Anda di halaman 1dari 4

Nama :REIHAN FARRAS

NIM :2111123012

MATERI 4 MENGENAL INSAN

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terdiri atas Jasad, ruh, dan Akal dan
dimuliakan dengan tugas mengabdi kepada Allah dan sebagai khalifah dimuka bumi. Manusia
diciptakan Allah swt untuk melakukan amanah (ibadah dan khalifah) dan diberi kebebasan
untuk memilih dan nanti akan di beri balasan atas pelaksanaan amanah Allah SWt tersebut baik
berupa jannah atau naar sebagaimana firman Allah swt “Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Dzariyat: 56) dan Dan ketika
Tuhanmu berkata kepada para malaikat, “Aku akan menciptkan di bumi ini seorang Khalifah”
(Al-Baqarah: 30)

Unsur Unsur pada diri Manusia

1. Hati
Dari hatilah segala kepribadian manusia muncul. Apabila hati selalu dibina secara baik
sesuai Syari'at maka manusia akan berakhak mulia. Akan tetapi seringkali kekuasaan
hati tertutupi oleh kekuasaan nafsu, apalagi dengan ditambah bisikan-bisikan syetan,
sehingga yang muncul bukanlah cahaya Ilahi akan tetapi bisikan syetan. Oleh karenanya
hati harus selalu disirami tuntunan Islam dengan selalu berzdikir kepada Allah. Dalam
menjaga hatinya seorang muslim harus selalu waspada terhadap terjangkit nya penyakit
hati. Penyakit hati sungguh berbahaya bagi kehidupannya. Begitu pentingnya hati dalam
diri seorang insan. Sebab, itulah parameter sehat atau rusaknya keseluruhan orang itu.
Nabi SAW bersabda, "Sesunguhnya dalam jasad manusia terdapat segumpal darah. Jika
rusak, maka rusaklah semua jasad manusia. Dan jika beres, beres pulalah semua jasad
manusia. Ingatlah bahwa ia adalah hati" (HR Bukhari-Muslim).

2. Akal
Akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran. Tidak sedikit ayat-ayat dalam Al-
Quran yang menegaskan bahwa akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran
mutlak dari Allah. Umumnya kalimat yang digunakan adalah afalata’qilun (tidakkah
kamu berpikir/tidakkah kamu memikirkannya. Dengan akal jugga manusia yang lemah
bisa mengendalikan kehidupannya di dunia. Berkat akal pula kehidupan manusia bisa
jadi lebih mudah. Apa yang ada dihadapan anda sekarang ini adalah bukti kemampuan
yang dikaruniakan Allah hanya kepada manusia, yaitu akal. Dengan Akal pulalah
perbedaan antara hewan dan manusia sangat mencolok. Allah swt berfiman “Dan Dia
menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu
ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” (QS. An-Nahl
: 12).

3. Jasad
• Jasad adalah tubuh kasar bersifat lahiriyah yang tercipa dari tanah dan membutuhkan
hal-hal yang bersifat materi, seperti makan, minum, istirahat, kendaraan, tempat tinggal
dan lain-lain. Jadi jasad ini benar-benar diberikan haknya, sehingga tidak mengalami
sakit yang parah dan lemah yang bertambah-tambah. Allah swt berfirman “Dan
sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur
hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr: 26) Sungguh beruntunglah kita yang dikaruniai
jasmani yang sempurna. kaki, tangan, lidah, mata, hidung, telinga, perut dan faraj
adalah pemberian Allah yang harus kita syukuri dengan mempergunakannya untuk
melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Dengan jasmani kita bisa
merasakan kenikmatan hidup di dunia ini.

Ada dua kekuatan pada diri setiap manusia yaitu Kekuatan gairah atau nafsu (quwwah
syahwiyah) disebut juga dengan quwwah bahimiah, yakni daya hewani, seperti drongan
nafsu makan, keinginan terhadap kelezatan makanan, minuman, seksualitas dan segala
macam kenikmatan inderawi (al-ladzizay al-hissiyah). Alat yang digunakan dari dalam badan
adalah perut dan Kekuatan apetitif atau maarah (quwwah ghadabiyah),yaitu dorongan
manusia untuk menolak yang tidak disenangi dan memdapatkan kenikmatan yang bersifat
abstrak dan batin.

MATERI 5 GHAZWUL FIKRI

Ghazwul fikri adalah serangan pemikiran secara bertubi-tubi yang tersusun secara
sistematik, teratur dan terancang dengan baik yang dilakukan oleh umat yang kuat terhadap
umat yang lemah untuk merubah kepribadiannya sehingga menjadi pengikut umat yang kuat
tersebut. Tujuannya adalah menghacurkan Islam secara halus tanpa harus menumpahkan
darah. Karena orang-orang barat sadar bila perang fisik sudah tidak bisa menghalau gerakan
Islam. Dan ghazwul fikri atau perang pemikiran adalah cara yang efesien untuk menggalahkan
muslim secara perlahan.

Ghazwul fikri, memiliki sekurang-kurangnya 4 bentuk ketika menggunakan “penelitian


ilmiah” sebagai sarananya. Keempatnya adalah (1) tasykik, atau peragu-raguan, di mana umat
Islam dibuat meragukan beberapa ketetapan agama yang sudah mapan sejak awal, seperti
syari’at Setelah itu ada pula (2) pengaburan (tasywih) yaitu menghilangkan kebangaan kaum
muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk. Dengan cara : Hapus
kebanggaan muslim kepada agamanya (3) pelarutan (tadzwiib), yakni ketika keyakinan umat
akan agamanya dikaburkan dengan sebentuk pemahaman lain hingga dikira sebagai hal yang
larut begitu saja, menghasilkan keadaan selanjutnya, yakni (4) pembaratan (taghrib) yaitu
Gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin agar mau
menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat.

Dampak dari Ghazwul fikri ialah umat islam tertipu mush musuh islam, mencintai orang
orang kafir yang memusuhi islam, mengikuti cara hidup orang kafir dan masih banyak lagi.
Maka dari itu hendaknya kita menghindari Ghazwul fikri dengan cara memperbanyak ilmu
agama islam, mempelajari sejarah islam, berkumpul dengan orang orang sholeh dan,
mengamalkan Al-Qur’an dan sunnah rasul.

MATERI 6 PENTINGNYA PENDIDIKAN ISLAM

Dalam bahasa Arab pendidikan Islam disebut At-Tarbiyah Al-Islamiyah

Secara bahasa, tarbiyah memiliki beberapa arti :

- Roba – Yarbu : tumbuh berkembang

- Robiya –Yarba : tumbuh secara alami

- Robba – Yarubbu : memperbaiki, meningkatkan

Pada dasarnya Tarbiyah Islamiyah adalah suatu sistem penegakan agama islam, yang
meliputi pendidikan dari Allah untuk Rasulnya, pendidikan Rasul untuk umatnya dan pendidikan
dari umat untuk mengenal Rabb-Nya. Selain itu Tarbiyah Islamiyah secara umum juga dapat
dipahami sebagai pendidikan formal atau pendidikan agama islam yang dilakukan disuatu
tempat. Pendidikan itu bisa dilakukan dengan membaca buku, mengikuti berbagai aktifitas
islam seperti ceramah, seminar dan sebagainya. Sehingga seorang muslim dapat mengenal
dirinya secara utuh sebagai hamba Allah, sebagai bagian dari komunitas lingkungannya dan
sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi.Akhirnya nanti akan mengantarkan dirinya
menjadi pribadi-pribadi berkualitas sebagaimana para sahabat terdahulu.

Pendidikan Islam dilakukan Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki umat manusia jahiliyah
yang mempunyai ciri-ciri:

1.Bodoh, yaitu orang-orang yang mempunyai ilmu tetapi tidak mampu mengamalkan sesuai
dengan keimanan dan keislaman serta tidak mau menyembah Allah dengan ilmunya itu.
2.Hina, yaitu akibat kebodohan ummat islam berada dibawah sehingga menimbulkan kesan
“hina” dimata ummat lain.

3.Lemah, yaitu karena posisinya yang selalu dibawah ummat islam merasa sulit menolak
intervensi orang-orang kafir.

4.Berpecah belah, yaitu adanya ummat islam yang masih memiliki rasa egois, menganggap diri
yang paling benar sehingga timbul tuding menuding dan terkotak-kotak akabitnya kehilangan
kekuatan.

Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: tilawah (membacakan ayat Allah),
tazkiyah (mensucikan jiwa) dan ta’limul kitab wa sunnah (mengajarkan al kitab dan al hikmah).
Dalam tarbiyah rasulullah saw memadukan tiga aspek yang harus ada didalam diri setiap muslim.

1. Mendidik Ruhiyah
“ Didalam diri (tubuh) manusia ada segumpal darah yang apabila ia baik maka baik pula
yang lainnya dan apabila ia buruk maka buruk pula yang lainnya. `Segumpal darah itu
adalah hati`”.
2. Mendidik Akal

Akal yang dibina secara baik akan menghasilkan intelektual yang baik. Mengapa banyak
orang dinegeri ini yang mempunyai akal dan intelektual yang tinggi tetapi tidak baik, karena ia
salah mendidik akalnya. Padahal islam sangat meninggikan derajat orang-orang yang berilmu
juga mengajarkan untuk menuntut ilmu secara terus menerus tanpa batasan usia, jenis kelamin
dan tempat.

3. Mendidik Jasadiyah (fisik)

Seorang muslim tanpa kesehatan yang baik maka ibadah dan aktifitas lainnya tidak
mampu dijalankan secara maksimal. Maka pembinaan terhadap jasad juga perlu diperhatikan.
Karena Allah SWT sendiri lebih mencintai muslim yang kuat dari pada muslim yang lemah.

Anda mungkin juga menyukai