Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DM2 BEKASI

KONTEKTUALISASI KONSEP UMMAH DI ERA KONTEMPERER

“ISLAM, ILMU, PERBEDAAN TANGGUNG JAWAB AGAMA-AGAMA DALAM MEMBANGUN DAN


MEMBANGUN MERAWAT PERDAMAIAN UNTUK KESELAMATAN SELURUH UMAT MANUSIA”

Nama : Amalia Nur Rahmawati

Asal Komisariat : Banisaleh Bekasi

Asal Daerah : Bekasi

Tahun Pembuatan : 2018

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 2

BAB III ISI ...................................................................................................................... 3

BAB VI KESIMPULAN ................................................................................................... 4

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 5

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Segala puji hanya bagi Allah SWT, yang telah mencurahkan nikmatNya yang
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik dan paling sempurna.

Shalawat serta Salam saya curahkan kepada Rasulullah SAW, seorang yang
patut menjadi qudwah hasanah (suri tauladan) untuk kita semua. Serta para
sahabat-sahabatnya yang selalu memperjuangkan Dakwah Islam, dan pengikut-
pengikutNya yang setia sampai akhir zaman. Aamiin.

Pada kesempatam kali ini, penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
karena dapat menyelesaikan Makalah DM2 Bekasi. Adapun dalam Makalah ini, penulis
membahas mengenai “konstektualisasi konsep ummah di era kontemperer”.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam


Makalah DM2 Bekasi ini walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin
dalam penyajian makalah ini dengan bentuk yang lebih baik.

Serta tidak lupa dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih
kepada :

1. Kedua orang tua, serta kakak yang telah memberikan spirit, motivasi, materil,
serta do’a kepada penulis sehingga terselesaikan Makalah DM2 Bekasi.
2. Bapak Taufik Maulana, Drs., MBA selaku KETUA STMIK Bani Saleh
3. Pak Sabar Yang telah bersedia menjadi Rekomendasi tokoh Enterpenership.
4. Mba dewi selaku Rekomendasi Murrobi.
5. Saudara dan Teman-teman yang telah memberikan motivasi kepada penulis
Makalah DM2 ini.

iii
6. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang
telah membantu penulis menyelesaikan Makalah DM2 Bekasi ini semoga
Allah SWT membalas segala kebaikannya.
Semoga semua kebaikan dan bantuan yang telah di berikan kepada penulis
mendapat balasan dari Allah SWT dan di catat amal kebaikan di lauful mahfusz.
Aamiin.

Akhir kata penulis berharap semoga Makalah DM2 Bekasi ini dapat memberi
manfaat bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bekasi, November 2018

(Amalia Nur rahmawati)

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Ummah merupakan sekumpulan individu yang hidup dalam sebuah


organisasi atau masyarakat. Konsep ummah pertama kali tercantum jelas dalam
piagam madinah. Dalam piagam Madinah, rumusan pengertian ummat merupakan
langkah Nabi untuk mempersatukan umat islam sesuai dengan muatan pasal 1
piagam madinah yang isinya : “Sesungguhnya mereka adalah umat yang satum
tidak termasuk golongan lain”. Ini merupakan pernyataan yang sungguh
mempersatukan orang-orang muslim yang berasal dari dua golongan besar, yaitu
Muhajirin dan Anshar, dan berbagai suku dan golongan sebagai umat yang satu.
Dasar yang mengikat ini adalah akidah islam, yang membedakan mereka dari umat
lain.
Dilihat dari konsep ini, jelas bahwa kedudukan Piagam Madinah adalah untuk
menyatukan suku-suku dalam umat Islam untuk menegakan hukum Allah Ini
berarti bahwa bentuk negara yang dibentuk pada masa Nabi melalui konstitusi
Madinah adalah negara teokrasi islam. Pengembangan masyarakat Islam secara
konseptual dapat diartikan sebagai sistem tindakan nyata yang ditawarkan
alternatif model pemecahan masalah ummah dalam bidang sosial ekonomi dan
lingkungan dalam perspektif Islam. Tujuan dengan adanya konsep ummah ini
adalah adanya masyarakat yang disebut dengan madani. Masyarakat madani
merupakan model masyarakat yang dibangun oleh Nabi Muhammad selepas hijrah
ke Madinah. Masyarakat madani ini suatu tatanan masyarakat yang menekankan
pada nilai-nilai demokrasi, transparansi, toleransi, potensi, aspirasi, motivasi,
partisipasi, konsistensi, komparasi, koordinasi, dan lain-lain. Pada dasarnya,
prinsip-prinsip dasar masyarakat madani (islami) diungkapkan dalam Al-qur’an dan
sunnah adalah meliputi persaudaraan, persamaan, toleransi, amar ma’ruf nahi
munkar, musyawarah, keadilan, dan keseimbangan.
Salah satu konsep yang ditawarkan oleh Dr. Adian Husaini yang disampaikan dalam
Training Kepemimpinan Nasional Tingkat II adalah jika benar-benar ingin
menciptakan masyarakat islami yaitu dengan membuat sebuah peradaban,
dimana suatu kelompok yang mempunyai visi misi sama menempati suatu pulau
atau suatu tempat tertentu untuk menciptakan pola kaderisasi yang pada akhirnya
tercipta peradaban Islam yang diinginkan. Konsep yang ditawarkan di atas selaras
dengan gerakan yang dipelopori oleh H. Ahmad Faiz Zainuddin, S.Psi, M.Sc
(Founder and Master Trainer SEFT) dimana beliau ingin menciptakan peradaban
LoGOS (Loving God, Blessing Other, Self Improvement) yang artinya adalah
dikumpulkan orang-orang yang mempunya visi dan misi sama kemudian dibentuk
karakternya untuk senantiasa memcintai Allah yang bermanfaat untuk orang lain
dengan saling berbagi, dan orang-orang yang senantiasa terus memperbaiki
dirinya sampai dengan sebaik-baiknya, semakin hari semakin baik. Jadi ketika
suatu saat Allah memanggilnya maka dalam keadaan yang terbaik (khusnul
khotimah). Dari sinilah dimulai suatu pola kaderisasi yang diharapkan semakin hari
5
semakin banyak orang-orang yang tercerahkan dengan cahaya islam dan terjadilah
pola masyarakat yang benar-benar islami.
Dalam pembentukan suatu peradaban itu tentu harus adanya seorang pemimpin
yang mana pemimpin itupun tidak terlahir sendiri, tapi pemimpin itu lahir bersama
satu generasinya untuk mewujudkan visi misi yang ada. Mungkin bisa dibayangkan
apa yang akan terjadi jika sesama ummat muslim saja masih saling membenci,
saling bermusuhan, dan saling merebutkan kader padahal masih banyak prioritas-
prioritas yang harus segera diselesaikan. Sungguh, jika sesama muslim hanya
mencari perbedaan maka sampai kapanpun umat muslim tidak akan pernah
bersatu, tetapi harusnya ummat mencari satu persamaan yang mana satu itu bisa
mempersatukan dalam menciptakan peradaban islami. Menghancurkan kebathilan
yang merajarela dimuka bumi ini.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Suatu agama ada tidak untuk dirinya sendii tetapi untuk mengembangkan
misi yang dipercayakan kepadanya, yaitu menawarkan Rencana
Keselamatan Allah dan membawa umat manusia kepada Allah. Oleh kerena
Allah. Oleh kerena itu agama pertama-tama bukan organisasi, bukan
kumpulan doktrin, bukan ritus dan ritual. Demikian pula halnya dengan
halnya dengan islam. Islam bukan hanya dinun aqidah wa syariat, tetapi
lebih dari itu, yaitu sebagai ilmu pengetahuan, budaya, peradaban, kualias,
pola pikir dan pola hidup – semua karakteristik unggul yang
mengedepankan kebijakan yang kemudian disebut sebagai tamaddun
madaniah.

Adakah peradaban umat manusia sekarang ini sudah merupakan suatu


kemajuan atau justru sebaliknya. Terobosan baru yang digagas oleh konsep
kebenaraan di atas menyakan bahwa islam tidak hanya agama yang
menawarkan teologi dan syariat tetapi juga lebih dari itu: Islam
menawaran dan mengedapankan ilmu pengetahaun, peradapan dan
budaya. Artinya, Islam bukan hanya menawarkan rukun islam dan syariat.
Percaya kepada Tuhan dan kehidpan di akhirat. Juga bukan hanya konsep
sholat ilmu- waktu puasa ramadhan, dan sebagainya, tetapi lebih dari itu.
Hanya dengan demikian kita bisa berharap terciptanya sebuah tata dunia
sebagai sebuah ummah yang lebih beradab, lebih damai dan lebih
sejahterah, di mana islam dapat menjadi ramatan lil-‘alamin.1

Konsep Ummah

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu umat islam, umat yang
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia” (QS. Al-
Baqarah 2:143)

Idrus Ruslan, melakukan kajian tentang pembangunan yang dilakukan di


Indonesia yang tidak saja dilakukan secara fisik melainkan juga secara non fisik

1
Lihat Suseno Franz dan Abdullah M. Amin, Mengguggat Ajaran Agama Abrahamik
bagi perdamaian dunia, 2010
7
(mental). Adanya Pancasila sebagai spirit dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara menjadikan Indonesia sebagai negara yang religius. Hal ini sesuai
dengan semangat yang ada dalam ajaran Islam baik dalam al-Qur’an dan
Hadis.2

Dalam konteks penelitian lain bahwa adanya kesepakatan atas Pancasila


sebagai falsafah, dasar negara, ideologi negara. Hal ini adanya kepercayaan
bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai sumber inspirasi dan sumber solusi
atas permasalahan bangsa. Adanya kegagalan dalam membangun negeri yang
makmur disebabkan belum dilaksanakannya amanat Pancasila. Berbagai
persoalan bangsa yang muncul saat ini dinilai akibat pengamalan Pancasila dan
UUD 1945 yang menyimpang. Karena itu, kalangan ini menyerukan kembali
pengamalan Pancasila dan UUD 1945 secara konsekuen.3

Dalam konteks yang lebih luas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
adalah melalui penegakkan empat pilar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Keempat ini dijadikan sebagai sebuah tatanan yang sangat penting dalam
tegaknya bangsa Indonesia.4 Empat hal inilah yang dijadikan sebagai modal
dasar bagi bangsa Indonesia di era kekinian dalam merajut kehidupan
berbangsa dan bernegara agar tidak mudah terkoyak dengan modernitas dan
perkembangan zaman.

Dalam konteks demokrasi, bangsa Indonesia kenal dengan


demokrasi Pancasila yang membedakan dengan demokrasi lainnya.
Sebagai sebuah demokrasi, Pancasila pada hakikatnya merupakan norma
yang mengatur penyelenggaraan kedaulatan rakyat dan penyelenggaraan
pemerintahan negara. Selain itu juga diatur pula, hal-hal dalam

2 Lihat Idrus Ruslan, “Membangun Harmoni Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dengan Nilai
Islam dalam Pancasila” dalam Jurnal TAPis, Vol. 9 No. 2 Juli-Desember 2013, 1-16.

3 Lihat J. Tjiptabudy, “Kebijakan Pemerintah dalam Upaya Melestarikan Nilai- Nilai Pancasila di
Era Reformasi”, dalam JurnalSasi Vol.16. No.3 BulanJuli - September 2010, 1-8.

4 Lihat Sekjend MPR RI, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, 2012.

8
BAB III

ISI

3.1Islam, Ilmu, Perbedaan Tanggung jawab Agama-agama membangun


Merawat Perdamaian untu keselamatan seluruh umat manusia
(Pemaknaan Hadis dalam Berbangsa dan Berbudaya)
Hadis Nabi saw. sebagaimana yang dikenal selama ini merupakan
serangkaian sabda, perbuatan serta ketetapan Nabi saw. yang
merupakan tafsir secara khusus atas al-Qur’an yang diturunkan oleh
Allah swt. Oleh karena itu, Rasulullah saw. dikatakan sebagai seorang
mufassir pertama di dunia Islam. Tentu saja, sebagai salah satu
pribadi yang menjadi Rasulullah saw. menyesuaikan dengan konteks
masyarakat di mana diturunkan wahyu tersebut. Dari hal ini, maka
hadis-hadis yang ada kebanyakan adalah dalam konteks lokalitas dan
memerlukan pemaknaan ulang atau dikenal kontekstualisasi.
Sebagaimana dalam sejarah kenabian, maka yang dilakukan oleh
Muhammad saw. sebagai seorang utusan Allah swt. maka langkah
pertama beliau adalah menyempurnakan akhlak masyarakat. Kebiasaan
adat dan budaya Arab yang dilaksanakan oleh komunitas masyarakat
yang sesuai ajaran Islam dilanjutkan dan yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam setahap demi setahap dilakukan pembenahan. Seperti dalam
konteks budaya minuman keras atau dikenal dengan khamr.
Dalam ayat al-Qur’an, terlihat budaya ini pada awalnya masih
ditolelir dengan menjelaskan bahwa khamr ada manfaat dan
madharat- nya, namun madharat-nya lebih banyak. Dan kemudian
ayat tersebut berkembang dengan melarang seseorang yang sedang
shalat dalam keadaan mabuk. Dan akhirnya, khamr dilarang di masa
Madinah dengan turunnya ayat al-Qur’an yang diawali kata-kata
Wahai orang-

9
18 Lihat Muhammad Alfatih Suryadilaga, “Pembacaan Hadis
dalam Perspektif Antropologi”, Jurnal al-Qalam Vol 31 No. 1 Januari-
Juni 2014, 1-22.

10
BAB IV
KESIMPILAN
4.1 Kesimpulan

Ummah bersal dari kata ‘amma’ yang artinya


bermaksud(qasada) dan berniat keras(‘azima), pengertian ini
memuat tiga makna dasar, yaitu: gerakan, tujuan, dan ketetapan hati
yang sadar[ii]. Kata "Ummah" (umat) memiliki makna yang cukup
beragam, Ummah Antara lain berarti jama’ah atau kelompok
manusia yang kepada mereka diturunkan seorangg Rasul (16:
36). Ummah juga berarti seseorang yang di dalam dirinya telah
terhimpun sejumlah kebaikan seperti yang dimiliki Nabi Ibrahim As
(26: 120) Makhluk lain selain manusia, kelompok hewan tertentu
misalnya, juga dapat disebut ummah ("Kalau anjing-anjing itu bukan
ummah yang bertasbih mensucikan Allah niscaya kuperintahkan
untuk membunuhnya" HR, Abu Dawud. Dalam al-Qur`an,
kelompok binatang tertentu, baik yang melata di bumi atau pun yang
terbang dilangit disebut ummah (6: 38). Seluruh manusia juga dapat
disebut Ummah.
Pada umumnya kata Ummah digunakan dalam
arti jama’ (plural) seperti disebut dalam firman Allah: "Dan
hendakllah ada di antara kamu segolongan ummah yang menyeru
kepada kebaikan." (QS, Ali ‘Imran: 104).
"Mereka itu tidak sama; di antara ahli kitab itu ada segolongan yang
berhati luruh." (QS, Ali ‘Imran: 113). Dalam hadits
kata Ummah, sebagaimana disebut Ibnu Atsir, seseorang yang
komitmen dengan agamanya kuat walaupun sendirian, generasi
manusia atau kelompok binatang, dan jama’ah[iii].

11
Biografi penulis
Personal detail

Name : Amalia nur rahmawati

Gender : Female

Place,Date of birth : bekasi, 20 April 1996

Nationality : indonesian

Marital Status : Single

Height ,weight : 159 cm , 43 kg

Religion : Islam

Address : Mahkota indah Ga.8 no.8 rt01/03 kel


mangun jaya kec bekasi

Facebook : Amalia

Email : Amalianurrahma96@gmail.com

No Mobile : 088211369570/081384142827

12
1

Anda mungkin juga menyukai