Oleh :
NAMA KELOMPOK 06 :
1. Ida Ayu Made Saras Dwi Antika (1902622010464 / 07)
2. Ni Made Pirayani (1902622010466 / 09)
3. Putu Adelia Regithanatar Wangy (1902622010481 / 24)
4. Ni Made Ayu Intan Kumala Sari (1902622010486 / 29)
5. Pande Komang Junitri Dyanti (1902622010488 / 31)
6. Sukma Gayatri (1902622010492 / 34)
2. Naluri Penjahat
Dalam setiap kejahatan pada umumnya, dan fraud khususnya, ada suatu gejala yang
sangat lumrah, yakni pelaku berupaya memberi kesan bahwa ia tidak terlibat fraud. Untuk itu,
pelaku “harus jauh” dari fraud itu sendiri dan “harus jauh” dari uang yang merupakan hasil
kejahatan. Itulah sebabnya, salah satu aksioma dalam fraud ialah fraud is hidden atau fraud
itu tersembunyi. Dilain pihak, motif dari perbuatan fraud itu sendiri pada umumnya, adalah
mendapatkan uang. Kalaupun bukan itu motifnya ada aliran uang ke diri pelaku (atau
keluarganya). Pada akhirnya ada arus uang atau dana dari “tempat persembunyian” atau
“tempat penitipan” yang mengalir ke alamat si pelaku utama. Jejak-jejak kejahatan, dalam hal
ini, berupa arus uang. Karena itu, dalammencari pelaku, investigator menelusuri jejak-jejak
uang ini. Tehnik investigatif yang menelusuri arus dana dan mencari muaranya, disebut
Follow The Money.
Tindak perbuatan ini dengan tegas diperlakukan serbagai tindak pidana sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang nomor 15 tahun 2002 tentang Tindak pidana Pencucian uang
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 25 tahun 2003. Dengan
diperlakukannya pencucian uang sebagai tindak pidana (kriminalisasi dari pencucian uang),
maka banyak kasus kejahatan (termasuk tindak pidana korupsi) dapat diproses (pengadilan)
melalui kejahatan utamanya dan melalui pencucian uangnya. Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK) merupakan Lembaga yang penting untuk mengungkapkan
pelaku-pelaku dengan menelusuri laporan-laporan dari berbagai sumber, tanpa harus
membuktikan kejahatan utamanya.