A. DASAR PEMIKIRAN
B. LANDASAN PERKADERAN
1. Landasan Teologis
Selain itu pula, bahwa fitrah bagi manusia adalah adanya sifat dasar
kesucian yang kemudian harus dinyatakan dalam sikap-sikap yang suci dan baik
kepada sesamanya. Sifat dasar kesucian itu disebut dengan hanafiyyah, dan
sebagai makhluk yang hanif itu manusia memiliki dorongan kearah kebaikan,
kebenaran, dan kesucian. Pusat dorongan hanafiyyah itu terdapat dalam dirinya
yang paling mendalam dan paling murni, yang disebut hati nurani, artinya
bersifat nur atau cahaya (luminous). Kesucian manusia merupakan kelanjutan
perjanjian primordial antara manusia (ruh) dan Tuhan, yaitu suatu perjanjian
atau ikatan janji antara manusia sebelum lahir ke dunia dengan Tuhan, bahwa
manusia akan mengakui Tuhan sebagai pelindung dan pemelihara (rabb) satu-
satunya baginya.
Oleh sebab itu, ruh manusia dijiwai oleh kesadaran tentang yang Mutlak
dan Maha Suci (Transenden, Munazzah), kesadaran tentang kekuatan yang Maha
Tinggi yang merupakan asal dan tujuan semua yang ada dan yang berada diatas
alam raya. Kesadaran ini merupakan kemampuan intelek (‘Aql), sebuah piranti
pada manusia untuk mempersepsi sesuatu yang ada diatas dan diluar dataran
jasad ini. Juga atas dasar perjanjian primordial itu pula, manusia diberikan
amanah sebagai wakil Tuhan (Khalifah) di muka bumi ini, yang berfungsi untuk
mengatur dan mengelola alam raya dengan sebaik-baiknya, disertai dengan
peniruan terhadap sifat-sifat Tuhan sebagai Rabb Al-amin.
2. Landasan Ideologis
Islam sebagai landasan nilai transformatif yang secara sadar dipilih untuk
memenuhi kebutuhan dan menjawab persoalan yang terjadi dalam masyarakat.
Islam mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan dan idealisme yang dicita-
citakan. Untuk tujuan dan idealisme tersebut maka umat Islam akan ikhlas
berjuang dan berkorban demi keyakinannya. Ideologi Islam senantiasa
mengilhami, memimpin, mengorganisir perjuangan, perlawanan, dan
pengorbanan yang luar biasa untuk melawan semua status quo, belenggu dan
penindasan terhadap umat manusia.
“Hai manusia ! kami ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan. Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sungguh yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah yang paling ber-taqwa. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui. “ (Q.S. Al-Hujurat:13).
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu berdiri karena Allah, menjadi saksi
dengan keadilan. Janganlah karena kebencianmu kepada suatu kaum, sehingga kamu
tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada taqwa dan
takutlah kepada Allah…” (QS. Al-Maidah: 8).
Kami hendak memberikan karunia kepada orang-orang tertindas di muka burni. Kami
akan menjadikan mereka pemimpin dan pewaris bumi” (QS. Al-Qashash: 5)
“Dan kami wariskan kepada kaum yang tertindas seluruh timur bumi dan baratnya yang
kami berkati. “ (QS. Al-A’raf: 37).
“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang yang tertindas,
baik laki-laki, perempuan dan anak-anak yang berdo’a, Tuhan kami ! Keluarkanlah kami
dari negeri yang penduduknya berbuat zalim, dan berilah kami perlindungan dan
pertolongan dari sisi Engkau.” (QS. An-Nisa: 75).
Dalam ayat ini menurut Asghar Ali Engineer dalam bukunya Islam dan
Teologi Pembebasan, Al-Qur’an mengungkapkan teori kekerasan yang
membebaskan yaitu:
“Perangilah mereka itu hingga tidak ada fitnah.” (Q.S. Al-Anfal: 39)
“Allah tidak menyukai perkataan yang kasar/jahat (memaki), kecuali bagi orang yang
teraniaya….” (QS. An-Nisa: 148).
“Adakah engkau ketahui orang yang mendustakan agarna? Mereka itu adalah orang
yang menghardik anak yatim. Dan tidak menyuruh memberi makan orang miskin. Maka
celakalah bagi orang yang shalat, yang mereka itu lalai dari sholatnya, dan mereka itu
riya, enggan memberikan zakatnya. “
“Apa-apa (harta rampasan) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya dari penduduk
negeri (orang-orang kafir), maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, untuk karib kerabat
Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang yang berjalan, supaya jangan
harta itu beredar antara orang-orang kaya saja diantara kamu … “ (QS. Al Hasyr: 7).
“Celakalah setiap pengumpat lagi pencela. yang mengumpulkan harta dan menghitung-
hitungnya. Dia (manusia) mengira bahwa hartanya dapat mengekalkannya. Sekali-kali
tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah. Tahukah kamu apakah
(neraka) Hutamah?. (Ia adalah) api (azab) Allah yang dinyalakan yang (membakar) naik
sampai ke hati. Sesungguhnya dia (api itu) tertutup rapat (sebagai hukuman) atas
mereka, (sedangkan mereka) diikat pada tiang-tiang yang panjang”. (QS. Al-
Humazah:1-9).
” Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya banyak dari para rabi dan rahib
benar-benar memakan harta manusia dengan batil serta memalingkan (manusia) dari
jalan Allah. Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, tetapi tidak
menginfakkannya di jalan Allah, berikanlah kabar ‘gembira’ kepada mereka (bahwa
mereka akan mendapat) azab yang pedih” (QS. At-Taubah: 34).
”Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi manusia supaya kamu menyuruh
berbuat kebajikan (ma’ruf) dan melarang berbuat kejahatan (mungkar) serta beriman
kepada Allah” (QS. Ali-Imran: 110).
3. Landasan Sosio-Historis
4. Landasan Konstitusi
C. PRINSIP PERKADERAN
Prinsip merupakan asas atau kebenaran yang menjadi pokok dasar orang
berpikir, bertindak dan berprilaku. Dengan demikian prinsip pada perkaderan
merupakan asas-asas yang dijadikan pijakan dalam menjalankan sistem
perkaderan. Adapun yang dijadikan prinsip-prinsip dalam perkaderan adalah :
1. Integratif
2. Keseimbangan
َفَم ْن َّيْع َم ْل ِم َن الّٰص ِلٰح ِت َو ُهَو ُم ْؤ ِم ٌن َفاَل ُك ْفَر اَن ِلَس ْع ِيٖۚه َو ِاَّنا َلٗه ٰك ِتُبْو َن
“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, dan dia beriman, maka usahanya tidak
akan diingkari (disia-siakan), dan sungguh, Kamilah yang mencatat untuknya .”
(QS. Al-Anbiya :94)
3. Persamaan
4. kasih Sayang
Prinsip kasih-sayang tiada lain merupakan sifat dasar dari Tuhan YME,
yaitu Ar-Rahman dan Ar-rahim. Sebagaimana kedudukan manusia sebagai
wakil Tuhan di muka bumi ini, maka sudah seharusnya manusia menirukan
segala sifat yang ada pada-Nya, menifestasi dari sifat-sifat Tuhan tersebut
seyogyanya pula teraktualisasikan dalam proses pendidikan dan perkaderan.
Prinsip ini mengarahkan bahwa setiap manusia pada dasarnya memiliki potensi
dan watak kebaikan, dan kecenderungannya selalu pada kebenaran. Maka
pendekatan kearah potensi dasar manusia tersebut harus didekati dengan cara
memberikan kasih-sayang, sehingga para kader merasakan dirinya diayomi dan
diamong, sehingga dikemudian hari bisa terwujud melalui sikap yang sadar
untuk menjalankan segala kewajibannya sebagai kader. Sebagaimana perintah
Allah :
ُم َح َّم ٌد َّرُس ْو ُل ِهّٰللاۗ َو اَّل ِذ ْيَن َم َع ٓٗه َاِش َّد ۤا ُء َع َلى اْلُك َّف اِر ُرَح َم ۤا ُء َبْيَنُهْم َت ٰر ىُهْم
ُر َّك ًعا ُسَّج ًدا َّيْبَتُغْو َن َفْض اًل ِّم َن ِهّٰللا َو ِر ْض َو اًناۖ ِس ْيَم اُهْم ِفْي ُو ُج ْو ِهِهْم ِّم ْن
َاَث ِر الُّس ُج ْو ِد ۗ ٰذ ِل َك َم َثُلُهْم ِفى الَّتْو ٰر ى ِةۖ َو َم َثُلُهْم ِفى اِاْل ْنِج ْي ِۚل َك َز ْر ٍع َاْخ َر َج
َش ْطَٔـ ٗه َف ٰا َز َر ٗه َفاْس َتْغَلَظ َفاْس َتٰو ى َع ٰل ى ُس ْو ِقٖه ُيْع ِج ُب الُّز َّر اَع ِلَيِغ ْي َظ ِبِهُم
ࣖ اْلُك َّفاَر ۗ َو َعَد ُهّٰللا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰح ِت ِم ْنُهْم َّم ْغ ِفَر ًة َّو َاْج ًر ا َع ِظ ْيًم ا
“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan
keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat
mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan
tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus
di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya
karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan
orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang
besar.”(QS. Al-Fath : 29)
5. Keteladanan
Prinsip keutamaan ini dimaksudkan bahwa perkaderan bukan hanya
bertugas menyediakan kondisi belajar bagi para kader, tetapi lebih dari itu untuk
turut membentuk kepribadiannya dengan perlakukan dan keteladanan yang
ditunjukan oleh para pengkader. Penerapan prinsip keteladanan ini dijadikan
pula sebagai landasan bagi penerapan konsep-konsep perkaderan lainnya.
Prinsip ini mendapat legitimasinya di dalam al-qur’an yang berbunyi :
ُاْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّب َك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظ ِة اْلَح َس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِب اَّلِتْي ِهَي
َاْح َس ُۗن ِاَّن َر َّبَك ُهَو َاْع َلُم ِبَم ْن َض َّل َعْن َس ِبْيِلٖه َو ُهَو َاْع َلُم ِباْلُم ْه َتِد ْيَن
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran
yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk.”(QS. An-Nahl : 125)
6. Ketaatan
Prinsip ketaatan ini lahir dari adanya ketundukan (din) dan sikap pasrah
(al-Islam) sehingga membentuk satu kesatuan dan sikap menaati setiap aturan-
aturan yang telah diberlakukan. Sebab, tidak ada ketaatan tanpa adanya
ketundukan dan sikap pasrah terhadap sesuatu yang sedang diyakininya. Dalam
konteks ini, bahwa setiap kader hendaknya menaati segala aturan-aturan main
perkaderan HMI yang diiringi oleh pengamalan dalam lingkup keseharian,
khususnya ketaatan dalam hal menjalankan ibadah yaumiyyah dalam aktivitas
kesehariannya. Prinsip ketaatan ini bersumber pada kebijakan baik yang
dihasilkan secara nyata dalam perintah Allah, rasul, maupun dari para
pemimpin yang bertujuan untuk terwujudnya kemaslahatan. Sebagaimana Allah
SWT berfirman :
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُن ْٓو ا َاِطْيُع وا َهّٰللا َو َاِطْيُع وا الَّرُس ْو َل َو ُاوِلى اَاْلْم ِر ِم ْنُك ْۚم َف ِاْن
َتَناَز ْع ُتْم ِفْي َش ْي ٍء َفُر ُّد ْو ُه ِاَلى ِهّٰللا َو الَّر ُسْو ِل ِاْن ُك ْنُتْم ُتْؤ ِم ُنْو َن ِباِهّٰلل َو اْلَي ْو ِم
ࣖ اٰاْل ِخ ِۗر ٰذ ِلَك َخ ْيٌر َّو َاْح َس ُن َتْأِوْياًل
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.
Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.” (QS. An-Nisa : 59)
D. TUJUAN KEGIATAN
“Terbinanya Kepribadian muslim yang berkualitas Akademis, sadar akan
fungsi dan peranannnya dalam berorganisasi serta hak dan kewajibannya
sebagai kader umat dan kader bangsa.”
G. Klasifikasi Masalah
1. Kesadaran (Manusia, Mahasiswa, Muslim)
2. Loyalitas
3. Daya baca
4. Mentalitas
5. Profesi
Indikator Pencapaian
Aspek Indikator Fase pertama (Pendobrakan) Bobot
Afektif 1. Peserta berani memperkenalkan
dirinya dengan jelas.
2. Peserta mematuhi kontrak belajar
3. Peserta mengingatkan kawannya 50%
untuk masuk forum
4. Peserta mengingatkan kawaanya
untuk masuk forum
5. Peserta menaati etika forum
Kognitif 6. Peserta saling mengingatkan jika
mengetahui rekannya salah
7. Peserta mampu mengetahui tujuan 30%
LK 1
8. Peserta mampu mengeahui tujuan
HMI
I. METODE TRAINING
Kegiatan Basic Training LK I menggunakan metode :
1. Ceramah : metode ini menghadirkan pembicara / Pemateri yang
berkompeten dalam bidangnya
2. Diskusi : peserta mendiskusikan hasil ceramah dengan pembicara
sampai ditemukan suatu kesepahaman
3. Doktrin : Penanaman nilai, spirit, dan persfektif baru dalam berpikir
dan melihat sesuatu
4. Mentoring : pendalaman terhadap materi yang disampaikan oleh
pembicara yang di pandu oleh SC
5. Testing : dilakukan dalam bentuk Pre Test dan Post Test
H. EVALUASI
1. Bobot Penilaian
a. Aspek Afektif : 50%
b. Aspek Kognitif : 30%
c. Aspek Psikomotorik : 20%
2. Skala Penilaian
Penilaian dilakukan dengan skala prioritas Nilai 0 - 100
3. Predikat Kelulusan
a) 0 – 59 : Tidak Lulus
b) 60 – 75 : Lulus ( Predikat Cukup, Baik dan Baik sekali)
c) 75 – 100 : Lulus Memuaskan (Predikat Istimewa)
J. PESERTA
Peserta kegiatan Basic Training (LK I) Mahasiswa yang tercatat di
Perguruan tinggi yang terdaftar di Tasikmalaya. Dan telah memenuhi
persyaratan sebagaimana terlampir.
K. ORGANISASI KERJA
Organisasi kerja dalam pelaksanaan Basic Training (LK I) HMI
Cabang Tasikmalaya Komisariat Latifah terdiri dari :
1. Master Of Training (MOT) yang berfungsi sebagai Team
Pemandu dari Team BPL HMI Cabang Tasikmalaya
2. Steering Committee (SC) yang berfungsi sebagai Panitia Pengarah
3. Organizing Committee (OC) sebagai Penanggung Jawab
kegiatan secara Teknis operasional, yakni Kader HMI dari
Komisariat Latifah.
PENUTUP
Demikian Modul kegiatan dalam rangka Basic Training Latihan
Kader (LK I) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Latifah
Cabang Tasikmalaya ini kami susun, sebagai acuan dalam
pelaksanaannya, semoga kegiatan ini bermanfaat untuk kemajuan
dalam berbangsa dan bernegara yang tetap dalam koridor ke-Islam-an
dan ke-Indonesia-an. Diharapkan dukungan dan kerja sama dari semua
pihak demi mensukseskan kegiatan ini dan semoga kegiatan ini
mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Billahtaufiq Walhidayah
Wasalamu’alaikum Wr. Wb
Lampiran
MANUAL ACARA
BASIC TRAINING (LK 1)
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
KOMISARIAT LATIFAH
CABANG TASIKMALAYA
2. Ke-HMI-an
Alokasi Waktu
Urgensi Materi Mengetahui dasar-dasar seputar ke-HMI- an
agar calon kader dapat berdialektika ketika
forum berlangsung.
Pokok Bahasan a. SPI-SPH
- Definisi Sejarah, Fungsi sejarah, macam-
macam sejarah.
- Asal-usul sejarah peradaban islam serta
bagaimana islam masuk ke indonesia
kemudian menjadi Khittah (Asas)
Perjuangan HMI
b. NDP (Nilai-Nilai Dasar Perjuangan)
- Definisi Nilai-Nilai, Dasar, Perjuangan.
- Teks NDP (8 Bab)
1. Dasar-Dasar Kepercayaan
2. Dasar-Dasar Kemanusiaan
3. Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan
Keharusan Universal (Takdir)
4. Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Perikemanusiaan
5. Individu dan Masyarakat
6. Keadilan Sosial dan Keadilan
Ekonomi
7. Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan
8. Kesimpulan dan Penutup
c. Konstitusi
- Definisi konstitusi dan Hukum
- Perbedaan Konstitusi dan Hukum
d. Mission HMI
- Definisi Mission menurut KBBI/Para
Ahli
- Pengertian Mahasiswa
- Peran dan Fungsi Mahasiswa
- Tujuan LK 1
- Tujuan HMI
e. Kepemimpinan, Manajemen, Organisasi
(KMO)
- Pengertian, Fungsi dan Gaya
Kepemimpinan
- Pengertian, Fungsi, dan Unsur-Unsur
Manajemen
- Pengertian, Fungsi dan Tujuan SWOT
- Pengertian, Fungsi, Ciri-Ciri dan
Model-Model Organisasi
3. Stadium General
Alokasi Waktu
Urgensi Materi Mengetahui Kepribadian Calon kader dari
aspek Biologis maupun aspek Psikologis.
ToR MATERI LK 1
1. Sejarah Peradaban Islam & Sejarah Perjuangan HMI
Alokasi Waktu 4 Jam
Urgensi Materi Materi ini menjadi penting agar dapat
menumbuhkan kesadaran kader serta rasa
optimismenya terhadap agama islam, sehingga
dapat memposisikan HMI sebagai kelanjutan dari
ekspansi sejarah islam untuk Indonesia.
4. Mission HMI
Alokasi Waktu 2 Jam
Pokok Bahasan a. Makna HMI sebagai Organisasi
Mahasiswa
1. Pengertian Mahasiswa
2. Mahasiswa Sebagai Inti Kekuatan
pembaharu
3. Modal Social Mahasiswa
b. Hakikat keberadaan HMI
1. Makna HMI sebagai organisasi yang
berasaskan Islam
2. Makna Independensi HMI
c. Tujuan, Fungsi dan peran HMI
1. Penjelasan Tafsir tujuan
2. Penjelasan fungsi dan peran strategis
HMI
d. Hubungan antara Status, sifat,asas
tujuan, fungsi dan peran HMI secara
Integral
e. Strategi Implementasi Tujuan HMI
Urgensi Materi
6. Metode Diskusi
Alokasi Waktu 2 jam
Urgensi Materi Materi ini dikhususkan untuk menunjang
peserta agar dapat bertukar pendapat tentang
suatu masalah atau bersama-sama mencari
pemecahan untuk mendapatkan jawaban dan
kebenaran atas suatu masalah. Melalui diskusi
dapat merangsang peserta untuk berpikir
sistematis, kritis dan bersikap dalam
menyumbangkan pemikiran-pemikirannya
untuk memecahkan suatu permasalahan.
Pokok bahasan A. Pengertian Metode Diskusi
B. Jenis-jenis Metode Diskusi
C. Prinsip-prinsip Metode Diskusi
D. Tujuan dan Fungsi Metode
Diskusi
E. Langkah-langkah penerapan
Metode Diskusi
8. Pengantar Filsafat
11. ke-Kohati-an