Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keberhasilan otonomi daerah adalah adanya peningkatan pelayanan dan

kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, kehidupan demokrasi yang semakin

maju, keadilan, pemerataan, serta adanya hubungan yang serasi antara pusat dan

daerah serta antar daerah. Pengelolaan Keuangan yang baik akan memberikan

manfaat pada efektivitas pelayanan public dengan pemberian pelayanan yang tepat

sasaran, meningkatkan mutu pelayanan publik, biaya pelayanan yang murah karena

hilangnya inefisiensi dan penghematan dalam penggunaan resources, alokasi

belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik, dan meningkatkan public

costs awareness sebagai akar pelaksanaan pertanggung jawaban publik.

Pemberian otonomi yang luas dan desentralisasi yang sekarang ini dinikmati

pemeirntah daerah Kabupaten dan Kota, memberikan jalan bagi pemerintah daerah

untuk melakukan pembaharuan dalam sistem pengelolaan keuangan daerah dan

anggaran daerah.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah adalah semua hak dan

kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat

dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang

berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

1
Adapun STRUKTUR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

(APBD) meliputi: pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

Salah satu struktur tersebut adalah pembiayaan daerah yang merupakan

keseluruhan transaksi pemerintah berupa penerimaan dan pengeluaran keuangan

daerah.

Dengan demikian kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang. Keuangan daerah digunakan

untuk membiayai semua kebutuhan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pembiayaan daerah?

2. Apa saja sumber pembiayaan daerah?

3. Bagaimana struktur pembiayaan daerah?

1.3 TUJUAN

1. Menjelaskan Pengertian Pembiayaan Daerah

2. Mengetahui sumber pembiayaan daerah

3. Menjelaskan Struktur pembiayaan daerah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PEMBIAYAAN DAERAH

Pembiayaan Daerah adalah transaksi keuangan untuk menutup defisit

anggaran atau untuk memanfaatkan surplus.  Defisit atau surplus terjadi apabila ada

selisih antara anggaran pendapatan daerah dan belanja daerah. Pembiayaan

disediakan untuk menganggarkan setiap pengeluaran yang akan diterima kembali

dan/atau penerimaan yang perlu dibayar kembali, baik pada tahun anggaran yang

bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Dalam penganggarannnya,

Pembiayaan Daerah dibagi dalam 2 bagian yaitu  Penerimaan Pembiayaan Daerah

dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

 Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum

Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi

pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali pinjaman

yang diberikan kepada pihak ketiga, penjualan investasi permanen lainnya dan

pencairan dana cadangan.

Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum

Daerah. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto,

yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah nettonya

3
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pencairan Dana Cadangan

mengurangi Dana Cadangan yang bersangkutan.

Penerimaan pembiayaan mencakup :

a. sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA)

Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran adalah selisih lebih/kurang antara

realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan. Selisih

lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode

pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.

Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA)

mencakup pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana

perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah,

pelampauan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban kepada

fihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan sisa dana kegiatan

lanjutan.

b. pencairan dana cadangan

Pencairan dana cadangan digunakan untuk menganggarkan pencairan dana

cadangan dari rekening dana cadangan ke rekening kas umum daerah dalam tahun

anggaran berkenaan. Jumlah yang dianggarkan yaitu sesuai dengan jumlah yang

telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan

berkenaan.

Penggunaan atas dana cadangan yang dicairkan dari rekening dana

cadangan ke rekening kas umum daerah dianggarkan dalam belanja langsung

SKPD pengguna dana cadangan berkenaan, kecuali diatur tersendiri dalam

peraturan perundang-undangan.

4
c. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

Hasil Penjualan Aset yang Dipisahkan adalah penerimaan daerah yang bersumber

dari hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan dari kekayaan daerah, misalnya penjualan

aset Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Hasil penjualan kekayaan daerah yang

dipisahkan digunakan antara lain untuk menganggarkan hasil penjualan perusahaan milik

daerah/BUMD dan penjualan aset milik pemerintah daerah yang dikerjasamakan dengan

pihak ketiga, atau hasil divestasi penyertaan modal pemerintah daerah.

d. penerimaan pinjaman daerah

Pinjaman Daerah adalah penerimaan daerah yang bersumber dari dana

pihak ketiga (kreditur) yang harus dikembalikan di kemudian hari sesuai dengan

perjanjian yang disepakati antara pemda dengan kreditur dan akan menambah

utang daerah.

Penerimaan pinjaman daerah digunakan untuk menganggarkan penerimaan

pinjaman daerah termasuk penerimaan atas penerbitan obligasi daerah yang akan

direalisasikan pada tahun anggaran berkenaan.

e. penerimaan kembali pemberian pinjaman

Penerimaan kembali pemberian pinjaman digunakan untuk menganggarkan

posisi penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pemerintah pusat

dan/atau pemerintah daerah lainnya.

f. penerimaan piutang daerah.

Penerimaan piutang digunakan untuk menganggarkan penerimaan yang

bersumber dari pelunasan piutang fihak ketiga, seperti berupa penerimaan piutang

daerah dari pendapatan daerah, pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga

keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan penerimaan piutang lainnya.

 Pengeluaran Pembiayaan

5
Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum

Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal

pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran

tertentu dan pembentukan dana cadangan. Pengeluaran pembiayaan diakui pada

saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah.

Pembentukan Dana Cadangan menambah Dana Cadangan yang

bersangkutan. Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan Dana Cadangan di

pemerintah daerah merupakan penambah Dana Cadangan. Hasil tersebut dicatat

sebagai pendapatan dalam pos pendapatan asli daerah lainnya.

Pengeluaran pembiayaan mencakup:

a. pembentukan dana cadangan

Pembentukan dana cadangan ditetapkan dengan peraturan daerah.

Peraturan daerah mencakup penetapan tujuan pembentukan dana cadangan,

program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian

tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan dan ditransfer ke rekening dana

cadangan, sumber dana cadangan dan tahun anggaran pelaksanaan dana

cadangan.

Rancangan peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan dibahas

bersamaan dengan pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD.

Penetapan rancangan peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan

ditetapkan oleh kepala daerah bersamaan dengan penetapan rancangan peraturan

daerah tentang APBD.

Dana cadangan dapat bersumber dari penyisihan atas penerimaan daerah,

kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah dan penerimaan lain yang

6
penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu berdasarkan peraturan

perundang-undangan. Dana cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri.

b. penerimaan modal (investasi) pemerintah daerah

Investasi pemerintah daerah digunakan untuk mengelola kekayaan

pemerintah daerah yang diinvestasikan baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang. Investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat segera

diperjualbelikan/dicairkan, ditujukan dalam rangka manajemen kas dan beresiko

rendah serta dimiliki selama kurang dari 12 (duabelas) bulan.

Investasi jangka pendek mencakup deposito berjangka waktu tiga bulan

sampai dengan 12 bulan yang dapat diperpanjang secara otomatis, pembelian Surat

Utang Negara (SUN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Perbendaharaan

Negara (SPN).

Investasi jangka panjang digunakan untuk menampung penganggaran

investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 bulan yang terdiri dari

investasi permanen dan non-permanen.

Investasi jangka panjang antara lain surat berharga yang dibeli pemerintah

daerah dalam rangka mengendalikan suatu badan usaha, misalnya pembelian surat

berharga untuk menambah kepemilikan modal saham pada suatu badan usaha,

surat berharga yang dibeli pemerintah daerah untuk tujuan menjaga hubungan baik

dalam dan luar negeri, surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan

dalam memenuhi kebutuhan kas jangka pendek.

7
c. pembayaran pokok utang

Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh tempo adalah pengeluaran daerah yang

digunakan untuk membayar utang pokok yang jatuh tempo. Pembayaran pokok utang

digunakan untuk menganggarkan pembayaran kewajiban atas pokok utang yang dihitung

berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

d. pemberian pinjaman daerah.

Pemberian pinjaman digunakan untuk menganggarkan pinjaman yang

diberikan kepada pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah lainnya.

2.2 SUMBER PEMBIAYAAN DAERAH

1. Pendapat Asli Daerah (PAD)

    Pendapatan Asli Daerah (PAD) bersumber dari :

 hasil pajak daerah

 hasil retribusi daerah

 hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

 Lain-lain Pad yang sah, contohnya : jasa, giro, pendapatan, bunga,

keuntungan silsilah nilai tukar menukar rupiah terhadap mata uang asing,

komisi, potongan harga, dan lain-lain.

2.        Dana Perimbangan

Dana perimbangan terdiri atas :

 Dana bagi hasil yang bersumber dari pajak, terdiri dari :

(1) Pajak bumi dan bangunan (PBB)

(2) Bea Peroleha Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

8
(3) Pajak Penghasilan (PPh)

 Dana bagi hasil yang bersumber dari sumber daya alam, berasal dari :

(1) Kehutanan

(2) Pertumbuhan umum

(3) Perikanan

(4) Pertambangan minyak bumi

(5) Pertambangan gas bumi

(6) Pertambangan panas bumi

3. Dana Alokasi Umum (DAU)

            Dana alokasi Umum (DAU) merupakan dana yang bersumber dari Anggaran

pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan dengan tujuan

pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi

4. Dana Alokasi Khusus (DAK)

            Dana alokasi khusus (DAK) merupakan dana yang juga berasal dari APBN,

tetapi dipergunakan untuk membantu mendanai kegiatan khusus pada daerah

tertentu sesuai dengan prioritas nasional.

9
5        Lain-lain pendapatan daerah yang sah

          Lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah seluruh pendapatan daerah

selain PAD dan Dana Perimbangan, yang meliputi, dan darurat, dan lain-lain

pendapatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hibah merupakan bantuan berupa

uang, barang, dan/atau jasa yang berasal dari pemerintah (pusat) masyarakat, dan

badan usaha dalam negeri atau luar negeri.

2.3 STRUKTUR PEMBIAYAAN DAERAH

Struktur pembiayaan daerah mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Pembiayaan dirinci menurut Kelompok, Jenis dan Obyek Pembiayaan

2. Kelompok Pembiayaan terdiri atas: Penerimaan Daerah dan Pengeluaran

Daerah.

3. Kelompok Pembiayaan dirinci lebih lanjut ke dalam Jenis Pembiayaan.

Misalnya Kelompok Pembiayaan Penerimaan Daerah dirinci lebih lanjut ke

dalam jenis pembiayaan antara lain berupa: sisa lebih perhitungan anggaran

tahun lalu, transfer dari dana cadangan, penerimaan pinjaman dan obligasi

dan penjualan aset Daerah yang dipisahkan.

4. Jenis Pembiayaan dirinci lebih lanjut ke dalam Obyek Pembiayaan. Misal

Jenis Pembiayaan: penerimaan pinjaman dan obligasi dirinci lebih lanjut

dalam obyek pembiayaan antara lain berupa: pinjaman dalam negeri dan

pinjaman luar negeri.

10
BAB III

KESIMPULAN

Pembiayaan Daerah adalah transaksi keuangan untuk menutup defisit

anggaran atau untuk memanfaatkan surplus.  Defisit atau surplus terjadi apabila ada

selisih antara anggaran pendapatan daerah dan belanja daerah.

Sumber pembiayaan Daerah

1. Pendapatan asli daerah (PAD)

2. Dana perimbangan

3. Dana alokasi umum (DAU)

4. Dana alokasi khusus (DAK)

5. Hibah

Struktur pembiayaan daerah mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

 Pembiayaan dirinci menurut Kelompok, Jenis dan Obyek Pembiayaan

 Kelompok Pembiayaan terdiri atas: Penerimaan Daerah dan Pengeluaran

Daerah.

 Kelompok Pembiayaan dirinci lebih lanjut ke dalam Jenis Pembiayaan.

Misalnya Kelompok Pembiayaan Penerimaan Daerah dirinci lebih lanjut ke

dalam jenis pembiayaan antara lain berupa: sisa lebih perhitungan anggaran

tahun lalu, transfer dari dana cadangan, penerimaan pinjaman dan obligasi

dan penjualan aset Daerah yang dipisahkan.

 Jenis Pembiayaan dirinci lebih lanjut ke dalam Obyek Pembiayaan. Misal

Jenis Pembiayaan: penerimaan pinjaman dan obligasi dirinci lebih lanjut

dalam obyek pembiayaan antara lain berupa: pinjaman dalam negeri dan

pinjaman luar negeri.

11
12

Anda mungkin juga menyukai