Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI FORENSIK

“HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN FRAUD”

Oleh :

NAMA KELOMPOK 06 :
1. Ida Ayu Made Saras Dwi Antika (1902622010464 / 07)
2. Ni Made Pirayani (1902622010466 / 09)
3. Putu Adelia Regithanatar Wangy (1902622010481 / 24)
4. Ni Made Ayu Intan Kumala Sari (1902622010486 / 29)
5. Pande Komang Junitri Dyanti (1902622010488 / 31)
6. Sukma Gayatri (1902622010492 / 34)

KELAS : J Malam 2019

PRODI / SEMESTER : Akuntansi / VII

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2022
PEMBAHASAN

1. Hukum di Indonesia yang berkaitan dengan Fraud


Fraud atau kecurangan adalah suatu tindakan yang disengaja oleh satu individu atau lebih
dalam manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, karyawan, dan pihak ketiga
yang melibatkan penggunaan tipu muslihat untuk memperoleh satu keuntungan secara tidak adil atau
melanggar hukum (IAPI, 2013). Berdasarkan the Association of Certified Fraud Examiners
(ACFE), Fraud merupakan perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk
tujuan tertentu, seperti manipulasi atau memberikan laporan keliru kepada pihak lain.
Fraud pada dasarnya merupakan serangkaian ketidakberesan (irregularities) dan perbuatan
melawan hukum (illegal act) yang dilakukan oleh orang luar atau orang dalam perusahaan guna
mendapatkan keuntungan dan merugikan orang lain. Berikut definisi dan pengertian fraud dari
beberapa sumber buku:
a) Menurut Tunggal (2009), fraud atau kecurangan adalah penipuan kriminal yang
bermaksud untuk memberikan manfaat keuangan pada si penipu.
b) Menurut Sawyer s (2004), fraud adalah suatu tindakan pelanggaran hukum yang
dicirikan dengan penipuan, menyembunyikan, atau melanggar kepercayaan.
c) Menurut Karyono (2013), fraud adalah penyimpangan dan perbuatan melanggar
hukum (illegal act), yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu misalnya
menipu atau memberikan gambaran keliru (mislead) kepada pihak-pihak lain, yang
dilakukan oleh orang-orang baik dari dalam maupun dari luar organisasi.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menyebutkan beberapa pasal yang


mencakup kecurangan (fraud) adalah:
a) Pasal 362: Pencurian (definisi KUHP: mengambil sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum );
b) Pasal 368: Pemerasan dan Pengancaman (definisi KUHP: dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa
seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang
sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain,
atau supaya membuat utang maupun menghapuskan piutang );
c) Pasal 372: Penggelapan (definisi KUHP: dengan sengaja dan melawan hukum
memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain,
tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan );
d) Pasal 378: Perbuatan Curang (definisi KUHP: dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai
nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan,
menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya
memberi utang maupun menghapuskan piutang );
e) Pasal 396: Merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit;
f) Pasal 406: Menghancurkan atau merusakkan barang;
g) Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 417, 418, 419, 420, 423, 425, dan 435 yang secara
khusus diatur dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999). (Tuanakotta, 2007:95).
h) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
i) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4150);
j) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011
tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)
pada Badan Usaha Milik Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER- 09/MBU/ 2012;
k) Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-16/S-
MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi
atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance)
pada Badan Usaha Milik Negara.

2. Kasus Fraud yang terjadi di Indonesia dan penyelesaiannya lewat jalur hukum
Kasus I
Fraud yang dilakukan oleh karyawan PT Pegadaian UPC Anggrek

PT Pegadaian (persero) membenarkan kasus fraud yang diduga dilakukan oleh oknum
karyawan PT Pegadaian UPC Anggrek, Cabang Kemandoran, Jakarta Barat berinisial LW
dengan modus gadai fiktif, penggelapan, dan tasiran tinggi yang berpotensi mengakibatkan
kerugian perusahaan senilai Rp.5,70 miliar. Sekretaris Perusahaan PT Pegadaian R. Swasono
Amoeng Widodo mengatakan bahwa kasus tersebut telah ditangani oleh Kejaksaan Negeri
Jakarta Barat dan pelakunya sudah dilakukan penahanan untuk memperlancar proses hukum
lebih lanjut.
PT Pegadaian tidak mentolerir tindak kejahatan dan perilaku oknum karyawan yang
bertentangan dengan Undang-undang, Peraturan Perusahaan maupun nilai-nilai Budaya
Akhlak yang menjadi pedoman seluruh Insan Pegadaian," kata Amoeng. "Oleh karena itu,
manajemen mendukung dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum, agar
pelaku diproses secara adil dan transparan sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku," ungkapnya.
Lebih lanjut Amoeng menyatakan sikap tegas manajemen melalui proses hukum
tersebut diharapkan menimbulkan efek jera serta menjadi peringatan keras kepada seluruh
Insan Pegadaian agar bekerja dengan jujur dan penuh integritas. Manajemen terus melakukan
evaluasi serta perbaikan sistem dan prosedur agar kejadian serupa tidak terulang di masa
mendatang serta terus berkomitmen untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance).

Kasus II
Kasus Audit Kas/Teller Laporan Fiktif Kas di Bank BRI Unit Tapung Raya

Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia
terbukti melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan keuangan
Perbuatan tersangka diketahui oleh tim penilik pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang
Bangkinang pada hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI
Unit Tapung Tim ini menenakan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo
neraca dengan kas tidak seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat,
diketahu adanya transaksi gantung yaitu adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang
berasal BRIUnit Pasir Pengaraian II ke BRI Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011 yang
dilakukanMasril, nam tidak diserta dengan penginian fisik wangnya.Kapolres Kampar AKBP
MZ Mustaqien yang dikonfinasti mengatakan Kepala BRI Tapung Raya ditetapkan sebagai
tersangka dan ditahan di sel Mapolres Kampar karenamentransfer uang Rp1,6 miliar dan
merekayasa laporan pembukuan. Kasus ini dilaporkan oleh Sudarman (Kepala BRI Cabang
Bangkinang dan Rustian
Martha pegawai BRI Cabang Bangkinang. "Masril telah melakukan tindak pidana
membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan
maupun dalam dokumen laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening Bank (IP
Perbankan). Tersangka dijeratpasal yang disangkakan yakni pasal 49 ayat (1) UU No. 10
tahun 1998 tentang perubahan atasUU No. 7 talum 1992 tentang Perbankan dangan ancaman
hukuman 10 tahun," kata Kapolres. Polres Kampar telah melakukan penyitaan sejumlah
barang bukti dokumen BRI serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait, memeriksa
dan menahan tersangka dan 6 orang saksi telah diperiksa dan meminta keterangan ahli.
PENYELESAIAN MASALAH yaitu:
Skills Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia lakukan
Kemudian kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkankontribusi
karyawan pada perusahaan Persahaan melakukan pelatihan pendidikan secara periodik
kepada karyawan sesuaidengan perkembangan teknologi yang berkembang Pembinaan ini
sangatlah penting karena setiap karyawan memiliki kepribadian yangberbeda jadi attitude ini
harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal ini karyawandiharapkan dapat memiliki
kepribadian yang baik sehingga dapat memperkecil resikoterjadinya penyimpangan dari
karyawan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2020, Oktober). FRAUD. Retrieved from binus: https://bbs.binus.ac.id/business-


creation/2020/10/fraud/ (diakses pada 11 Oktober 2022)
Admin. 337306901 Contoh Kasus Kecurangan Audit:
https://www.studocu.com/id/document/politeknik-negeri-batam/manajemen-
busines/337306901-contoh-kasus-kecurangan-audit/24822707 (diakses pada 11
Oktober 2022)
Hariyanto. (2021, November). Kasus Fraud Oleh Oknum Karyawan, Pegadaian Nyatakan
Sikap Tegas Lewat Proses Hukum. Retrieved from industrycoid:
https://www.industry.co.id/read/96655/kasus-fraud-oleh-oknum-karyawan-pegadaian-
nyatakan-sikap-tegas-lewat-proses-hukum (diakses pada 11 Oktober 2022)

Anda mungkin juga menyukai