Unimed 2011
Molen Kaya Rasa (MOKARA) Lulus PMW Unimed 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Motivasi Melakukan Usaha
Kebutuhan pangan (makanan) higienis dan mengandung nilai gizi seimbang merupakan hal yang harus diperhatikan dalam rangka
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Karyadi (1983) menyatakan bahwa pangan yang dikonsumsi tidak sekedar banyak tetapi
harus memenuhi syarat higienis dan bernilai gizi. Makanan yang bergizi mempunyai peranan dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, karena mempunyai pengaruh terhadap: (1) perkembangan Fisik, mental dan sosial, yang berimplikasi pada postur tubuh manusia,
kecerdasan, kemampuan kognitif, mental dan sosial, (2) daya tahan tubuh terhadap terjadinya penyakit infeksi, (3) ketahanan fisik yang
berimplikasi pada prestasi kerja atau olah raga, (4) angka kelahiran dan kematian oleh karena itu, pangan bagi makhluk hidup umumnya dan
manusia khususnya merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk mempertahankan hidup kita melaksanakan kewajiban-kewajiban
hidup.
Upaya meningkatkan sumber daya manusia baiknya dimulai sedini mungkin (mulai dari kandungan), sedangkan pada waktu usia
Sekolah Dasar (SD) merupakan golongan yang rentan gizi setelah balita(sajogjo,dkk,1989). Dengan demikian kualitas pangan dan jajanan yang
dikonsumsi usia sekolah juga harus mendapat perhatian yang serius. Anak usia sekolah pada umumnya mendapat mendapat makanan di rumah
dan di sekolah. Pelaku penyedia kebutuhan pangan (jajanan) bagi anak sekolah adalah para pengelola kerena dengan produksi sendiri atau
membeli jajanan jadi (buatan pabrik), maupun makanan jajanan dari penyedia makanan jajanan dari luar sekolah. Makanan jajanan dalam hal ini
adalah makanan yang suap santap, dikonsumsi sebagai selingan atau pelengkap menu utama.
Dari hasil pengamatan kami di kota Madya Medan menunjukkan bahwa makanan jajanan yang di jual disekolah pada umumnya terbagi
menjadi empat kelompok yaitu :
(a) kue-kue kecil, seperti pisang goreng, kue putu, kue pusang bugis, nagasari dan jenis makanan jajanan tradisional lainnya (b) makanan jajan
yang di porsikan: sate padang, mie, bakso, mie sop, gado-gado, pecal, dan tahu goreng, (c) makanan jajanan dalam bentuk minuman, seperti
sirup, es cendol, es buah, dan ice cream (d) makanan jajanan produksi pabrik, seperti keripik, snack, kue bawang dan kerupuk. Dari hasil survey
awal, kami juga menemukan data bahwa tingkat pendidikan pengelola warung atau pembuat dan penjual makanan jajanan di sekolah umumnya
berpendidikan sampai dengan sekolah menengah dan pengetahuannya tentang gizi masih rendah.
Birowo (1983) menyatakan bahwa pendidikan formal dari masyarakat merupakan aspek yang sangat mempengaruhi konsumsi melalui
cara pemilihan bahan makanan, dimana orang yang berpendidikan tinggi cenderung memilih makanan yang baik dalam jumlah dan mutu
dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan lebih rendah. Dengan demikian latar belakang pendidikan dari para pembuat jajanan atau
pengelola warung atau kantin sekolah akan sangat berpengaruh terhadap pemilihan, pembuatan dan penyediaan jajanan yang memenuhi syarat
higienitas dan nilai gizi.
Cara menyajikan makanan jajanan juga menjadi persoalan, karena masih nanyak yang mengabaikan aspek kebersihan, seperti berjualan
dipinggir jalan yang berdebu ataupun warung yang kurang terjaga kebersihannya. Ventilasi udara kurang sehingga sirkulasi udara kurang baik.
Konstruksi bangunannya terkesan ala kadarnya dan seadanya. Lokasinyapun kurang diperhatikan, karena masih banyak yang berdekatan dengan
jamban, kamar mandi dan tempat pembuangan sampah. Fasilitas pendukung vital lainnya rata-rata kurang diperhatikan karena didalam kantin
atau warung tidak tersedia tempat cuci tangan. Disisi lain masalah harga makanan juga perlu dipertanyakan, karena banyak dari jajanan tersebut
harganya relatif mahal untuk ukuran anak SD sedangkan nilai gizi yang terkandung tidak sepadan dengan dengan harganya.
Menurut DEPKES (1994) zat gizi yang terkandung dalam makanan jajanan diantaranya adalah bahwa nilai kalorinya tidak boleh
melebihi 500 kalori ( sebaiknya sekitar 100-300 kalori saja) supaya tidak kenyang. Bila nilai kalorinya melebihi 300 kalori, hal ini kan
mempengaruhi konsentrasi dalam menerima pelajaran setelah beristirahat serta waktu makan siang sepulang sekolah. Bagi anak sekolah
terutama Sekolah Dasar (SD), kebutuhan jajan bukanlah satu-satunya dorongan untuk mengatasi rasa lapar, akan tetapi merupakan suatu
kebutuhan psikologis, fisiologis dan sosial budaya (Suharjo, 1989). Sehingga dapat dikatakan bahwa jajanan yang ada si sekolah bagian yang tak
terpisahkan dari anak-anak Sekolah Dasar (SD). Kebutuhan sekolah anak akan jajan menyeret pembuat dan penjual makanan jajanan sebagai
pelaku yang ikut bertanggung jawab terhadap keadaaan gizi anak sekolah.
Mempertimbangkan kondisi makanan jajanan di sekolah sebagaimana tersebut di atas. Dimana para pengelola kantin atau warung
sekolah kurang memperhatukan unsur kandungan gizi dan higienitas dari jajanan yang diperlukan bagi anak-anak sekolah dengan
memperhatikan beberapa faktor, yaitu : (a) kadar gizi seimbang, terutama kalori, (b) higienitas dan (c) harga, kegiatan tersebut akan dilakukan
melalui rangkaian Program Mahasiswa Wirausaha (PMW).
Pertimbangan lain yang menjadi dasar kami untuk melakukan kegiatan kewirausahaan tersebut di atas adalah bahwa berdasarkan
pengamatan pelaksana, buah pisang yang menjadi bahan dasar molen, banyak dikonsumsi masyarakat dalam bentuk buah segar, dijadikan selai
pisang, pisang goreng, keripik ataupun campuran kolak. Jelas bahwa keanekaragaman pengolahan buah pisang masih perlu ditingkatkan dengan
penekanan terutama pada penambahan nilai ekonomis dan peningkatan gizi. Dalam hal ini mokara yang akan diproduksi akan dimodifikasi
dengan bahan-bahan yang juga memiliki nilai kandungan gizi yang sangat baik seperti jagung, kacang hijau, pulut ketan, durian, tape, coklat,
strawberry, ubi jalar dan nanas. Seiring berjalannya waktu mokara dapat dikreasikan dalam beraneka rasa lainnya. Data hasil penelitian bahanbahan yang dimaksud sampai makanan yang baik untuk kesehatan terlampir.
Selain itu, mokara merupakan jajanan unik yang cocok dikonsumsi untuk semua lapisan usia dari anak-anak hingga orang tua. Dengan
harga yang terjangkau, mokara dapat dinikmati dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Modifikasi mokara yang bergizi tersebut juga
dapat menjadikan kampus sebagai objek pasar karena aktivitas akedemik akan lebih memperhatikan terhadap dampak kesehatan makanan yang
dikonsumsi.
Dari penjelasan diatas, kegiatan yang akan digalakan telah memiliki potensi bahan-bahan dengan kadar gizi seimbang, peluang bisnis
yang menjanjikan dan dengan adanya sumber daya yang terlatih maka pengolahan usaha sukses secara prospektif. Diharapkan dengan penelitian,
kami dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan yang akan mampu menumbuhkan minat berwirausaha dan menciptakan alternatif peluang
usaha yang bermanfaat dalam mengurangi pengangguran serta ikut berpartisipasi memperbaiki gizi masyarakat khususnya pelajar.
B. Justifikasi Pemilihan obyek usaha
Tabel 1
Nama usaha
Deskripsi Kegiatan
Bentuk kegiatan
Tempat
Waktu
Aliansi
Sumber dana
Resiko tanpa pelaksanaan
Pembuatan makanan jajanan untuk dikonsumsi anak sekolah melalui program kreativitas Mahasiswa ini bertujuan untuk :
1.
Membuat makanan jajanan bagi anak sekolah yang memenuhi kriteria gizi dan higienis dengan harga terjangkau. Faktor higienitas yang
diupayakan semaksimal mungkin dengan cara proses pengolahan sedemikian rupa sehingga kadar gizi bahan baku terjaga dan pengemasan yang
baik dan benar.
2.
Memaksimalkan pemafaatan bahan-bahan lokal seperti jagung, kacang hijau, pisang, nenas, ubi, durian, dan pulut sebagai upaya
penganeka ragaman mokara bagi pelajar dan masyarakat.
3.
Membentuk dan meningkatkan keterampilan mahasiswa peserta menjadi wirausahawati baru di bidang penyediaan produk komersial
ketata bogaan terutama makanan jajanan.
4.
Menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran sebagai upaya peningkatan taraf perekonomian bangsa.
BAB II
STRATEGI USAHA
Penyebab
Kurangnya kesadaran pengelola kantin dalam
kebersihan makanan dan lingkungan
Pengkondisian lokasi jualan tidak tepat dan
mengabaikan dampak kesehatan konsumen.
Motivasi pedagang terfokus pada keuntungan
semata dan tidak memperhatikan kandungan
gizi makanan jajanan.
Kualitas makanan jajanan berdasarkan tabel diatas tidak berdampak baik kepada kesehatan tubuh, selain itu harga yang tidak sesuai
dengan kandungan gizi. Langkah perbaikan yang dapat dilakukan melalui Progran Kreativitas Mahasiswa bidang kewirausahaan adalah dengan
mengolah dan memasarkan makanan jajanan yang berkualitas dengan kundungan gizi sehingga aman dan sehat bagi tubuh. Lokasi penjualan
yang strategis dan factor kebersihan juga harus diperhatikandalam menjaga pola hidup sehat. Untuk menarik minat pelajar (siswa), produk
mokara dimodifikasi dengan berbagai aneka cita rasa yang menggugah selera.
Secara umum strategi untuk mencapai keberhasilan usaha mokara yang akan dijalankan adalah :
a.
Mengadakan karyawan yang siap terjun dalam menjual mokara pada setiap tempat yang telah ditentukan. Dalam hal ini, kami akan
melakukan pembinaan secara intensif terhadap karyawan yang direkrut agar memiliki kecakapan dalam pengolahan, penjualan serta pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan.
b.
Menyediakan bungkus sebagai tempat penyajian mokara kepada setiap pembeli. Tampilan bungkus yang dimaksud dibuat semenarik
mungkin dalam menarik minat konsumen.
c.
d.
B.
Strategi Pemasaran
Pemasaran mokara akan dilakukan dengan cara menyediakan gerobak untuk setiap tempat pemasaran yaitu MAN 1 Medan dan Kampus
UNIMED. Pengadaan gerobak lengkap dengan peralatannya dimaksudkan agar mokara yang diproduksi dapat dinikmati pelanggan dalam
kondisi hangat untuk menggugah selera.
Pada tahap awal pemasaran kami akan melakukan promosi melalui brosure yang dibagikan kepada setiap orang yang melintas di lokasi
pemasaran. Selain itu, brosure juga ditempelkan di setiap mading baik di kampus maupun sekolah yang dimaksud. Produk makanan tersebut
adalah berupa mokaradengan berbagai aneka rasa sebagaimana disajikan pada tabel 3 sebagai berikut :
No.
1
2
3
4
5
6
Harga yang ditetapkan di atas merupakan harga dalam pembelian kurang dari tiga buah. Sedangkan jika pembelian diatas dari tiga buah
mokara maka harga yag dikenakan adalah Rp 1.000,- untuk tiga buah. Hal ini dirasa tidak memberatkan siswa atau masyarakat. Usaha yang
dimaksudkan juga dapat menerima pesanan untuk pesta, acara adat istiadat, seminar atau acara lain dengan memberikan doskon 5% untuk setiap
pembelian dalam jumlah banyak minimal Rp. 100.000,-.
C.
D. Bussines Plan
Tabel 4
Komponen-komponen usaha
Keterangan
Ringkasan eksekutif
Gambaran usaha
Analisis pasar
Analisis industri
Target pasar
Operasi/ produksi
Pelaksanaan
kegiatan
uji
coba
resep mokaradilaksanakan di rumah tim pelaksana
dengan tujuan agar tim pelaksana mengetahui teknikteknik secara rinci pengolahan secara efektif dan efisien.
Setelah mengikuti diskusi dan uji coba resep, maka
tahap pelaksanaan berikutnya adalah praktek
kewirausahaan pembuatan mokara. Kegiatan ini
dilaksanakan langsung di lokasi pasar dengan
mempersiapkan gerobak lengkap dengan peralatan dan
bahan yang akan diolah.
Pemasaran mokara akan dilakukan dengan cara
menyediakan gerobak untuk setiap tempat pemasaran
yaitu MAN 1 Medan dan Kampus UNIMED. Pengadaan
gerobak lengkap dengan peralatannya dimaksudkan agar
mokara yang diproduksi dapat dinikmati pelanggan
dalam kondisi hangat untuk menggugah selera.
Mokara merupakan jenis makanan yang baru hadir di
kota Medan sehingga persaingan sangat kecil dari
produk yang sama. Pesaing yang ada merupakan jenis
makanan yang berbeda. Oleh karena itu, peluang
mokara sangat besar ditinjau dari kondisi persaingan.
Pada tahap awal pemasaran kami akan melakukan
promosi melalui brosure yang dibagikan kepada setiap
orang yang melintas di lokasi pemasaran. Selain itu,
brosure juga ditempelkan di setiap mading baik di
kampus maupun sekolah yang dimaksud.
Pengolahan bahan ditangani oleh kerjasama tim
pelaksana sesuai dengan kebutuhan penjualan. Untuk
penjualan secara langsung akan dilakukan oleh
karyawan yang telah direkrut.
Pendelegasian kerja yang dapat dibentuk dapat berupa
Proyeksi keuangan
BAB III
METODE OPERASIONAL USAHA
A. Mekanisme dan Rancangan Usaha
Dalam metode pelaksanaan Program Kreativitas Wirausaha mokara, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai :
1. Alokasi kegiatan
Program Kreativitas bidang kewirausahaan mokara berlangsung selama 5 bulan dengan penjelasan berikut :
Pelaksanaan kegiatan uji coba resep mokara dilaksanakan di rumah tim pelaksana dengan tujuan agar tim pelaksana mengetahui teknik-teknik
secara rinci pengolahan secara efektif dan efisien.
Praktik kewirausahaan pengolahan dan pemasaran dilakukan langsung di lokasi penjualan dengan mempersiapkan bahan dan peralatan serta
gerobak mokara aneka rasa. Hal ini dimaksudkan agar dekat dengan lokasi pasar dan memudahkan dalam jumlah pemesanan apabila
konsumen akan membeli. Selain itu mokara dapat disajikan dalam kondisi hangat yang oleh sebagian orang menjadi keistimewaan tersendiri
sehingga meningkatkan daya jual mokara.
Pemasaran mokara yang direncanakan terletak dekat dengan tempat tinggal tim pelaksana untuk memudahkan koordinasi dan kerjasama tim.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap kegiatan meliputi (1) persiapan dan perencanan, dan (2) praktek kewirausahaan, dengan penjelasan sebagai berikut :
Tahap persiapan awal
Pada tahap ini dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkaityaitu melakukan perizinan dan koordinasi pelaksanaankegiatan dengan pihak
sekolah yang menjadi objek pasar. Di pihak pelaksana kegiatan dilakukan survey awal, persiapan bahan dan peralatan yang digunakan, persiapan
uji coba resep serta pendelegasian tugas ke masing-masing anggota pelaksana di bawah arahan bapak dosen pembimbing.
Tahap pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan kegiatan dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Uji coba resep
Didasari pertimbangan bahwa pengetahuan, wawasan dan keterampilan pengolahan mokara merupakan modal penting agar dalam praktek
lapangan berhasil, maka kegiatan ini bertujuan untuk pemantapan dalam konsep, teknis resep yang digunakan dan metode koordinasi yang t epat
untuk menjamin kelancaran usaha yang akan dilaksanakan.
Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari dengan catatan dilaksanakan setiap hari masing-masing selama 4 jam dan dilakukan pada pagi hari yaitu
dari pukul 08.00 wib sampai dengan pukul 12.00 wib dengan pertimbangan bahwa rentang waktu tersebut sangat kondusif dalam memulai
segala kegiatan agar lebih semangat dan hasil yang diperoleh lebih maksimal. Rincian kegiatan dapat terlihat dalam tabel 5 berikut :
No.
1
Hari ke
1
Jenis kegiatan
Diskusi tentang penggunaan
resep dan pengolahan
mokara, koordinasi yang
tepat dalam praktek di
lapangan dan hal lain yang
terkait.
Uji coba resep mokara
Tahap pelaksanaan
Setelah mengikuti diskusi dan uji coba resep, maka tahap pelaksanaan berikutnya adalah praktek kewirausahaan pembuatan mokara. Kegiatan
ini dilaksanakan langsung di lokasi pasar dengan mempersiapkan gerobak lengkap dengan peralatan dan bahan yang akan diolah.
B. Sumberdaya yang Dibutuhkan
1. Sumberdaya manusia
Jumlah tim pelaksana usaha berjumlah 3 orang yang akan bekerjasama dengan baik dalam pencapaian tujuan bersama.Diharapkan program ini
akan berjalan dengan lancar. Pendelegasian kerja yang dapat dibentuk dapat berupa pengkondisian kualitas produk oleh peserta yang ahli di
bidangnya yaitu tata boga. Selanjutnya pengaturan manajerial keuangan, pemasaran produk dan manajemen prospek pengembangan bisnis
ditanggungjawapi oleh jurusan ekonomi. Dalam hal ini seluruh tahapan proses pengolahan hingga evaluasi dilakukan secara bersama-sama.
Namun juga dilakukan pengaturan pengamanan di setiap post kegiatan agar seluruh tugas dapat terselesaikan dengan baik.
2. Rancangan Anggaran
Rancanagan biaya Program Mahasiswa Wirausaha mokara (MOlen KAya RAsa) adalah :
Tabel 6
No.
1
Uraian
Peralatan
a. Gerobak 1 buah @ Rp. 2.500.000
b. Mesin amphia @ 300.000
c. Timbangan tepung
d. Baskom plastik ukuran sedang 3 buah @ Rp 7.000
e. Baskom plastik ukuran kecil 4 buah @ Rp 5.000
f. Perangkat penggorengan @ Rp. 150.000
g. Perangkat kompor gas @ Rp. 400.000
h. Pisau Stainles steel @ Rp. 15.000
i. Sendok Plastik untuk penjualan @ Rp. 10.000
2
Bahan-bahan selama 2 bulan operasional
2.1
Bahan baku pembuatan molen
a. Tepung terigu : 26 hari kerja x 2 bulan x 4 kg/ hari x Rp7.000/kg
b. Pisang : 26 hari kerja x 2 bulan x 2 sisir/ hari x Rp 2.500/sisir
c. Jagung : 26 hari kerja x 2 bulan x 1 kg/ hari x Rp 5.000/kg
d. Kacang hijau : 26 hari kerja x 2 bulan x 1/2 kg/ hari x Rp 4.000/kg
e. Pulut : 26 hari kerja x 2 bulan x 1/2 kg/ hari x Rp 5.000/kg
f. Durian : 26 hari kerja x 2 bulan x 1 buah/ hari x Rp8.000/buah
g. Tape : 26 hari kerja x 2 bulan x 1 bungkus/ hari x Rp 2.000/kg
h. Coklat : 26 hari kerja x 2 bulan x 1/2 bungkus/ hari x Rp 5.000/bungkus
i. Nenas: 26 hari kerja x 2 bulan x 1 buah/ hari x Rp 3.000/buah
j. Gula : 26 hari kerja x 2 bulan x 1/4 kg/ hari x Rp 11.000/kg
Jumlah (rupiah)
2.500.000
300.000
50.000
21.000
20.000
150.000
400.000
15.000
10.000
1.456.000
130.000
260.000
104.000
130.000
416.000
104.000
130.000
156.000
143.000
780.000
117.000
2.000
128.000
37.500
25.000
75.000
340.500
8.000.000