Anda di halaman 1dari 3

MATERI PEMBELAJARAN KELAS XI AKL TGL 17 MARET 2022

PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA/INSTANSI PEMERINTAH


Akuntansi Pembiayaan
Oleh Indah Khoirunisa, S.Pd

A. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH

1. Definisi Penerimaan Pembiayaan

Berdasarkan PP No. 58 Tahun 2005, pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perl
u dibayar kembali dan/ atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggar
an yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Sementara itu, penerim
aan pembiayaan adalah semua penerimaan rekening kas umum daerah, antara lain berasa dari
penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, pen
erimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, penjualan investasi permanen
lainnya, dan pencairan dana cadangan.

2. Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan mencakup hal-hal sebagai berikut.

a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun sebelumnya, antara lain berupa pelampau
an penerimaan pendapatan terhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan lan
jutan.

b. Pencairan dana cadangan digunakan untuk menggambarkan pencairan dana cadangan dari
rekening dana cadangan ke rekening kas desa dalam tahun anggaran berkenaan. b.

c. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan digunakan untuk menggambarkan hasil pe
njualan kekayaan desa yang dipisahkan.

3. Sumber Penerimaan Pembiayaan

Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011, sumber penerimaan pembiayaan meliputi sebagai beriku
t.

a. Hasil penjualan aset yang dipisahkan


b. Pinjamaan daerah

c. Pinjaman dalam negeri

d. Obligasi daerah

4. Sumber Pinjaman Daerah

a Pemerintah pusat

b. Pemerintah daerah lainnya.

c. Lembaga keuangan bank

d. Masyarakat

5. Prinsip Dasar Pinjaman Daerah

a. Merupakan inisiatif pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan kewenangannya

b. Merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup
defisit APBD

c. Tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri

d. Tidak boleh melebihi batas defisit APBD dan batas kumulatif pinjaman daerah yang
dananya berasal dari luar negeri

6. Jangka Waktu Pinjaman

a. Pinjaman jangka pendek

Merupakan pinjaman daerah dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun anggaran dan
kewajiban pembayaran kembali pinjaman jangka panjang yang meliputi pokok pinjaman,
bunga, dan/atau kewajiban lainnya seluruhnya harus dilunasi dalam tahun anggaran
berkenaan,

b. Pinjaman jangka menengah


Merupakan pinjaman daerah dalam waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dan kewajiban
pembayaran kembali pinjaman (pokok pinjaman, bunga, dan biaya lain) harus dilunasi dalam
kurun waktu yang tidak melebihi sisa masa jabatan kepala daerah (gubernur/bupati/wali kota)
yang bersangkutan.

c. Pinjaman jangka panjang

Kewajiban pembayaran kembali pinjaman jangka panjang yang meliputi pokok pinjaman,
bunga, dan/atau kewajiban lain seluruhnya harus dilunasi pada tahun anggaran berikutnya
sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai