Berdasarkan PP No. 58 Tahun 2005, pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perl
u dibayar kembali dan/ atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggar
an yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Sementara itu, penerim
aan pembiayaan adalah semua penerimaan rekening kas umum daerah, antara lain berasa dari
penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, pen
erimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, penjualan investasi permanen
lainnya, dan pencairan dana cadangan.
2. Penerimaan Pembiayaan
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun sebelumnya, antara lain berupa pelampau
an penerimaan pendapatan terhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan lan
jutan.
b. Pencairan dana cadangan digunakan untuk menggambarkan pencairan dana cadangan dari
rekening dana cadangan ke rekening kas desa dalam tahun anggaran berkenaan. b.
c. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan digunakan untuk menggambarkan hasil pe
njualan kekayaan desa yang dipisahkan.
Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011, sumber penerimaan pembiayaan meliputi sebagai beriku
t.
d. Obligasi daerah
a Pemerintah pusat
d. Masyarakat
b. Merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup
defisit APBD
d. Tidak boleh melebihi batas defisit APBD dan batas kumulatif pinjaman daerah yang
dananya berasal dari luar negeri
Merupakan pinjaman daerah dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun anggaran dan
kewajiban pembayaran kembali pinjaman jangka panjang yang meliputi pokok pinjaman,
bunga, dan/atau kewajiban lainnya seluruhnya harus dilunasi dalam tahun anggaran
berkenaan,
Kewajiban pembayaran kembali pinjaman jangka panjang yang meliputi pokok pinjaman,
bunga, dan/atau kewajiban lain seluruhnya harus dilunasi pada tahun anggaran berikutnya
sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman yang bersangkutan.