Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN 1

“LINGKUP GEOGRAFI PARIWISATA”

A. Pengertian Pariwisata
Secara etimologi kata pariwisata berasal dari Bahasa Sanskerta yang terdiri dari
dua kata yaitu “pari” dan “wisata”. Pari berarti “banyak” atau “berkeliling” sedangkan
wisata berarti “pergi” atau “bepergian”. Pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan
yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain
(Wirawan & Semara., 2021). The World Tourism Organization (TWTO)
mendefenisiskan pariwisata sebagai fenomena sosial, budaya, dan ekonomi yang
melibatkan perpindahan orang ke negara atau tempat di luar lingkungan asalnya untuk
tujuan pribadi, bisnis, atau professional. Sehinggah dapat ditarik kesimpulan bahwa
pariwisata mencangkup pergerakan orang dari satu tempat ke tempat lain untuk tujuan
tertenu yang mencangkup kegiatan seperti liburan, pembelajaran, pertemuan, bisnis dan
pendidikan.
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
Berdasarkan defenisi tersebut Hendrita (2017) menyimpulkan pentingnya peran
pemerintah dalam pengembangan pariwisata dimana pemerintah mempunyai otoritas
dalam pengaturan, penyediaan dan peruntukan berbagai infrastruktur terkait kebutuhan
pariwisata.
B. Jenis-Jenis Pariwisata
Spillane (1987) membagi jenis-jenis pariwisata berdasarkan tujuannya antara lain
sebagai berikut:
a. Pleasure Tourism (pariwisata untuk menikmati perjalanan)
b. Recreation Tourism (pariwisata untuk rekreasi)
c. Cultural Tourism (pariwisata untuk kebudayaan)
d. Spot Tourism (pariwisata untuk olahraga)
e. Business Tourism (pariwisat untuk bisnis)
f. Convention Tourism (Pariwisata untuk konvensi)
g. Industry Tourism (pariwisata untuk industi)

Wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu:


a. Wisata alam
Wisata alam terdiri dari; wisata pantai (marine tourism), wisata cagar alam
(ecotourism), wisata buru, wisata agro.
b. Wisata Sosial-Budaya
Wisata alam terdiri dari; wisata sejarah dan peninggalan purbakala dan monument
dan wisata etnik.
C. Macam Pariwisata
Harmini dkk (2021;12) membagai macam pariwisata alternatif sebagai berikut:
a. Ekowisata (Ecotourism)
b. Wisata Petualang (Adventure Tourism)
c. Pariwisata Berbasisn Masyarakat (Community Based Tourism)
d. Pariwisata Budaya (Culture Tourism)
e. Pariwista Spiritual (Spriritual Tourism)
f. Agrowisata (Agrotourism)

D. Geografi Pariwisata
Geografi adalah ilmu yang mempelajari ilmu yang mempelajari interaksi manusia
dengan alam lingkungan sekitarnya. Inti dari geografi adalah integrasi variasi spasial di
atas permukaan bumi dengan kekhasan tempat dan interaksi antara manusia dan
lingkungannya (Matthews dan Herbert, 2008). Penekanan ilmu geografi ada pada riga
pendekatan yang digunakan untuk mengkaji fenomena di permukaan bumi (geosfer).
Pendekatan tersebut adalah keruangan, kelingkungan dan kewilayahan.
Pariwisata merupakan salah satu objek material geografi karena pariwisata
tercakup dalam dimensinya. Dimensi ini menurut Williams dan Lew (2015) diantaranya:
1. interaksi manusia-lingkungan dan landscape,
2. konservasi, manajemen lokasi dan lingkungan,
3. persepsi ke lingkungan dan sense of place,
4. spatial behavior dan mobilitas manusia.
Menurut Pearce, pergerakan wisatawan merupakan satu dari enam komponen
utama dalam geografi pariwisata. Keenam komponen tersebut diantaranya:
1. pola keruangan supply,
2. pola keruangan demand,
3. geography of resort,
4. pergerakan wisatawan,
5. dampak pariwisata,
6. model ruang pariwisata.
Geografi pariwisata merupakan bagian dari ilmu geografi dengan salah satu
pembahasannya menitikberatkan pada pergerakan wisatawan. Pemahaman mengenai
pergerakan wisatawan penting dalam manajemen dampak lingkungan dan sosial
pariwisata, mempertahankan keuntungan komersial industri pariwisata, dan dalam
perencanaan pembangunan baru. Perkembangan ilmu geografi juga berkontribusi dalam
geografi pariwisata, terkait dengan pengembangan destinasi pariwisata maupun pola
perjalanan dari tempat asal menuju destinasi. Pemahaman mengenai karakteristik wilayah
dan dinamika penduduk serta pola perwujudan interaksi yang menghasilkan budaya dan
adat istiadat menjadi kajian dengan pendekatan kompleks wilayah.
E. Ruang Lingkup Geografi Pariwisata
Geografi pariwisata memiliki ruang lingkup yang terdiri dari: lingkup antar negara di
suatu benua, lingkup antar negara dalam suatu kawasan dengan ekosistem tertentu,
lingkup antar negara pada wilayah perkotaan terdekat, lingkup nasional suatu negara,
lingkup antar bagian dari provinsi, dan lingkup lokal. Ruang lingkup geografi pariwisata
terkait dengan penerapan penjelasan pertanyaan 5WH dalam konteks suatu wilayah atau
destinasi pariwisata yang menarik untuk dikunjungi atau dikembangkan.
1) What (apa) menjelaskan deskripsi sesuatu berupa karakteristik, pola, proses,
gejala, penampakan di permukaan bumi. Dalam konteks pariwisata terkait dengan
penjelasan daya tarik, atraksi, akses menuju obyek wisata, kendaraan yang
dipakai, dan peristiwa yang menarik untuk dijelaskan.
2) Where (dimana) menunjukkan tempat situs (site), lokasi (location) atau
persebaran (spatial distribution) di permukaan bumi. Menjelaskan dimana saja
distribusi daya tarik, akses menuju ke obyek wisata, peta perjalanan yang
menunjukkan rangkaian alur berwisata.
3) When (kapan) menunjukkan waktu apakah masa lalu, masa kini, atau masa depan.
Dalam konteks pariwisata bisa dikaitkan dengan jadwal perjalanan atau jadwal
acara festival, musim yang berkaitan dengan puncak kunjungan wisata atau
puncak panenan, atau waktu yang menunjukkan durasi tertentu.
4) Who (siapa) menunjukkan pelaku atau subyek yang menunjukkan orang yang
beraktivitas atau bertanggungjawab baik secara individu maupun komunitas. Para
pelaku usaha pariwisata, yang bisa diperinci terkait dengan pelayanan tertentu
(travel, akomodasi, kuliner, penyedia jasa) yang masing-masing memiliki tugas
dan tanggung jawab untuk mensukseskan totalitas pelayanan wisata maupun bisa
juga merujuk pada wisatawan.
5) Why (mengapa) memberikan penjelasan secara mendalam terkait interaksi dan
interelasi, pola hubungan sebab akibat, maupun penjelasan mendalam yang terkait
dengan motivasi. Mengapa berkaitan dengan motivasi wisatawan berkunjung ke
suatu destinasi, pola perilaku wisatawan, atau penjelasan yang mendalam yang
saling kait mengait.
6) How (bagaimana) penjelasan yang memberikan solusi atau tindak lanjut
mengenai suatu fenomena yang perlu diselesaikan. Dalam pariwisata banyak hal
yang mesti dijelaskan dengan petunjuk atau panduan dalam mengatasi masalah
atau melaksanakan tindak lanjut yang perlu diketahui wisatawan maupun para
penyedia jasa pariwisata.

Terkait ruang lingkup juga dijelaskan karakteristik kegiatan pariwisata, pola


keruangan terkait obyek wisata yang dikunjungi, dinamika perilaku wisatawan maupun
perkembangan destinasi, tema kegiatan pariwisata yang dikembangkan, akses dan
keterjangkauan hubungan, kemampuan daya beli (uang) dan daya tampung (ruang) dan
perilaku (orang). Geografi pariwisata memiliki ruang lingkup yang terdiri dari: lingkup
antar negara di suatu benua, lingkup antar negara dalam suatu kawasan dengan ekosistem
tertentu, lingkup antar negara pada wilayah perkotaan terdekat, lingkup nasional suatu
negara, lingkup antar bagian dari provinsi, dan lingkup lokal.

Pertama lingkup kajian internasional meliputi kajian geografi pariwisata


internasional yang terkait antar negara dalam mengembangkan pariwisata. Lingkup antar
negara di suatu benua, banyak negara-negara Eropa yang saling menghubungkan
pariwisatanya misalnya terkait mobilitas dan akses transportasi dalam sistem EURail
yaitu pemanfaatan perjalanan kereta api antar negara dengan satu tiket terusan antar
negara. Sistem EURail ini memudahkan wisatawan untuk bepergian dari satu kota ke
kota lain, atau dari suatu destinasi di Kota Amsterdam di tepi laut North Sea ke destinasi
di perdesaan Pegunungan Alpen dengan melewati 3 atau 4 negara di benua Eropa.

Kedua, lingkup kajian geografi pariwisata antar negara dalam suatu kawasan
dengan ekosistem tertentu. Misalnya lingkup Sungai Mekong yang terkait aliran sungai di
sejumlah bagian negara di benua Asia. Sungai Mekong yang merupakan sungai
terpanjang di Asia dengan panjang 4.350 km (2.730 mil) mengalir dari China, Myanmar,
Laos, Thailand, Cambodia, dan Vietnam. Pada tahun 1995 dibentuk Mekong River
Commission (MRC) yang diprakarsai Laos, Thailand, Cambodia, dan Vietnam; untuk
mengelola dan mengkoordinasikan sumberdaya air, termasuk pemanfaatannya untuk
pariwisata.

Ketiga, lingkup kajian geografi pariwisata antar bagian dari kota-kota antar
negara seperti Singapura, Johor, dan Riau (Sijori). Segitiga pertumbuhan Sijori dimulai
pada tahun 1989 yang meliputi tiga negara, yaitu: Singapura, Johor (Malaysia) dan
Kepulauan Riau (Indonesia). Sijori mengikat kerjasama kawasan untuk dapat saling
mendukung pengembangan wilayah, salah satunya terkait dengan pariwisata. Kerjasama
semacam ini menarik wisatawan asing untuk dapat menikmati suatu perjalanan yang
bervariasi melintasi 3 negara dengan beragam kekayaan alam dan budayanya, mulai desa
pantai dan desa hutan, hingga kota metropolitan dan destinasi buatan yang super modern
dapat dijangkau dalam suatu destinasi pariwisata lintas perbatasan.

Keempat, lingkup geografi pariwisata nasional di suatu negara. Indonesia sebagai


destinasi pariwisata kepulauan menjadi kajian yang unik dan menarik terkait dengan
keragaman alam dan kemajemukan budaya masyarakatnya. Beragam bahasa, suku dan
agama yang tumbuh bak “Tamansari Dunia”, memiliki sejarah panjang yang
menghasilkan keunikan yang dapat menjadi daya tarik tersendiri. Kompleksitas dan
keragaman pariwisata negara kepulauan Indonesia, berbeda dengan negara pulau kecil
seperti Singapura atau Macau, berbeda pula dengan negara land lock countries seperti
Bhutan dan Nepal yang tidak memiliki akses laut.
Kelima, lingkup geografi pariwisata dalam bagian suatu negara yang merupakan
kawasan dengan tema pariwisata dengan karakteristik dasar dan pengembangan tematik
tertentu. Kawasan Geopark Gunung Sewu misalnya merupakan satu contoh dalam
lingkup ini. Geopark Gunung Sewu terdiri dari sebagian Kabupaten Gunungkidul
(Daerah Istimewa Yogyakarta), sebagian Kabupaten Wonogiri (Provinsi Jawa Tengah),
dan sebagian Kabupaten Pacitan (provinsi Jawa Timur). Ketiga bagian kabupaten ini
memiliki keunikan topografi batuan kapur yang disebut Karst Gunung Sewu.

F. Pariwisata Berdasarkan Konsep Esensial Geografi


Konsep dasar grografi terdiri dari lokasi, jarak, keterjangkauan, pola, morfologi,
aglomerasi, nilai kegunaan, interaksi dan interelasi, diferensiasi area dan kerkaitan
wilayah (Suharyono & Amien., 2013). Esensial geografi sebagai alat untuk
mengorganisir konsepsi tentang makna sebuah fenomena alam dan sosial-budaya.
1. Konsep tempat/lokasi ( absolute dan relatif)

Konsep lokasi sebagai gagasan abstrak untuk mengetahui keberadaan fenomena atau
peristiwa yang terjadi di permukaan bumi. Lokasi absolute ditunjukkann oleh
koordinat yaitu garis bujur dan garis lintang (astronomis). Sementara lokasi relatif
ditunjukkan oleh kondisi geografis di permukaan bumi. Dalam industry pariwisata
lokasi sangat penting untuk memberikan informasi tentang lokasi objek wisata,
tempat penginapan, restoran, took souvenir, dan tempat lainnya yang relevan dengan
aktivitas pariwisata.

2. Konsep Jarak
Konsep jarak dalam pariwisata untuk melihat jarak tempuh dari pusat kota ke lokasi
wisata.
3. Konsep Geomorfolog
Setiap objek wisata memiliki kondisi geomorfologi yang berbeda. Kondisi
geomorfologi suatu wilayah dapat dikembangkan menjadi wisata baru seperti wisata
alam pantai, pegunungan, perbukitan, padang rumput dll. Konsep geomorfologi
digunakan untuk melihat potensi suatu wilayah untuk dikembangkan sebagai objek
wisata. Dengan mengetahui kondisi geomnorfologi akan memudahkan pengelolah
ensi bwisata mengidentifikasi potensi bencana sehingga pembangunan wisata di
arahkan pada mitigasi bencana.
4. Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan mengacu pada kemudahan untuk mencapai suatu
objek .Geografi pariwisata melihat aksesbiltas untuk menjangkau suatu objek wisata.
Misal pariwisata pulau kecil dapat diakses menggunakan kapal/perahu, sedangkan
pariwisata pegunungan dapat diakses dengan kendaraan motor.
5. Konsep Pola
Konsep pola dalam geografi melihat persebaran fenomena di permukaan bumi,
misalnya pola persebaran pemukiman, persebaran curah hujan, jenis tanah dll. Jikah
dikaji dalam bidang pariwisata maka konsep pola akan melihat persebaran pariwisata
di suatu wilayah, persebaran fasilitas, dan pola pergerakan wisatawan dari satu lokasi
ke lokasi lain.
6. Konsep Aglomerasi
Dalam ilmu geografi aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat
mengelompok pada suatu wilayah.
7. Interaksi dan interelasi
Konsep ini berkaitan dengan hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antara
wilayah. Dalam sector pariwisata pusat perbelanjaan, bandara dan jalur transportasi
sangat mempengaruhi popularitas suatu pariwisata.
8. Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan melihat kelebihan suatu wilayah untuk dibangun dikembangkankan
menjadi pariwisata baru.
9. Diferensiasi Area
Konsep diferensiasi area menggambarkan keunikan atau karakteristik antara wilayah
satu dengan wilayah lainnya.
10. Keterkaitan Ruang
Konsep ini menunjukkan hubungan antar wilayah.

DAFTAR PUSTAKA

(Ridwan et al., 2024) (Ii & Pustaka, 2019) (M. Liga Suryadana, 2015) (M. Liga Suryadana,
2015) (M. Liga Suryadana, 2015) (M. Liga Suryadana, 2015) (M. Baiquni, 2015) (Widyastuti et
al., 2020) (Budiman et al., 2019) (Alapján-, 2016) (Hastuti, 2017) (Ismayanti, n.d.)

Alapján-, V. (2016). bab II Pariwisata. 1–23.


Budiman, I., Kamal, S., & Tarlis, A. (2019). Strategi Pemerintah Daerah Kota Langsa Povinsi
Aceh dalam Mengembangkan Obyek Wisata Halal. Jurnal Samudra Ekonomi Dan Bisnis,
11(1), 16–28. https://doi.org/10.33059/jseb.v11i1.1659
Hastuti, H. (2017). Memahami Pariwisata Melalui Pendekatan Geografi Manusia. Geomedia:
Majalah Ilmiah Dan Informasi Kegeografian, 15(1), 17–28.
https://doi.org/10.21831/gm.v15i1.16232
Ii, B. A. B., & Pustaka, K. (2019). Institut Teknologi Naisonal. 1997, 14–34.
Ismayanti. (n.d.). Sistem Kepariwisataan.
M. Baiquni. (2015). Pengertian dan Ruang Lingkup Geografi Pariwisata. Spar4206, 1–25.
M. Liga Suryadana. (2015). Pengertian dan Ruang Lingkup Geografi Pariwisata. Spar4206, 1–
25.
Ridwan, M., Musawantoro, M., Eppang, B. M., & Ananta, F. (2024). DESTINASI RAJA AMPAT
IMPLEMENTATION OF ESSENTIAL CONCEPT OF GEOGRAPHY TOURISM IN RAJA
AMPAT , INDONESIA Abstrak. 7(1), 11–25. https://doi.org/10.17977/um022v7i1p11-25
Widyastuti, M., Andreas, Aldo, & Alfredo. (2020). Abdimas galuh. Abdimas Galuh, 2(2), 99–
108.

Sumber Web:

https://www.lspr.ac.id/jenis-jenis-pariwisata/

https://www.gramedia.com/literasi/fenomena-geosfer/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5532678/10-konsep-geografi-penjelasan-dan-contohnya

https://www.kompas.com/skola/read/2023/07/05/090000569/geografi-pariwisata--pengertian-
dan-ruang-lingkupnya?page=all

https://www.slideshare.net/Irwan_H/3-geografi-pariwisata-pengertian-dan-ruang-lingkup-kajian-
geografi-pariwisata

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=4zUzEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=Konsep+dasar+geografi+terdiri+dari+l
okasi,+jarak,+keterjangkauan,+pola,+morfologi,+aglomerasi,+nilai+kegunaan,
+interaksi+dan+interelasi,+diferensiasi+area+dan+kerkaitan+wilayah+(Suharyono+
%26+Amien.,
+2013).&ots=EOE6mY1nRe&sig=AwEfgY9Ljai6S2Nec2Ljquwnbn4&redir_esc=y#v=onepage
&q&f=false

https://www.google.co.id/books/edition/Ekonomi_sumber_daya_alam_dan_lingkungan/-e7BdK-
gC40C?hl=id&gbpv=1&pg=PP1&printsec=frontcover

http://repository.untag-sby.ac.id/1231/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai