai dan cara pandang hidup Islam,
Sosialisasi adalah upaya pengenalan dan posisioning kader pada medan perjuangan, Transformasi
adalah pemberian wewenang, tanggungjawab, kewajiban serta kepercayaan untuk melaksanakan
amanah perjuangan. Singkatnya PII adalah institusi Kaderisasi Ummat Islam, yang menjadi mata
air kader pejuang Islam;
Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka (musuhmu) dengan
kekuatan yang kamu miliki dari pasukan yang berkuda yang dapat menggentarkan musuh musuh
Alloh musuhmu, dan orang orang yang selain mereka yang kamu tidak mengetahui tetapi Alloh
mengetahui...
(Sun-Tzu )
Kaderisasi merupakan elemen penting dalam pergerakan perjuangan Ummat Islam. kaderisasi
yang bagus akan menghasilkan output kader pejuang yang bagus, kader yang bagus dan berada
pada posisi yang tepat akan menghasilkan pergerakan yang efektif.
Proses kaderisasi dibuat melalui 4 tahap yaitu rekruitmen, pembinaan mental dan ideologi,
peningkatan skill dan kompetensi, distribusi dan mentoring. Proses kaderisasi bisa dianalogikan
kedalam proses industri yaitu mengambil bahan baku, mengolah, menyebarkan dan menilai
peredaran barang. Jika kita mengambil bahan baku yang bagus, diolah dengan tehnik apik,
disebarkan pada posisi yang tepat dan dengan pengawasan yang intensif, maka kaderisasi kita
akan menjadi manfaat dan tepat guna.
Maka Fungsi PII bagi Ummat Islam adalah :
1. Merekrut pelajar pelajar berbakat untuk dikembangkan potensinya dalam proses
kaderisasi;
2. Membangun kekuatan mental dan kemapanan ideologi agar ia memiliki daya tahan yang
tinggi
3. Mengembangkan skill dan kompetensi khusus untuk menguasasi lini strategis
4. Mendistribusikan kader kader potensial agar menempati posisi dan berperan dengan
tepat dalam perjuangan ummat islam;
Mengingat kondisi PII yang semakin hari semakin krisis dari segi kekuatan infrastruktur,
ditambah sistem pendidikan yang semakin mempersempit ruang bermain pelajar di luar sekolah,
ditambah semakin banyaknya organisasi dan komunitas yang lebih populer, dibandingkan
dengan luas territorial Indonesia yang luas ini, maka bisa dihitung bahwa PII tidak mungkin
menghasilkan kader dalam jumlah banyak. Maka perlu dirancang satu model dan sistem kadersasi
yang efektif dan efisien. Dalam arti bagaimana PII bisa memaksimalkan potensi yang ada untuk
memenuhi kebutuhan kader bangsa;
Posisi PII yang terhitung kecil dan digiati oleh orang yang rata rata usianya masih belia dengan
tanggungjawab dakwah yang besar memang cukup sulit akan tetapi bukan berarti tidak mungkin.
Alloh tidak pernah membebani masalah kepada manusia yang tidak memiliki kemampuan
dalam arti bahwa pasti ada jalan, pasti ada desain yang bisa kita rancang agar kaderisasi kita bisa
efektif dan efisien.
Sistem kaderisasi dalam model Tadib, dirumuskan pada rentan waktu 1986-an sampai
diberlakukan pada tahun 1998 sampai sekarang. Tadib lahir dari hasil evaluasi dan
penyempurnaan terhadap sistem sistem kaderisasi sebelumnya. Maka dalam hal ini tadib
mengandung konstruk sistem yang lebih kompleks dari yang sebelumnya pernah dibuat. Tadib
dibangun atas filsafat pendidikan idealistik dimana lebih ditekankan pada pembangunan tata nilai
dalam kedirian bukan pada pemersiapan kader untuk menghadapi masalah. Oleh karena itu
tadib lebih mapan secara nilai, tapi lemah dalam ranah kontekstualisasi.
Jika kualitas kaderisasi dinilai tinjauan ideal filosofi, maka sistem tadib harus diakui kualitasnya
terhitung bagus. Dimana sistemnya sangat kompleks, sistematis dan rapi. Akan tetapi jika tadib
ditinjau berdasarkan output pergerakan PII yang dihasilkan selama kurun waktu 1998-2014 maka
tadib layak dievaluasi, begitupun jika tadib ditinjau dari segi implementasinya. Masih banyak
wilayah wilayah yang belum mampu secara sempurna menyelengarakan sistem itu.
Sejak tahun 1998, evaluasi sistem tadib berlangsung berkali kali di forum sarasehan maupun
lokakarya. Tapi tidak menghasilkan perubahan yang signifikan. Hanya berkutat di wanah analisis
kritis kasuistic tanpa menghasilkan inovasi yang baru (baca hasil samnas/loknas) dari tahun
2008-2013. Sementara jika dibandingkan dengan kualitas pergerakan PII dalam segi kemampuan
menjawab tantangan nasional, eksistensi PII terhitung lemah padahal medannya lebih terbuka.
Oleh karena itu patut ditinjau kembali sistem kaderisasi agar menghasilkan eksistensi PII yang
lebih besar. Oleh karena itu, sebagai kader PII merasa perlu ikut berbicara mengenai penilaian
terhadap sistem kaderisasi PII (TADIB).
Sesungguhnya Alloh telah memilih adam, Nuh, keluarga ibrahim dan keluarga imran melebihi
segala Ummat (pada masing masing)
Dalam persfektif ilmu strategi yang bertumpu pada nilai efektifitas dan efisiensi, ada beberapa
hal yang menjadi kelemahan sistem Tadib. Yang pada intinya konsep Tadib secara filosofi dapat
dihitung kuat dalam arti memiliki makna dan nilai yang sangat mendalam, akan tetapi secara
sistem dan metodologi tadib terhitung lemah sebab kurang mampu diimplementasikan secara
sempurna, dan ketidak sempurnaan implementasi tersebut menghasilkan kurang optimalnya
pergerakan. Oleh sebab itu istilah Reformasi lebih tepat daripada Revolusi untuk menamakan
perubahan dalam sistem ini, karena reformasi hanya merubah bentuk dari sistem ini. sedangkan
revolusi merubah nilai dari hal yang mendasar dan merubah pola secara menyeluruh. Hasil
evaluasi beberapa tahun ke belakang Tadib memiliki beberapa kekurangan yaitu :
1. Pada jenjang rekruitmen tadib tidak mampu menarik dan menjaring seluruh jenis minat
dan bakat pelajar karena formatnya yang kurang akomodatif terhadap kebutuhan
perkembangan pelajar serta kemasan yang kurang populer sehingga menarik untuk diikuti
oleh pelajar;
2. Pada jenjang training yang berfungsi pembinaan mental dan idelogi kader, tadib
terhitung kurang efektif karena jenjang yang terlalu banyak, beberapa wilayah tidak
mampu menjalankan dengan sempurna karena alasan biaya.
Oleh karena itu pada institusi Training perlu direformasi agar lebih berfungsi sebagai
ideologisasi dan leadership Training
3. Dalam sistm Training pula Tadib terlalu memisahkan antara training dan kursus teknis,
seperti LBT dengan LMD, INTRA dengan kursus Pemandu dan Mualim , PKP dengan
LMS, Serta terlalu fokus pada pembinaan cara pandang sehingga kader lebih kuat di
wawasan tapi lemah di managemen pergerakan, karena kursus kursus penunjangnya pada
akhirnya tidak terlaksana karena urusan teknis, adapun yang terlaksana tidak merata
seluruh indonesia;
Oleh karena itu dalam jenjang training perlu direformasi agar penjenjangan menjadi lebih
ramping tapi padat;
4. Dalam pengembangan skill dan kompetensi, Tadib terhitung kurang efisien. Ada
beberapa kursus yang berpotensi besar melatih daya jelajah dan strategi gerakan yang
jarang terlaksana karena jalurnya yang terlalu panjang. Sehingga banyak kader PII yang
hanya menjadi penguasa forum yang kuat wawasan akademiknya tapi tidak menjadi
penguasa medan yang kuat daya tarungnya.
Oleh karena itu di institusi kursus perlu direformasi menjadi kursus wajib pilihan pada level
menengah yang berfungsi mengembangkan skill untuk melaksanakan tugas khusus sektoral
dan penguasaan lini strategis;
5. Fungsi Dewan Tadib yang lebih mengarah pada value security (penjagaan nilai)
mengakibatkan perannya kurang optimal. Akhirnya di beberapa daerah fungsi Dewan
Tadib tumpang tindih dengan Fungsi bidang kaderisasi.
Oleh karena itu dalam institusi dewan tadib perlu direformasi agar lebih berfungsi sebagai
scenario build yang menentukan visi pergerakan, mendistribusikan dan memonitoring kader
matang pada posisi posisi yang strategis
Musyawarah Instruktur Nasional (MIN) merupakan forum resmi yang berfungsi untuk
merumuskan dan menetapkan konsep kaderisasi baik yang sifatnya merumuskan ulang,
meurubah atau hanya mengevaluasi. Musyawarah ini berisi seminar, lokakarya dan penetapan
12 TIM PERUMUS
REKOMENDASI PERUMUSAN
MUSYAWARAH
INSTRUKTUR NASIONAL
(PERUMUSAN) SARASEHAN 12 TIM
PERSIAPAN
PERUMUS
UP GRADING iNSTRUKTUR
PILOT PROJECT 7 ZONA
RAPIMNAS PB PII
(Sumatera I, Sumatera II, Jawa,
WORKSHOP Bali-Nusra, Sulawesi, Kalimantan,
KADERISASI Maluku-Papua)
UP GRADING INSTRUKTUR
PW PII
MIN II EVALUASI
(PENYEMPURNAAN) SARASEHAN INSTRUKTUR
WILAYAH
D. MOMENT KEGIATAN
E. TUJUAN PROGRAM
b) Fungsi Evaluasi, Berarti MIN berfungsi menilai kekurangan dan kelebihan sistem
kaderisasi lama dari segi konsep dasar dan rekam jejak
implementasi serta output kader
c) Fungsi Berarti MIN ini berfungsi menjelaskan format kaderisasi baru yang
Sosialisasi ditawarkan oleh tim perumus hasil sarasehan tim perumus;
d) Fungsi Berarti MIN ini berfungsi merumuskan pola kaderisasi yang baru
Formulasi secara bersama dan disepakati oleh pengurus wilayah dan pengurus
besar;
10 | M I N P I I 2015
G. AGENDA ACARA
11 | M I N P I I 2015
pada Kejayaan Islam
10.00-12.00 Perumusan Filsafat Pendidikan Tadib SC
12.00-13.00 Solat + coffee break + hiburan
13.00-18.00 Perumusan Orientasi Kaderisasi SC
18.00-20.00 Makan + Solat + Tadarus Al-quran
Seminar II :
Prof. Dr.
20.00-22.00 Metodologi dan evaluasi pendidikan partisipatif
Asep Saeful Muhtadi
sebagai jalan membangun indpendensi kader
22.00-24.00 Perumusan Metodologi Pembelajaran SC
JUMAT, 24 APRIL 2015
00.00-07.30 istirahat-tidur, solat dan makan pagi
07.30-11.00 Sistem Evaluasi SC
11.00-13.00 Istirahat dan Sholat Jumat
Sidang Pleno IV : Revitalisasi Sistem dan Managemen
13.00-15.00 Seminar :
Merancang pola kaderisasi strategis yang menguatkan Dr. Adian Husaini
daya tahan dan meningkatkan daya saing organisasi
15.00-16.00 Solat
16.00-18.00 Perumusan Sistem tadib SC
18.00-20.00 Istirahat
20.00-24.00 Perumusan Managemen dan Administrasi Tadib SC
SABTU , 25 APRIL 2015
Sidang Pleno V : Reformulasi Kurikulum Kaderisasi
PII
07.30-10.00
Reformulasi kurikulum kaderisasi dan Peran DR. M.Abduh Zen,
Instruktur dalam transformasi ideologi M.Hum
Stadium General Pendidikan Instruktur :
a) Pendidikan Dasar dan Lanjut
10.00-12.00 SC
b) Sekolah Staf Komando
c) Pendidikan Instruktur Putri
Sidang Komisi
13.00-15.00 a) Kurikulum Leadership Training SC
b) Kurikulum Talim
12 | M I N P I I 2015
Sidang Komisi : Development Training
a) Komisi Development Training (PDA, PKP, Mentra)
16.00-18.00
b) Komisi Kursus Keperwiraan Brigade-PII SC Khusus
c) Komisi Kursus Keperempuanan PII WATI
18.00-20.00 Istirahat
20.00-24.00 Sinkronisasi
MINGGU , 26 APRIL 2015
00.00-07.30 Istirahat Tidur, Makan Pagi dan Mandi
Sidang Pleno V
SEMINAR
08.00-20.00
Comunitas Kreatif Religious sebagai basis social Dadan Dania DK.
gerakan ummat Islam
Sidang komisi perumusan modus rekruitmen
a) Rekruitmen Kader Umum
09.30-15.00 b) Rekruitmen Kader PII WATI SC Khusus
c) Rekruitmen Kader Brigade-PII
d) Rekruitmen Kader Tunas
15.00-16.00 Solat
16.00-18.00 Sinkronisasi SC
18.00-20.00 Istirahat
Sidang Pleno VI : Strategi Implementasi
20.00-24.00 Penilaian Situasi Kaderisasi PII Nasional
SC
Perumusan Strategi Implementasi
19.30-21.30 Penutupan Sie Acara
13 | M I N P I I 2015
H. MEKANISME PELAKSANAAN
C. Organizing Commitee :
Ketua : M. Salman Ramdhani
Sekretaris : Dina Siska
Bendahara : Rizal Muhammadi
14 | M I N P I I 2015
I. PESERTA
1. Musyawarah Instruktur Nasional diikuti oleh kader Instruktur PII seluruh Indonesia dan PW
PII PWK dengan kualifikasi
o Telah Lulus LAT dan PID
o Aktif di kepengurusan PII tingkat PW/PD PII atau Koordinator Badan Otonom.
o Kepengurusan PII yang Belum dilantik/mendapat SK resmi, maka delegasi yang hadir
harus membawa mandat dari institusi wilayah setempat.
o Setiap Wilayah Minimal mengirimkan 1 orang untuk mewakili badan induk dan badan
otonom
o Siap aktif mengelola training minimal 2 tahun pasca event MIN PII 2015
15 | M I N P I I 2015
o Setiap Wilayah diharuskan Merumuskan Minilam 3 bentuk model Rekruitmen kader
dengan pilihan dimensi pelatihan (rekomendasi) sebagai berikut :
16 | M I N P I I 2015
h) Pendidikan SAR untuk pemula
i) Klinik Beladiri Pelajar
Model pelatihan disusun dengan sistematika sebagaimana terlampir. Nama Pelatihan dapat
disesuaikan variasinya dengan kebutuhan
o Membawa data rekam jejak instruktur dan pemandu yang masih aktif dan siap
mengelola training sampai 2 tahun pasca MIN PII 2015
Persyaratan dikirim softfile H-2 acara atau paling lambat tanggal 19 April 2015 pukul 00.00
dikirim ke kaderisasipbpii@gmail.com Cc: khilda.Maulidiah@gmail.com.
17 | M I N P I I 2015
E. Dokumentasi
o Video
o Foto
o Notulensi
F. Transportasi
o Transport Pembicara
o Transport Personil PB PII Jakarta-Bandung PP
G. Operasional
o Operasional sarasehan Tim Perumus
o Operasional Panitia persiapan + pelaksanaan
H. Publikasi
o Spanduk rentang
o Spandung background
o Steaker
o Pamplet
o Distribusi Draft Lokakarya Ke seluruh Wilayah
K. PENUTUP
Kebutuhan akan adanya reformasi sistem kaderisasi ini sagatlah tinggi, mengingat kondisi PII
secara Nasional yang telah menurun drastis baik secara kualitas dan kuatitas. Perlu adanya
penyikapan yang serius, keberanian mengambil keputusan dan kesungguhan dalam implementasi.
Demikian TOR ini dibuat, sebagai acuan dalam melaksanakan program. Semoga kita diberikan
kemudahan dalam menjalankan program tersebut. Hanya kepada Allah sajalah kita berserah diri
setelah berikhtiar.
STEERING COMMITTEE
Musyawarah Instruktur Nasional Pelajar Islam Indonesia Tahun 2015 (MIN PII 2015)
PENGURUS BESAR PELAJAR ISLAM INDONESIA (PB PII)
PERIODE 2012-2015
Khilda Maulidiah
Arief Lutfhi Aulia
Kartika Mayasari
Wildan Alami
18 | M I N P I I 2015
19 | M I N P I I 2015