Dewan Hakim yang Bijaksana, Hadirin Walhadirat yang dimuliakan Allah, dalam
kehidupan sehari-hari banyak hal yang perlu kita ketahui, zaman menuntut akan
perubahan agar terlihat lebih mapan. Sementara jiwa terkadang tas sesuai harapan.
Banyak hal yang mengandung pembaruan disertai unsur kepentingan yang luar biasa.
Sehingga sering tak terlihat bahkan sulit membedakan antara baik dan buruk, antara
haram dan halal, antara satu dengan yang lainnya. Merupakan aspek yang sudah
menjiwai setiap insan yang terus bergejolak. Untuk itulah perkenankan kami syarahan
Al-Qur’an yang bertajuk:
(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan
merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga
kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah
Maha Mendengan lagi Maha Mengetahui.
Praktek Revolusi mental menjadikan manusia lebih berintegritas, mau bekerja keras
dan punya semangat gotong-royong. Revolusi mental juga adalah suatu gerakan untuk
menjadikan manusia agar menjadi manusia baru yang berhati putih berkemauan baja,
bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala. Mental, sikap dan pola
pikir sangat ditentukan arahnya oleh sistem keyakinan sebagai modal penggerak. Sifat
dan kebutuhan dasar manusia adalah meraih kebaikan dan kebahagiaan hidup, tidak
hanya didunia tetapi juga diakhirat.
Menurut M. Quraish Shihab pada dasarnya Al-Qur’an adalah kitab satu-satunya yang
dikenal manusia yang berbicara tentang hukum-hukum kemasyarakatan. Perubahan
masyarakat baru terjadi manakala terpenuhi dua syarat pokok yaitu:
Pertama, Adanya nilai-nilai atau Ide.
Syarat pertama telah diambil alih sendiri oleh Allah SWT. Melalui petunjuk Al-Qur’an
dan penjelasan Nabi Muhammad SAW, Walaupun sifatnya masih umum dan
memerlukan perincian dari manusia.
Alif, lam raa. (ini adalah) Kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin
tuhan mereka, (yaitu) menuju Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Tentu kita masih ingat bagaimana keadaan bangsa Arab sebelum kedatangan Nabi
Muhammad SAW, kondisi kehidupan bangsa arab dikenal dengan sebutan jahiliyah.
Hal ini disebabkan oleh kebiasaan buruk dan perilaku tercela. Kemudian Allah SWT
mengutus seorang Rasul akhir zaman untuk memperbaiki atau menyempurnakan
akhlak manusia. Nabi Muhammad SAW, bersabda :
“sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik”.
Saat ini generasi kita sangat jauh dari apa yang diharapkan, karakter bangsa sudah
luntur digilas waktu. Pondasi yang dibangun dengan kokoh kini diruntuhkan oleh
generasi itu sendiri. Bangsa yang santun, berbudi pekerti, ramah, dan selalu lekat
dengan sistem gotong royong seharusnya mampu membuat indonesia menjadi bangsa
yang arif, namun jika generasi kita sudah jauh dari keaslian nagsa mau dibawa kemana
masa depan bangsa ini?
Oleh karena itu pentinglah jikalau kita menerapkan ajaran Al-Qur’an yang telah
diturunkan sebagai pelengkap dan petunjuk bagi kehidupan yang dapat mengubah
masyarakat biadab menjadi beradab, yang dulunya berseteru menjadi satu, yang
dulunya menyembah berhala kini kembali menyembah Allah SWT. Kita kembalikan jati
diri kita, ciri khas, krisis moral yang menjangkit kalangan muda, harus diberantas habis-
habisan dan selau berfikir dan beritindak sebagai bangsa yang besar, sehingga kita
akan menciptakan generasi muda yang handal yang tidak hanya tangguh secara
intelektual tetapi juga anggun secara moral. Amin yarabbal alamin…..