Anda di halaman 1dari 19

TINJAUAN PUSTAKA

BAB I
JENIS DAN KARAKTERISTIK PRODUK MAKANAN TAMBAHAN

A. MAKANAN TAMBAHAN BALITA 6-59 BULAN

a. Kandungan Zat Gizi


• Makanan Tambahan Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan
dalam bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan
mineral yang diberikan kepada bayi dan anak balita usia 6-59 bulan dengan kategori
kurus. Bagi bayi dan anak berumur 6-24 bulan, makanan tambahan ini digunakan
bersama Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
• Tiap kemasan primer (4 keping/40 gram) Makanan Tambahan Balita mengandung
minimum 160 Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram lemak.
• Makanan Tambahan Balita diperkaya dengan 10 macam vitamin (A, D, E, K, B1, B2,
B3, B6, B12, Asam Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Iodium, Seng, Kalsium,
Natrium, Selenium, Fosfor).

b. Karakteristik Produk
• Bentuk :
biskuit yang pada permukaan atasnya tercantum tulisan “MT Balita”
• Tekstur/Konsistensi :
renyah, bila dicampur dengan cairan menjadi lembut.
• Berat :
berat rata-rata 10 gram/keping.
• Warna :
sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong).
• Rasa : Manis.
• Mutu dan keamanan :
produk makanan tambahan balita memenuhi persyaratan mutu dan keamanan
sesuai untuk bayi dan anak balita.
• Masa kedaluwarsa :
waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak dikonsumsi,
produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.
c. Kemasan
• Setiap 4 (empat) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer (berat 40
gram).
• Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak kemasan
sekunder (berat 840 gram).
• Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan tersier.

B. MAKANAN TAMBAHAN IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK)


a. Kandungan Zat Gizi
• Makanan Tambahan Ibu Hamil adalah suplementasi gizi berupa biskuit lapis
yang dibuat dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan
mineral yang diberikan kepada ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis
(KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi.
• Tiap kemasan primer (3 keping/60 gram) Makanan Tambahan Ibu Hamil
mengandung minimum 270 Kalori, minimum 6 gram protein, minimum 12 gram
lemak.
• Makanan Tambahan Ibu Hamil diperkaya 11 macam vitamin(A, D E, B1, B2,
B3, B5, B6, B12, C, Asam Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Kalsium, Natrium,
Seng, Iodium, Fosfor, Selenium).
b. Karakteristik Produk
• Bentuk :
biskuit lapis (sandwich) yang pada permukaan atas biskuit tercantum tulisan
“MT Ibu Hamil” .
• Tekstur/Konsistensi :
- biskuit : renyah
- isi : krim/selai padat dan lembut
• Berat : berat rata-rata 20 gram/biskuit lapis.
• Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong).
• Rasa :
- Biskuit : manis
- Isi : manis rasa strawberry/nenas/lemon
• Mutu dan keamanan :
produk makanan tambahan ibu hamil memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan sesuai untuk ibu hamil.
• Masa kedaluwarsa :
waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak dikonsumsi,
produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.
c. Kemasan
• Setiap 3 (tiga) biskuit lapis dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer (berat 60
gram).
• Setiap 7 (tujuh) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak kemasan
sekunder (berat 420 gram).
• Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan tersier.
BAB II

PENGIRIMAN, PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN


MAKANAN TAMBAHAN

A. PENGIRIMAN MAKANAN TAMBAHAN

Pengadaan MT oleh Direktorat Gizi Masyarakat tahun 2017 dilakukan untuk dikirim
ke daerah (MT Balita dan MT Ibu Hamil) dan stock pusat (MT Balita, MT Ibu Hamil dan
MT Anak Sekolah). Pengiriman MT ke daerah melalui pranko provinsi, dan disediakan
dana sewa gudang dan distribusi sampai puskesmas melalui dana dekonsentrasi pembinaan
gizi masyarakat tahun 2017.

Pengadaan MT stok pusat untuk memenuhi kebutuhan permintaan dari daerah dalam
rangka penanggulangan kekurangan gizi, mengantisipasi kedaruratan gizi di daerah rawan
bencana seperti bencana asap, gunung meletus, banjir dan bencana lainnya serta sebagai
bahan kontak bantuan Kementerian Kesehatan untuk kunjungan Pejabat Negara.

Dalam rangka penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi pada lingkup
pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) pemberian MT merupakan
upaya yang dapat dilakukan sejalan dengan kegiatan germas lainnya.

Mekanisme Pengiriman MT Balita dan MT Ibu Hamil dari Pusat ke Provinsi (pranko
Provinsi) sebagai berikut :

1. Sebelum dilakukan pengiriman ke daerah, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan MT


di gudang produsen/penyedia barang dan dibuatkan Berita Acara Penerimaan Barang
(BAPT) oleh Panitia Penerima Barang di tingkat pusat.
2. Direktorat Gizi Masyarakat membuat surat pemberitahuan yang ditujukan kepada
seluruh Kepala Dinas Kesehatan tentang rencana pengiriman MT sesuai alokasi yang
sudah ditetapkan.
3. Produsen/penyedia barang memberitahukan tentang jumlah dan waktu pengiriman MT
kepada Kepala Dinas Kesehatan/Petugas Pengelola MT Dinas Kesehatan Provinsi.
4. Produsen/penyedia barang mengirim MT ke gudang yang telah disiapkan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi dalam jumlah sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan.
5. Apabila kapasitas gudang tidak mencukupi sesuai dengan alokasi pengiriman, maka
dapat dilakukan penyesuaian jadwal dan jumlah
pengiriman MT berdasarkan kesepakatan bersama antara produsen/penyedia barang
dengan Dinas Kesehatan Provinsi setempat.
6. Setelah MT diterima, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Petugas yang ditunjuk
membuat dan menandatangani berita acara penerimaan barang sesuai jumlah, jenis, dan
kualitas yang diterima. Berita Acara Penerimaan Barang yang asli diserahkan ke
produsen/penyedia barang dan tembusan dikirim ke Direktorat Gizi Masyarakat.

B. PENYIMPANAN MAKANAN TAMBAHAN

Persyaratan tempat dan cara penyimpanan merupakan salah satu bagian penting dalam
prosedur pengelolaan MT sehingga perlu dipersiapkan dengan baik agar kualitas MT dapat
tetap terjaga sampai kepada sasaran. Adapun persyaratan gudang/tempat penyimpanan MT
adalah sebagai berikut :
1. Di Gudang Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
a. Gudang penyimpanan harus selalu higienis, tidak berdebu dan bebas dari tikus,
kecoa dan binatang pengerat lainnya;
b. Ruang gudang tidak bocor dan lembab, ruangan mempunyai ventilasi dan
pencahayaan yang baik;
c. Bangunan dan pekarangan sekitar gudang harus selalu bersih, bebas kotoran dan
sampah;
d. Pintu gudang dapat dibuka dan ditutup dengan rapat pada saat keluar masuk
makanan tambahan;
e. Makanan tambahan diletakkan di alas/rak/palet yang kuat minimal 30 cm dari
dinding;
f. Penyusunan peletakan/penumpukan makanan tambahan sedemikian rupa sehingga
barang tetap dalam kondisi baik. Batas maksimum tumpukan adalah 12 karton untuk
MT Balita maupun MT Ibu Hamil. Contoh perhitungan luas gudang penyimpanan
(lihat lampiran 14).
g. Penyusunan karton makanan tambahan dalam gudang harus menggunakan
alas/rak/palet dan dilarang menginjak tumpukan karton;
h. Makanan tambahan yang masuk ke gudang lebih awal dikeluarkan terlebih dahulu
(First In First Out = FIFO);
i. Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampur dengan bahan pangan lain dan
bahan bukan pangan;
 Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan, diambil dan dipisahkan dari
makanan tambahan yang masih baik;
 Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak perlu dibuatkan Berita Acara
Penghapusan oleh Kepala Puskesmas setempat;
 Makanan tambahan dinyatakan rusak apabila kemasan berlubang, robek, pecah, kempes
dan teksturnya berubah.

b. Di tempat pendistribusian (Posyandu, Polindes, Sekolah atau tempat penyimpanan


lainnya)
 Tempat penyimpanan MT harus selalu bersih, higienis.
 MT diletakkan diatas alas dan usahakan tidak menempel dinding.
 Atap tidak bocor mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang baik serta tidak lembab.
 Tempat penyimpanan harus bebas dari tikus, kecoa, dan binatang pengerat lainnya.

 Penyimpanan MT tidak boleh dicampur dengan bahan berbahaya.

 MT biskuit dinyatakan rusak apabila bungkus berlubang, sobek, pecah, atau biskuit tidak
renyah.

3. Di Rumah Tangga/Keluarga
Makanan Tambahan yang diterima harus disimpan pada tempat yang kering, bersih dan
tertutup agar terhindar dari bahan cemaran dan binatang pengganggu.

C. PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN

a. Makanan Tambahan Kirim ke Daerah

1. Dinas Kesehatan Provinsi bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


membuat rencana distribusi MT ke masing-masing Puskesmas berdasarkan data
sasaran di tiap Puskesmas.
2. Dinas Kesehatan Provinsi melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
menginformasikan secara tertulis ke Puskesmas tentang jumlah dan waktu
penerimaan MT yang akan didistribusikan ke masing-masing Puskesmas, agar
Puskesmas mengetahui jumlah MT yang akan diterima dan mempersiapkan tempat
penyimpanan yang memenuhi syarat.
3. Pada kondisi dimana tidak memungkinkan MT dikirim langsung dari Dinas
Kesehatan Provinsi ke Puskesmas karena alasan tertentu misal keterbatasan tempat
penyimpanan atau kondisi geografis yang sulit dijangkau, maka sebagai alternatif
MT dari Dinkes Provinsi dapat dikirim ke puskesmas melalui Dinkes
Kabupaten/Kota.
4. Setelah MT diterima di Puskesmas, petugas Puskesmas membuat tanda terima yang
memuat jumlah dan jenis MT. Bukti penerimaan barang yang asli diserahkan ke
pihak pengirim barang dan tembusan dikirim ke Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota.
5. Penanggungjawab gudang Puskesmas melakukan pencatatan dan pelaporan
administrasi gudang, yaitu dengan membuat Surat Bukti Barang Masuk (SBBM),
Surat Bukti Barang Keluar (SBBK), Kartu Persediaan Barang (KPB)
6. Puskesmas mengirim MT ke sasaran melalui Posyandu atau unit pelayanan
kesehatan lainnya melalui Bidan di Desa (BDD) atau petugas yang ditunjuk/kader.
7. BDD atau petugas yang ditunjuk/kader mendistribusikan MT ke sasaran dan
mencatat jumlah MT yang telah didistribusikan.

Penjelasan Bagan Distribusi MT


• Di dalam pendistribusian MT penyedia barang berkoordinasi dengan Direktorat Gizi
Masyarakat.
• MT didistribsusikan oleh produsen ke gudang provinsi yang telah disiapkan Dinas
Kesehatan Provinsi.
• Pada tahap selanjutnya, Dinas Kesehatan Provinsi akan mengirimkan MT ke Puskesmas,
• Alternatif pendistribusian MT dari Dinkes Provinsi ke Dinkes Kabupaten/Kota karena
alasan tertentu.
• Puskesmas melalui BDD/petugas yang ditunjuk/kader mendistribusikan MT ke
Posyandu atau tempat lain yang ditentukan, selanjutnya diberikan ke sasaran.
• Direktorat Gizi Masyarakat mengadakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi.
Demikian juga Dinas Kesehatan Propinsi berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan evaluasi pendistribusian MT.
Pencatatan MT dilakukan oleh penanggungjawab gudang dan diketahui pengelola program gizi.
Frekuensi pencatatan
• disesuaikan dengan jadwal penerimaan dan pengeluaran atau distribusi MT.

b. Makanan Tambahan Buffer Stock

Mekanisme permintaan dan pendistribusian MT Buffer Stock adalah sebagai berikut :


1. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Kementerian/Lembaga, Legislatif,
Lintas program/Lintas sektor, Organisasi Profesi, Organisasi Keagamaan,
Organisasi Kemasyarakatan, Yayasan, LSM serta stakeholder dan lain-lain yang
membutuhkan MT buffer stock membuat rencana permintaan sesuai kebutuhan
untuk balita usia 6-59 bulan/anak sekolah SD/MI/Ibu hamil KEK di daerah rawan
gizi/keadaan darurat/bencana.
2. Pihak yang membutuhkan MT buffer stock menyusun RAB (Rencana Anggaran
Biaya) untuk biaya operasional, pergudangan dan pendistribusian MT buffer stock.
3. Selanjutnya pihak yang membutuhkan MT buffer stock mengirimkan surat
permintaan ke Direktorat Gizi Masyarakat Ditjen Kesehatan Masyarakat.
4. Surat permintaan MT yang masuk akan ditelaah oleh Direktorat Gizi Masyarakat.
Telaahan tersebut meliputi jumlah ketersediaan MT di pusat dan daerah,
ketersediaan biaya pengiriman, lokasi yang akan dikirim serta jumlah dan kelompok
sasaran yang akan diberikan.
5. MT buffer stock dapat diberikan setelah ditelaah secara teknis dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
• Surat permintaan MT buffer stock tersebut ditujukan kepada Direktur Gizi
Masyarakat Kemenkes RI yang dilampiri dengan jumlah sasaran balita kurus
(BB/PB/PB<-2 SD)/ anak SD/MI kurus (<-2SD)/ Ibu Hamil KEK.
• Biaya pengiriman MT buffer stock dari pusat ke daerah dengan pranko gudang
Provinsi/Kabupaten/Kota ditanggung oleh pusat, sedangkan biaya pengiriman ke
sasaran dari Provinsi/Kabupaten/Kota ditanggung oleh masing-masing pihak
pemohon.
• Pihak pemohon menyiapkan tempat penerimaan atau penyimpanan sementara
(gudang) dan menyusun rencana distribusi (rensi) pendistribusiannya sampai ke
sasaran.
6. Pengiriman MT buffer stock ke lokasi akan dilaksanakan setelah dinyatakan layak
untuk diberikan dan akan dikirimkan ke lokasi dengan jumlah bantuan yang telah
disetujui.
7. Dinas Kesehatan Kabupaten//Kota mendapatkan pemberitahuan berupa tembusan
surat bahwa ada pengiriman MT kepada pihak pemohon dan dapat membantu
memonitor pelaksanaannya pendistribusian MT kepada sasaran di tingkat lapangan.
BAB III
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA SASARAN

Pemberian Makanan Tambahan kepada sasaran perlu dilakukan secara benar sesuai
aturan konsumsi yang dianjurkan. Pemberian makanan tambahan yang tidak tepat sasaran, tidak
sesuai aturan konsumsi, akan menjadi tidak efektif dalam upaya pemulihan status gizi sasaran
serta dapat menimbulkan permasalahan gizi.
Makanan tambahan diberikan sebagai :
a. Makanan Tambahan Penyuluhan adalah makanan tambahan yang diberikan untuk
mencegah terjadinya masalah gizi.
b. Makanan Tambahan Pemulihan adalah makanan tambahan yang diberikan
untuk mengatasi terjadinya masalah gizi yang diberikan selama 90 hari makan
Berikut standar pemberian makanan tambahan dalam bentuk biskuit untuk tiap kelompok
sasaran

A. Makanan Tambahan Balita


a. Prinsip Dasar Pemberian :
Prinsip Dasar Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita adalah untuk memenuhi
kecukupan gizi agar mencapai berat badan sesuai umur.

b. Ketentuan Pemberian :
1. MT diberikan pada balita 6-59 bulan dengan kategori kurus yang memiliki status
gizi berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dibawah -2 Sd
2. Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biskuit (40 gram)
3. Usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari
4. Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari
5. Pemantauan pertambahan berat badan dilakukan tiap bulan di Posyandu
6. Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT pemulihan pada Balita
dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang
7. Dilakukan pemantauan tiap bulan untuk mempertahankan status gizi baik
8. Biskuit dapat langsung dikonsumsi atau terlebih dahulu ditambah air matang dalam
mangkok bersih sehingga dapat dikonsumsi dengan menggunakan sendok
9. Setiap pemberian MT harus dihabiskan

B. Makanan Tambahan Ibu Hamil KEK

a. Prinsip Dasar Pemberian


Pemberian makanan tambahan dilakukan untuk memenuhi kecukupan gizi ibu hamil.

b. Ketentuan Pemberian :
1. MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang memiliki ukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm
2. Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan Antenatal Care (ANC)
3. Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis (60 gram)
4. Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga ibu hamil tidak lagi
berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai dengan pemeriksaan
Lingkar Lengan Atas (LiLA)
5. Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari hingga ibu hamil tidak
lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai dengan pemeriksaan
Lingkar Lengan Atas (LiLA)
6. Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan berat badan ibu hamil.
Apabila berat badan sudah sesuai standar kenaikan berat badan selanjutnya
mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang.
BAB IV

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

A. Pemantauan

Pemantauan merupakan komponen penting dalam pengelolaan MT yang mencakup


pemantauan dalam pelaksanaan penyimpanan di gudang dan distribusi MT sampai kepada
sasaran.

Kegiatan pemantauan dan evaluasi pemberian makanan tambahan dapat dilakukan


melalui dua cara yaitu pemantauan langsung dengan menggunakan formulir pemantauan
dan melalui penggunaan aplikasi ePPGBM (elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis
Masyarakat).

1. Pemantauan Distribusi

Dalam kegiatan pemantauan distribusi meliputi pemantauan sebagai berikut :

• Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Provinsi


• Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Kabupaten/Kota
• Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Puskesmas
• Pemantauan pemanfaatan MT
• Pemantauan pemanfaatan MT Ibu Hamil
• Pemantauan pemanfaatan MT Anak Sekolah
• Laporan pelaksanaan pemantauan pengelolaan MT

a. Pemantauan Penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Provinsi


Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Pusat dan Provinsi dengan melakukan
pengamatan terhadap:
• Kondisi fisik gudang meliputi : kapasitas gudang, ventilasi, kelembaban,
kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak
• Cara penyimpanan meliputi : penggunaan palet, tata letak, bebas binatang
pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan non-pangan lainnya
• Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk, keluar, sisa dan
jumlah MT yang rusak
• Rencana pendistribusian MT dari Provinsi ke Puskesmas/Dinkes
Kabupaten/Kota (alokasi rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke
Puskesmas/Dinkes Kabupaten/Kota)
• Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak)
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 1 (Formulir
Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di Tingkat Provinsi)

2
1
Pemantauan Penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat
Kabupaten/Kota
Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan
melakukan pengamatan terhadap:
• Kondisi fisik gudang meliputi: kapasitas gudang, ventilasi, kelembaban,
kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak.
• Cara penyimpanan meliputi: penggunaan palet, tata letak, bebas binatang
pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan non-pangan lainnya.
• Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk, keluar, sisa
dan jumlah MT yang rusak.
• Rencana pendistribusian MT dari Provinsi ke Puskesmas (alokasi rencana
pendistribusian dan pemberitahuan ke Puskesmas).
• Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak).
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 2 (Formulir
Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di Tingkat Kabupaten/Kota)

c. Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di tingkat Puskesmas

Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Kabupaten/Kota dan


Puskesmas, dengan melakukan pengamatan terhadap:
• Kondisi fisik gudang meliputi: kapasitas gedung, ventilasi, kelembaban,
kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak
• Cara penyimpanan meliputi: penggunaan palet, tata letak, bebas binatang
pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan non-pangan lainnya
• Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk, keluar, sisa
dan jumlah MT yang rusak
• Rencana pendistribusian MT dari Puskesmas ke sasaran (alokasi rencana
pendistribusian dan pemberitahuan ke BDD/petugas yang ditunjuk/kader)
• Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak) Dalam
melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 3 (Formulir
Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di Tingkat Puskesmas)

d. Pemantauan Pemanfaatan MT di tingkat Sasaran


Pemantauan dilaksanakan oleh BDD/petugas yang ditunjuk/kader, dengan
melakukan pengamatan terhadap:
• Cara penyimpanan (wadah, letak)
• Cara penyajian (besar porsi, daya terima)
• Persediaan MT

2
2
• Keluhan sasaran terhadap MT
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 4 dan 5 (Formulir
Pemantauan Pemanfaatan MT Balita dan Ibu Hamil)

2. Laporan Pemantauan Distribusi MT

• Laporan hasil pemantauan distribusi MT yang mencakup data kualitatif dan kuantitatif
dilakukan pada di setiap jenjang.
• Distribusi MT (stok opname) dari tingkat Pusat sampai Puskesmas direkam dalam
aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) pada menu
Distribusi MT. Aplikasi ini juga dapat menghasilkan format BAST untuk keperluan
administrasi.
• Formulir bantu manual stock opname seperti pada lampiran 9-11
• Formulir BAST seperti pada lampiran 13

3. Pemantauan Konsumsi

Pencatatan dan pelaporan konsumsi MT juga dilakukan dalam bentuk elektronik melalui
aplikasi e-PPGBM yang merupakan bagian dari sistem informasi gizi terpadu untuk
mencatat data sasaran individu baik data penimbangan, pengukuran maupun pelayanan
lainnya dan dapat diakses melalui http: //sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id. Aplikasi ini
dapat memberikan umpan balik secara langsung berdasarkan status gizi sasaran. Menu entri
Konsumsi MT, berguna untuk merekam jumlah dan jenis MT yang diterima serta
menyajikan informasi berupa grafik perubahan berat badan.

Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:


a. Puskesmas
- Puskesmas memberikan MT kepada balita kurus dan ibu hamil KEK kemudian
dicatat ke dalam formulir pencatatan bantu di Puskesmas seperti pada lampiran 12.
- Hasil pencatatan pada formulir bantu kemudian di entri kedalam aplikasi ePPGBM
agar dapat diamati perubahan pertumbuhan berat badan dan status gizinya
b. Kabupaten/Kota dan Provinsi
- Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh puskesmas
ke dalam aplikasi ePPGBM dapat amati dan dianalisis oleh kabupaten/kota secara
online melalui menu konsumsi PMT
- Umpan balik dapat dilakukan setiap saat
c. Provinsi
- Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh puskesmas
ke dalam aplikasi ePPGBM dapat amati dan dianalisis oleh provinsi online melalui
menu konsumsi PMT
- Umpan balik dapat dilakukan setiap saat secara berjenjang

2
3
d. Pusat
- Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh puskesmas
ke dalam aplikasi ePPGBM dapat amati dan dianalisis oleh pusat online melalui menu
konsumsi PMT
- Umpan balik dapat dilakukan setiap saat secara berjenjang

B. Evaluasi

Kegiatan evaluasi bertujuan untuk menilai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai
tujuan yang diharapkan dan mengkaji masalah-masalah yang ada untuk perbaikan program
selanjutnya. Evaluasi yang perlu dilakukan mencakup aspek kegiatan maupun hasil kegiatan
untuk dapat menjawab apakah kegiatan pemberian MT telah berjalan dengan baik dan dapat
meningkatkan status gizi sasaran sesuai yang diharapkan.

Kegiatan dilaksanakan secara berjenjang dengan mempertimbangkan ketersediaan


sumberdaya yang ada di masing-masing tingkat administrasi. Hasil dari kegiatan evaluasi ini
sebagai bahan perencanaan kegiatan pada pelaksanaan pemberian makanan tambahan pada
tahun berikutnya.
BAB V

PENUTUP

Pemberian makanan tambahan kepada kelompok rawan gizi pada dasarnya bertujuan
untuk meningkatkan asupan gizi yang pada akhirnya dapat meningkatkan status gizi
sasaran. Peran serta semua pihak sangat diharapkan dalam mendukung keberhasilan
kegiatan pemberian MT kepada sasaran.

Dalam kegiatan pemberian makanan tambahan disertai dengan kegiatan konseling dan
pendidikan gizi masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya gizi bagi
kesehatan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan masalah gizi yang terjadi di masyarakat sebagai bagian dari pembangunan
sumberdaya manusia.

Buku petunjuk teknis ini dapat menjadi panduan bagi petugas kesehatan maupun pihak
terkait lainnya dalam melaksanakan kegiatan pemberian makanan tambahan agar mencapai
tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien.
Lampiran 4

FORMULIR PEMANTAUAN PEMANFAATAN MAKANAN TAMBAHAN BALITA

Provinsi : Nama Ibu :


Kabupaten/Kota : Nama Anak :
Kecamatan : Umur Anak : …….. bln
Puskesmas :
Desa :
Posyandu :

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah anak ibu mendapat PMT Jelas
2. Jenis PMT apa yang anak ibu terima Jelas

3. Sejak kapan anak ibu menerima PMT Jelas

4. Berapa jumlah PMT yang diterima Jelas

5. Dimana tempat penyimpanan PMT (wadah, letak) Amati tempat penyimpanan


dan bagaimana cara penyimpanannya? dan cara penyimpanan
6. Siapa saja yang mengonsumsi PMT Jelas
7. Apakah ibu pernah mendapat penjelasan cara Sebutkan dari mana ibu
penyiapan PMT mendapatkan penjelasan
8. Bagaimana ibu menyiapkan PMT Ibu mempraktekkan cara
menyiapkan PMT,
bagaimana besar porsinya
9. Berapa kali PMT diberikan dalam satu hari Sebutkan
10. Apakah anak ibu suka PMT yang diberikan ? DInilai dari habis atau tidak
habis dimakan
11. Bagaimana kesehatan anak ibu setelah Menurut pendapat Ibu dan
mengonsumsi PMT? lihat KMS jika ada atau
catatan lainnya
12. Apakah BB anak ibu bertambah setelah Menurut pendapat Ibu dan
mengonsumsi PMT? lihat KMS jika ada atau
catatan lainnya
13. Apakah ada keluhan anak pada saat dan setelah Informasi diperoleh dari
mengonsumsi PMT? pendapat ibu misalnya:
Kalau ada keluhan, apa keluhannya? muntah, diare, sembelit, dll.
Bagaimana cara mengatasinya?

Petugas Pemantau:

BDD/Kader Puskesmas

………………………………. ………………………………..

32
Lampiran
5

FORMULIR PEMANTAUAN PEMANFAATAN MAKANAN TAMBAHAN IBU HAMIL

Provinsi : Nama Ibu :


Kabupaten/Kota : Nama Suami :
Kecamatan : Umur Ibu : …….. thn
Puskesmas :
Desa :
Posyandu :

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah ibu mendapat PMT Jelas
2. Jenis PMT apa yang ibu terima Jelas

3. Sejak kapan ibu menerima PMT Jelas

4. Berapa jumlah PMT yang ibu diterima Jelas

5. Dimana tempat penyimpanan PMT (wadah, letak) Amati tempat penyimpanan


dan bagaimana cara penyimpanannya? dan cara penyimpanan
6. Siapa saja yang mengonsumsi PMT Jelas
7. Apakah ibu pernah mendapat penjelasan cara Sebutkan dari mana ibu
penyiapan PMT mendapatkan penjelasan
8. Bagaimana ibu menyiapkan PMT Ibu mempraktekkan cara
menyiapkan PMT,
bagaimana besar porsi
9. Berapa kali ibu mengonsumsi PMT satu hari Sebutkan
10. Apakah ibu menyukai PMT yang diterima? DInilai dari habis atau tidak
habis dimakan
11. Bagaimana kesehatan ibu setelah mengonsumsi Menurut pendapat atau
PMT? catatan lainnya
12. Apakah BB Ibu bertambah setelah mengonsumsi Menurut pendapat Ibu dan
PMT? lihat KMS jika ada atau
catatan lainnya
13. Apakah ada keluhan ibu pada saat dan setelah Informasi diperoleh dari
mengonsumsi PMT? pendapat ibu misalnya:
Kalau ada keluhan, apa keluhannya? muntah, diare, sembelit, dll.
Bagaimana cara mengatasinya?

Petugas Pemantau:

BDD/Kader Puskesmas

………………………………. ……………………………….
3
3

 

20
19

Anda mungkin juga menyukai